Disusun Oleh :
Anggota :
1. Elisa 1913351007
2. Sarah Nur Imamah 1913351019
3. Ahmad Ihsyan 1913351039
4. Sipti Wulan Dari 1913351046
5. Anisa Septriana 1913351081
6. Mutiara Ari Taliya 1913351083
7. Asy-Syifa Primadina 1913351090
Dosen Pengampu :
Dr. Sri Indra Trigunarso, SKM, M.Kes
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Mengevaluasi Penyegaran Udara ini dengan baik tanpa kurang
suatu apapun. Makalah ini akan membahas tentang Mengevaluasi Penyegaran Udara seperti yang
telah kami pelajari pada mata kuliah ini.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada Dr. Sri Indra Trigunarso, SKM, M.Kes. selaku
dosen pengampu dalam mata kuliah Penyehatan Udara-B tentang materi ini. Kami selaku penulis
berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat serta menambah wawasan tentang
pengetahuan kita semua.
Kami minta maaf bila ada kesalahan kata dan kalimat dalam penulisan makalah ini yang kurang
berkenan di hati pembaca.
Penulis
2
Daftar isi
Kata pengantar………………...……………………………………………………………………2
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………….4
Bab II Pembahasan…………………………………………………………………………………5
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….13
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………14
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………..15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem tata udara atau penyegaran udara adalah suatu proses untuk mendinginkan udara
sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan ketentuan
terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu (A.Wiranto, 1995).
Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena pada dasarnya manusia yang
mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang cukup tinggi. Sistem tata udara yang
dipelihara dengan tidak baik dapat sewaktu-waktu menumbuhkan dan menyebarkan
mikroorganisme, seperti Legionella pneumophila yang dapat merusak kesehatan manusia.
Sebaliknya, tata udara yang baik, termasuk penyaringan, pengaturan kelembaban,
pendinginan, pencegahan infeksi, dan sebagainya, dapat memberikan suasana yang lebih
bersih dan aman diruang operasi rumah sakit atau lingkungan lainnya, dimana udara tertentu
adalah suatu hal yang krisis bagi keamanan dan keadaan seorang pasien.Tata udara akan
memberi dampak positif kepada mereka yang menderita alergi dan asma.
Pengkondisian udara nyaman adalah proses perlakuan terhadap udara untuk mengatur
suhu,kelembaban, kebersihan, dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai
kondisi nyaman yang dibutuhkan oleh penghuni yang ada di dalamnya. (Jones, W Jerold and
Stoecker, F Wilbert, Terj. Supratman Hara).
Tujuan pengkondisian udara adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang
berada didalam ruangan. Jika seseorang berada di dalam suatu ruangan tertutup untuk
jangka waktu yang lama, maka pada suatu ketika ia akan merasa tidak nyaman, begitu juga
jika kita berada pada ruang terbuka pada siang hari dengan sinar matahari mengenai tubuh
kita secara langsung akan terasa kurang nyaman. Hal ini diakibatkan dua hal utama yakni
temperatur (suhu) dan kelembaban (humidity) udara tersebut tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian/definisi Penyegaran udara
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip penyegaran udara
3. Untuk mengetahui cara-cara penyegaran udara
4. Untuk mengetahui evaluasi fungsi dan mikrobiologi alat penyegaran udara
4
BAB II
PEMBAHASAN
Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai
temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Serta mengatur aliran
udara agar merata ke sekeliling ruangan dan membesihkan udara dari kotoran dan debu.
Penyegaran udara adalah suatu upaya yang dilakukan untuk membuat udara menjadi segar
baik di luar (outdoor) maupun di dalam (indoor) sesuai dengan baku mutu yang ada dengan
metode tertentu.
Penyegar udara atau yang biasa disebut Air Conditioner (AC) dirancang dengan
mempergunakan bahan atau unsur pendingin (Refrigeran) yang mempunyai sifat mekanis
yang dimasukkan ke dalam suatu sistem peredaran udara untuk diedarkan melalui
komponen-komponen utama penyegar yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menghisap atau menyerap suhu panas udara di dalam suatu ruangan dan memindahkan suhu
panas udara tersebut keluar ruangan, sehingga tercapailah suatu penyegar udara yang ideal.
Evaporator terbuat dari pipa tembaga dengan panjang dan diameter tertentu yang
dibentuk berlekuk-lekuk agar lebih efektif untuk menyerap panas dari udara.
Karena dilewati refrigerant vana memiliki suhu vang sangat rendah, suhu
evaporator menjadi rendah (dingin). Dengan begitu suhu udara ruangan akan
menjadi rendah (dingin) ketika melewati komponen.
Saringan (filter) udara yang berfungsi menyaring debu dan kotoran yang tersedot
oleh blower agar udara yang keluar lebih bersih dan segar. Filter udara juga ada
yang dilengkapi dengan anti-bakteri atau anti-racun untuk menangkal bibit
penyakit dan menharing polutan berbahaya bagi tubuh manusia yang terbawa
melalui udara.
5
Kontrol panel kelistrikan dan sensor suhu yang mengatur kerja AC secara
keseluruhan.
Prinsip kerja AC: pada bagian kompresor berfungsi sebagai pusat sirkulasi bahan
pendingin atau refrigerant. Dari kompresor, refrigeran akan dipompa dialirkan menuju
ke komponen utama AC, yaitu kondensor, pipa kapiler dan evaporator.
Strainer atau saringan berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigeran
di dalam sistem AC. Kotoran yang lolos dari saringan karena strainer rusak dapat
menyebabkan penyumbatan pipa kapiler, akibatnya sirkulasi refrigerant menjadi
6
terganggu. Biasanya kotoran yang menjadi penyumbat sistem pendingin seperti
ini adalah karat dan serpihan logam.
Fan atau kipas terletak pada bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan
refrigerant pada kondensor. Sebenarnya penyebutan blower pada bagian indoor
dan kipas pada bagian outdoor hanya untuk memudahkan karena keduanya
memiliki bentuk yang berbeda.
Beberapa jenis spore trap adalah Air-O-Cell, Allergenco, Versa Trap, Burkard,
Cyclex, Cyclex-d, Micro-5 dll. Cara kerjanya adalah dengan menyedot udara
memasuki alat lalu partikel yang terbawa akan ditumbukkan dengan substrat
sampling yang lengket, kemudian sisa udara keluar lewat lubang. Spora yang
menempel langsung dihitung dan diidentifikasi.
8
Cepat dan dapat menghemat waktu (tanpa inkubasi).
Tidak tergantung pada jenis media pertumbuhan yang cocok.
Bisa juga untuk mendeteksi partikel udara lainnya seperti hifa, polen,
fragmen epitel kulit dll.
Cocok untuk menghitung spora yang dihubungkan dengan dampak alergi
karena alergi dapat dipicu oleh spora hidup atau mati.
Kekurangannya adalah :
Membutuhkan waktu inkubasi yang lama.
Tidak begitu akurat mengingat spora yang rusak dan tidak mampu
tumbuh tidak terhitung.
Pertumbuhan jenis mikroorganisme tergantung jenis media yang
digunakan sehingga mikroorganisme yang tidak mampu tumbuh pada
media tersebut tidak akan terdeteksi.
Jumlah total mikrorganisme mungkin dapat mengalami kesalahan karena
koloni dapat bertindihan dan adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan
koloni.
Pada umumnya dalam pengoperasiannya metode ini dapat memakan dana
yang cukup besar.
3.Metode pasih
Disebut dengan metode pasif karena membiarkan partikel udara mengenai
sendiri pada permukaan media pertumbuhan.
9
4. Gxposure Plate
5. Metode aktif
Metode pegambilan udara secara aktif adalah dengan memaksa udara
bergerak memasuki suatu pipa pada peralatan untuk menjebak partikel yang
terkandung didalamnya. Terdapat tiga prinsip dalam pengumpulan sampel
udara secara aktif.
Impingement
Dasar teknik ini adalah dengan menjebak partikel udara saat gelembung
udara dilewatkan dalam cairan. Alat yang biasa digunakan adalah liquid
impinger AGI-30 (ACE Glass,Vineland, NJ).
Impaction
Dasar teknik impaction adalah dengan menempelkan partikel udara pada
permukaan padat media dengan cara menumbukkannya.Udara masuk
kedalam alat dengan disedot oleh pompa lalu,teknik ini biasanya
menggunakan media agar padat sebagai substrat langsung penempelan
partikel udara dan secara umum teknik impaction lebih banyak digunakan
karena kelebihan tersebut.
10
Udara yang masuk kedalam alat Andersen air sampler
(AndertrumentsInc.,Smyra,GA) disedot oleh pompa udara (28,3 L/menit)
sehingga udara mengalir dari atas ke bawah. Alat ini menggunakan 6
tingkatan tumbukan yang bisa memisahkan partikel berdasarkan
ukurannya. Setiap tingkatan diisi oleh satu media pertumbuhan (27 ml)
yang berada dalam cawan petri. Semakin tinggi tingkatannya (kebawah)
lubang (setiap tingkat memiliki lubang berjumlah 400) tiap tingkatan akan
semakin kecil (Maier et.al., 2000).
Centrifugalimpactor
Cara kerja pertama alat ini yaitu udara masuk kedalam alat melalui pipa
dengan sudut tertentu sehingga menimbulkan pola udara tangensial dan
udara disedot oleh pompa pada pipa keluar. Udara masuk akan berputar
pada permukaan corong sehingga dapat dipercepat seiring semakin
kecilnya diameter pada corong. Percepatan ini menimbulkan gaya
11
sentrifugal yang semakin besar sehingga sedimentasi partikel udara
semakin mudah.
Filtration
Partikel udara yang berukuran lebih besar dari pada pori membran akan
tersaring. Keunggulan metode filtrasi adalah sangat akurat dalam
menangkap partikel udara namun sangat tidak direkomendasikan untuk
menghitung sel vegetatif bakteri karena kemungkinan besar sel akan
mengalami kekeringan dan mati selama pengambilan sampel berlangsung.
Oleh karena itu cara ini lebih tepat digunakan untuk mendeteksi spora
jamur atau endospora bakteri yang resisten kekeringan. Setelah selesai
pengambilan sampel, membran filter dapat dipindahkan kedalam media
pertumbuhan lalu diinkubasi, dapat juga spora dihitung manual dengan
bantuan mikroskop atau kertas membran dibilas dengan cairan pengekstrak
(5 ml) selanjutnya dianalisa memakai metode yang sesuai. Pemilihan
diameter membran filter juga berpengaruh terhadap perhitungan sel yang
tertangkap.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penyegaran udara adalah suatu upaya yang dilakukan untuk membuat udara menjadi
segar baik di luar (outdoor) maupun di dalam (indoor) sesuai dengan baku mutu yang ada
dengan metode tertentu.
2. Sistem penyegaran udara umumnya dibagi 2 yaitu: Penyegaran udara untuk
kenyamanan dan penyegaran udara untuk industry.
3. Tentang udara dalam ruangan (indoor)
a. Definisi udara dalam ruangan (indoor) menurut NHMRC (1989,1993), udara dalam
ruangan adalalah udara di dalam area kerja dimana orang menghabiskan waktu
selama 1 hari atau lebih dan bukan merupakan gedung industry.
b. Baku mutu udara dalam ruangan (indoor) Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang persyaratan kualitas udara dalam
ruang.
c. Parameter kualitas udara dalam ruang(indoor) terbagi 3 yatu parameter fisik,biologi
dan kimia.
d. Menurut NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health), terdapat lima
sumber pencemaran udara dalam ruangan:
1) Pencemaran dari dalam gedung.
2) Pencemaran dari luar gedung.
3) Pencemaran akibat bahan bangunan.
4) Pencemaran akibat mikroba.
5) Gangguan ventilasi udara.
e. Penyegaran udara dalam ruang yaitu Udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi
polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan
polutan. Dan juga dalam penyegaran udara dalam ruang agar dapat merasakan nyaman
dapat menggunnakan AC,kipas angin dan vrentilasi, serta Dan Pencegahan pencemaran
udara yang berasal dari ruangan bisa dipergunakan :
1) Ventilasi yang sesuai,
2) Filtrasi yaitu dengan memasang filter.
3) Pembersihan udara secara elektronik.
2. Tentang udara di luar ruangan (outdoor)
a. Udara di luar ruangan terbuat dari partikel-partikel kimia. Ketika asap atau polutan lain
masuk udara, partikel-partikel yang ditemukan dalam polusi bercampur dengan udara.
b. Baku mutu udara di luar ruangan (outdoor) yaitu pada PP No.41 tahun 1999 tentang
baku mutu udara ambient nasional.
c. Sebagian besar polusi udara dapat ditelusuri pada pembakaran bahan bakar f
osil,pertanian dan Sumber-sumber lain dari polusi udara meliputi produksi plastik,
pendingin, dan aerosol, dalam tenaga nuklir dan pertahanan, dari tempat pembuangan
sampah dan pertambangan, dan dari senjata biologis.
d. Penyegaran udara di luar ruangan yaitu sebagai berikut:
1) Pembatasan usia kendaraan.
13
2) Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check).
3) Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang
lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
4) Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)
5) Menghemat Energi yang digunakan
3.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut
menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai
kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya secara
sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara
tetap terjaga.
14
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Wiranto Aris & Saito, Heizo, 1995 Penyegaran Udara, Pradaya Pratama,
JAKARTA.
Jones, W Jerold and Stoecker, F Wilbert, Terj. Supratman Hara., 1994, Refrigerasi dan
Pengkondisian Udara, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta.
15