NIM : (1913351039)
Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam jumlah tertentu untuk mencapai tujuan penelitian.
Pada umumnya seorang peneliti telah memiliki dugaan sementara atau hipotesis sebelum
penelitian dilakukan. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris maka peneliti harus
melakukan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
I. Data
Data adalah sesuatu hal yang belum memiliki arti penting sehingga perlu dilakukan suatu
pengolahan. Data dapat berupa berbagai wujud seperti : gambar, suara, huruf, angka, bahasa,
simbol bahkan keadaan.
Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri atau lebih validnya dengan
mengggabungkan dua metode atau lebih.
Berikut beberapa teknik pengumpulan data yang banyak digunakan :
1. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara narasumber dan peneliti terkait topik yang diteliti
secara eksklusif.
Saat ini dengan perkembangan teknologi, wawancara dapat dilakukan melalui media digital
seperti telepon maupun video call. Metode pengumpulan jenis ini banyak digunakan dalam
penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Penelitian dengan jumlah sample yang banyak, wawancara hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan, karena misal jumlah sample 250 tidak memungkinkan untuk melakukan
wawancara semua responden. Sementara pada jumlah sample yang sedikit dan memungkinkan
maka dapat diterapkan.
Metode wawancara dapat dibagi menjadi dua kategori , antara lain :
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara Terstruktur adalah wawancara yang telah disusun secara sistematis dimana seorang
peneliti telah mengetahui pasti apa informasi yang akan digali dari seorang narasumber. Pada
wawancara jenis ini, jadwal, tempat dan daftar pertanyaan telah disiapkan sebelumnya oleh
peneliti.
Beberapa instrumen penelitian yang dapat digunakan oleh peneliti pada wawancara ini adalah
alat bantu recorder, kamera, maupun alat bantu lain.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara Tidak Terstruktur adalah wawancara bebas dimana seorang peneliti tidak
menerapkan pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan secara
spesifik namun hanya memuat poin-poin penting informasi yang hendak digali dari narasumber.
Wawancara secara tatap muka maupun dengan telepon memiliki kelebihan dan kekurangnnya
masing-masing diantaranya :
Wawancara Tatap Muka
Kelebihan
1. Dapat memotivasi dan membina hubungan dengan responden.
2. Dapat mengklarifikasi pertanyaan, meyakinkan keraguan dan menambah pertanyaan
baru.
3. Dapat menggali data dan informasi sebanyak-banyaknya
4. Dapat membaca bahasa isyarat non verbal
Kekurangan
1. Memerlukan waktu yang cukup lama
2. Narasumber dengan tempat tinggal yang jauh akan memakan biaya cukup besar
3. Narasumber dapat menghentikan proses wawancara sewaktu-waktu.
4. Dapat membuat bias pewawancara
Contoh
Contoh metode pengumpulan data dengan wawancara
Misalnya pada penelitian mengenai “Peran Seniman terhadap pariwisata di Yogyakarta”. Maka
seorang peneliti dapat mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara terhadap
beberapa seniman dalam berbagai bidang.
2. Angket / Kuesioner
Angket / Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan yang telah ditulis/disiapkan sebelumnya kepada sejumlah
responden untuk dijawab. Jumlah responden yang menjawab harus ditentukan dengan
rumus/cara yang telah ada.
Metode pengumpulan data jenis ini lebih efektif dan efisien jika peneliti telah mengetahui
dengan pasti variabel yang hendak diukur dan apa yang digali dari responden. Kuesioner juga
sangat tepat diterapkan bila jumlah responden banyak dant tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner terbagi menjadi dua jenis, diantaranya adalah :
1. Kuesioner terbuka, yaitu kuesioner yang memberikan kebebasan terhadap responden
untuk memberikan jawabannya.
2. Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk
dipilih oleh responden.
Isi dan tujuan pertanyaan, apabila isi pertanyaan bertujuan untuk mengukur maka harus ada skala
yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa, bahasa yang digunakan harus jelas dan sesuai dengan kemampuan responden. Tidak
mung menggunakan bahasa dengan istilah-istilah bahasa asing yang tidak dimengerti oleh
responden.
Bentuk pertanyaan, apakah tipe dan bentuk pertanyaan yang diberikan terbuka atau tertutup.
Contoh
Contoh Metode Pengumpulan Data Kuesioner
Misalnya pada penelitian mengenai “ Pengaruh promosi jabatan dan kompensasi terhadap kinerja
karyawan”. Maka peneliti dapa mengumpulkan data dengan cara menyebar angket/kuesioner
kepada sejumlah responden dimana di dalamnya terdapat seperangkat pertanyaan mengenai
promosi jabatan, kompensasi dan kinerja karyawan.
Kelebihan Kuesioner
1. Dapat membina hubungan dan memotivasi responden
2. Lebih mudah bila diberikan langsung dalam satu kelompok
3. Respon cukup tinggi
4. Kekurangan Kuesioner
Ada kemungkinan besar kelompok tidak dapat atau menolak untuk dilakukannya survey,
terutama untuk karyawan dari pihak perusahaan.
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap responden
(wawancara dan angket), namun juga digunakan untuk mengamati dan merekam berbagai
fenomena yang tejadi (situasi/kondisi).
Teknik pengumpulan data observasi biasanya digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja dan gejala-gejala alam. Observasi juga sangat tepat
digunakan dengan jumlah responden yang tidak terlalu banyak.
Dalam prosesnya, observasi sangat membutuhkan ketelitian dan kecermatan untuk menangkap
berbagai fenomena yang ada di sekitar untuk dijadikan data.
Metode pengumpulan data observasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Participant Observation
Dalam observasi jenis ini, peneliti terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan sehari-hari
orang atau lingkungan yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya penelitian tentang “Tawuran pemuda di antara dua kampung tetangga”, maka peneliti
mendatangi langsung lokasi kampung untuk mengamati tempat-tempat dimana para pemuda
berkumpul, kegiatan apa saja yang dilakukan pemuda pemuda tersebut dan bagaimana situasi
kampung.
2. Non Participan Observation
Pada observasi jenis ini peneliti tidak terjun dan ikut secara langsung dalam kegiatan maupun
proses yang sedang diamati.
Sebagai contoh tetap dengan penelitian yang sama yaitu “ Tawuran pemuda di antara dua
kampung tetangga”, maka peneliti hanya menempatkan dirinya sebagai pengamat dengan hanya
menanyakan beberapa saksi terkait kejadian dan mencatat beberapa hal yang dianggap bisa
menjadi data penelitian.
4. Studi Dokumen
Studi Dokumen merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
meneliti berbagai macam dokumen yang dibutuhkan untuk bahan analisis. Data dokumen bisa
berupa literatur, majalah, buku harian, biografi, rekaman audio, video, foto dan sebagainya.
Secara Interpretatif, dokumen dapat didefinisikan sebagai sebuah rekaman kejadian masa lalu
yang dibuat, ditulis atau dicetak.
Teknik pengumpulan data dengan dokumen dilakukan bila peneliti memilliki
argumentasi yang kuat bahwa data-data yang dibutuhkan terdapat pada dokumen tertentu. Tidak
semua dokumen memiliki kredibel yang tinggi sehingga seorang peneliti juga perlu menyeleksi
setiap dokumen yang dikumpulkan.
Dokumen terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Dokumen primer, adalah dokumen yang dibuat atau ditulis sendiri oleh orang yang
langsung mengalami suatu peristiwa. Misalnya adalah autobiografi.
2. Dokumen sekunder, adalah dokumen yang dibuat/ditulis berdasarkan laporan/cerita dari
narasumber atau orang lain. Misalnya adalah biografi
V. Prinsip – Prinsip Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan,
antara lain :
Data-data yang digali dan dikumpulkan harus berdasarkan kondisi yang objektif dari lokasi
penelitian, tidak boleh direka maupun dikira-kira oleh pemikiran.
Instrumen penelitian atau alat pengumpulan data haruslah relevan dengan tujuan penelitian.
Untuk itu terdapat perbedaan mendasar dalam proses pengumpulan data dalam penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
Pihak-pihak yang menjadi sample penelitian/responden dan subjek penelitian haruslah relevan
dengan apa yang hendak diteliti.
Menerapkan prinsip kerahasiaan, dimana sampel penelitian atau responden harus dijaga
kerahasiannya.
VI. Etika Pengumpulan Data
Beberapa hal mengenai isu etis yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data,
diantaranya :
Menjaga informasi yang diberikan responden dengan selalu memegang prinsip kerahasiaan dan
senantiasa menjaga privasi responden merupakan sebuah tanggung jawab peneliti.
Peneliti harus jujur apa adanya dan tidak boleh mengemuklakan hal yang tidak benar mengenai
sifat penelitian kepada subjek. Sehingga peneliti wajib menyampaikan tujuan dari penelitian
kepada subjek dengan jelas dan apa adanya.
Tidak boleh mempertanyakan mengenai informasi pribadi atau mencampuri urusan
pribadi. Bila hal tersebut multak dibutuhkan dalam penelitian, maka penyampaiannya harus
diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden dan memberikan alasan yang
spesifik mengapa informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek penlitian tidak boleh
dilanggar.
Tidak boleh ada paksaan kepada calon responden yang tidak bersedia berpartisipasi
dalam penelitian.
Subjek penelitian harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan penelitian.
Subjek penelitian tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam keselamatan mereka,
baik secata fisik maupun mental.
Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang telah
dikumpulkan selama penelitian.
Contoh
Seorang direktur sebuah rumah sakit memberikan informasi tentang kondisi rumah sakit yang
dipimpinnya.
“Penderita yang menjalani rawat inap dirumah sakit ini jumlahnya meningkat dari tahun ketahun
hingga tidak tertampung dan sebagian besar terdapat dibagian penyakit dalam.Dengan semakin
banyak penderita yang menjalani rawat inap menunjukkan bahwa pelayanan yang kita berikan
sudah cukup memadai.Yang masih harus kita tingkatkan adalah penambahan gedung dan sarana
ynag dibutuhkan seperti tempat tidur,terutam dibagian penyakit dalam”
Contoh
Judul tabel
Catatan pendahuluan
Judul
Judul Jumlah
Kompartemen
Catatan kaki :
Sumber :
2. Tabel Induk
Tabel ini berfungsi sebagai referensi.Oleh karena itu,tabel induk sering disebut tabel
referensi yang dapat diambil sebagian dan disisipkan dalam laporan penulisan laporan.Pada tabel
induk terddapat semua variable yang dikumpulkan.
Tabel Induk
Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan
Golongan
Pria Wanita Buruh Tani Dagan SD SMP SMU Dsb
umur
g
Jumlah
3. Tabel Teks
Tabel teks adalah tabel yang menggambarkan beberapa variable secara rinci.Tabel ini berguna
untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam terhadap hasil penelitian,mengadakan
perbandingan antar variable atau untuk memberikan gambaran tentang adanya hubungan antara
dua variable.
Tabel Teks
Tingkat Jenis Pekerjaan
Pendidikan Buruh Tani Dagang Pengusaha
Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
Perguruan Tinggi
Lain Lain
Jumlah
4. Tabel Kontigensi
Tabel kontigensi Disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom.Tabel ini disajikan
untuk memberikan gambaran hasil penelitian.Tabel ini juga banyak digunakan dalam
perhitungan statistic inferensial untuk pengujian hipotesis.
Contoh.
Tabel 2 x 2
Tabel 2 x 3
Histogram
Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan berimpitan satu dengan
yang lainnya tanpa ruang antara.Grafik ini diperoleh dari data kuantitatif yang kontinu dalam
bentuk distribussi frekuensi.
Poligon
Bila titik titik tengah dari batang ddalam histogram dihubungkan sattu dengan yang
lainnya akan menghasilan frekuensi histogram.
2.Grafik Lingkaran
Grafik lingkaran merupakan grafik yang disajikan dalam bentuk lingkaran. Lingkaran dapat
digambar dalam 3 dimensi sehingga menyerupai kue karna itu disebut pie diagram.Grafik
lingkaran digunakan untuk membandingkan secara relatif kategori-kategori dalam satu variable.
3.Grafik Garis
Grafik garis merupakan Penyajian data dalam bentuk garis.Agar lebih jelas maka disini
akan diberikan contoh contoh grafik garis.
Grafik garis proporsional
Grafik ini merupakan grafik garis yang dinyatakan dalam persen.Seperti pada grafik batang
proporsional,grafik garis proporsional juga dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan
beberapa variable atau perubahan satu variable yang terjadi dengan berjalannya waktu.
Grafik Frekuensi kumulatif ( Ogive)
Ogive dihasilkan dari data frekuensi disrtibusi kumulatif dan digunakan untuk mengetahui posisi
individu dalam suatu kelompok.
Grafik Garis Patah Patah
Grafik ini banyak dijumpai pada garfik deret berkala yang digunakan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.
Grafik Garis lengkung
Kurva merupakan grafik yang dihasilkan secaera teoriti.Dalam praktiknya kurva yang
adda merupakan hasil penghalusan.Bentuk kurva bermacam macam,secar garis besar dapat
dibagi:
-Berdasarkan simetrisitas
1.Kurva simetris
2.Kurva asimetris