Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE DAN LOKASI PENELITIAN


1.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pengertian penelitian kualitatif dapat
diartikan sebagai penelitian yang berdasarkan data deskriptif berupa kalimat tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang diamati (Zuldafrial dan Lahir 2012:2). Penelitian kualitatif
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami dan terjadi oleh subjek penelitian
seperti perilaku, persepsi, tindakan dan motivasi. Dalam menyampaikan laporan penelitian
menggunakan narasi atau kalimat, bukan dalam bentuk table data yang berupa angka.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada pemahaman terhadap
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Pada metode penelitian ini, peneliti menggunakan
perspektif dari partisipan sebagai gambaran yang diutamakan dalam memperoleh hasil penelitian.
1.2 Sifat Penelitian
Dilihat dari sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif, artinya penelitian yang
menggambarkan objek tertentu dan menjelaskan hal-hal yang terkait atau melukiskan secara
sistematis fakta-fakta tu karakteristik populasi tertentju dalam bidang tertentu secara faktual dan
cermat. Penelitian ini bersifat deskriptif karena penelitian ini semata-mata menggambarkan suatu
obyek atau mengmbil kesimpuln-kesimpuan yang berlaku secara umum.
1.3 Pendekatan Masalah
Penelitian merupakan proses pengumpulan informasi yang diselidiki dengan hati-hati dalam
mencari data dan tujuan tertentu dengan cara-cara ilmiah, bahwa penelitian tersebut didasarkan
pada ilmu pengetahuan yang rasional (masuk akal), empiris (cara yang dapat diamati oleh indra
manusia), dan sistematis (langkah tertentu yang bersifat logis). peneliti menggunakan sebuah
pendekatan yaitu pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
tujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya dan tidak bisa
dijelaskan hanya sekedar angka-angka. dan juga bukan hanya ingin mengetahui bagaimana strategi
komunikasi organisasi saja, tetapi juga ingin mengetahui strategi komunikasi organisasi didekati
secara kualitatif.
Dalam bukunya, Suharsimi (2010:64) menjelaskan bahwa : Pengertian “pendekatan” disini
adalah metode cara mengadakan penelitian seperti halnya bereksperimen atau noneksperimen.
Tetapi disamping itu juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari segi
tujuan misalnya eksploratif, deskriptif, atau historis. Penentuan pendekatan ini sangat menentukan
subjek penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh data.
Sugiyono, dalam bukunya metode penelitian kuantitatif dan kualitatif menjelaskan bahwa:
Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-postivisme
yang sering disebut juga sebagai paradigma post-positivisme Digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah. Dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil
penelitian lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. (Sugiyono, 2016:9).
1.4 Data penelitian
1.4.1 Jenis dan Sumber data
Berdasarkan jenisnya, data penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif adalah yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, sktsa dan gambar, sedangkan data
kuantitatif adalah data yang berupa angka atau data yang diangkakan.
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelopokan dalam dua jenis yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan atau didapat oleh peneliti secara langsung dari
sumber datanya. Data primer tersebut juga sebagai data asli atau data baru yang bersifat up
to date. Data ini didapatkan dari hasil wawancara dilapangan. Dengan demikian peneliti
akan menggunakan informan untuk memperoleh informasi selama penelitian. Dalam
penelitian ini data primernya adalah orang yang merasakan dampak dari adanya braja
dharma di Kecamatan Kajen serta menjadi bagian dari organisasi ini.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada. Berupa hasil dokumentasi kegiatan dan dokumentasi lain yang mendukung
data penelitian.
1.4.2 Teknik Penentuan Informan
Informan ditentukan dengan teknik snowball sampling. Dengan teknik ini maka informan
sebagai sumber data utama dalam penelitian ini sudah dapat ditentukan terlebih dahulu, walaupun
ada kemungkinan akan berkembang dikemudian hari. Didalam penelitian ini peneliti menentukan
ketua braja dharma sebagai informan utama dan beberapa anggota dari braja dharma.
1.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal dari penelitian dimana metode ini
sangat diperlukan. Metode penelitian dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan
berbagi cara sesuai denga kebutuhan. Dalam pengumpulan data ini digunakan beberapa metode,
yaitu teknik kepustakaan, teknik observasi partisipan, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi.
1. Teknik Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan atau data-data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
sedang dijadikan sasaran penelitian (Sudijono, 2006:27). Pada dasarnya suatu karya ilmiah tidak
dapat lepas dari metode observasi, dikatakan demikian karena metode observasi adalah suatu
pengamatan terhadap suatu masalah atau obyek penelitian secara sistematis. Metode observsi
diklasifikasikan menjadi observasi partisipatif, observasi terang dan tersamar, dan observasi tak
terstruktur.
Dalam kaitanya dengan penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan metode
observasi partisipatif, artinya peneliti terlibat langung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh subyek yang diamati. Dengan mengamati langsung serta sebagai pelaku,
diharapkan dapat memperoleh data yang akurat mengenai peran Braja Dharma di Kecamatan
Kajen Pekalongan.
2. Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewanwancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi
dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk di jawab oleh orang yang
diwawancarai. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap da bertatap muka langsung dengan
informan metode wawancara dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu :
A. wawancara terstruktur, yaitu merujuk pada situasi dimana seorang mengajukan
pertanyaan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan kategori jawaban terbatas pada
setiap responden.
B. Wawancara tidak terstruktur, yaitu merujuk pada pemahaman suatu perilaku yang
kompleks dari reponden tanpa memberlakukan suatu kategori apapun yang dapat
membatasi lapangan penelitian (Sedarmayanti dan Hidayat,2002;81).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara tak terstruktur. Metode ini
juga disebut metode wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan suatu cara
pengumpulan data dengan maksud mendapat gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.
Metode ini dinamakan juga metode wawancara kualitatif dimana wawancara dilakkukan dengan
santai, informan dan masing-masing pihak seakan-akan tidak dibuatkan petanyaan-pertanyaan
sesuai dengan rumusan permasalahan yang dipaparkan. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan
dimulai dengan kata tanya yang bersifat terbuka, seperti: bagaimana, apakah, dan mengapa.
Pertanyaan dilakukan dengan bahasa informan sehingga wawancara dapat berjalan santai, tanpa
ada hal-hal yang dirasa mengintervensi informan.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi adalah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. Lebih lajut dijelskan oleh Arikunto yang mengatakan
bahwa metode pencatatan dokumen merupakan suatu cara mencari informasi data yang berupa
buku-buku, catatan, surat kabar, majalah, prasasti, foto atau gambar-gambar dan sebagainya.
Maleong menyatakan dokumen ialah setiap bahan tertulis atau film, lain dari record, yang tidak
dipersiapkan karena adanya permintaan dari seorang penyidik. Pembahasan disini diarahkan jika
peneliti menemukan record, tentunya perlu dimanfaatkan. Dokumen sudah lama digunakan
dalam banyak hal. Sebagai sumber data digunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan (Maleong,2009: 216-217).
Teknik dokumnentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah berupa
mengumpulkan foto-foto, catatan-catatan dan hasil wawancara dengan para narasumber yang
mendukung penelitian ini. Alat yang digunakan dalam pengambilan datan dalam bentuk
dokumentasi adalah handphone sebagai alat pegambil gambar dan rekaman suara pada saat
wawancara serta laptop yang nantinya sebagai alat menyimpan data dokumentasi dan untuk
memilah-milah data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian ini.
3.4.4 Instrumen Penelitian
Instrument terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
menggunakan alat bantu untuk mengumpulkan data seperti alat perekam suara, kamera, laptop, hp,
dan pedoman wawancara. Pemanfaatan alat-alat tersebut sangat tergantung pada si peneliti.
Peneliti sebagai instrument atau participant – observer yaitu dapat langsung melihat,
merasakan dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang diteliti saat pengumpulan data, dan
peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data apabila telah mencukupi. Disamping itu
dalam pengumpulan data, peneliti juga harus berhati-hati karena objek yang kita teliti dapat berubah
sewaktu-waktu.
3.4.5 Teknik Pengolahan Data
Instrumen yang telah didistribusikan kepada interview, maka dilakukan pengumpulan data
dari wawancara. Dalam penelitian data ini disebut data kasar untuk kemudian dilakukan analisis.
Sebelum melakukan analisis, peneliti terlebih dahulu melakukan pengolahan data guna memperjelas
dan mempermudah data yang telah diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan mendeskripsikan
data penelitian. Menggambarkan data-data yang diperoleh dilapangan guna memperoleh bentuk
nyata dari interview, sehingga mudah dimengerti oleh peneliti atau orang lain yang tertarik dengan
hasil penelitian yang dilakukan, dengan cara menyusun dan mengelompokan data yang ada,
sehingga memberikan gambar yang nyata terhadap responden (Darmadi, 2014:174).
Data hasil wawancara dikelompokan berdasarkan keperluan penulis yang didasarkan pada
permasalahan yang diteliti untuk kemudian dipaparkan pada bagian bab pembahasan pada bagian
subnya.
3.4.6 Teknik Analisis Data
Langkah-langkah anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis
Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam kegiatan
analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).
1. Pengumpulan Data Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil
wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan
masalah penelitian yang kemudian dikembangkan penajaman data melalui pencarian data
selanjutnya.
2. Reduksi Data Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongan,
mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman,
2007: 16). Menurut Mantja (dalam Harsono, 2008: 169), reduksi data berlangsung secara terus
menrus sepanjang penelitian belum diakhiri. Produk dari reduksi data adalah berupa ringkasan
dari catatan lapangan, baik dari catatan awal, perluasan, maupun penambahan.
3. Penyajian Data Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data dimaksudkan intuk
menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan
simpulan serta memberikan tindakan (Miles dan Huberman, 2007: 84). Menurut Sutopo (dalam
Harsono, 2008: 169) menyatakan bahwa sajian data berupa narasi kalimat, gambar/skema,
jaringan kerja dan tabel sebagai narasinya.
4. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu kegiatan
konfigurasi yang utuh (Miles dan Huberman, 2007: 18). Kesimpulankesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti menyususn
pencatatan, polapola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi, arahan sebab akibat, dan berbagai
proposisi (Harsono, 2008: 169).
3.4.7 Teknik Penyajian Data
Penyajian data dideskripsikan dalam bentuk essay dengn kalimat yang agak panjang bersifat
membahas dan menguraikan permasalahan yang penting. Teknik penyajian data dalam penelitian
ini menggunakan analisis kualitatif dalam bentuk desriptif yaitu penelitian dimana data yang akan
diperoleh berupa angka-angka, namun berupa catatan-catatan lapangan dan hasil wawancara. Hal
ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana peran Braja Dharma dalam menjaga eksistensi generasi
muda Hindu.
3.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi penelitian
merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena dengan sudah
ditetapkannya lokas berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga memudahkan penulis dalam
melakukan penelitian. Lokasi ini bisa berupa wilayah tertentu atau suatu lembaga dalam
masyarakat. Untuk memperoleh data premier, lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Kajen
Pekalongan.
3.5.1 Alasan Pemilihan Lokasi
Alasan peneliti memilih lokasi ini karena lokasi yang memberikan data dimana generasi
muda Hindu di kecamatan Kajen Pekalongan masih dapat terus menjaga eksistensi ditengah
derasnya serangan oknum-oknum yang ingin menghilangkan perkembangan agama Hindu di
wilayah tersebut.
3.5.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kajen adalah sebuah kecamatan yang merupakan pusat kota dari Kabupaten Pekalongan,
Provinsi Jawa Tengah. Kajen berjarak sekitar 24 Km ke arah Barat Daya Kota Pekalongan atau
sekitar 120 Km dari kota semarang melalui jalur Pantura. Kecamatan kajen memiliki luas 75,5 km²
dengan jumlah penduduk 58.496 jiwa (Data BPS 2015) dan kepadatan penduduknya adalah 782
jiwa/km².
Kecamatan Kajen dipimpin oleh seorang camat yaitu bapak Muhammad Arifin. Memliki 25
desa/kelurahan yang masing-masing desa dipimpin oleh kepala desa. Kecamatan Kajen sendiri
berbatasan langsung dengan Kecamatan Bojong disebelah utara, Kecamatan Paninggaran disebelah
selatan, Kecamatan Kandangserang dan Kesesi disebelah barat dan Kecamatan Karanganyar dan
Lebakbarang disebelah timur.
Kecamatan Kajen merupakan wilayah yang sangat indah dan sejuk. Karena wilayahnya
terdiri dari daerah-daerah gunung dan perbukitan yang masih asri. Disebelah selatan menghampar
perkebunan karet yang sangat luas. Selain karet, juga banyak terdapat tanaman pinus. Banyak desa
di Kecamatan Kajen masih menjadikan pertanian sebagai komoditas utama.
Kondisi geografis wilayah yang masih memiliki hutan belantara yang sangat luas,
menjadikan kecamatan kajen memiliki kekayaan hayati berupa flora maupun fauna yang beragam.
Masih banyak dijumpai hewan-hewan liar seperti macan jawa dan juga burung cucak ijo yang sudah
langka. Juga masih banyak tanaman-tanaman yang bisa dimanfaatkan secara tradisional.
Kecamatan Kajen juga merupakan satu-satunya kecamatan di Kabupaten Pekalongan yang
memiliki penganut Agama Hindu yang masih bertahan menjaga eksistensinya hingga saat ini.
Jumlah umat Hindu di kecamatan Kajen mencapai 433 Jiwa. Memiliki tempat ibadah berupa Pura
sebanyak 2 tempat. Meskipun minoritas umat Hindu di Kecamatan Kajen tetap berusaha menjaga
eksistensinya. Bahkan menurut cerita para sesepuh wilayah, dahulu wilayah Pekalongan adalah
mayoritas beragama Hindu. Namun karena kurangnya pembinaan dan penguatan dari pihak-pihak
yang berkepentingan, akhirya banyak umat yang berpindah keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA
Afdjani, Hadiono. 2014. Ilmu Komunikasi Proses dan Strategi. Jakarta: Indigo
Anwar, Arifin. 2011. Strategi Komunikasi. Bandung: Armieo
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta:
Darmandi, Hamidi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Sosial. Bandung: ALFABETA
Effendy, Prof. Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. PT.CITRA ADITYA
BAKTI: Bandung.
Eriyanto, 2011. Analisis isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Maleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Media.
Moleong, Lexy J. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Muhammad, Arni.2015.Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Rineka Cipta.
Rosdakarya
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial.
Jakarta: Balai Pustaka

Referensi Internet
https://www.academia.edu/26279582/MAKALAH_PLURALISME_AGAMA
https://ibagustri.wordpress.com/2016/01/12/teori-pertukaran-sosial-homans/
http://digilib.unila.ac.id/916/10/BAB%203.pdf
https://tulisanterkini.com/artikel/rtikel-ilmiah/9219-pengertian-generasi-muda.html
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/42850/Eksistensi-agama-Hindu-dalam-kehidupan-
masyarakat-di-sekitar-Candi-Cetho

Anda mungkin juga menyukai