Puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunianyalah
kami dapat menyelesaikan Makalah kami dengan pokok bahasan “Konsep pengelolaan
sampah”
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak- pihak yang telah banyak
membantu dalam usaha penyelesaian makalah ini.Saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Kelompok 4
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
3.1. Kesimpulan............................................................................................................16
3.2. Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
BAB I PENDAHULUAN
Makin padat penduduk suatu pemukiman atau kota dengan segala aktivitasnya,
permasalahan sampah semakin perlu untuk dikelola secara profesional. Untuk dapat
mengelola sampah pemukiman atau kota yang sampahnya semakin banyak dengan
masalah yang kompleks.
1. Pengelolaan Setempat
Pengelolaan setempat adalah penanganan yang dilaksanakan sendiri oleh penghasil
sampah dengan menanam dalam galian tanah pekarangannya atau dengan cara lain
yang masih dapat dibenarkan. Hal ini dimungkinkan bila daya dukung lingkungan
masih cukup tinggi, misalnya tersedianya lahan dan lain-lain.
2. Pengelolaan Terpusat
Pengelolaan persampahan secara terpusat, khususnya dalam teknis operasional, adalah
suatu proses atau kegiatan penanganan sampah yang terkoordinasi untuk melayani
suatu permukiman atau kota. Pengelolaan sampah terpusat mempunyai kompleksitas
yang besar karena mencakup berbagai aspek yang terkait. Aspek-aspek tersebut
dikelompokan dalam 5 aspek utama, yakni aspek institusi, hukum, teknis operasional,
pembiayaan dan retribusi, serta aspek peran serta masyarakat
2.2. Tahap Pewadahan
Tahap Pewadahan Sampah Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung
sampah sementara yang dilakukan oleh penghasil sampah (sumber sampah) dengan
menggunakan tempat sampah yang besarnya disesuaikan dengan tingkat volume sampah
yang dihasilkan masing-masing sumber sampah. Pola pewadahan sampah dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pola individual langsung (door to door) adalah kegiatan pengambilan sampah dari
rumah-rumah/sumber sampah dan diangkut langsung ke tempat pemrosesan akhir
tanpa melalui kegiatan pemindahan, dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Kondisi topografi bergelombang (> 15-40%), hanya alat pengumpul mesin yang
dapat beroperasi.
b. Kondisi jalan yang cukup lebar dan tidak mengganggu pemakai jalan lainnya.
c. Kondisi dan jumlah alat memadai.
d. Jumlah timbulan sampah > 0,3 m3 /hari.
e. Bagi penghuni yang beroperasi di jalan protokol.
2. Pola individual tidak langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari masing-
masing sumber sampah dibawa ke lokasi pemindahan untuk kemudian diangkut ke
tempat pemrosesan akhir, dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Bagi daerah yang partisipasi masyarakatnya pasif, lahan untuk lokasi pemindahan
tersedia. 18
b. Bagi kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 5%) dapat menggunakan alat
pengumpul non-mesin (gerobak, becak).
c. Alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung.
d. Kondisi lebar gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan
lainnya.
e. Harus ada organisasi pengumpulan sampah.
3. Pola komunal langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari masing- masing
titik komunal dan diangkut ke lokasi pemrosesan akhir, dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Bila alat angkut terbatas.
b. Bila kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah.
c. Alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah individual (kondisi
daerah berbukit, gang/jalan sempit).
d. Peran serta masyarakat tinggi.
e. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan lokasi yang mudah
dijangkau oleh alat pengangkut (truk).
f. Untuk pemukiman tidak teratur.
4. Pola komunal tidak langsung adalah kegiatan pengambilan sampah dari masing-
masing titik pewadahan komunal ke lokasi pemindahan untuk diangkut selanjutnya ke
tempat pemrosesan akhir, dengan persyaratansebagai berikut:
a. Peran serta masyarakat tinggi.
b. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia.
c. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan lokasi yang mudah
dijangkau oleh alat pengumpul.
d. Tempat dengan kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 5%) dapat menggunakan
alat pengumpul non-mesin (gerobak, becak), bagi kondisi topografi > 5% dapat
menggunakan cara lain seperti pikulan, kontainer kecil beroda dan karung.
e. Kondisi/lebar gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan
lainnya.
f. Harus ada organisasi pengumpulan sampah.
5. Pola penyapuan jalan adalah kegiatan pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan,
khususnya untuk jalan protokol, lapangan parkir. lapangan rumput dan Iain-lain. Hasil
penyapuan diangkut ke lokasi pemindahan untuk kemudian diangkut ke TPA,
penanganan dilakukan berbeda untuk setiap daerah sesuai fungsi daerah yang
dilayani.
2.4. Tahap Pengangkutan
Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi pemindahan
atau langsung dari sumber sampah menuju tempat pemrosesan akhir. Pola pengangkutan
sampah menurut Badan Standarisasi Nasional nomor 19-2454- 2002 dibedakan menjadi:
c. Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 3 dapat dilihat pada
Gambar 2.10.
Kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kosong menuju ke lokasi
kontainer A.
Kontainer isi (A) diganti/diambil dan langsung membawanya ke TPA.
Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju ke lokasi
kontainer B.
Kontainer isi (B) diganti/diambil dan langsung dibawa ke TPA.
Demikian seterusnya sampai pada rit terakhir dan kendaraan kembali ke pool.
d. Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer tetap biasanya untuk
kontainer kecil serta alat angkut berupa truk pemadat atau dump truk atau truk
biasa. Dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan ke dalam
truk compactor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong.
Kendaraan menuju ke kontainer berikutnya sehingga truk penuh, untuk
kemudian langsung. ke TPA.
Demikian seterusnya sampai pada rit terakhir.
1.
3.1. Kesimpulan
Pengelolaan sampah dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan serta memulihkan sumber daya alam.
Pengelolaan sampah pada dasarnya ingin menangani atau mengubah sampah menjadi
barang yang memiliki nilai ekonomis dan kemanfaatan serta mengubahnya menjadi
material yang tidak membahayakan lingkungan hidup.
3.2. Saran
Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah antara lain :
a. Mampu mencegah terjadinya penyakit;
b. Konservasi sumber daya alam;
c. Mencegah gangguan estetika;
d. Memberi insentif untuk daur ulang atau pemanfaatan kembali;
e. Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-18-2008-pengelolaan-sampah
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/4800f90355c12e0791918170f1edda11.pdf