Anda di halaman 1dari 10

A.

Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Supriati (2012:5) adalah sebagai berikut “ Metode
penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.” Menurut Sugiyono
(2009:2) menyatakan bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Sedangkan menurut Juliansyah
Noor (2011:254) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian adalah anggapan dasar tentang
suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.”
Dengan demikian dari ketiga pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk mendapatkan data terhadap suatu
permasalahan dan tujuan serta kegunaan tertentu tanpa harus membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan objek yang lain.

B. Teknik Pengumpulan Data


Fase terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data tidak lain
dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian, maka mustahil peneliti dapat
menghasilkan temuan, apabila tidak memperoleh data. Menurut Riduwan (2010:51)
pengertian dari teknik pengumpulan data adalah “Metode pengumpulan data ialah teknik atau
cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.” Sedangkan
menurut Djaman Satori dan Aan Komariah (2011:103) pengertian teknik pengumpulan data
adalah “Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur sistematis untuk
memperoleh data yang diperlukan”. Ada pendapat lain tentang pengumpulan data, menurut
Sugiyono (2005:62), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Berdasarkan
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data merupakan teknik yang
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dari narasumber dengan
menggunakan banyak waktu. Penggumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sangat
diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah.

C. Teknik Metode Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural seting), pada laboratorium atau didalam kelas dengan metode eksperimen, di rumah
dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview,
kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2006: 137)

2. Teknik Pengumplan Data Kualitiatif

Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik
pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4).
diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik
tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus
dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai,
untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan
teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya
dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.

3. Teknik Pengumplan Data Eksperimen

Menurut Creswell (2012: 295) penelitian eksperimen merupakan penelitian untuk


menguji suatu ide, praktek atau prosedur untuk menentukan apakah
mempengaruhi hasil atau variabel dependen. Jadi metode penelitian eksperimen adalah jenis
penelitian yang lebih mendekatkan diri pada riset di dalam laboratorium atau didalam kelas
dengan langsung terjun kelapangan merupakan ciri khas utama dari metode ini. Pelaksanaan
dari metode ini lebih didasari pada sikap penelitian yang ingin menyempurnakan dari hasil
sebuah peneletian yang didapat.

4. Teknik Pengumplan Data Deskriptif

Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Jadi penelitian deskriptif adalah
penelitan yang mempergunakan data serta dengan teknik analisis berdasarkan kajian pustaka.
Instrumen yang dipergunakan pada metode deskriptif ini lebih pada mendekati bentuk
penelitian kualitatif dengan kesimpulan yang sempit, oleh karena itu tidak sedikit yang orang
yang memberi nama penelitian ini dengan istilah kualitatif deskriptif.

D. Jenis Teknik Pengumpulan Data

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti
dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:

Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya

Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya


adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
dengan tatap muka maupun lewat telepon.

a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama,
dan pengumpul data mencatatnya.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan
lancar.

Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam
melakukan wawancara, yaitu:

1. The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya
untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu
diketahui untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat
pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
2. The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya
termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan
pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.
3. The events, menyusun protokol wawancara, meliputi:
a. Pendahuluan,
b. Pertanyaan pembuka,
c. Pertanyaan kunci, dan
4. Probing, pada bagian ini peneliti akan memanfaatkan hasil pada bagian kedua untuk
membuat kalimat pendahuluan dan pernyataan pembuka, serta hasil penyusunan
pedoman wawancara sebagai pertanyaan kunci.
5. The process, berdasarkan persiapan pada bagian pertama sampai ketiga, maka
disusunlah strategi pengumpulan data secara keseluruhan. Strategi ini mencakup
seluruh perencanaan pengambilan data mulai dari kondisi, strategi pendekatan dan
bagaimana pengambilan data dilakukan.

Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan peserta didik terhadap


pelayanan sekolah :

1. Bagaiamanakah tanggapan Siswa/Siswi terhadap penghapusan Ujian Nasional di


Indonesia ?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Tidak bagus
d. Sangat tidak bagus
2. Bagaiamanakah tanggapan Siswa/Siswi terhadap diliburkannya semua sekolah di
Indonesia yang disebabkan COVID-19 ?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Tidak bagus
d. Sangat tidak bagus

b. Wawancara tidak terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.

Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Siswa/Siswi


terhadap kebijakan pemerintah tentang penghapusan ujian nasional yang disebabkan oleh
COVID-19 ? dan bagaimana dampaknya terhadap Siswa/Siswi”.

Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan malahan


untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan,
peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang
ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel
apa yang harus diteliti.

Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang
akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh
responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka
peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada satu
tujuan.

Dalam melakukan wawancara maka pewawancara harus memperhatikan tentang situasi dan
kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan
wawancara.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar,
2008: 77).

Kusioner dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Kuesioner terbuka merupakan daftar pertanyaan yang memberi kesempatan kepada


responden untuk menuliskan pendapat mengenal pertanyaan yang diberikan
peneliti. Contoh kuesioner terbuka dengan judul penelitian Tingkat Kepuasan
Peserta Didik terhadap Fasilitas di Perpustakaan sebagai berikut.

“Apakah Anda sering memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang ada di sekotah?”

2. Kuesioner tertutup merupakan daftar pertanyaan yang alternatif jawabannya telah


disediakan oleh peneliti. Cara ini seringkali dianggap efektif karena responden dapat
Iangsung membubuhkan tanda centang (√) dalam kolom yang disediakan. Contoh
kuesioner tertutup sebagai berikut.

“Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan sudah cukup memenuhi kebutuhan belajar
Anda?”

Kuesioner ini dilengkapidengan dua alternatif jawaban.

Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket
yaitu sebagai berikut:

a. Prinsip penulisan angket


1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan
jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau
tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya
dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada
jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang,
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju
ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit

Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen
penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan di teliti. Oleh karena itu
instrumen angket tersebut harus daapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan
reliabel variabel yang diukur.

Penampilan fisik angket, penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.

3. Observasi

Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan
format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti
berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar
mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada
skala bertingkat. Misalanya memperhatikan respon peserta didik dalam menerima
pembelajaran, bukan hanya mencatat respon tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut
apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).

Teknik observasi dalam pengumpulan data sendiri dikategorikan menjadi 2 bagian,


yaitu participan observation dan non participan observation. Penjelasan lebih lanjutnya akan
kami paparkan dalam pembahasan berikut ini.
a. Participan observation
Merupakan teknik pengumpulan data yang penelitinya terlibat langsung dengan
kehidupan subjek penelitian. Peneliti ikut dan merasakan langsung situasi dan keadaan dari
subjek penelitian, tidak hanya mengamati dari jauh saja. Teknik penelitian seperti ini sangat
cocok digunakan untuk penelitian terkait hubungan sosial antar suatu masyarakat.

Banyak sekali peneliti yang menggunakan teknik ini agar didapatkan data yang lebih valid.
Jika hanya mengamati dari jauh tanpa mau merasakan kehidupan yang dialami subjek, bisa
saja seorang peneliti salah mengartikan apa yang dilihatnya, terkadang apa yang dilihat
memang tidak sama dengan kenyataan yang sebenarnya.

b. Non participan observation


Jika participan observation penelitian terlibat langsung dengan kegiatan atau proses
yang dialami oleh subjek penelitian, maka tidak dengan non participan observation. Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan peneliti mengamati subjek yang ditelitinya, tetapi ia
tidak ikut dalam kegiatan atau proses dari apa yang ditelitinya.
Kedua teknik observasi ini sama baiknya, baik participan observation maupun non
participan observation asalkan di tempatkan tepat pada tempatnya. Jadi ada yang peneliti
harus ikut terlibat langsung dengan proses yang ditelitinya dan ada juga yang bisa diamati
tanpa harus terlibat langsung. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk antara satu dengan
lainnya, semua sama baiknya dan data yang akan didapatkan nantinya juga bisa
dipertanggungjawabkan.

Berikut contoh lembar observasi respon peserta didik saat didalam kelas :
4. Teknik pengumpulan data studi pustaka

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna
(Faisal, 1990: 77).

Pengumpulan data selanjutnya yaitu dengan melakukan studi pustaka. Studi beberapa
pustaka ini dilakukan untuk melakukan analisis terhadap topik permasalahan yang ingin
diteliti. Pengumpulan data seperti ini sangat cocok untuk jenis penelitian studi pustaka. Jadi
data dalam penelitian studi pustaka tersebut diambil dari dokumen, arsip, atau buku-buku.
Tetapi bukan berarti jenis penelitian yang bukan studi pustaka tidak memerlukan pustaka.
Tetap perlu, tetapi kadarnya tidak sedetail penelitian studi pustaka. Tanpa studi pustaka,
Anda tidak mungkin bisa menganalisis sebuah data dengan benar. Semua pasti perlu patokan,
jadi analisis dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk membaca data dan fenomena yang
akan diteliti.
Studi pustaka sendiri terbagi menjadi 2 kategori, yaitu dokumen primer dan dokumen
sekunder. Penjelasan lebih lanjutnya akan kami uraikan dalam pembahasan berikut ini!

1. Dokumen primer
Yaitu dukumen yang ditulis langsung pelaku kejadian atau seseorang yang mengalami
suatu peristiwa secara langsung, contohnya yaitu buku autobigorafi.
2. Dokumen sekunder
Yaitu dokumen yang ditulis berdasarkan laporan, peristiwa, atau cerita orang lain,
contohnya yaitu buku biografi.

5. Focus Group Discussion

Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group
Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat
diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya,
sekelompok peneliti mendiskusikan penghapusan Ujian Nasional 2020 yang disebabkan oleh
COVID-19. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka
dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang
mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.

Anda mungkin juga menyukai