Anda di halaman 1dari 26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur

yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan

analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Metode adalah prosedur atau

cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian merupakan suatu

penyidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga

merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

masalah tertentu yang memerlukan jawaban.19

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014: 3).

Metodologi penelitian adalah cara-cara yang masuk akal untuk melakukan

pencarian kembali. Dapat juga dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah

prosedur yang dipakai dalam melakukan suatu penelitian, dapat mengenai

langkah-langkah kerja atau urutan.20

Penelitian ini mencoba untuk menggambarkan dan menganalisa praktik jual

beli rokok dalam perspektif ekonomi Islam melalui studi literasi menurut pakar

ekonomi Islam dan fatwa Majelis Ulama Indonesia dengan menggunakan

penelitian yang bersifat deskriptif analitik.

3.1 Jenis Penelitian

19
https://www.slideshare.net/mobile/tri_ramdani/pengertian-metode-dan-metodologi-
penelitian diakses pada hari Senin, 4 Juni 2018 jam 13.47.
20
https:// idtesis.com/definisi-dan-jenis-metodologi-penelitian diakses pada hari Senin, 4
Juni 2018 jam 14.43.

72
73

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Creswell (2009) menyatakan bahwa :

“qualitative research is a means for exploring and understanding the


meaning individuals or groups ascribe to a social or human problem. The
process of research involves emerging questions and procedures; collecting
data in the participants’ setting; analyzing the data inductively, building
from particulars to general themes; and making interpretations of the
meaning of data. The final written report has a flexible writing structure”.

Penelitian kualitatif berarti proses eksplorasi dan memahami makna

perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau

masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat pertanyaan

penelitian dan prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan data

pada setting partisipan, analisis data secara induktif, membangun data yang

parsial kedalam tema, dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap

makna suatu data. Kegiatan akhir adalah membuat laporan kedalam struktur

yang fleksibel (Sugiyono, 2017: 4).

Secara umum, Meleong (2008) memberikan sebelas karakteristik

penelitian kualitatif yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:

1. Latar alamiah

2. Manusia sebagai alat

3. Metode Kualitatif

4. Analisis data secara induktif

5. Teori dari dasar (grounded theory)

6. Deskriptif

7. Lebih mementingkan proses dari hasil

8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus

9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data


74

10. Desain yang bersifat sementara

11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama

Menurut Denzin dan Licoln (2009), kata kualitatif menyiratkan

penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum

diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya (Hendryadi,

2015:112). Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti

menekankan sikap realitas yang terbangun sosial, hubungan erat antara

peneliti dan subjek yang diteliti. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi

alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti

merupakan instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal

teori dan wawasan yang luas, jadi bisa bertanya, menganalisis, dan

mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas. Pendekatan ini lebih

menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan

jika masalah belum selesai, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk

memahami interaksi sosial, mengembangkan teori memastikan kebenaran

data, dan meneliti sejarah perkembangan (Noor, 2011: 34).

Dalam skripsi ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif analitik yaitu penelitian yang berusaha

menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang ada secara jelas dan

sistematis agar lebih mudah untuk dipahami dan kemudian disimpulkan.

Dalam penelitian ini penulis menguraikan hasil penelitian tentang transaksi


75

jual beli rokok dengan segala permasalahannya secara hukum, kemudian

dianalisis dalam perspektif ekonomi Islam.

Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual

sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian

deskriptif, peneliti harus berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian

yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap

peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa

juga lebih dari satu variabel (Noor, 2011: 35).

Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah

tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah ini sebagai berikut:

Diawali dengan adanya masalah, menentukan jenis informasi yang

diperlukan, menentukan prosedur pengumpulan data melalui observasi atau

pengamatan, pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan

penelitian (Noor, 2011: 35).

Penelitian ini difokuskan pada transaksi jual beli rokok yang terjadi di

masyarakat saat ini ditinjau dalam perspektif ekonomi Islam. penelitian ini

berusaha memaparkan perbedaan pendapat para ulama mengenai rokok

sehingga dapat diketahui hukum memperjualbelikannya yang kemudian

dianalisa untuk mencari kebenaran, kelemahan serta kekuatannya

berdasarkan hadist, nash-nash dalam al-quran dan sumber hukum Islam

lainnya yang berkaitan dengan permasalahan rokok.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah


76

(natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada

awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2014: 14).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postposotivisme atau enterpretif, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan

triangulasi (gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang

diperoleh cenderung data kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif,

dan hasil penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami

keunikan, mengkonstruksi fenomena, dan menemukan hipotesis (Sugiyono,

2017:9).

Filsafat postpositivisme sering juga disebut paradigma interpretif dan

konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang

holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala

bersifat interaktif (reciprocal).

Berdasarkan beberapa pendapat tentang penelitian kualitatif yang

dikemukakan para ahli diatas, menjadi dasar pertimbangan yang matang

bagi peneliti untuk menggunakan metode tersebut dalam penelitian ini.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif diharapkan penelitian

yang dilakukan dapat menghasilkan data yang lengkap dan mendalam,

sehingga tujuan dari penelitian ini bisa tercapai.


77

3.2 Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan (library research). Studi kepustakaan sendiri adalah kegiatan

untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang

menjadi obyek penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-

buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-

sumber lain. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat

memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan

dengan penelitiannya.21

Studi kepustakaan (library research) digunakan peneliti dalam

memperoleh dan mengumpulkan informasi sebagai bahan penyusunan

dalam penelitian ini. Studi kepustakaan ialah segala usaha yang dilakukan

oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau

masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari

sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lainnya.22

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan

bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi

kepustakaan. Dengan studi kepustakaan peneliti mempelajari berbagai buku

referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk

mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang diteliti yang berkaitan

langsung dengan pembahasan tentang rokok dan jual beli dalam Islam.
21
http://www.transiskom.com/2016/03/pengertian-studi-kepustakaan.html?m=1 diakses
pada Jumat, 17 Agustus 2018 jam 14.25 WIB.
22
http://www.gurupendidikan.co.id/studi-kepustakaan-pengertian-tujuan-peranan-
sumber-strategi/ diakses pada hari Selasa 5 Juni 2018 jam 00.13.
78

Untuk mengetahui secara teoritis tentang permasalahan dan

pembahasan pada penelitian ini. Ada beberapa jenis pendekatan yang

penulis gunakan antara lain yaitu :

1. Pendekatan Syar’i yaitu dengan berpedoman pada dalil-dalil dan nash al-

Qur’an dan hadist nabi Muhammad SAW yang telah dirumuskan oleh

para ulama sebagai pokok.

2. Pendekatan Sosiologis yaitu pendekatan yang dilakukan dengan melihat

dan mengamati gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat terhadap

pelaksanaan jual beli rokok.

Pendekatan sosiologis menjadikan suatu fenomena sosial dapat

dianalisis dengan adanya faktor-faktor yang mendorong terjadinya

hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari

terjadinya proses tersebut (Nata, Jakarta:39).

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas

tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity)

yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi sosial atau obyek penelitian

ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-

orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu. Satu situasi sosial

dapat terdiri atas satu orang, dengan aktivitas tertentu pada tempat tertentu.

Situasi sosial dapat digambarkan seperti dibawah ini:


79

Gambar 3.1

Situasi sosial (social situation)

Place/tempat

Social
situation

Actor/orang Activity/aktivitas

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena

penelitian kualitatif berangkat dari penelitian tertentu yang ada pada situasi

sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,

tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki

kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam

penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber,

atau partisipan atau informan (Sugiyono, 2014:299).

Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan

berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian melalui

wawancara. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu

persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh

informasi yang jelas, akurat dan terpercaya (Moleong, 2000: 97). Informasi

tersebut dapat berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat

membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan yang diteliti.


80

Informasi yang didapat kemudian dianalisis dan dikaji untuk kemudian

disimpulkan.

A. Teknik Pemilihan Informan

Teknik pemilihan informan merupakan cara menentukan sampel

yang dalam penelitian kualitatif disebut sampling. Beberapa pendapat

yang menjelaskan tentang pengambilan sampel dalam metode kualitatif,

yaitu ditujukan untuk generalisasi, sedangkan tujuan metode kualitatif

sendiri yaitu untuk mengetahui suatu teori dan memahami secara

mendalam, maka peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

1. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini

misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa

yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang

diteliti.

2. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data,

yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.

Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu

tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap, maka

mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti memilih teknik purposive

sampling sebagai salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini.

Secara sederhanya, purposive sampling berarti teknik pengambilan


81

sampel secara sengaja. Maksudnya peneliti menentukkan sendiri sampel

yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Purposive sampling

disebut juga judgmental sampling, yaitu pengambilan sampel

berdasarkan penilaian (judgement) peneliti mengenai siapa-siapa saja

yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan sampel. Oleh

karenanya agar tidak sangat subjektif, peneliti harus punya latar belakang

pengetahuan tertentu mengenai sampel yang dimaksud (tentu juga

populasinya) agar benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai

dengan persyaratan atau tujuan penelitian (memperoleh data yang

akurat).

Kelebihan metode purposive sampling adalah sampel penelitian

dipilih sedemikian rupa sehingga relevan dengan desain penelitian,

sampel yang dipilih adalah individu yang menurut pertimbangan

penelitian dapat didekati. cara ini juga relatif mudah dan murah untuk

dilaksanakan.

Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat

peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung

(emergent sampling design). Caranya yaitu, peneliti memilih orang

tertentu yang mempertimbangkan akan memberikan data yang

diperlukan; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh

dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya

yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Praktek

seperti inilah yang disebut sebagai “serial selection of sample units”


82

(Lincoln dan Guba, 1985), atau dalam kata-kata Bogdan dan Biklen

dinamakan “snowball sampling technique”. Unit sampel yang dipilih

makin terarah sejalan dengan makin terarahnya fokus penelitian. Proses

ini dinamakan Bogdan dan Biklen sebagai “continuos adjusment of

‘focusing of the sample”.

3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan,

dapat berupa angka, lambang atau sifat. Menurut Webster New World

Dictionary, pengertian data adalah things known or assumed, yang berarti

bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang

sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran

tentang suatu keadaan atau persoalan.

Data bisa juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai

yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu objek. Data yang baik

adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan

mencakup ruang lngkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang

suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.23

A. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan

kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber

data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab

23
http://pengertianahli.id/2013/11/pengertian-data-dan-janis-data.html diakses pada hari
Selasa, 6 Juni 2018 jam 17.27
83

pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan (Arikunto, 2013:

172).

Sedangkan apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka

sumber datanya bisa berupa benda gerak atau proses sesuatu. Peneliti

yang mengamati tumbuhnya jagung, sumber datanya adalah jagung,

sedang objek penelitiannya adalah pertumbuhan jagung. Apabila

peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah

yang menjadi sumber data, sedang isi catatan subjek penelitian atau

variabel penelitian (Arikunto, 2013: 172).

Menurut Moleong (1998), sumber data penelitian kualitatif adalah

tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh

peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat

ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya. Sumber

data tersebut seharusnya asli, namun apabila aslinya susah didapat,

fotocopy atau tiruan tidak terlalu menjadi masalah, selama dapat

diperoleh data pengesahan yang kuat kedudukannya. Sumber data

penelitian kualitatif yang sudah disebutkan tersebut secara garis besar

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manusia atau orang dan yang bukan

manusia dipilih sesuai kepentingan penelitian (Arikunto, 2013:22).

Ada dua jenis sumber data yang digunakan peneliti dalam

melakukan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer
84

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara

langsung. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-

kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang

dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini subjek

penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian. Adapun sumber-sumber tersebut adalah al-Quran

dan al-hadist, fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang rokok,

fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia tentang

jual beli dan hasil observasi atau wawancara secara langsung

peneliti dengan informan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, sms dan lain-lain),

foto-foto, film, rekaman video dan lain-lain yang dapat melengkapi

data primer.

Sumber data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melainkan melalui

perantara. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data

yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan, baik kitab fiqih,

tafsir, majalah, karya ilmiah, dokumen, internet dan buku-buku

yang berkaitan dengan penelitian ini.


85

Beberapa buku yang peneliti gunakan adalah diantaranya

Why Rokok? Karya Dr. Ronald Hutapea SKM Ph.D, Kitab Rokok

karya Muhammad Yunus BS, Merokok Haram karya Ahmad Rifa’i

Rif’an, Fiqh Muamalah karya Prof. Dr. H. Abdul rahman Ghazaly,

MA. Mengapa Ragu Tinggalkan Rokok karya Abu Umar Basyir,

Pengantar Ekonomi Syariah karya Dr.H. Abdul Ghofur, M.Ag dan

sumber-sumber lainnya.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan (Sugiyono, 2017: 104). Pengmpulan data adalah suatu proses

pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan

spesifik. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui kajian

kepustakaan observasi, wawancara, dokumentasi, dan

gabungan/triangulasi.

1. Observasi

Marshall (1995) menyatakan bahwa “tharough observation,

the researcher learn about behavior and the meaning attached to

those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang

perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono, 2017:106).


86

Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan

untuk mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat,

pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan

perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik

untuk mengawasi subjek penelitian seperti perilaku dalam

lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu (Mantra, 2008:

79).

Dalam melakukan pengamatan, peneliti terlibat secara pasif.

Artinya, peneliti tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan subjek

penelitian dan tidak berinteraksi dengan mereka secara langsung.

Peneliti hanya mengamati interaksi sosial yang mereka ciptakan,

baik dengan sesama subjek penelitian maupun dengan pihak luar

(Patilima, 2007: 83). Dibawah ini gambar macam-macam teknik

observasi dalam penelitian.

Gambar 3.2
Macam-macam teknik observasi
87

Observasi yang
pasif

Observasi yang
moderat
Observasi
M acam -m acam
Partisipatif

observasi
Observasi yang aktif
Observasi terus
terang dan tersamar Observasi yang
lengkap
Observasi
tak terstruktur

Dalam hal ini peneliti memilih observasi terus terang atau

tersamar, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan

terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan

penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai

akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi pada suatu saat peneliti juga

tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk

menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang

masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan terus terang,

maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.

2. Wawancara

Wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk

mengumpulkan data dan informasi. Pengunaan metode ini

didasarkan pada dua alasan. Pertama, dengan wawancara, peneliti

dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek

yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh didalam diri subjek
88

penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa

mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan

dengan masa lampau, masa kini, dan juga masa mendatang (Ghony

dkk, 2016: 176).

Metode wawancara kualitatif menggunakan panduan

wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan

kepada informan. Hal ini hanya untuk memudahkan dalam

melakukan wawancara, penggalian data dan informasi, dan

selanjutnya tergantung improvisasi si peneliti di lapangan

(Patilima, 2007: 65).

Patton dalam Moleong (2002) menggolongkan enam jenis

pertanyaan dalam wawancara yang saling berkaitan, yaitu :

1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman

2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat

3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan

4. Pertanyaan tentang pengetahuan

5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera

6. Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi.

Dalam melakukan wawancara, peneliti mendengarkan secara

teliti, menyimak dengan seksama dan mencatat hal-hal penting

yang dikemukakan oleh narasumber. Narasumber yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah penjual rokok grosir dan eceran juga
89

konsumen rokok sendiri sebagai pihak yang dianggap mengetahui

situasi sosial mengenai jual beli rokok.

Menurut Lincoln dan Guba, mengemukakan ada tujuh langkah

dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam

penelitian kualiitatif, yaitu :

1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

3. Mengawali atau membuka alur wawancara.

4. Melangsungkan alur wawancara.

5. Mengkofirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan

mengakhirinya.

6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah

diperoleh.

Tabel 3.1

Kriteria yang di wawancara (Interview)

No Nama Jenis Pekerjaan Tanggal\ Waktu Tempat


Informan Kelamin

1 Eneng Perempuan Penjual Jumat, 29-06- Kp. Simpang,


(34 Tahun) Rokok 2018. Jam 11.50 Ds.
dan WIB Batutumpang,
Sembako Kec.
Tegalwaru.
Purwakarta
90

2 Lia Perempuan Penjual Jumat, 29-06- Kp. Simpang,


(35 Tahun) Rokok 2018. Jam 12.20 Ds.
dan WIB Batutumpang,
Sembako Kec.
Tegalwaru.
Purwakarta
3 Hj. Nani Perempuan Penjual Jumat, 29-06- Kp. Simpang,
(56 tahun) Rokok 2018. Jam 13.40 Ds.
dan WIB Batutumpang,
Sembako Kec.
Tegalwaru.
Purwakarta
4 Ai Muhani Perempuan Ibu Jumat, 29-06- Kp. Simpang,
(54 Tahun) Rumah 2018. Jam 13.20 Ds.
Tangga Batutumpang,
Kec.
Tegalwaru.
Purwakarta
5 Chepi Laki-Laki Kepala Jumat, 29-06- Kp. Simpang,
Suhendar Survey 2018. Jam 13.55 Ds.
(33 Tahun) FIF Batutumpang,
Finance Kec.
Tegalwaru.
Purwakarta
6 Uju Laki-Laki Tukang Jumat, 29-06- Kp. Simpang,
(60 Tahun) Ojek 2018. Jam 14.20 Ds.
Batutumpang,
Kec.
Tegalwaru.
Purwakarta

3. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu

berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan

foto. Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu

sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-


91

hal yang pernah terjadi diwaktu silam. Secara detail, bahan

dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat

pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen

pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, dan data

tersimpan di website.

Pada penelitian ini dokumen yang akan dijadikan data adalah

berbentuk surat, foto, autobiografi, memorial, data di server dan

flashdisk serta data yang tersimpan di website.

4. Triangulasi

Triangulasi dalam teknik pengumpulan data, diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada,

bila dalam penelitian peneliti melakukan pengumpulan data dengan

triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas

data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data (Sugiyono, 2014: 330).

Dalam hal triangulasi, Susan Stainback menyatakan bahwa

“the aim is not to determain the truth about some social

phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase

one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan

dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa


92

fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti

terhadap apa yang telah ditemukan.

selanjutnya Mathinos mengemukakan bahwa “the value of

triangulation lies in providing evidence – wether convergent,

inconsistent, or contracdictory”. Nilai dari teknik pengumpulan

data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang

diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontrakdiksi.

Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam

pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten,

tuntas dan pasti. Melalui triangulasi “can build on the strengths of

each type of data collection while minimazing the weakness is any

single approach” (Patton 1980). Dengan triangulasi akan lebih

meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu

pendekatan (Sugiyono, 2017: 127).

Jenis triangulasi yang digunakan dalam peneliitian ini adalah

triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama, peneliti menggunakan observasi terus terang

atau tersamar, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk

sumber data yang sama secara serempak, untuk mendapatkan

informasi penelitian mengenai jual beli rokok dalam perspektif

ekonomi Islam. Hal ini dapat digambarkan seperti pada gambar 3.4

berikut.
93

Gambar 3.3

Triangulasi “Teknik” pengumpulan data


(bermacam-macam cara pada sumber yang sama)

Observasi terus
terang atau tersamar

Wawancara Jual beli


mendalam Rokok

Dokumentasi

Sedangkan triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data

dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama, sumber

data yang dimaksud peneliti disini yaitu informasi yang didapat

dari informan yaitu penjual rokok, pembeli (konsumen rokok) dan

fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Data atau informasi diambil

melalui wawancara secara mendalam kepada informan penelitian.

Seperti ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut ini :

Gambar 3.4

Triangulasi “Sumber” pengumpulan data


(bermacam-macam sumber data, Penjual, Pembeli, Fatwa MUI)

Penjual

Wawancara
Pembeli
Mendalam
94

Fatwa
MUI

3.5 Rancangan Pengolahan dan Analisis Data

Definisi analisis data menurut Bogdan adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data

dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya ke unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan

kepada orang lain (Sugiyono, 2014: 334).

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat

dikemukakan disini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain (Sugiyono, 2014: 335).

Analisis data pada penelitian ini mempunyai beberapa proses, yaitu :


95

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Kegiatan utama pada setiap penelitian adalah mengumpulkan data.

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi,

wawancara mendalam, dokumentasi atau gabungan (triangulasi).

Pengumpulan data dilakukan berhari-hari, mungkin berbulan-bulan,

sehingga data yang diperoleh akan banyak.

Pada tahap awal peneliti melakukan penjelajahan secara umum

terhadap situasi sosial/obyek yang diteliti, semua yang dilihat dan

didengar direkam semua. Dengan demikian peneliti akan memperoleh

data yang sangat banyak dan bervariasi (Sugiyono, 2017: 134).

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2014:

335).

Dalam penelitian ini hasil data pada saat observasi baik berupa

catatan, rekaman suara, dokumentasi, dan berdasarkan data sekunder

lainnya akan disatukan, dan direduksi untuk mencari tema/pola agar

lebih sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan.

3. Data Display (Penyajian Data)


96

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif” (Sugiyono, 2014:

341).

Proses berikutnya setelah data direduksi kemudian melanjutkan

dengan mendisplaykan data (penyajian data) seperti yang dijelaskan

diatas peneliti membuat uraian singkat atau naratif yang diungkapkan

dari hasil data yang didapatkan sesuai dengan yang dipahami oleh

peneliti, dan tidak keluar dari teori-teori yang berkaitan dengan topik-

topik penelitian. Selain itu, penyajian data yang berupa bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya akan disajikan jika

diperlukan dalam pengungkapan data.

4. Counslusion Drawing/verification (Kesimpulan)

Langkah ke empat dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,


97

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan

(Sugiyono, 2014: 345).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,

dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori

(Sugiyono, 2017: 142).

Anda mungkin juga menyukai