Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SALSABILA PUTRI

NIM : 1913351006

MATKUL : PENYIDIKAN LINGKUNGAN

LIMBAH MEDIS RS AIRAN RAYA DIDUGA DIBUANG SEMBARANGAN


Bandar Lampung - Rumah Sakit Airan Raya yang berada di Kelurahan Wayhuwi, Kecamatan
Jati Agung, Lampung Selatan diduga membuang limbah medis sembarangan. Bahkan
pembuangan limbah tersebut sudah terjadi bertahun-tahun. Rumah Sakit tersebut diduga telah
membuang limbah medis di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Sabar Menanti, Kelurahan
Margo Mulyo, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.

Hal ini pun jelas tidak diperbolehkan, jika limbah B3 medis yang merupakan limbah berbahaya,
maka bisa terkena pidana sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dari penelusuran Kupastuntas.co di
Desa Sabar Menanti memang jaraknya cukup jauh dari Jati Agung, sehingga kemungkinan pihak
RS bisa leluasa untuk membuang sampah di area tersebut.Katno, warga sekitar mengaku sudah
lebih tiga tahun sampah dari kecamatan Way Huwi dibuang ke TPA tersebut. Bahkan
menurutnya, tak hanya sampah rumah tangga, namun juga sampah dari limbah medis yang
diduga dari RS Airan.

“Sudah tiga tahun sampah dari Way Huwi dibuangnya disini, namun sudah tiga bulan ini kami
minta berhenti pembuangan sampah itu. Kami lawan mereka,”tegasnya saat ditemui
dikediamannya beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, di daerah tersebut ada lima lahan warga yang dirugikan akibat pencemaran
limbah, dan sudah terjadi sejak tiga tahun lalu. “Sampai saat ini tidak ada tanggung jawab sama
sekali dari pihak perusahaan atau pengangkut sampah,”tandasnya. Tak hanya itu, warga juga
mengaku sangat terganggu dengan polusi udara yang ditimbulkan akibat pembuangan sampah
itu.  Katno juga mengaku,jika warga juga sempat terkena jarum suntik RS, karena lewat ke area
itu. “Biasanya pemulung yang terkena, mereka menemukan limbah medis tersebut,”ungkapnya.

Tak hanya Katno, warga lainnya pun mengaku sangat terganggu dengan pembuangan limbah dan
sampah tersebut. Ia mengaku, setiap jam 11 malam truk pengangkut sampah membawa sampah
ke aera itu.

“Jam 11 malam mereka sering membuang sampah itu, namun selama tiga minggu ini sudah tidak
ada lagi,”ucap warga tersebut yang tak ingin disebutkan namanya.

Sama seperti Katno, ia juga mengaku, pernah melihat limbah medis rumah sakit di TPA tersebut.
“Ada limbah sarung tangan, bahkan pernah jarum suntik,”tandasnya. Dugaan limbah RS Airan
Raya juga pernah dipermasalahkan oleh LSM Gerakan Peduli Anggaran Negara  (GPAN)
Lampung.  Ketua GPAN, Edi Sitorus mengatakan pihaknya pernah memberikan surat somasi
kepada RS Airan Raya pada tanggal 20 Februari 2020. Terkait dugaan pembuangan limbah yang
tidak sesuai SOP.

"Kami menemukan fakta bahwa limbah RS tersebut dibuang di lokasi TPA, justru hal ini sangat
berbahaya bagi lingkungan kampung setempat. seharusnya pembuangan limbah medis ada
tempat pembuangan khusus,"ungkapnya, Kamis (11/6/2020).

Edi pun meminta agar Dinas Terkait harus memberikan sanksi tegas kepada RS Airan Raya,
kalau perlu dicabut Izin Operasinya RS tersebut. "Beri sanksi tegas kepada pihak RS, kalau bisa
izin pencabutan operasional,"tandasnya. Terpisah, saat Kupastuntas.co mencoba mengkonfirmasi
Direktur RS Airan Raya, Dr Suradi, walaupun nomornya aktif namun tidak diangkat. Begitupun
mengirimkan pesan via WhatsApp tidak dibalas.  Wartawan ini pun mencoba mendatangi RS
Airan Raya, namun pihak pegawai menyerahkan hal ini kepada Direktur RS Airan Raya.

Sumber: https://kupastuntas.co/2020/06/11/limbah-medis-rs-airan-raya-diduga-dibuang-
sembarangan
REVIEW :

Pihak RS Airan raya termasuk Rumah sakit yang cukup lengkap dengan fasilitasnya.
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit dengan tipe C. Namun, dalam pengelolaan limbah
rumah sakit masih buruk. Menurut berita diatas, pihak RS terlihat sebagai pihak yang
membuang limbah RS di area desa sabar menanti secara sepihak tanpa persetujuan warga sekitar.
Seharusnya dilakukan musyawarah kepada warga sekitar lahan pembuangan sehingga ada
kesepakatan dan kekuatan hukum jika terjadi permasalahan dengan warga di masa depan.

Selain itu ditemukan pula limbah medis yang dibuang di area tersebut sampai beberapa kali
bekas jarum suntik melukai pemulung sekitar, hal itu berbahaya mengingat jarum suntik
merupakan alat medis sekali pakai dan harus steril saat digunakan karena bisa menularkan
penyakit dan menyebabkan infeksi jika digunakan dalam keadaan tidak steril.

Mengenai hal ini juga tidak mendapatkan respon positif dari pihak RS karena ketua GPAN sudah
melayangkan surat somasi kepada pihak RS dan sudah menghubungi direkturnya tetapi tetap
tidak mendapatkan respon. Hal ini sudah melanggar hukum sesuai pasal 104 UU no. 32 tahun
2009 limbah medis tidak diperkenankan dibuang sembarang tempat. Dapat disanksi pidana 3-5
tahun dengan denda hingga 3 milyar.

Anda mungkin juga menyukai