Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERENCANAAN PROGRAM

PROMOSI KESEHATAN PENGOLAHAN SAMPAH

DOSEN PENGAMPUH :

DINO SUMARYONO, SKM. ,MPH

DI SUSUN OLEH:

WIKE AFRILIA NINGSIH

JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

POLTEKES KEMENKES BENGKULU

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan
Sampah” tepat pada waktunya.
Dalam proses penyusunan makalah ini saya mengalami beberapa hambatan. Namun
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan dapat membantu
proses pembelajaran serta menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan, dukungan, serta doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan dapat
mengetahui tentang Sampah. Makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna, untuk itu saya
mengharap kritik serta saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. iv
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... v
A. Sampah............................................................................................. 3
B. Penyebab sampah............................................................................. 4
C. Pemanfaat sampah............................................................................ 4
D. Timbulan sampah, dan jenis sampah………................................... 5
E. Penyelesaian masalah Sampah Melalui Program Perencanaan
Promosi Kesehatan………………………………………............... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................. xi
A. Kesimpulan......................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sampah adalah
sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat
berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang
dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan. Meningkatnya daya beli
masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya
usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan
kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan (Nuraini
Anggi, 2018).
Permasalahan dalam pengelolaan sampah yang sering terjadi antara lain perilaku dan pola
hidup masyarakat masih cenderung mengarah pada peningkatan laju timbulan sampah
yang sangat membebani pengelola kebersihan, keterbatasan sumber daya, anggaran,
kendaraan personil sehingga pengelola kebersihan belum mampu melayani seluruh
sampah yang dihasilkan. Sampah dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius
bila tidak ditangani dengan tepat, karena dapat merusak keseimbangan lingkungan dan
mencemari ekosistem tanah, air, dan udara (Wibowo, 2011).
Pelayanan pengelolaan sampah adalah pelayanan publik dengan bertujuan untuk
melayani masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dalam pelayanan pengelolaan sampah
sangat dibutuhkan kinerja atau performance yang baik sehingga pengelolaan sampah
dapat berjalan efektif dan efisien serta dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.
Namun demikian, seringkali terjadi penanganan sampah menjadi tidak efektif akibat
keterbatasan Pemerintah baik dalam pembiayaan, jumlah personil maupun sarana
prasarana yang tersedia.
Demi mewujudkan lingkungan yang bersih perlu penanganan persampahan mulai
dari penyapuan dan pengumpulan sampah, pengangkutan sampah dari Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kemudian sampah
yang telah diangkut ke TPA tidak hanya dibuang dan didiamkan begitu saja melainkan
harus dikelola sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sampah ?
2. Apa penyebab sampah ?
3. Bagaimana cara pemanfatan sampah ?
4. Berapa besar timbulan sampah, dan jenis sampah yang dihasilkan ?
5. Bagaimana Penyelesaian masalah Sampah Melalui Program Perencanaan Promosi
Kesehatan
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu sampah
2. Mengetahui Apa penyebab sampah
3. Mengetahui pemanfaatan sampah
4. Mengetahui timbulan sampah,dan jenis sampah yang dihasilkan
5. Mengetahui Penyelesaian masalah Sampah Melalui Program Perencanaan Promosi
Kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sampah
Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan manusia bersifat padat
(Azwar,1996).
Sedangkan Granier (1991) mendefinisikan sampah adalah barang buangan
padatan yang dianggap tidak diperlukan lagi, selanjutnya sampah merupakan sisa-sisa
bahan yang telah lama mengalami perlakuan baik yang telah diambil bagian utamanya,
telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat, dari segi lingkungan dapat
menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam (Hadiwiyoto,1983).
Menurut Undang –Undang nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Persampahan mendefinisikan sampah adalah sisa kegiatan sehari –hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat, dengan demikian sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia yang berasal dari sesuatu yang tidak terpakai yang berupa padatan yang
telah lama mengalami perlakuan dan telah diambil bagian utamannya serta telah
mengalami pengolahan dan sudah tidak bermanfaat. Sampah yang saat ini dikelola oleh
pemerintah terdiri atas sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan
sampah spesifik. Sedangkan menurut jenis dan sumbernya Widyatmoko dan Sintorini
(2002) mengelompokkan sampah atas: ( 1) sampah rumah tangga yaitu sampah yang
berasal dari kegiatan rumah tangga (2) sampah komersial, yaitu sampah yang berasal dari
kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan,
bengkel, kios, dan sebagainya ( 3) sampah bangunan, yaitu sampah yang berasal dari
kegiatan pembangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan ( 4)
sampah fasilitas umum, yaitu sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan
jalan, trotoar, taman, lapangan, tempat rekreasi, dan fasilitas umum lainnya.
Berdasarkan sifatnya sampah dibedakan atas sampah organik dan anorganik.
Sampah organik meliputi sampah hasil dari bahan-bahan organik yangberasal dari rumah
tangga maupun sampah yang berasal dari lingkungan sekitar. Sampah organik cenderung
mudah terurai hal ini terjadi berkat bantuan mikroorganisme. Sedangkan sampah
anorganik merupakan sampah yang berasal dari produksi buatan manusia yang cendrung
sulit terurai oleh mikroorganisme karena memiliki rantai karbon yang panjang dan
kompleks, contoh sampah anorganik seperti kaca, plastik, kaleng, botol minuman dst.
Komposisi dan jumlah sampah akan bervariasi pada waktu dan tempat yang berbeda.
Sedangkan (Said, 1987) menyatakan masalah pengolahan sampah ternyata tidak
mudah, karena melibatkan banyak pihak, memerlukan teknologi, memerlukan dana yang
cukup besar dan membutuhkan keinginan yang kuat untuk melaksanakannya.
Pengelolaan sampah menurut Slamet (2000) dapat dilakukan baik dalam skala besar
maupun skala kecil serta harus mencapai tujun yang diharapakan, salah satunya
lingkungan dan masyarakat yang sehat, sehingga faktor utama yang harus diperhatikan
adalah peran serta masyarakat.
B. Penyebab sampah
Sebagian sampah akan hancur dan sebagian lagi tidak mudah hancur. Sebuah
keluarga yang memasukan sampah-sampah plastik kedalamnya membuat tanah menjadi
tercemar (terpolusi). Sampah dapat membawa dampak yang sangat buruk bagi kesehatan
masyarakat apabila tidak dapat ditanggulangi. Jika sampah tersebut dibuang sembarangan
atau ditumpuk tanpa adanya pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai
macam masalah kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sebagian dari kita pun
tidak menyadari bahwa setiap hari terjadi penumpukan sampah baik sampah yang
organik maupun sampah yang anorganik. Perlu diketahui bahwa banyak penyebab yang
diakibatkan dari manusia dalam membuang sampah secara sembarangan.
- Didalam pikiran sbagian masyarakat pada umumnya menganggap bahwa
membuang sampah sembarangan ini bukanlah hal yang salah dan wajar untuk
dilakukan
- Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk dilakukan.
Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika tersedianya banyak
tempat sampah.
- Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya tempat yang asal
mulanya terdapat banyak sampah, bisa mmbuat orang yakin bahwa membuang
sampah sembarangan diperbolehkan ditempat tersebut. Jadi, warga sekitar tanpa
ragu untuk membuang sampahnya ditempat tersebut
1. Tanda dan Gejala penyakit Infeksi kulit
Infeksi kulit disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Beberapa jenis
infeksi kulit berdasarkan penyebabnya adalah:
- Infeksi kulit akibat bakteri, seperti bisul dan kusta
- Infeksi kulit akibat virus, seperti cacar dan kutil
- Infeksi kulit akibat jamur, seperti panu dan kurap
- Infeksi kulit akibat parasit, seperti kudis (skabies) dan kutu rambut

Tanda dan gejala yang muncul pada infeksi kulit tergantung pada jenisnya.
Namun, pada umumnya, penderita infeksi kulit mengalami luka atau ruam di kulit yang
dapat disertai gatal atau nyeri.

2. Jenis-jenis penyakit infeksi kulit


- Infeksi bakteri di kulit sering disebabkan oleh Streptococcus beta
hemolyticus, Staphylococcus aureus, serta bakteri jenis mycobacterium
seperti Mycobacterium tuberculosis (menyebabkan penyakit TBC kulit),
dan Mycobacterium leprae (menyebabkan penyakit kusta). Bakteri umumnya
menyebabkan infeksi kulit karena adanya luka terbuka di kulit yang menjadi jalan
masuk bakteri.
- Infeksi virus di kulit bisa disebabkan oleh virus Varicella (menyebabkan cacar air
dan herpes zoster), Poxvirus (menyebabkan penyakit Moluskum kontagiosum),
virus Measles (menyebabkan campak), dan virus Coxsakie (menyebabkan hand
foot and mouth disease/ flu Singapura). Virus macam ini sangat mudah menular
dari satu orang ke orang lain. Itu sebabnya, infeksi virus di kulit umumnya
dialami oleh seseorang yang mengalami kontak dengan penderita infeksi virus
tersebut sebelumnya.
- Infeksi jamur di kulit dapat disebabkan oleh Malasezzia furfur (menyebabkan
panu), jamur Dermatofita, serta Candida (ragi). Seseorang lebih rentan
mengalami infeksi jamur bila sering berkeringat, atau menggunakan sepatu dan
pakaian yang tidak mudah menyerap keringat.
- Infeksi parasit juga dapat terjadi di kulit. Parasit yang menginfeksi kulit, antara
lain adalah Sarcoptes scabiei (menyebabkan scabies), cacing tambang, Pediculus
humanus capitis (atau sering disebut kutu), dan sebagainya. Infeksi parasit di kulit
sering terjadi pada kumpulan anak-anak yang hidup bersama (misalnya di
asrama), dan pada lingkungan yang tingkat higienitasnya rendah.
3. Pencegahan penyakit Infeksi kulit
Agar terhindar dari infeksi kulit, menjaga kesehatan kulit menjadi langkah yang
sangat penting. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, seperti:
- Segera ganti pakaian, kaus kaki, atau sepatu yang berkeringat agar terhindar dari
infeksi jamur.
- Bila ada luka terbuka di kulit, lindungi daerah yang luka dengan kasa bersih agar
bakteri tidak berkembang biak di luka tersebut.
- Hindari saling bergantian pisau cukur, handuk, atau sisir.
- Gunakan sabun yang lembut dan memiliki pH netral untuk mandi.
- Pertahankan rutinitas standar menjaga kebersihan kulit setiap hari, seperti mandi,
cuci rambut, cuci tangan dan kaki, berganti baju kotor dengan baju bersih ketika
berada di rumah, dan langkah-langkah kebersihan lainnya.
4. Pengobatan penyakit Infeksi kulit
Pengobatan infeksi kulit juga tergantung pada penyebab infeksi. Infeksi kulit
akibat virus umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga
beberapa minggu. Infeksi ini tidak memerlukan pengobatan khusus. Biasanya dianjurkan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar serangan virus segera berlalu.
Infeksi kulit akibat bakteri umumnya membutuhkan pengobatan dengan antibiotik. Obat
antibiotik dapat diberikan dengan cara dioleskan atau dengan cara diminum/ oral.
Pemilihan jenis antibiotik dan cara penggunaannya perlu petunjuk lebih lanjut oleh
dokter dan tak boleh dilakukan secara sembarangan.
Pada infeksi kulit karena jamur, bila infeksinya ringan dan tidak terlalu luas,
pengobatan dapat menggunakan krim atau salep antijamur yang dijual terbatas di apotek.
Namun bila infeksinya luas atau berat, maka kemungkinan penderitanya perlu
mengonsumsi pil/ tablet obat antijamur sesuai resep dokter. Pengobatan infeksi jamur di
kulit biasanya membutuhkan waktu pulih lebih lama, yaitu setidaknya 2–3 minggu.
Bila terjadi infeksi akibat parasit di kulit, pengobatan antiparasit juga harus sesuai
petunjuk dan resep dokter. Selain itu, untuk dapat menghilangkan infeksi parasit hingga
tuntas, mereka yang serumah dengan penderita harus ikut diobati. Selain pengobatan
tersebut, untuk meredakan gejala gatal akibat infeksi kulit, penderita infeksi kulit dapat
mengonsumsi obat antihistamin, seperti klorfeniramin maleat dan cetirizine.

C. Pemanfaatan Sampah
Sampah sebelum dibuang ke TPA dapat diolah terlebih dahulu dengan
menggunakan teknologi. Beberapa teknologi pengolahan sampah yang dapat diterapkan
antara lain,Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan pengomposan
(komposting). Tempat Pemprosesan Akhir adalah tempat untuk memproses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan
(UU Nomor 18 Tahun 2008). terdapat 2 teknik dalam pengelolaan TPA yakni Controlled
landfill dan Sanitary landfill. Metode pembakaran merupakan teknologi pengolahan yang
berbeda dengan daur ulang dan pengomposan yang hanya bisa dilakukan untuk sampah
anorganik atau organik , incinerasi dapat dilakukan pada kedua jenis sampah tersebut,
kecuali anorganik yang bersifat logam dan kaca (Surjandri., dkk., 2009) dan skenario
pengolahan sampah pada kondisi normal dan baru. Permukiman sebagai sistem yang
didalamnya terdapat masyarakat memerlukan metode pengelolaan sampah yang
meningkatkan kualitas lingkungan, dengan skenario yang mudah dijalankan dan
terjangkau. Teknologi yang dapat diterapkan di permukiman harus memiliki kriteria yang
terdapat dalam SNI 3242: 24 2008 di antaranya pengomposan dan recycle. Recycle
( Daur ulang ) untuk skala permukiman dapat dilakukan langsung di sumber timbulan
sedangkan untuk pengomposan selain dapat dilakukan di sumber timbulan juga dapat
dilakukan pengomposan di Tempat Pengolahan Sampah 3R dan Tempat Penampungan
Sampah Terpadu (TPST).

D. Timbulan Sampah dan Jenis Sampah


- Timbulan
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam
satuan volume sampah atau berat sampah per kapita per hari (SNI 19-2452-2002).
Timbulan sampah bisa dinyatakan dengan satuan volume (L/o/hari, L/m2/hari,
L/bed/hari) atau satuan berat (Kg/o/hari, Kg/m2/hari, Kg/bed/hari). Namun lebih baik
menggunakan satuan berat karena ketelitiannya lebih tinggi. Besaran timbulan sampah
ditentukan berdasarkan klasifikasi kota yaitu untuk kota sedang volume sampah yang
dihasilkan berkisar antara 2 - 2,5 L/org/hari dengan berat 0,4 - 0,5 kg/org/hari. Untuk
kota kecil volume sampah yang dihasilkan berkisar 1,5 – 2 L/org/hari dengan berat 0,3 -
0,4 kg/org/hari (SNI 19 – 3964 - 1994).
Menurut Hartono (1993), jumlah dan komposisi sampah yang dihasilkan suatu
kota ditentukan oleh beberapa faktor yaitu jumlah penduduk dan tingkat
pertumbuhannya, tingkat pendapatan dan pola 10 konsumen, pola penyediaan kebutuhan
hidup penduduknya dan iklim dan musim yang terkait.
- Jenis sampah

Jenis dan sumber sampah menurut Widyatmoko (2002:2), dapat dikelompokan menjadi :

1. Sampah rumah tangga, terdiri dari:


a) Sampah basah yaitu sampah yang terdiri bahan-bahan organik yang mudah
membusuk yang sebagaian besar adalah sisa makanan, potongan hewan, sayuran
dan lain-lain.
b) Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam seperti besi, kaleng bekas
dan sampah kering yang non logam misalnya kertas, kayu, kaca, keramik,
batubatuan dan sisa kain.
c) Sampah lembut, misalnya sampah debu yang berasal dari penyapuan lantai,
penggergajian kayu dan abu dari sisa pembakaran kayu.
d) Sampah besar yaitu sampah yang terdiri dari buangan ruamah tangga yang besar-
besar seperti meja, kursi dan lain-lain.
2. Sampah komersial, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti
pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan dan lain-lain.
3. Sampah bangunan, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan
termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu,
batubata dan sebagainya.
4. Sampah Fasilitas umum, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pembersihan
dan penyapuan jalan, trotoar, taman, lapangan, tempat rekreasi dan fasilitas umum
lainnya.

E. Penyelesaian masalah Sampah Melalui Program Perencanaan Promosi


Kesehatan
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan atau edukasi mengenai kesehatan akan dilakukan
kepada masyarakat terutama untuk mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
Sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Dengan adanya
penyuluhan atau edukasi ini bisa dilakukan pencegahan penyakit yang timbul
karena adanya penumpukan sampah.
2. Kebijakan Regulasi dan Organisasi
Dalam kasus ini diperlukannya kebijakan dari Pemerintah daerah agar
masyarakat tidak menganggap spele masalah pengelolaan sampah, dan
membuang sampah sembarangan. Sehingga membuat lingkungan menjadi bersih
dan sehat.
Adapun faktor-faktor lain yang dapat di ketahui :
1. Faktor Predisposisi
Dimana pada faktor ini kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
tentang pentingnya menjaga kebersihan Sampah yang dapat membuat lingkungan
menjadi kotor. Maka itu perlu diadakannya sosialisasi tentang Pengelolaan
sampah di masyarakat,supaya masyarakat bisa mengubah perilaku kesehatan dan
terhindar dari penyakit.
2. Faktor Pemungkin
Pada faktor ini masyarakat tidak memahami bagaimana penting nya
menjaga kebersihan lingkungan,serta kurangnya edukasi dari Pemerintah daerah
tentang pengelolaan sampah. Maka dari itu di butuhkan nya fasilitas sarana dan
prasarana yang memadai. Sehingga masyarakat mampu menjaga kebersihan.
3. Faktor Penguat
Pada faktor ini setelah adanya informasi mengenai pengelolaan sampah di
harapkan masyarakat tidak membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan
tampak indah dan bersih.
4. Kesehatan
Kesehatan masyarakat akan tercapai jika masyarakat mengubah perilaku
kesehatannya dan ketersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang di butuhkan
masyarakat.
5. Kualitas Hidup
Dapat disimpulkan dengan melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat,maka akan terhindar dari penyakit. dengan begitu akan beriringan dengan
peningkatan kualitas hidup dengan lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat
atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat
terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
Permasalahan dalam pengelolaan sampah yang sering terjadi antara lain perilaku dan pola
hidup masyarakat masih cenderung mengarah pada peningkatan laju timbulan sampah yang
sangat membebani pengelola kebersihan, keterbatasan sumber daya, anggaran, kendaraan
personil sehingga pengelola kebersihan belum mampu melayani seluruh sampah yang
dihasilkan.
B. Saran
Perlunya pengembangan bank sampah pada wacana edukasi dan sosialisasi mengenai
sampah berdasarkan pemahaman masyarakat yang dapat memunculkan agen-agen yang
memiliki motivasi dan komitmen dalam mengatur strategi yang inovatif untuk pengembangan
bank sampah berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/48393/2/BAB_1-3.pdf
http://eprints.ums.ac.id/82835/3/BAB%20I.pdf
https://www.klikdokter.com/penyakit/infeksi-kulit#:~:text=Gejala%20infeksi
%20kulit%20sangat%20bervariasi,warna%20kulit%20menjadi%20lebih
%20gelap.

Anda mungkin juga menyukai