Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE MAGANG RISET TERAPAN PEMERINTAHAN

1. Desain Magang

Penelitian merupakan hasil dari suatu cara yang disusun secara

sistematis berguna untuk menemukan fakta-fakta dan jawaban dari suatu

permasalahan. Hasil penelitiannya ditentukan dari desain magang. Secara

etimologi pengertian penelitian berasal dari dua kata yaitu re atau kembali

dan search atau mencari, artinya penelitian merupakan suatu kegiatan

sistematik yang dilakukan untuk menyelidiki mengenai sumber teori,

material dan fenomena serta memiliki tujuan untuk membuat suatu fakta

baru dan menghasilkan suatu kesimpulan (Khasan Effendi, 2014 :2).

Pengertian research atau penelitian secara luas merupakan

kegiatan untuk mengumpulkan informasi, fakta dan data guna untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan. (Shuttleworth). Pengertian penelitian

bisa juga diartikan menjadi suatu upaya untuk menyelidiki atau

menemukan fakta dan beberapa prinsip yang dilakukan dengan kritis dan

hati-hati sesuai dengan prosedur dan metode yang jelas dan sistematis

(Yusuf, 2014:25). Dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penelitian

data-data dan informasi yang kita ambil harus sesuai dengan fakta dan

penuh ketelitian atau kritis tidak boleh asal-asalan.

Penyusunan laporan akhir ini peneliti menggunakan metode

kualitatif dan metode deskriptif serta pendekatan induktif dalam meneliti


penempatan pejabat struktural berbasis kompetensi di Badan

Kepegawaian Pendidikan dan pelatihan Kota Gorontalo.

Menurut Sugiyono (2018 :9) metode penelitian kualitatif adalah

“metode yang berdasarkan pada filsafat postpositifsme yang dimanfaatkan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen)”. Selanjutnya dalam metode penelitian kualitatif ini peneliti

adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dan analisis

data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif / kualitatif. Dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari generalisasi.

Menggunakan metode penelitian kualitatif selalu menempatkan

subjek penelitian dalam posisi yang sama dengan peneliti, membangun

kesamaan untuk menciptakan interaksi yang sejalan, sehingga subjek

penelitian merasakan peneliti sudah bagian dari kehidupannya. Pencarian

makna merupakan salah satu ciri utama penelitian kualitatif, dilihat dari

beberapa sudut pandang, pemotretan yang bervariasi, multimetode, dan

melalui interaksi simbolik serta mampu menghadapi segala bentuk

orientasi, menuntut dan tidak melebar secara tidak menentu. Walaupun

multimetode dan multifokus tetapi tetap terarah dan terkendali.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok, manusia, objek, suatu kondisi ataupun suatu peristiwa di masa

sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan


secara sistematis, aktual, akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan

antarfenome yang diselidiki. Menurut Wihitney dalam Nazir (2014 :43),

metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan prestasi yang tepat.

Penelitian deskriptif meneliti masalah-masalah yang terjadi di

masyarakat, keadaan termasuk tentang hubungan, aktivitas-aktivitas,

sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Dalam kegiatan magang ini juga dilaksanakan dengan teorisasi

induktif. Menurut Sugiyono (2018 :245) mengemukakan bahwa analisis

data kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis bertumpu pada

data yang diperoleh, kemudian dilanjutkan menjadi hipotesis.

Penyusunan laporan akhir ini menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif untuk meneliti penemptan

pejabat stuktural berbasis kompetensi di BKPP Kota Gorontalo.

2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan poin yang penting dalam

pengumpulan data. Data yang tepat akan berhubungan dengan hasil yang

diteliti karena akan menghasilkan data penting diketahui oleh peneliti

karena jika terjadi kesalahan dalam mengambil data maka akan membuat

data tidak akurat. Menurut Nazir (2014 :153) banyak persoalan yang

dirumuskan tidak akan bisa terselesaikan karena metode untuk


mendapatkan data yang dipakai tidak memungkinkan ataupun metode

yang ada belum menghasilkan data yang akurat seperti yang diinginkan.

Yusuf (2016: 372) mengatakan bahwa :

Keberhasilan dalam pengumpulan data banyak yang ditentukan


oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan
fokus penelitian. Ia dapat melakukan wawancara dengan subjek
yang diteliti, ia harus mampu mengamati situasi sosial, yang
terjadi dalam konteks yang sesungguhnya, ia dapat memfoto
fenomena , symbol dan tanda yang terjadi, ia mungkin pula
merekam dialog yang terjadi. Peneliti tidak akan mengakhiri fase
pengumpuln data , sebelum ia yakin bahwa data yang terkumpul
dari berbagai sumber yang berbeda dan terfokus pada situasi
sosial yang diteliti telah mampu menjawab tujuan penelitian.
Dalam konteks ini validitas, reabilitas, dan triangulasi
(triangulation) telah dilakukan dengan benar, sehingga ketepatan
(accuracy) dan kredibilitas (credibility) tidak diragukan lagi oleh
siapapun.

Melakukan observasi mampu mengumpulkan data yang

diperlukan pada pelaksanaan magang dengan metode penelitian kualitatif,

pengumpulan data dilakukan pada keadaan natural, pencarian sumber

data primer, dan teknik pengumpulan data yang lebih dominan dengan

teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Menurut Nazir (2014:154) “observasi adalah cara pengambilan

data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan standar lain

untuk keperluan tersebut. Dapat diartikan bahwa observasi merupakan

kegiatan berupa pengamatan secara mendalam pada kegiatan magang,


segala yang terdengar maupun terlihat, ditulis dalam pelaksanaan

observasi yang telah direncanakan secara terbuka dan fleksibel.

Menurut Sugiyono (2018:226) mengklasifikasikan observasi menjadi :

1. Observasi partisipasi
pengumpulan data dimana penelti terjun langsung dalam
aktivitas sehari-hari terhadap apa yang diteliti sehingga dapat
menjadi sumber penelitian.
2. Observasi terus terang atau tersamar
Pengumpulan data dengan system, ini menyatakan secara
langsung kepada informan data , bahwasanya dalam proses
observasi penulis melaksanakan kegiatan penelitian , hal ini
dilakukan dalam menjaga kerahasiaan sebuah data apabila
sebuah data yang dicari merupakan data yang bersifat rahasia.
3. Observasi tak terstruktur
Penelitian ini merupakan observasi yang dilakukan tanpa
adanya persiapan, berlangsung dikarenakan fokus pada
penelitian samar-samar, fokusnya terus berkembang dengan
observasi yang berlangsung.

Observasi merupakan teknik yang mendasar dalam penelitian

untuk mengumpulkan data pada obyek penelitian sebagai sumber data

yang dilakukan dengan pengamatan yang jelas dalam keadaan tertentu

sebagaimana keadaan sehari-hari. Dalam observasi ini peneliti akan

terjun langsung dan mengamati aktivitas sehari-hari di kantor BKPP Kota

Gorontalo kemudian mengungkap data mengenai penempatan pejabat

struktural apakah telah sesuai dengan kompetensi.

b. Wawancara
Menurut Burhan Bungin (2011:111) mengatakan bahwa

wawancara adalah proses untuk mendapatkan keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang

kehidupan sosial relatif lama. Pewawancara merupakan orang bertindak

sebagai pemimpin serta berhak menentukan materi atau tema yang ingin

ditanyakan. Informan adalah orang yang diwawancarai dan yang diminta

informasi oleh pewawancara.

Menurut Burhan Bungin (2011:112) teknik melakukan wawancara

ada dua yaitu :

1. Penyamaran
Pewawancara menyamar sebagai anggota masyarakat pada
umumnya dan beraktivitas sebagi selayaknya orang biasa
dengan orang yang diwawancarai.

2. Terbuka
Wawancara dilakukan dengan informan secara terbuka, dimana
informan mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti
yang bertugas melakukan wawancara dilokasi penelitian.

Menurut Sugiyono (2018 :137-141) Wawancara terbagi dalam

beberapa bagian yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur.

1. Wawancara terstruktur
Teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis alternatif jawabanya pun telah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden
diberi pertayaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.

2. Wawancara tidak terstruktur


Merupakan wawancara yang bebas dan peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara hanya mengungkapkan secara garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara
yang dilakukan peneliti adalah dengan cara mendatangi dan
mengadakan komunikasi secara langsung atau tatap muka
dengan beberapa responden yang dianggap perlu untuk
mendapatkan data informasi yang legkap.

Pada penelitian ini penulis akan melakukan wawancara untuk

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil tatap muka antara pewawancara dengan informan dengan

menggunakan pedoman wawancara. Dalam proses wawancara peneiliti

mencatat dan merekam jawaban dari responden sebagaimana adanya

dan meminta penjelasan kembali jika jawaban responden menyimpang

dari pertanyaan. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara terstruktur. Artinya , dalam melakukan wawancara

penulis sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis.

Disini penulis akan melakukan wawancara kepada informan yang

telah di tentukan dengan cara menggunakan teknik sampling

nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2018:218) Nonprobability

Sampling adalah pengambilan sampling yang tidak memberi peluang /


kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Berdasarkan teknik sampling tersebut, penulis memilih

menggunakan purposive Sampling.

Menurut Sugiyono (2018:219) “sampling purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu

ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi saja yang diteliti.

Penulis merencanakan akan melakukan wawancara pada sepuluh

( 10 ) narasumber secara terstruktur dan beberapa narasumber lain

secara tidak terstruktur. Berikut penulis menyajikan daftar informan yang

akan diteliti, yaitu sebagai berikut

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

No Informan Jumlah kode


Informan
(1) (2) (3) (4)
1 Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan 1 1
Pelatihan (BKPP) Kota Gorontalo
2 Sekretaris Badan Kepegawaian Pendidikan dan 1 2
Pelatihan (BKPP) Kota Gorontalo
3 Kepala Bidang Mutasi, Pensiun, Status & 1 3
Informasi BKPP Kota Gorontalo
4 Kepala Bidang Pengembangan Pengendalian 1 4
ASN dan DIklat BKPP Kota Gorontalo
5 Kepala sub Bidang Mutasi 1 5
6 Kepala sub Bidang Penjenjangan dan Teknis 1 6
Fungsional
7 staff 4 7
Jumlah 10
Sumber : BKPP Kota Gorontalo yang Diolah oleh Penulis

c. Dokumentasi

Menurut Soehartono (2011:70) “Dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan kepada subjek

penelitian, data dokumen yang diteliti dapat berupa berbagi macam

tidak hanya dokumen resmi”. Jadi dokumentasi merupakan kegiatan

untuk melengkapi data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian

untuk mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu

kejadian. Dokumen yang digunakan berupa buku-buku, catatan, arsip

dan sebagainya.

3. Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis data merupakan kegiatan dalam

mengelompokkan data berdasarkan variebel dan jenis responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. (Sugiyono 2018:147). Teknik analisis data

bertujuan untuk memecahkan masalah dan memberikan kesimpulan hasil

data yang telah dikumpulkan.


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu

menjawab dan memecahkan masalah dengan melakukan pemahaman

dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari objek yang diteliti agar

memperoleh gambaran yang lebih tajam dari hasil pengamatan untuk

penelitian selanjutnya. Sugiyono (2018 :243) mengemukakan bahwa

“dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi) dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh”.

Dalam menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis data dengan model yang dikemukakan oleh Miles and

Huberman pada tahun 1984. Miles and Huberman mengemukakan bahwa

“ aktivitas dalam analisis data yaitu, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan / verifikasi”. Sesuai dengan analisis data Miles and

Huberman, langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

Gambar 3.1

Komponen dalam Analisis Data (interactive Model)

Sumber Miles and Huberman Dalam sugiyono (2018 :247)


1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2018 :247) mengemukakan bahwa

“reduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal pokok

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, dan

polanya”.

2. Penyajian Data

Sugiyono (2018 :249) menyatakan “Display data bisa

dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya. Sedangkan menurut Miles and

Huberman dalam Silalahi (2012:249) “the most frequent from of

display data for qualitative research data in the past has been

narrative text”. Yang artinya yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif”.

3. Kesimpulan dan verifikasi

Langkah terakhir dari teknik analisis data adalah penarikan

kesimpulan dari data ulang sudah terkumpul. Menurut Miles and

Huberman dalam Sugiyono (2018:252) bahwa “langkah ketiga

dalam analisis kualitatif adalah dengan menarik kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya”.


4. Jadwal Magang

Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Magang dan Penyusunan Laporan Akhir
Praja Utama Tahun Akademik 2020/2021
TAHUN 2020 TAHUN 2021

KEGIATAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JUL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan
Judul dan
penyusunan
Usulan
Penelitian

2. Seminar
Usulan
Penelitian

3. Perbaikan
Usulan
Penelitian

4. Penelitian dan
pengumpulan
data

5. Penyusunan
Laporan Akhir

6. Ujian
Komprehensif

7. Perbaikan dan
Pengumpulan
Laporan Akhir

Sumber : Kalender Akademik IPDN Tahun 2020/2021


Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai