Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Agar penelitian menjadi lebih terarah dan mendapatkan hasil sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka perlu ditentukan suatu pendekan dan
metode penelitian yang digunakan. Adapun pendekatan dan metode yang
digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah sebagi berikut:

3.1.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan penelitian terbagi menjadi dua jenis, yaitu pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu
pendekatan yang juga disebut dengan pendekatan investigasi karena
biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka
langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian
(McMillan & Schumacher, 2003). Sedangkan menurut Sugiyono (2013:7)
menyebutkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen) peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi, analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.Data
dalam pendekatan kualitatif berbentuk kata-kata dan laporan informasi
secara mendalam dan menyeluruh yang telah dianalisis dan dijelaskan
bukan dengan data angka yang telah diolah seperti pendekatan kuantitatif.
Pendekatan ini digunakan agar dapat memahami tentang Optimalisasi
Patroli Sat Samapta dalam pencegahan aksi balap liar di wilayah hukum
Polres Ngawi
3.1.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Analisis kasus merupakan
bagian dari metode ilmiah. Tapi tujuannya bukan hanya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Keuntungan belajar kasusnya terletak
pada penyulingan teori dan kompleksitas masalah memberikan bahan
yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya, dan bukti
keterbatasan prinsip universalitas (Denzin dan Lincoln, 2009). Studi kasus
fokus pada satu (atau lebih) contoh fenomena tertentu untuk tujuan
penelitian tentang suatu peristiwa, hubungan, pengalaman atau proses
yang terjadi dalam kasus tersebut (Denscombe, 2007)
Dalam penelitian kualitatif, alatnya adalah orang atau orang instrumen.
Oleh karena itu, untuk menjadi alat, peneliti harus memberikan teori dan
wawasan yang luas sehingga dapat mengajukan pertanyaan,
menganalisis, memotret, dan menyusun objek penelitian menjadi lebih
jelas dan bermakna.

3.2 Fokus Penelitian


Fokus penelitian adalah pernyataan tentang subjek penelitian yang
dilakukan. Fokus penelitian ini adalah untuk memudahkan dalam
pengumpulan dan pengolahan data oleh penulis. Dalam penelitian ini,
penelitian difokuskan pada kinerja Patroli Sat Samapta Polres Ngawi
dalam mencegah terjadinya aksi balap liar di Kabupaten Ngawi..

3.3 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di Kepolisian Sektor Ngawi, Jalan Jaksa
Agung Suprapto No. 10, Kluncing, Ketanggi, Kec. Ngawi, Kabupaten
Ngawi, Jawa Timur (kode pos : 63211). Fokus penelitian ini adalah
Optimalisasi Patroli Sat Samapta dalam mencegah aksi balap liar di
wilayah hukum Polres Ngawi. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan
pada maraknya terjadi balap liar di Kabupaten Ngawi
.
3.4 Sumber Data
       Wujud data dalam penelitian ini ialah kata-kata dan tindakan
yang selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan sebagainya
(Sugiyono, 2010).

3.4.1 Data Primer


Data primer adalah jenis data yang diperoleh dengan melakukan
pengamatan langsung ke lokasi yang menjadi sasaran penelitian,
wawancara mendalam dengan informan yang terkait dengan
permasalahan yang diteliti. Sebelum dilakukan wawancara mendalam,
terlebih dahulu mencari informasi dan memilih orang – orang yang dinilai
memiliki keterkaitan dengan permasalahan sehingga informasi dan data
yang diperoleh tersebut jelas kebenarannya. Informan yang dilibatkan
dalam rencana penelitian ini, antara lain meliputi:
a. Kapolres Ngawi
b. Kasat Sabhara
c. Kanit Patroli Sat Sabhara
d. Kapolsek Kota Ngawi
e. Bhabinkamtibmas Polsek Kota Ngawi
f. Masyarakat rawan menjadi pelaku curanmor

3.4.2 Data Sekunder


Sumber data kedua peneliti peroleh dari buku-buku, Karya ilmiah,
buku hukum, jurnal dan file yang ada ada di Polsek Genuk. 

           Ketika peneliti mulai memasukkan sampel, maka dilakukan


pengukuran sampel selama proses penelitian dan mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. 

           Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah bertujuan


untuk penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan tidak
berdasarkan hierarki, acak atau Namun berdasarkan adanya target
tertentu (Sugiyono, 2010). Pertimbangannya, agar laporan lebih mudah
diselesaikan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukan dengan
tiga metode: wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat membangun makna dalam suatu
topik (Sugiyono, 2007:72). Metode wawancara rinci pada dasarnya sama
dengan metode wawancara lainnya. Peran pewawancara, tujuan
wawancara, peran informasi, dan cara  wawancara hanya berbeda dari
wawancara biasa. Wawancara adalah pengumpulan data melalui tanya
jawab satu arah, dilakukan secara sistematis dan untuk tujuan penelitian.
Pada umumnya ada dua orang atau lebih yang hadir secara fisik dalam
proses tanya jawab, dan masing-masing pihak dapat menggunakan
saluran komunikasi secara wajar dan lancar (Hadi, 2001: 193).
Wawancara juga dapat diartikan sebagai  pertukaran atau interaksi
dengan aturan, tanggung jawab, perasaan, keyakinan, motif, dan
informasi yang berbeda (Stewart dan Cash,  Herdiansyah, 2014: 118).
Penulis menggunakan teknik wawancara mendetail untuk merinci
bagaimana pendapat dan tanggapan masyarakat sekitar terhadap
maraknya terjadi balap liar di Kabupaten Ngawi, dan mencari informasi
dimana saja tempat yang rawan menjadi tempat untuk balap liar. Selain
wawancara rinci, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi. Dalam hal ini penulis akan bekerjasama dengan staf unit
Samapta untuk kegiatan sosialisasi dan patroli. Maka penulis mengamati
apa yang dilakukan oleh staf Unit Samapta, apakah sudah sesuai, dan
apakah praktik penyuluhan mengikuti teori dan konsep yang digunakan.
Jika ada kontradiksi atau ketidaksesuaian, penulis mencatatnya sebagai
pernyataan, tetapi tidak menanyakannya di lapangan agar pelaksanaan
kegiatan murni tanpa perasaan diawasi.  Teknik pengumpulan data akhir
yang digunakan adalah telaah dokumen. Penulis menelaah dan mengkaji
dokumen-dokumen yang menjadi subyek penelitian, khususnya pada isu
pencurian kendaraan bermotor. Untuk mengatasi keterbatasan penulis
dengan alat media seperti pedoman wawancara, buku catatan, catatan,
alat tulis, dan kamera digital.

3.5.1 Wawancara
Wawancara merupakan percakpan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang
mengajukan pertanyaan) dan informan (yang memberikan jawaban atas
pertanyaan). Pada penelitian kualitatif, identitas dan peran informan serta
informasi yang disampaikan menjadi hal yang sangat berharga sehingga
informasi tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Identitas dan
informasi dapat dibuka atau tertutup untuk umum. Identitas informan dapat
dibuka selama informan sepakat.
Saat melakukan wawancara, pewawancara harus mempersiapkan
poin – poin pertanyaan kemudian dikembangkan sebelum diajukan
kepada narasumber. Selain itu, sikap, etika, dan penggunaan bahsa saat
wawancara juga harus diperhatikan. Sikap harus menunjukan keseriusan
dan minat untuk menerima jawaban – jawaban dari setiap pertanyaan
yang diajukan dengan memperhatikan serta fokus kepada narasumber.
Saat mengawali wawancara ucapkan terimakasih kepada narasumber
atas kesediannya untuk meluangkan waktunya untuk diwawancarai
kemudian tanyakan hal – hal yang bersifat sapaan ringan seperti kondisi
narasumber, setelah itu ajukan pertanyaan – pertanyaan yang telah
disiapkan. Pertanyaan yang diberikan sebaiknya tidak bersifat pribadi
yang menyebabkan narasumber tidak nyaman untuk mengutarakan
pendapatnya. Terakhir ucapkan terima kasih kepada narasumber bila
perlu disertai dengan pemberian ucapan terima kasih. Teknik wawancara
menggunakan alat bantu seperti pedoman wawancara sebagai panduan
dalam pelaksanaan wawancara dan alat perekam untuk merekam
jawaban – jawaban dari narasumber yang tidak tercatat saat proses
wawancara.

3.5.2 Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala sosial
untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi yakni salah satu teknik
pengumpulan data yang tidak hanya mengukur prilaku responden
(wawancara dan angket) namun dapat digunakan juga untuk mencatat
berbagai fenomena yang terjadi. Penelitian ini akan dilakukan dengan
langsung terjun ke lapangan menjadi partisipan pengamat untuk
menemukan dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus dari
penelitian. Pengamatan dimanfaatkan karena teknik pengamatan ini
didasarkan atas pengalaman secara langsung. Observasi adalah
instrumen penelitian yang bermafaat ketika teknik komunikasi lainnya
tidak mungkin untuk dilakukan pada kasus – kasus tertentu. Fokus dalam
observasi penlitian kualitatif pada dasarnya sudah ditentukan sejak
penelitian di rencanakan dan merupakan satu unsur penelitian yang
penting. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab
permasalahan terkait Optimalisasi oleh Bhabinkamtibmas dalam
melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan di kecamatan Pedurungan
wilayah hukum Polrestabes Semarang. Obeservasi sebagai metode
penelitian berbeda dengan observasi yang dilakukan pada kegiatan
sehari-hari. Observasi sebagai metode penelitian menuntut dipenuhinya
syarat – syarat tertentu yang merupakan jaminan bahwa hasil
pengamatan harus sesuai kenyataan yang menjadi fokus penelitian dan
fokus observasi harus dibatasi agar tidak timbul kendala – kendala dalam
menentukan apa yang menjadi fokus untuk diamati dengan seksama dan
apa yang harus diabaikan.
3.5.3 Studi Dokumen
Penelitian ini juga akan dilakukan dengan menggunakan teknik
pengumpulan data telaah dokumen. Dilihat dari sifat informasi yang
diberikan, bahan pustaka dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni:
1. Sumber primer, bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah baru
atau mutakhir, ataupun pengertian baru tentang fakta yang diketahui
mengenai suatu gagasan. Sumber primer dapat mecakup buku, kertas
kerja komperensi, lokakarya, seminar, symposium, laporan penelitian,
laporan teknis, majalah, disertasi, dan tesis.
2. Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang berisikan informasi
tentang bahan primer, antara lain abstrak, indeks, bibliografi, penerbitan
pemerintah, dan bahan acuan lainnya. (Soekanto dan Mamudji, 2011:28).

3.6 Validitas
         Validitas memuat uraianan tentang cara untuk memperoleh
keabsahan data. Validitas digunakan untuk mengetahui akurat data yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Kofermabilitas, trasformabilitas, dan
trianggulasi adalah cara untuk mengetahui kearutan data. Trianggulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan data lain.
Diluar itu data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap
data tersebut. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan yaitu
pemeriksaan melalui sumber lain (Moleong, 2007;330). Teknik ini akan
digunakan dalam penelitian karena sumber data yang digunakan bersifat
beragam. Moleong (2007:332) mengatakan bahwa dengan kata lain,
trianggulasi digunakan untuk mengoreksi temuannya melalui jalan
memandingkannya dengan banyak sumber, metode, atau teori.
            Maka penelitaian dapat ditentukan keabsahan dan vadilitasnya
dengan cara mengajukan berbagai variasi pertanyaan, mengeceknya
dengan berbagai sumber, dan memanfaatkan berbagai metode supaya
pengecekkan dapat dilakukan.

3.7 Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif berbasis model 
 Analisis interaktif oleh Miles dan Huberman. Disarankan oleh Sugiyono
bahwa model  terdiri dari reduksi data dan penyajian data dan menarik
kesimpulan (Sugiyono, 2010)
a. Reduksi Data
Merangkum, menyederhanakan, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
merupakan pemahaman dari reduksi data. Atau juga dapat dipahami
sebagai peneliti melakukan peringkasan data untuk kemudian dipilih
dan difokuskan pada bagian pentingnya (Sugiyono 2016:247 dalam
Pratiwi, 2018). Salah satu caranya ialah dengan melakukan abstraksi.
Abstraksi dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menyederhanakan
data dan menyampingkan data yang tidak diperlukan sehingga data
yang diperoleh dapat terpusat atau terfokus menjadi data yang inti dan
penting. Hal ini dapat mempermudah peneliti mengolah data.
b. Sajian Data
Menjelaskan kumpulan informasi  yang terorganisir memberikan
kesempatan untuk menarik kesimpulan, menjadi aktif. Data kualitatif
ditampilkan dalam format berikut: teks cerita, matriks, bagan tabel, dan
diagram. Semuanya terorganisir menggabungkan informasi yang disusun
secara padu dan mudah dipahami (Sugiyono, 2010)
c. Penarikan Kesimpulan
Apabila pengumpulan data sudah selesai dilakukan, tahapan
berikutnya ialah menarik kesimpulan. Dalam melakukan penarikan
kesimpulan diperlukn proses verifikasi data dengan melakukan
peninajuan ulang data yang diperoleh di lapangan agar mendapatkan
penafsiran atau analisis yang sesuai atau lebih cocok.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan nomor 1 tahun 2017


tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan Patroli.

Budi Rizki H, dan Rini Fathonah, 2014, Studi Lembaga Penegak Hukum,
Bandar Lampung: Justice Publisher.R.Terry, George dan Leslie W.Rue.
“Dasar-Dasar Manajemen”. Jakarta: Bumi Aksara, 2010

Septian Alfayyet. (2021). Optimalisasi patroli dialogis unit patroli satuan


sabhara dalam pencegahan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor
di wilayah hukum polresta Kota Pekanbaru pada masa pandemi covid-19.
Semarang

Stoner, J. A. F. (2012). “Management”. Andersen Press.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: 


IKAPI
Terry, George R. 2016. “Prinsip-Prinsip Manajemen”. Terjemahan J. Smith
D.F.M. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sonny Hendra Septian (2017). “Remaja dalam Fenomena Balap Liar”. Jurnal
Ilmiyah

Hardika Farizky, Rr. Nanik Setyowati. (2015). “Faktor Pendorong Remaja


Mengikuti Balap Liar di Jalan Karangmejan Surabaya”. Kajian Moral dan
Kewarganegaraan

Amalia Rosanti, Fokky Fuad. (2015). “Budaya Balap Liar di Ibukota”. Lex
Jurnalica
Malak Winda Iffahsari, Budi Purwoko. (2016). “Studi Tentang Motivasi Belajar
Pada Siswa Penggemar Balap Motor Liar di Kecematan Krembung”.
Jurnal BK UNESA

I Gede Mas Saka Putra Pradita, I Nyoman Surata. (2020) “Penanggulangan


Balapan Motor Liar di Wilayah Hukum Kepolisian Resor Buleleng” . Kertha
Widya

Anda mungkin juga menyukai