Anda di halaman 1dari 13

25

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah sebuah strategi atau langkah yang memegang peranan yang

sangat penting dalam sebuah penelitian. Hal ini disebabkan tercapai tidaknya

tujuan penelitian yang telah dirumuskan sangat tergantung dengan metode yang

tepat dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah atau dapat menghasilkan

data yang objektif, valid, konsisten dan variabel. Mengingat pentingnya peranan

metode dalam suatu penelitian, maka perlu ditetapkan penggunaan metode

penelitian yang pasti. Berdasarkan hal tersebut penulis menggunakan beberapa

metode antara lain:

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang cenderung kualitatif.

Jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data atau keterangan

yang dapat mendeskripsikan realita sosial dan peristiwa-peristiwa yang terkait di

dalam kehidupan masyarakat. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermanfaat untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain

(Wardhani, 2010: 33).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

teologi agama artinya suatu pendekatan yang berkaitan tentang Mapegat dalam

25
26

upacara Pitra Yadnya di Desa Pakutatan Kecamatan Pakutatan Kabupaten

Jembrana.

Menurut Sujarweni (2014: 6), terdapat 2 jenis penelitian yaitu penelitian

kualitatif dan penelitian kuantitatif. penelitian kualitatif adalah jenis penelitian

yang menghasilakan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh)

dengan menggunakan prosedur statistik atau cara-cara dari kuantifikasi

(pengukuran), yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif adalah data deskriptif

berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Penelitian

kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi, organisasi, aktivitas sosial, dan

lain-lain. Sedangkan Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang

menghasilkan penemua-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan

prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).

Jadi pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif

yang pelaksanaannya berbentuk analisis deskriptif yakni dengan cara

mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis, dalam hal ini

tidak hanya semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman

dan penjelasan secukupnya. Hasil laporannya juga dikemukakan secara rinci

untuk mendapatkan pemahaman yang bersifat umum terhadap kenyataan sosial

dari perspektif partisipan. Penyajiannya tidak dinyatakan dalam wujud presentase

serta tidak berbentuk angka-angka namun lebih menekankan pada makna dan

lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.


27

Penelitian ini dirancang untuk mendeskripsikan Mapegat dalam upacara

Pitra Yadnya di Desa Pakutaan Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana

menggunakan pendekatan Fenomenologi. Sujarweni (2014: 21-25),

mengemukakan bahwa pendekatan penelitian adalah metode atau cara

mengadakan penelitian. Pendekatan penelitian dibagi menjadi 4 (empat) yaitu:

fenomenologis, interaksi simbolik, etnografi dan etnometodologi.

Pendekatan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan

kaitannya terhadap orang biasa dalam situasi tertentu. Sosiologi fenomenologi

pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh filsuf Edmun Husserl dan Alfred Schultz.

Pengaruh lainnya berasal dari Weber yang memberikan tekanan pada verstehen,

yaitu pengertian interpretatif terhadap pemahaman manusia. Fenomenologis tidak

berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang

diteliti.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian sangat membantu dalam mencari informasi yang

valid. Lokasi dalam penelitian harus mempunyai areal dengan batas yang jelas

supaya didalam penelitian tidak terjadi kekaburan atau ketidak jelasan. Pada

umumnya penentuan lokasi penelitian adalah untuk mengetahui keterbatasan dan

kepraktisan seperti waktu, biaya dan tenaga (Moleong, 2000: 86). Sehubungan

dengan hal tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan di Desa Pakutatan

Kecamatan Pakutatan Kabupaten Jembrana bahwa merupakan tempat

diadakannya penelitian yang menyangkut jalannya Mapegat yang unik dan


28

menarik dari segi berjalan nya proses mapegat dalam upacara pitra yadnya ini

sehingga memiliki makna dan fungsi yang berbeda dengan tempat lainnya. Lama

penelitian yang akan dilaksanakan yaitu adalah selama tiga bulan dari bulan

Januari sampai dengan Maret 2017.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Suatu penelitian pasti ada proses pengumpulan data yang kemudian diolah.

Data tersebut berupa:

Jenis Data adalah bentuk jamak dari datum, dimana data merupakan

keterangan-keterangan tentang sesuatu hal yang dapat diketahui atau dianggap

sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol kode, dan lain-lain

(Iqbal, 2002: 82). Berdasarkan jenisnya data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data kualitatif yang berupa kata-kata sebagai simbol untuk menyusun suatu

argumentasi. Dengan demikian jenis data dalam penelitian ini adalah nominal

yang kualitatif.

Sumber Data mempunyai peranan begitu dalam menyusun karya tulis

ilmiah, tanpa data yang baik penelitian tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan

yang diharapkan. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal yang

diperoleh orang yang melakukan penelitian atau orang yang bersangkutan dan

memerlukannya. Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini dibedakan

menjadi dua bagian yaitu:

Data Primer merupakan data atau keterangan yang nyata dan benar yang

diperoleh langsung dari informan, sehingga data ini juga disebut sebagai data asli.
29

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara obsevasi partisipasi maupun non

partisipasi serta wawancara bebas dan mendalam yang dibimbing pedoman

wawancara. Dalam pengumpulan data primer ini peneliti memperoleh data dari

keterangan-keterangan, penjelasan-penjelasan, wawancara dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang diselidiki (observasi).

Data sekunder dapat diartikan sebagai suatu keterangan yang diperoleh

dari sumber yang kedua seperti misalnya dengan membaca Lontar-lontar, buku,

catatan dan peninggalnnya. Dalam pengumpulan data sekunder ini, peneliti

memperoleh data dengan cara studi dokumentasi di Desa Pakutatan Kecamatan

Pakutatan Kabupaten Jembrana.

3.4 Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan

penelitian sejak awal hingga berakhirnya proses penelitian. Penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, maka yang menjadi instrumen utamanya adalah peneliti

sendiri (Sugiono, 2008: 61). Dengan demikian penelitian sendiri sebagai

instrumen utama dibantu dengan pedoman, HP, tape recorder, kamera digital, dan

handycam untuk merekam proses penelitian.

3.5 Tenik Penentuan Informan

Untuk mendapatkan informasi dalam penelitan ini, peneliti harus menggali

keterangan-keterangan dari informan yang mengetahui permasalahan yang

dibahas dengan mengunakan teknik purposive yang dapat digunakan untuk


30

menentukan informan. Peneliti mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang

dianggap mengetahui permasalahan yang akan dikaji.

Pada penelitian kualitatif posisi informan sangat penting, bukan karena

sekedar pemberi informasi melainkan juga pemilik informasi sehingga ia juga bisa

disebut sebagai sumber data. Informan ini juga dapat disebut sebagai subyek

penelitian karena ia bukan hanya sebagai sumber data saja, tetapi juga sebagai

pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan

informasi yang diberikan (Suprayoga, 2001: 163).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditentukan informan dalam

penelitian ini yaitu Kepala Desa, Pemangku, Bendesa dan masyarakat Desa

Pakutatan Kecamatan Pakutatan Kabupaten jembrana yang tentunya sudah

mengetahui fenomena dari Mapegat dalam upacara Pitra Yadnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan

oleh seorang peneliti dan merupakan tahap yang sangat penting dalam rangka

membuat dan menyusun penelitian. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat

pengambil data atau alat pengukurnya. Wardhani (2010: 165) menyatakan teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah melalui

observasi, wawancara (interview), dokumentasi, dan kepustakaan. Selanjutnya

(Iqbal, 2002:80). Menyatakan teknik pengumpulan data merupakan kegiatan

pencatatan suatu peristiwa atau bagian-bagian yang mendukung suatu penelitian.


31

Sugiyono (2010: 193) menjelaskan bahwa “pengumpulan data dapat

dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara, dapat

menggunakan sumber primer dan sumber skunder”. Dalam penelitian ini

digunakan beberapa teknik pengumpulan data: (1) Observasi; (2) Wawancara

(Interview); dan (3) Studi Kepustakaan; dan (4) Dokumentasi. Untuk lebih

jelasnya, maka akan diuraikan satu persatu sebagai berikut.

3.6.1 Observasi

Sugiyono (2014: 310), menyatakan bahwa oservasi adalah dasar dari

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Teknik

observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan

mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki

Sugiyono (2014 : 310-313) mengklasifikan observasi menjadi 3 macam,

yaitu: observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar dan observasi

tak berstruktur. Observasi partisipatif adalah observasi yang penelitinya terlibat

dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian. Observasi terus terang atau tersamar adalah

observasi yang penelitinya dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus

terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka

yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.

Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan sencara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi.


32

Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipatif. Metode

observasi partisipatif digunakan untuk terjun langsung ke lapangan dalam

mengamati dan mengumpulkan data lapangan. Dalam penelitian ini metode

observasi digunakan untuk mengamati kondisi Mapegat dalam Upacara Pitra

Yadnya di Desa Pakutatan Kecamatan Pakutatan Kabupaten Jembrana. Untuk

menjaga efektifitas penggunaan metode ini dibantu dengan teknik pencatatan,

pemotretan dan rekaman video.

3.6.2 Wawancara

Menurut Sugiyono (2014: 317), wawancara adalah merupakan pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Jauhari (2010:145) wawancara

adalah metode pengumpulan informasi atau data yang dilakukan melalui

pengajuan pertanyaan secara kontak langsung. Tanya jawab dalam wawancara

tidak bisa dilakukan secara spontan, melainkan harus terencana, baik dalam

menentukan responden maupun pertanyaan.

Sugiyono (2014: 319-320), mengemukakan beberapa macam wawancara

yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai metode pengumpulan data,

bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu, daam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan

instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Wawancara

semiterstruktur ini sudah termasuk dalah kategori in-depth-interview, di mana

dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingakan dengan wawancara


33

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah menemukan permasalahan

secara lebih terbuku, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan

ide-idenya. Sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Metode wawancara yang peneliti gunakan adalah metode wawancara

terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga

menyerupai check-list. Dalam wawancara terstruktur pertanyaan dan perumusan

kata-katanya sudah harga mati yang artinya sudah ditetapkan dan tak boleh

diubah-ubah. Wawancara ini biasanya diikuti oleh satu kata kunci, agenda atau

daftar topik yang akan dicakup dalam wawancara (Gunawan, 2014: 162-164).

Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan

yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dalam melakukan wawancara

selain harus membawa istrumen sebagai pedoman maka pengumpul data juga

dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material

yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancer.

3.6.3 Kepustakaan

Agar mendapat data yang lengkap dalam penelitian ini, data juga diperoleh

melalui studi kepustakaan adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan

mengadakan penelitian kepustakaan, seperti melalui membaca, menulis, mengutip

materi yang berhubungan dengan skripsi ini.Kepustakaan merupakan metode

yang dilakukan di dalam perpustakaandengan mengkaji bahan pustaka berupa


34

sumber bacaan, buku-buku refrensi atauhasil penelitian lain yang memiliki kaitan

dengan permasalahan yang akan diangkat (Iqbal, 2002: 80).

Syaodih (2005: 277-278) mengemukakan studi kepustakaan merupakan

langkah yang sangat penting dalam penelitian. Pada waktu mengidentifikasi

masalah, diperlukan studi kepustakaan berkenaan dengan hasil-hasil penelitian

terdahulu serta dokumen-dokumen berkenaan dengan data atau informasi tentang

pendidikan. Dalam merumuskan masalah atau memetakan variabel-variabel atau

aspek-aspek yang berhubungan dengan fokus masalah studi kepustakaan sangat

diperlukan. Hubungan antara variabel dalam perumusan masalah merupakan

hubungan variabel secara teoretis, oleh karena itu sangat diperlukan dukungan

dari sisi teori. Untuk mencari dan memilih teori yang cocok, yang bisa

memperkuat rumusan masalah harus dicari dari studi kepustakaan.

Pada tahapan ini peneliti akan lebih mengetahui secara detail dan

memberikan kerangka berpikir, khususnya referensi relevan yang berasal dari

buku-buku, memberikan gambaran secara lengkap dengan menggunakan sumber

atau penelusuran kepustakaan untuk mendapatkan informasi secara lengkap untuk

menentukan tindak lanjut dalam mengambil langkah penting dalam kegiatan

ilmiah diantaranya adalah buku utama dan buku penunjang.

3.6.4 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-halyang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya. Dokumentasi adalah salah satu cara yang digunakan dalam

pengumpulan data. Dokumen menurut jenisnya ada dua yaitu dokumen pribadi
35

dan dokumen resmi. Dokumen yang mencangkup hal-hal khusus tentang brosur

dan surat kabar. Sehubungan dengan teknik ini yang dipergunakan untuk

memperkuat data melalui visualisasi data. Visualisasi data dalam teknik

dokumentsi ini berupa foto-foto dalam kaitan dengan objek kajian dan sedapat

mengkin mendokumentasikan dalam bentuk gambar hidup (video movie), dalam

dokumentasi ini akan terlihat penelitik etika ada data yang terlupakan di lapangan

(Arikunto, 2002: 206).

Dokumentasi dalam arti luas termasuk monumen, artefak, foto, micro film,

disc, CD, dokumentasi secara ekplisit berbeda dengan literature tetapi kemudian

berbeda antara keduanya hanya dapat secara gradual. Karena itu, kalau literature

adalah bahan-bahan yang diterbitkan baik secara rutin maupun berkala (Bungin,

2001: 153).

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Patton (dalam moeleong, 2012: 103) menyatakan bahwa analisi

data adalah prosedur pengaturan uraian data, mengorganisasikannya kedalam

suatu pola, kategori dan suatu uraian data. Dalam hal ini data yang telah tekumpul

nantinya akan diseleksi, di komparasi dan di analisis untuk memperoleh kesahihan

data. Melakukan analisi berarti melalukan kajian untuk menggali struktur suatu

fenomena. Ditegaskan Budgan da Tylor (1975: 32) analisis data sebagai proses

yang mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide

seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan

tema datau ide itu.


36

Dengan demikian, data atau informasi yang dikumpulkan yang

berhubungan dengan pernyataan penelitian akan di analisis berupa

pengelompokkan dan pangkatagorian data dalam aspek aspek yang telah

ditentukan, hasil pengelompokkan tersebut di hubungkan dengan data yang

lainnya untuk mendapatkan suatu kebenaran. Analisi data meliputi :

1. Reduksi data, merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang

peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang

banyak apabila penelitian mampu menerapkan metode observasi, wawancara

atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.

Data yang di peroleh di lapangan cukup banyak maka data ini perlu di reduksi

(dirangkum) dengan memilih hal-hal pokok. Selama proses reduksi data,

peneliti dapat melanjutkan ringkasan, pengkodean, menemukan tema, reduksi

data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai penelitian laporan

selesai. Reduksi data merupakan analisis yang menanjamkan untuk

mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat di verifikasi

untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang di teliti.

2. Display atau penyajian data yaitu pengorganisasian data baik primer maupun

skunder. Biasanya dalam penelitian kita mendapat data yang banyak, data

yang kita peroleh tidak mungkin di paparkan secara keseluruhan. Untuk itu,

dalam penyajian data penelitian dapat di analisis oleh penelitian untuk

disusun secara sistematis.

3. Pengambilan kesimpulan lalu verifikasi merupakan analisi dari reduksi data

dan display data sehingga data dapat disimpulkan dan peneliti masih
37

berpeluang untuk menerima masukan, pengambilan kesimpulan sementara

masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai