Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian

Dalam tulisan ini, peneliti bermaksud untuk menganalisis Strategi

Pemerintahan Kota Bandung dalam peningkatan bimbingan konseling selama

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui dinas pendidikan Kota Bandung. Penelitian

ini menggunakan Metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan harapan peneliti

dapat berhasil menelusuri situasi sosial sehingga peneliti dapat mengumpulkan data

dan fakta yang terjadi di lapangan.

Dalam penelitian metode merupakan hal yang sangatlah penting agar proses

penelitian berjalan secara sistematis, rasional dan sejalan dengan konsep ilmiah.

methodos

cara atau menuju suatu jalan. Menurut Ruslan, metode juga merupakan:

untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya


untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan

Metode juga dapat didefinisikan sebagai an established, habitual, logical,

or systematic process of achieving certain ends with accuracy and efficiency,

usually in an ordered sequence of fixed steps (praktik yang mapan, kebiasaan,

logis atau proses sistematis untuk mencapai tujuan tertentu dengan akurasi dan

efisiensi, biasanya dalam urutan teratur langkah-langkah tetap).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

John W. Creswell seperti yang dikutip Patalima (2013:61) bahwa:


bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan
membedakan, membandingkan, meniru, mengkatalogkan dan
mengelompokan objek studi. Peneliti memasuki dunia informan dan
melakukan interaksi terus menerus dengan informan dan mencari sudut

Ada enam asumsi dalam pendekatan kualitatif yang perlu diperhatikan oleh

peneliti yaitu:

a. Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukan pada


hasil atau produk;
b. Peneliti kualitatif tertarik pada makna-bagaimana orang membuat hidup,
pengalaman dan struktur kehidupannya masuk akal;
c. Peneliti kualitatif merupakan instrumen pokok untuk pengumpulan dan
analisis data. Data didekati melalui instrument manusia, bukan melalui
inventaris, daftar pertanyaan atau alat lain;
d. Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik
berhubungan dengan orang, latar belakang, lokasi atau institusi untuk
mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya;
e. Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik proses,
makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar; dan
f. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membangun abstrak,
konsep, proposisi dan teori. (Patilima,2013)
Pendekatan kualitatif dilakukan dengan menghimpun data yang berasal dari

berbagai sumber. Sedangkan penelitian merupakan suatu proses investigasi secara

sistematis dengan cara mempelajari berbagai bahan dan sumber untuk

membangun fakta-fakta dan mencapai kesimpulan baru. Muhammad Idrus dalam

bukunya yang berjudul Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

-cara

ilmiah untuk memahami dan memecahkan masalah sehingga didapatkan

57
k

dikemukakan oleh Nawawi dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian

Bidang Sosial, bahwa metode deskriptif adalah sebagai berikut:

dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-
(Nawawi, 1993: 63)

Adapun pengertian metode deskriptif menurut Nazir seperti berikut:

sekelompok manusia suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem


pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-
(Nazir, 2005: 63)

Pendekatan dalam suatu penelitian sangatlah penting untuk menentukan

batasan dari objek penelitian. Penentuan batasan ini ditentukan untuk dapat

memastikan bahwa penelitian ini lebih terarah dan sesuai tepat pada sasaran. Pada

pendekatan kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan dan urgensi

masalah yang akan dipecahkan.

Melalui pendekatan kualitatif sangat cocok dalam mendukung penelitian ini.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dapat memaparkan suatu

situasi dan keadaan dengan apa adanya yang terjadi di lapangan. Suatu gejala atau

fenomena tersebut dalam hal ini adalah strategi yang dilakukan oleh Pemerintah

Kota Bandung dalam peningkatan bimbingan konseling selama (PJJ) sehingga

peneliti dapat menjelaskan strategi yang dilakukan tersebut secara faktual sesuai

dengan yang diperoleh peneliti di lapangan.

58
3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, proses pengumpulan data merupakan bagian

terpenting untuk dapat menghasilkan tulisan yang rasional, faktual, dan objektif.

Tanpa adanya teknik dalam pengumpulan data maka data yang didapat tidak akan

memenuhi sasaran dan tujuan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder. Studi kepustakaan adalah

suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap

buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan atau lainnya

yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan. (Nazir, 2005: 112)

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan data-data bagi

peneliti, sedangkan data primer diperoleh peneliti melalui studi lapangan. Menurut

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Studi Pustaka (Library Research)

Studi kepustakaan ini sangat membantu dalam mendukung penelitian

dalam hal mengumpulkan data yang relevan terhadap topik yang diambil

peneliti yakni mendapat informasi bagaimana Strategi Pemerintahan Kota

Depok dalam memenuhi Ruang Terbuka Hijau Publik melalui pembangunan

Taman Terpadu. Dalam studi pustaka peneliti mencari literatur yang dapat

memenuhi berbagai kebutuhan teoritis yang berkaitan dengan masalah

penelitian yang diangkat. Selain itu, dalam studi kepustakaan ini

59
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan data bagi peneliti, baik

data yang diperoleh dari dokumen maupun dari hal lainnya yang bersifat

kepustakaan yang menunjang keperluan penelitian.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan merupakan teknik pengumpulan data dengan

melakukan pencatatan dan penyeleksi data dengan cara terjun langsung ke

lapangan. Dokumen yang dicatat didapat melalui beberapa teknik sebagai

berikut:

a. Observasi (Observation)

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil panca indera mata beserta dibantu dengan

panca indera lainnya. (Sugiyono (2014: 64)

Melalui observasi peneliti akan mengetahui pengamatan yang

diselidiki secara sistematis dengan cara melakukan penelitian secara

cermat dengan melakukan tinjauan langsung untuk memperoleh data yang

akurat terkait strategi yang dilakukan oleh Pemerintahan Kota Bandung.

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah

observasi terus terang yang berarti peneliti dapat menyatakan secara terus

terang kepada narasumber bahwa peneliti sedang melakukan penelitian

sehingga mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang

aktivitas peneliti. Tetapi pada suatu saat peneliti juga tidak terus terang

dalam observasi untuk menghindari jika data yang dicari adalah data yang

masih dirahasiakan.

60
b. Wawancara (Interview)

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk

mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan

Sugiyono berjudul Memahami Penelitian Kualitatif mengemukakan

beberapa macam wawancara, yaitu sebagai berikut:

1) Wawancara terstruktur (Structured Interview). Dalam melakukan

wawancara terstruktur peneliti harus menyiapkan instrumen sebagai

pedoman untuk wawancara, lalu dapat menyiapkan alat bantu seperti

tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu

pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

2) Wawancara Semi Terstruktur (Semi Structured Interview). Jenis

wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview,

dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang

diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa

yang dikemukakan oleh informan.

3) Wawancara Tak Terstruktur (Unstructured Interview). Wawancara

tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

61
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan. (Sugiyono, 2014: 73-74)

Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk

mendapatkan sebuah informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada pihak Pemerintah Kota Bandung melalui dinas

pendidikan dalam meningkatkan peran guru bimbingan konseling selama

(PJJ) di masa pandemi Covid-19.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara

terstruktur. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan

yang akan diajukan sebagai pedoman untuk wawancara dan menyiapkan

alat-alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang

dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

3. Dokumentasi (Documentation)

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

240). Berdasarkan definisi tersebut, peneliti melakukan teknik pengumpulan

data dengan mempelajari dan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait.

3.3 Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian, informan adalah orang yang menjadi sumber informasi dan

data untuk peneliti serta dapat mengerti permasalahan yang diungkapkan peneliti

sehingga dapat memberikan informasi dan data yang relevan dengan kebutuhan

62
peneliti. Spradley yang dikutip oleh Sugiyono (2014) menjelaskan hal yang

berkaitan dengan penentuan informan dalam penelitian kualitatif, yaitu:

yang dinamakan atau situasi sosial yang terdiri dari


tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau
o
2014)

Adapun syarat dari seorang informan menurut Sprandley yang dikutip oleh

Sugiyono (2014) adalah diantaranya:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses


enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga
dihayati.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil

5.
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau

Menurut Moleong, informan merupakan orang-orang pada lokasi penelitian

yang dimanfaatkan untuk memperoleh informasi tentang situasi dan kondisi

penelitian (Moleong, 2014). Maka, informan harus banyak mengetahui tentang

latar belakang penelitian.

Dalam penelitian ini, informan ditentukan dengan menggunakan teknik

Purposive. Hal ini dikarenakan informan yang dipilih fokus sesuai dengan

bidangnya sehingga mendapatkan jawaban yang relevan dari pertanyaan penelitian

ini. Menurut Sugiyono (2014) teknik penentuan informan secara purposive yaitu:

63
yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena
pengambilan sampel tidak diambil secara random. Hasil penelitian
dengan metode kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial
tersebut. Hasil penelitian tersebut dapat ditransferkan atau diterapkan
ke situasi sosial lain apabila situasi batu tersebut memiliki kemiripan

Berdasarkan syarat-syarat dalam menggunakan teknik purposive dalam

menentukan informan, seperti yang telah dikemukakan di atas. Penentuan informan

dalam penelitian ini ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Informan yang memiliki pengetahuan dan gambaran terhadap objek

penelitian yaitu tentang Strategi Pemerintah Kota Bandung melalui dinas

pendidikan dalam peningkatan peran guru bimbingan konseling selama

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.

2. Informan yang memiliki otoritas dalam perencanaan Strategi Pemerintah

Kota Bandung melalui dinas pendidikan dalam peningkatan peran guru

bimbingan konseling selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama

pandemi Covid-19.

3. Informan harus memiliki pengetahuan dan pemahaman secara luas

terhadap permasalahan di lapangan mengenai Strategi Kota Bandung

melalui dinas pendidikan dalam peningkatan peran guru bimbingan

konseling selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-

19.

4. Informan merupakan individu maupun kelompok yang dapat

menyanggupi untuk memberikan keterangan secara terbuka dan memiliki

keterkaitan baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan

64
Strategi Pemerintah Kota Bandung melalui dinas pendidikan dalam

peningkatan peran guru bimbingan konseling selama Pembelajaran Jarak

Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian dan Informasi yang Diharapkan

No Informan Informasi yang diharapkan Jumlah

1. Anggota Komisi D DPRD Informasi mengenai bagaimana 1

Kota Bandung pengawasan yang dilakukan oleh

lembaga legislatif dalam

penyelenggaraan bimbingan

konseling satuan pendidikan di

Kota Bandung

2. Dinas Pendidikan bagian Untuk mengetahui bagaimana 1

Pembinaan dan koordinasi antara pemerintah

Pengembangan Pendidik dengan satuan pendidikan atas

dan Tenaga Pendidik strategi yang dibangun

3. Forum Musyawarah Guru Untuk mengetahui tanggapan 1

Bimbingan dan Konseling dari lembaga non pemerintah

(MGBK) yang bergerak di bidang

Bimbingan dan Konseling

4. Guru Bimbingan Konseling Untuk mengetahui bagaimana 3

Satuan Pendidikan Sekolah implementasi program dari

Menengah Pertama strategi yang telah dibuat di

65
satuan pendidikan sekolah

menengah pertama

5. Orang tua Peserta Didik Untuk mengetahui bagaimana 3

Satuan pendidikan Sekolah implementasi program dari

Menengah Pertama strategi yang telah dibuat di

satuan pendidikan sekolah

menengah pertama dari pihak

masyarakat

Sumber: Olahan Penulis, 2022

3.4 Teknik Validasi dan Reabilitas Data

Teknik validasi dilakukan agar data yang diperoleh merupakan data yang

akurat. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2014: 68-269).

Dalam penelitian ini, teknik validasi data yang digunakan yaitu teknik

triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu

(Sugiyono, 2014: 273). Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan

membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase

penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan metode yang berlainan.

Adapun triangulasi yang dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber data, metode, dan teori. Untuk itu, maka

peneliti dapat melakukan dengan cara:

66
1. Mengajukan berbagai variasi pertanyaan.
2. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan wawancara.
3. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.
4. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan data dapat dilakukan.
Dalam hal reliabilitas, Susan Stainback dalam buku Sugiyono, menyatakan

am penelitian kualitatif, untuk mendapatkan

data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah datanya.

Oleh karena itu menurut Susan Stainback dalam bukunya Sugiyono, menyatakan

2013: 119).

Perlu kita ketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif

tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia,

dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan

berbagai latar belakangnya. Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian

credibility (validitas internal), uji transferability (validitas eksternal), uji

dependability (reliabilitas), uji confirmability

121). Dalam hal ini peneliti menggunakan uji kredibilitas antara lain dilakukan

dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,

triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member

check.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Seperti yang dikemukakan Sugiyono mengemukakan bahwa

67
data dilakukan dengan cara

127). Sementara terkait triangulasi teknik, peneliti membandingkan hasil yang

diperoleh dari observasi dengan hasil yang diperoleh melalui wawancara,

membandingkan hasil yang diperoleh melalui observasi dengan dokumentasi, dan

membandingkan hasil yang diperoleh melalui wawancara dengan dokumentasi. Hal

tersebut dilakukan untuk menemukan kesesuaian antara data yang dilaporkan

peneliti dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi di lapangan.

Peneliti menggunakan triangulasi untuk memenuhi syarat pengujian

keabsahan data (validitas dan reliabilitas). Triangulasi dalam buku Sugiyono yang

ari

125). Triangulasi dalam buku Sugiyono terbagi ke tiga bagian yaitu:

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.


Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Triangulasi waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data, dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain da
(Sugiyono, 2014: 127)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber, seperti yang

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

68
Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data sekunder (secondary data)

yaitu berupa dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang diperoleh melalui studi

literatur atau studi kepustakaan serta pencarian literatur dengan menggunakan

komputer. Sedangkan data primer yang di dapat untuk penelitian ini adalah

wawancara terhadap informan-informan yang dianggap menguasai dan relevan

terhadap pokok bahasan dan permasalahan dalam penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan dimana peneliti melakukan penelitian ke

lapangan dengan cara mengumpulkan data, kemudian memilih mana data yang

diperlukan dan mana yang tidak. Dalam bukunya Memahami Penelitian

Kualitatif, Sugiyono juga mengemukakan bahwa:

penelitian kualitatif, dilakukan pada saat


pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai

2014: 91)

Hal ini sejalan dengan teknik analisis data model Miles & Huberman dalam

buku Sugiyono, yang mengemukakan bahwa:

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga


datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display dan conclusion drawing/ verification
(Sugiyono, 2015: 91)

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Berikut ini adalah teknis analisis data yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian

69
ini sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

(Sugiyono, 2014: 92). Dengan demikian data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Data-data yang diperoleh di lapangan nantinya akan berjumlah banyak.

Untuk itu, perlu dilakukan pencatatan secara rinci. Semakin lama peneliti

di lapangan akan semakin banyak kemungkinan data yang didapat. Untuk

itu perlu dengan segera melakukan analisis data dan reduksi data. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu

dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan

kode-kode pada aspek- aspek tertentu.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Melalui penyajian data, maka data akan

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah dipahami. Dalam penelitian ini penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.

70
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut. Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data selain

teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring

kerja) dan chart

3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan kesimpulan/Verifikasi)

Setelah melakukan analisis data, diperlukan adanya penarikan

kesimpulan untuk mendapat jawaban dari masalah yang telah

dirumuskan oleh peneliti. Menurut Miles dan Huberman dalam buku

Sugiyono adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu:

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan


mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi
jika kesimpulan awal yang dibuat didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten maka kesimpulan yang dibuat merupakan
iyono, 2014: 99).

3.6 Lokasi dan Fokus Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bandung lebih tepatnya pada Dinas

Pendidikan Kota Bandung dan stakeholder terkait diantaranya adalah DPRD Kota

Bandung, Dinas Pendidikan Kota Bandung, Sekretariat Forum Musyawarah Guru

Bimbingan dan Konseling (MGBK), Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama.

Mengenai lamanya penelitian diperkirakan selama 3 bulan, yaitu dari Bulan Maret

2022 s.d. Mei 2022, dengan rincian sebagai berikut:

1. Studi Pustaka, yang terdiri dari studi pustaka dan observasi Juni 2021

71
s.d. Juli 2021.

2. Studi Pendahuluan, dilaksanakan pada Juli 2021 s.d. Januari 2022.

3. Seminar Usulan Penelitian, dilaksanakan pada bulan April 2022.

4. Penelitian lapangan, dilaksanakan pada April 2022.

5. Penulisan dan penyusunan hasil penelitian, dilaksanakan pada bulan

April 2022 s.d. Juni 2023.

6. Analisis Data, dilaksanakan pada Mei 2022 s.d. Juli 2023.

7. Sidang Akhir, dilaksanakan pada bulan Juli 2023.

Waktu pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti digambarkan

pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan


2021 2023
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
1. Studi
Pustaka
2. Studi
Pendahulua
n
3. Seminar
Usulan
Penelitian
4. Penelitian
Lapangan
5. Penulisan
dan
Penyusunan
hasil
Penelitian
6. Analisis
Data
7. Sidang
Akhir

72
Sumber: Olahan Penulis, 2023

73

Anda mungkin juga menyukai