Anda di halaman 1dari 9

3.

Persiapan Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Analisis Data


Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan
pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan
dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Perumusan dan identifikasi masalah
2. Observasi dan peninjauan langsung di lokasi masalah
3. Penentuan kebutuhan data, sumber data dan pengadaan administrasi perencanaan data
dilanjutkan pengumpulan data.
4. Perencanaan jadwal rencana desain perencanaan.

Persiapan diatas harus dilakukan secara cermat untuk menghindari pekerjaan yang
berulang. Sehingga tahap pengumpulan data menjadi optimal.

4. Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian


Pengumpulan data dalam sebuah penelitian merupakan salah satu tahap yang sangat
penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan menghasilkan data yang memiliki
kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, pada tahap ini tidak boleh salah dan harus
dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur dan ciri-ciri penelitian yang akan digunakan.
Setelah melakukan proses pengumpulan data, hasil dari data tersebut harus dianalisis
untuk memberikan arti dari hasil yang telah didapatkan. Proses analisis data diawali dengan
menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang
sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan
sebagainya. Dalam penelitian analisis data merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan.
Teknik pengumpulan data dan analisis data penting untuk diketahui oleh seorang peneliti.
Oleh karena itu, dalam makalah ini topik yang akan dibahas adalah macam-macam teknik
pengumpulan data dan analis data dalam penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan.
Dari topik pembahasan yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui tujuan penulisan
makalah. Tujuan penulisannya yaitu mengetahui macam-macam teknik pengumpulan data dan
mengetahui teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan.
Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas
instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan
dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Macam-macam teknik
pengumpulan data antara lain: (1) interview (wawancara); (2) kuesioner (angket); (3) observasi
(pengamatan); (4) dokumentasi; dan (5) Tes.

1. Interview (Wawancara)
Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung
melalui percakapan atau tanya jawab. Sugiyono (2010: 194) menjelaskan bahwa
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
kecil/sedikit.
Teknik pengumpulan data mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau
self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam
Sugiyono (2010: 194), wawancara dibedakan menjadi wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasa digunakan pada penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Wawancara lebih sering digunakan dalam
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, wawancara lebih sering digunakan
untuk studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan yang akan diteliti. Dalam
penelitian kualitatif, wawancara bersifat mendalam, karena ingin mengeksplorasi
informasi secara holistik dan jelas dari informan.
Wawancara dalam penelitian kualitatif meliputi wawancara mendalam dan
wawancara bertahap. Wawancara mendalam dilakukan dalam konteks observasi
partisipasi. Peneliti terlibat secara intensif dengan setting penelitian terutama pada
keterlibatannya dengan kehidupan informan (Satori & Komariah, 2011: 130).
Selanjutnya Satori dan Komariah juga menjelaskan bahwa wawancara bertahap
adalah wawancara yang mana peneliti melakukannya dengan sengaja dating berdasarkan
jadwal yang ditetapkan sendiri untuk melakukan wawancara dengan informan dan
peneliti tidak sedang observasi partisipasi. Sifat wawancara tetap mendalam, tetapi
dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan pokok.
1) Wawancara Terstruktur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu
seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara menjadi lancar.
2) Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Contoh:
Bagaimanakah pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah terhadap
Perguruan Tinggi Berbadan Hukum? Dan bagaimana peluang masyarakat miskin dalam
memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu?
Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau
penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Dalam penelitian pendahuluan,
peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan
yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau
variabel apa yang harus diteliti. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan ceritera responden.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner cocok
digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.
Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan pengembangan. Kuesioner lebih sering digunakan dalam penelitian
kuantitatif dan pengembangan. Tetapi ada juga penelitian kualitatif yang menggunakan
bantuan angket sebagai teknik pengumpulan datanya.

Dalam Arikunto (2006: 152) , kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis,
tergantung pada sudut pandangan:
1. Dipandang dari cara menjawab
Dibedakan menjadi kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka
memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya
sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup sudah disediakan jawabannya, sehingga
responden tinggal memilih.
2. Dipandang dari jawaban yang diberikan
Ada dua jenis kuesioner, yaitu kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung.
Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya. Sedangkan
kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
3. Dipandang dari bentuknya.
Menurut bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi kuesioner pilihan ganda,
kuesioner isian, check list, dan rating-scale.
3. Observasi (pengamatan)
Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah
pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara
langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh pancaindera.
Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Observasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan
pengembangan. Observasi untuk penelitian kualitatif menurut Satori dan Komariah
(2011: 105) adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui
keberadaan objek, situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan observasi terstruktur.
Sedangkan pada penelitian kualitatif, observasi yang sering dilakukan adalah observasi
berperanserta, dengan instrumen observasi tidak terstruktur.
Pada observasi eksperimental dimana tingkah laku yang diharapkan muncul
karena perlakuan atau suatu kondisi tertentu, maka observasi memerlukan perencanaan
dan persiapan yang benar-benar matang, sedangkan observasi yang dilaksanakan
dalam situasi yang wajar, pelaksanaannya jauh lebih sederhana, karena observasi
semacam ini dapat dilakukan sepintas lalu saja (Sudijono dalam Taniredja dan
Mustafidah, 2011: 48-49).
Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mempersiapkan
terlebih dahulu blanko/lembar observasi yang berisi perilaku yang dapat diamati oleh
peneliti, yang sebelumnya dirancang/disusun dalam sebuah kisi-kisi. Peneliti dapat
meminta bantuan orang lain sebagai observer untuk dapat membantu peneliti dalam
melakukan observasi.
Berdasarkan proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:
1) Observasi Berperanserta
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa uang
dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap,tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak.
Dalam suatu perusahaan, peneliti dapat berperan sebagai karyawan, mengamati
bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya,
bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lainnya, dan lain-lain.
2) Observasi Nonpartisipan
Peneliti hanya sebagai pengamat independen. Data yang dikumpulkan tidak
mendalam, tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik
perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
Dalam proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin bekerja
dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan yang
kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana
performance tenaga kerja atau operator mesinnya.
3) Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observasi ini dilakukan
apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Contoh:
Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas
dalam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai
setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrument yang digunakan untuk
mengukur kinerja karyawan tersebut.
4) Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti
tentang apa yang akan diamati. Peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah
baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan.
Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu
pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan
bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat
kesimpulan.
5) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto, sketsa, dll.
Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dll. Dalam penelitian kualitatif studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara.

Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel jika didukung
sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat
dan autobiografi. Penelitian juga semakin kredibel jika didukung oleh foto-foto
atau karya tulis akademik.

Dokumetasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan


pengembangan. Dokumentasi sering digunakan pada penelitian kualitatif sebagai
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Akan tetapi,
dokumentasi juga digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan,
dalam hal mengumpulkan data awal yang dapat menunjang latar belakang dan
pentingnya penelitian.

Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan
obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223). Sumber yang dikenai tes bukan hanya
manusia. Misalnya binatang, mesin mobil, dll. Contoh: Jika seekor anjing pelacak
akan digunakan sebagai pembantu polisi untuk mendeteksi narkoba, dia dites dulu
apakah kiranya memiliki kecerdasan dan penciuman yang tajam, sehingga ada
kemungkinan untuk dilatih. Selama dan sesudah latihan berlangsung, anjing
tersebut dites lagi berkali-kali untuk diketahui seberapa tinggi peningkatan
kemampuannya.

Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes prestasi belajar yang biasa
digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes buatan guru dan tes
terstandar. Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu, tetapi
belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan
kebaikannya. Tes terstandar biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang
sudah terjamin keampuhannya.

Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2010: 330). Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi
digunakan pada penelitian kualitatif.

Terdpat dua macam triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Triangulasi teknik, berarti penelitian menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber, untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Analisis Data Kuantitatif


Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan Analisis data dalam
Sugiyono ( 2010: 207) adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan.

Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat


dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian
kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan dan statistik inferensial. Statistik
intefensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.

Anda mungkin juga menyukai