PENGENDALIAN VEKTOR
Masalah Yang Diakibatkan Oleh Pengelolaan Sampah Yang
Tidak Baik
OLEH:
KELOMPOK V
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Pengelolaan Sampah Dan Pengendalian Vektor mengenai Masalah Yang Diakibatkan Oleh
Pengelolaan Sampah Yang Tidak Baik
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing dan
membantu kami dalam memahami semua hal yang terkait dengan Pengelolaan Sampah Dan
Pengendalian Vektor.
Kelompok sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu kelompok mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang sifatnya
membangun. Akhir kata kelompok mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin
Kelompok V
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A Latar belakang.......................................................................... 1
B Tujuan....................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini
masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.
Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di
tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah
yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari
Secara umum orang beranggapan bahwa sampah adalah sesuatu barang atau benda yang
sudah tidak berguna bagi dirinya. Sampah merupakan sesuatu yang kotor, bau, jelek; tidak
berguna lagi sehingga secepatnya harus disingkirkan dan dibuang. Sampah dapat
menimbulkan banyak hal negatif bagi lingkungan hidup. Tidak hanya lingkungan hidup saja,
sampah juga dapat menimbulkan hal negatif bagi manusia. Dampaknya akan mengenai
kesehatan tubuh secara langsung dan tidak langung.
Sampah menjadi hal yang sangat mengganggu di setiap negara karena berkaitan
langsung dengan masalah lingkungan hidup. Negara Indonesia sendiri pada tahun 2012
menghasilkan 625 juta liter sampah di setiap harinya. Tentu angka tersebut bukanlah jumlah
yang sedikit. Dengan bertambahnya penduduk di Indonesia, kita bisa lihat sendiri bagaimana
kelanjutannya. Pemerintah sendiri sudah mengupayakan untuk meminimalisir angka
tersebut. pemerintah mengupayakan untuk membangun beberapa bank sampah sebagai bukti
keikutsertaan pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah yang ada di Indonesia. Namun,
bila dilihat dari banyaknya masyarakat yang masih kurang peduli akan lingkungan hidup,
yang diperlukan dalam masalah ini hanyalah kesadaran diri untuk bisa mengelola sampah
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif nantinya bagi lingkungan, kesehatan, maupun
sosial ekonomi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami masalah yang diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang tidak baik
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui dan memahami pentingnya pengelolaan sampah yang baik
b) Mengetahui dan memahami penyebab sampah sulit dikelola bengan baik
c) Mengetahui dan memahami dampak terhadap lingkungan akibat pengelolaan sampah
yang tidak baik
d) Mengetahui dan memahami dampak terhadap kesehatan akibat pengelolaan sampah
yang tidak baik
e) Mengetahui dan memahami dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi akibat
pengelolaan sampah yang tidak baik
BAB II
ISI
A. Pengertian Sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik
atau pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang
benar. Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa
zat organic atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah
tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai
masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota
besar. Bila sampah tersebut tidak langsung cepat ditangani secara benar, maka kota-kota
besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak
negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dll.
Sudah menjadi kebiasaan bagi manusia (masyarakat) untuk membuang sampah; apalagi
anggota masyarakat telah dibebani untuk membayar retribusi, sehingga dianggap bahwa
sampah adalah urusan pemerintah. Bahkan perilaku membuang sampah menjadi tidak
terkontrol; masih banyak anggota masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan,
tidak pada tempat yang telah disediakan. Tumpukan sampah di pinggir jalan, merupakan
pemandangan yang sudah biasa. Sampah berserakan di jalan-jalan, di kendaraan umum atau
fasilitas-fasilitas umum lainnya merupakan suatu bukti bahwa kesadaran kita (masyarakat)
tentang lingkungan yang bersih masih sangat rendah. Masyarakat yang sadar akan
kesehatanpun, atau masyarakat yang mengerti bahwa sampah merupakan sumber pencemar
dan sumber penyakit; seolah tidak peduli. Setiap orang merasa bahwa kalau hanya dirinya
yang peduli, dan kalau hanya dirinya saja yang membuang sampah pada tempatnya; tidak
akan ada gunanya. Sebagian besar orang berfikiran seperti itu, sehingga sangat jarang yang
terlihat peduli.
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai
barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau
bahan yang berguna lainnya.Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif,
yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga
jumlah sampah dapat dikurangi.penyakit.
Pengelolaan sampah dalam skala kecil terutama oleh masyarakat umumnya dilakukan
dengan pembakaran; sedangkan dalam skala besar dilakukan dengan menetapkan berbagai
tempat pembuangan sampah; baik sementara (TPS) maupun terpadu/akhir (TPA).
Pengelolaan sampah dengan pembakaran dapat menimbulkan efek lanjutan bagi manusia
karena terjadinya pencemaran udara dari asap dan bau; sedangkan dengan sistem tempat
pembuangan sampah memerlukan suatu lokasi terutama untuk TPA (tempat pembuangan
akhir) secara terus menerus. Penentuan dan perpindahan lokasi TPA ini seringkali
menimbulkan masalah dengan masyarakat sekitar karena masyarakat tidak dapat menerima
bahwa lingkungannya menjadi tercemar oleh sampah dan efek lanjutannya.
2. Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik dan kimia
yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat mengganggu kehidupan
dilingkungan sekitarnya.
3. Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan ini
disebabkan karena selama proses peromabakan sampah menjadi senyawa-senyawa
sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara disekitarnya. Karena kekurangan
oksigen dapat menyebankan kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak.
5. Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh lalat atau
seranngga lainya, binatang-binatang seperrti tikus dan anjing.
6. Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang nyaman
untuk dinikmati.
1. Pencemaran udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak
sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman,
perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber
dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga
menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial
menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi
menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat
bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Proses dekomposisi sampah di TPA secara
kontinu akan berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai gas seperti CO,
CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan mengganggu komposisi gas
alamiah di udara, mendorong terjadinya pemanasan global, disamping efek yang
merugikan terhadap kesehatan manusia di sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan
berpotensi menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi
pencemaran berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat
teknis. Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul
akibat penutupan sampah yang tidak dilaksanakan dengan baik.Asap juga seringkali
timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan sampah baik secara sengaja maupun tidak.
Produksi gas metan yang cukup besar dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit
dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.
2. Pencemaran air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan
lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan
menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung
sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di
instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di
sekitarnya.
Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik
berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan
yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga
dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur penduduk yang terletak pada elevasi
yang lebih rendah.
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies
akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian
sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi
dapat meledak.
3. Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong
atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat
mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga
mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan
waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut.
Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap
manusia dan lingkungan sekitarnya.
4. Terjadinya Banjir
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena
volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di
suatu tempat akibat akibat hujan besar dan peluapan air sungai. Sampah yang dibuang
ke dalam got/saluran air yang menyebabakan manpat adalah faktor utama yang belum
disentuh, berton-ton sampah masuk aliran sungai dan memampatkan aliran dan
menyebabkan polusi sampah di muara pantai,sungai dan danau.
Banjir dan sampah, keduanya dipandang oleh sebagian golongan sangat
berhubungan dengan sebab-akibat. Dimana sampah mengakibatkan banjir dan banjir
mengakibatkan sampah. bukan semata masalah perilaku, namun lebih dalam dari itu
adalah masalah kesejahteraan.
Sampah sungai berasal dari sampah rumah tangga dari warga yang bertempat
tinggal dipinggiran sungai, mereka tidak mempunyai tempat pembuangan sampah resmi
yang dikoordinir lingkungannya. Ini berkaitan juga dengan kebiasaan warga/penduduk
yang tidak mempunyai kesadaran artinya polusi, tenggang rasa serta kebiasaan mau
enaknya sendiri. Ini berkaitan budaya masyarakat yang kurang pembinaan tentang
artinya kebersihan lingkungan dan cara mengatasi.
5. Mengganggu Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang
sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat
terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya.
Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat
mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan
menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari
kendaraan pengangkut sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup
yang memadai.
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup
angin atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di dalam area
pengolahan maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi estetika
lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi oleh ceceran sampah baik
akibat pengangkutan yang kurang baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada
lokasi yang sedang dioperasikan.Hal ini menimbulkan pandangan yang tidak
menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi/tinggal berdekatan dengan lokasi
tersebut.
2. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
4. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya
masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah
5. Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal
dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator.
F. Dampak Pengelolaan Sampah Yang Tidak Baik Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi
Dampak yang dapat ditimbulkan sampah terhadap keadaan sosial ekonomi adalah:
a) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran dimana-mana.
b) Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung
(untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk
kerja, rendahnya produktivitas).
d) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase,
dan lain-lain.
e) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan.
Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah
besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka
akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah.
Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan
sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir
(Sicular 1989).
Pengelolaan sampah sebagai bahan pencemar, memang dapat dilakukan dengan
berbagai cara; namun demikian, bila masih memungkinkan, upaya pencegahan jauh lebih
baik dan efektif untuk dilaksanakan. Upaya pencegahan dapat dilakukan, bila kita semua
memahami dampak negatif membuang sampah sembarangan, tidak hanya terhadap
lingkungan tetapi juga terhadap kesehatan manusia.
B. Saran
1. Janganlah membuang sampah sembarangan.Buanglah sampah pada tempatnya.Jagalah
kebersihan sejak dini.Kegiatan menjaga kebersihan ini dapat dimulai dengan
mengangkat sampah yang ada disekitar kita dan membuangnya ke tempat sampah yang
tersedia.Pilihlah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali, hindari seusaha
mungkin dalam pemakaian barang barang sekali pakai. Gunakanlah prinsip 3R yaitu
reduce(mengurangi), reuse(menggunakan kembali), recycle(mendaur ulang).
2. Sebagai generasi muda, kita harus menyadari bahwa sampah itu merupakan ancaman
yang sangat besar untuk masa depan bangsa. Untuk itu, sebagai generasi muda kita
harus menumbuhkan kreasi-kreasi baru dalam memanfaatkan sampah. Dengan ini,
tanpa kita sadari kita telah menyelamatkan masa depan bangsa dari sampah.
3. Jagalah kebersihan dan kesehatan anda, Lakukanlah hal baik dimulai dari hal yang
terkecil walaupun seperti membuang sampah pada tempatnya, hal itu akan membuat
kita hidup nyaman dan bahagia dilingkungan tempat kita tinggal. Mari kita ciptakan
lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah untuk sekarang dan juga untuk masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA
3. Tobing, Imran SL. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia
[Sumber Online]. Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta. Diakses 8 Agustus 2016.
4. http://ramabachdim.blogspot.co.id/2013/09/makalah-biologi-dampak-sampah-bagi.html
5. https://biosbarti.wordpress.com/2013/03/24/masalah-sampah/
6. http://permasalahansampah.blogspot.co.id/
7. http://www.psychologymania.com/2012/09/dampak-sampah-bagi-manusia-dan.html
8. https://jujubandung.wordpress.com/2013/01/06/dampak-negatif-pengelolaan-sampah-
buruk/
LAMPIRAN MOTIVASI
Rahasia Sukses Pengolahan Sampah di Jepang
Junanto Herdiawan
Sebelumnya, saya selalu berpikir bahwa tradisi mengolah sampah di Jepang, dengan memilah
sampah menurut jenisnya, adalah budaya yang sudah lama dilakukan (baca: Mengolah Sampah
di Jepang). Namun ternyata, menurut penjelasan kawan Jepang dan juga petugas di tempat
pembuangan sampah yang saya temui, cara membuang dan mengolah sampah seperti saat ini,
belum lama dilakukan di Jepang.
Sekitar 20 tahun lalu, orang Jepang belum melakukan pemilahan sampah. Di tahun 1960 dan
1970-an, orang Jepang bahkan masih rendah kepeduliannya pada masalah pembuangan dan
pengelolaan sampah.