Afif Maulana Rifqi (1808202126), Ayu Anita Sari (1808202134), Hilman Fikri Luthfi
(1808202165), Pipit Nuridah Supriat (1808202151), Sahrul Muamar(1808202162)
Abstract
Research consists of two main things that are inseparable from one another, namely the logic
of thinking and data or information collected empirically. Logic thinking appears in
systematic steps starting from collecting, processing, analyzing, interpreting and testing data
until conclusions are drawn. Qualitative data are generally obtained through in-depth and
specific interviews. In this scientific work, the writing method that the writer applies is the
literature method or literature study, the literature literacy material is then studied with a
qualitative analysis. Based on the results obtained from the literature, the writer can
conclude that the paradigm is the basic reference for every researcher to reveal facts through
research activities that are carried out using the theory of facts in the field systematically.
The choice of paradigm in research has implications for the choice of methodology and
methods of data collection and analysis.
Abstrak
Penelitian terdiri dari dua hal pokok yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya, yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara
empiris. Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan,
pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperoleh kesimpulan. Data
1
kualitatif umumnya diperoleh melalui wawancara mendalam dan spesifik. Dalam karya
illmiah ini Metode penulisan yang penulis terapkan yaitu dengan metode kepustakaan atau
studi literatur, bahan literasi kepustakaan kemudian dikaji dengan analisis secara kualitatif.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari literatur penulis dapat menyimpulkan bahwa
Paradigma menjadi acuan dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta-fakta
melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya dengan menggunakan teori fakta di lapangan
secara sistematis. Pemilihan paradigma dalam riset memiliki implikasi terhadap pemilihan
metodologi dan metode pengumpulan dan analisis data.
PENDAHULUAN
Proses unutk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasi oleh
cara berpikir yang rasionala berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah
satu cara unutk mendapatkan ilmu adalah dengan melakukan penelitian. Penelitian
merupakan langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah unutk mengambil
keputusan. Penelitian terdiri dari dua hal pokok yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya, yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris. Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai
dari pengumpulan, penglahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperoleh
kesimpulan. Data kualitatif umumnya diperoleh melalui wawancara mendalam dan spesifik.
Penelitian kualitatif peneliti bertolak pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai
bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah “teori”. Dalam penelitian kualitatif, peneliti
merupakan instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan
wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisa dan megkontruksi objek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Perkembangan ilmu pengetahuan mengacu kepada pemikiran filsafat,
yang diartikan sebagai orang senang mencari ilmu pengetahuan. Aliran filsafat dalam wacana
metodologi penelitian mendorong lahirnya paradigma penelitian kuantitatif (positivisme) dan
paradigma penelitian kualitatif (positivisme). Penelitian kualitatif menggunakan metode
penalaran induktif yang dimulai ndari fakta, dianalisis, dibuat pernyataan kemudian
dihubungakn dengan teori yang sesuai. Penalaran induktif memungkinkan pemuatan model
unutk menarik kesimpulan dari fakta atau buti daal perencanaan dinamika model. Pembuatan
2
model mungkin pula menggunakian teori yang telah ada, pengalaman manajerrial, penilaian
atau fata yang didedukasi dari hukum alam yang telah diketahui1
Dari pemaparan di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam lagi
mengenai, yaitu pertama, apa saja model-model dalam penelitian kualitatif?. Kedua,
bagaimana paradigma filosofis pada penelitian kualitatif?. Ketiga, bagaimana langkah-
langkah dalam penelitian kualitatif?.
LITERATURE REVIEW
Mengkaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan strategi penyusunan penelitian dan
etika penelitian, dalam penulisan ini terdapat beberapa buku maupun jurnal yang membahas
tentang strategi penyusunan penelitian dan etika penelitian. Berikut beberapa karya yang
terdokumentasikan terkait pemasalahan yang dikaji, yaitu Pertama, website resmi
eprints.ums.ac.id didalamnya menjelaskan tentang model-model penelitan kualitatif
berdasarkan model desain penelitian yang di susunnya. Dalam website tersebut juga
menjelaskan tentang strategi dalam penulisan penelitian kualitatif.
Kedua, jurnal yang berjudul Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat Ilmu
Pengetahuan dalam Konseling karya Juliana Batubara, dalam jurnal tersebut membahas
tentang paradigma penelitian kualitatif.
Ketiga, buku yang berjudul Metodologi Penelitian karya Dr. Juliansyah Noor, S.E.,
M.M. yang berisikan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian baik itu
kualitatif maupun kuantitatif secara jelas. Termasuk di dalamnya menjelaskan langkah-
langkah yang harus dilakukan ketika melakukan penelitian.
1
Raco, Metode Penelltlan Kualltatlf Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010), 12-43.
2
Punaji Setyosrai, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013), 175-177.
3
Keempat, buku yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif karya Dr. J. R. Raco, ME.,
M.Sc. dimana menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan dengan penelitian
kualitatif. Buku ini salah satunya menjelaskan tentag langkah-langkah yang harus dilakukan
ketika melakukan penelitian kualitatif dengan susunan yang sistematis sehingga dapat
dipahami.
METODELOGI PENELITIAN
Metode yang penulis terapkan dalam penyusunan jurnal yaitu dengan metode
kepustakaan dengan cara pengumpulan bahan literasi mencakup materi yang penulis buat.
Bahan literasi kepustakaan kemudian dikaji dengan analisis penulis secara kualitatif, yaitu
dengan cara menginterpretasi semua sumber literasi sesuai dengan masalah yang dibahas,
kemudian dilakukan evaluasi dan selanjutnya ditarik suatu kesimpulan terhadap objek
pembahasan yang dijabarkan dalam bentuk uraian dan pertanyaan.
KONSEP DASAR
A. Penelitian Kualitatif
Penelitian dalam bahasa inggris disebut dengan research.Jika dillihat dari susunan
katanya, terdiri atas dua suku kata, yaitu re yang berarti melakukan kembali atau
pengulangan dan search yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga
research dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, detail, dan lebih komperhensif.
4
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan denganjalan melibatkan berbagai metode yang ada.3
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
adala penelitian yang digunakan unutk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti merupakan instrumen kunci. Penelitian ini berangkat dari data, dan
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah
teori.
B. Model Penelitian
Deutsch dalam Severin dan Tankard memberikan definisi model sebagai suatu
struktur simbol dan aturan kerja yang diharapkan selaras dengan serangkaian poin
yang relevan dalam struktur atau proses yang ada, dimana model sangat vital untuk
memahami proses yang lebih kompleks. Menurut Aubrey Fisher merumuskan bahwa,
“Model adalah analogi yang mengabstrasikan dan memilih bagian dari keseluruhan
unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model
adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori”.
b. Heuristic, yakni memberi kemungkinan menuju metode baru yang belum dikenal.
c. Prediktif, yakni melakukan prediksi yang bersifat kuantitatif mengenai kapan dan
seberapa banyak.
3
Albi Anggita, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak, 2018), 7-8.
5
d. Pengukuran, data yang diperoleh dengan bantuan sebuah model bisa menjadi suatu
ukuran baik sekedar ranking atau sekala rasio penuh.4
C. Paradigma Filosofis
4
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-model-penelitian/123509 Diakses pada 25 April
2021 Pukul 17:11 WIB.
5
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015), 4.
6
https://kbbi.web.id/paradigma Diakses pada 25 April 2021 Pukul 17:36 WIB.
6
merupakan kernagka berfikir yang menjelaskan bagaimana cara pandnag peneliti
terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori. Secara
umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian yang
cukup dominan yait paradigma penelitian kualitatif, kuantitatif, dan campuran
(gabungan kualitatif dan kuantitatif). Dari segi peristilahan, para ahli tampak
menggunakan istilah atau penamaan yang berbda-beda meskipun mengacu pada hal
yang sama.7
7
2. Desain penelitian kualitatif tentatif. Model ini sama seali berbeda dari model di
atas. Desain penelitian terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun
ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan
desain penelitian tentatif disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti
memasuki lapangan penelitian. Desain penelitian dapat berubah- ubah untuk
menyesuaikan dengan kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan
penelitian tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun
sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas yang dihadapi.
9
Eprints.ums.ac.id, diakses pada tanggal 20 April 2021 Pukul: 14.20 WIB.
8
hal mendasar dari pengalaman hidup tersebut. Penelitian dilakukan dengan
wawancara mendalam dengan partisipan atau narasumber.
d. Studi Kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan terhadap
suatu kesatuan sistem. Penelitian studi kasus diarahkan untuk menghimpun
data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari sebuah kasus.
Kesimpulan hanya berlaku untuk kasus yang di teliti saja. Teknik
pengumpulan data yang digunakan antara lain, wawancara, observasi, dan
studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah mendapatkan
kesatuan dan kesimpulan.
e. Teori-Teori Dasar. Teori dasar merupakan penelitian yang diarahkan pada
penemuan atau minimal menguatkan terhadap suatu teori. Penelitian
dilakukan dengan menggunakanpendekatan kualitatif. Penelitian dasar
dilaksanakan menggunakan teknik pengumpulan data, observasi lapangan,
studi perbandingan antar kategori, fenomena dan situasi melalui kajian
induktif, deduktif, dan verifikasi sampai pada titikjenuh.
f. Studi Kritis. Studi kritis merupakan model penelitian yang berkembang
dari teori kritis, feminis, ras, dan pasca modern, yang bertolak dari asumsi
bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Penelitian kritis tidak bersifat
deskrit meskipun mempunyai implikasi metodologis. Model studinya
berbeda dalam tujuan, peranan teori, teknik pengumpulan data, peran
penelitian, dan laporan. Penelitian kritis menggunakan pendekatan studi
kasus, kajian terhadap suatu kasus, kajian dilakukan secara mendalam dan
berbeda dengan kajian eksperimental atau bersifat generalisasi maupun
perbandingan.
2. Metode kualitatif non-interaktif. Metode kualitatif non-interaktif merupakan
pemikiran analisis, mengadakan kajian berdasarkan analisis dokumenSumber
data dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen.
9
pemilihan paradigma penelitian menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan
mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian. Paradigma penelitian
menentukan masalah apa yang dituju dan tipe penjelasan apa yang dapat diterimanya.
Paradigma dalam penelitian kualitataif bersifat interaktif. Oleh karena itu perlu
menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan bermacam–macam metode,
sumber data dan data.
Riset pada dasarnya merupakan suatu metode dalam penemuan sains yang juga
dikenal dengan metode ilmiah atau scientificmethod. Dalam perspektif filsafat,
metode ilmiah merupakan bagian dari filsafat sains. Filsafat sains merupakan analisis
tentang prosedur dan logika mengenai penjelasan-penjelasan ilmiah. Dalam berpikir
logis, seorang peneliti harus mampu menggabungkan teori/ide yang ada dengan fakta
di lapangan dan dilakukan secara sistematis. Jadi, dapat dikatakan bahwa riset
merupakan proses yang dilakukan secara sistematis untuk menghasilkan pengetahuan
(knowledge), yang ditandai dengan dua proses yaitu:
a. Postpositivism
10
melihat penelitian sebagai serangkaian langkah yang terhubung secara logis,
meyakini keragaman, perspektif dari parapartisipan daripada satu realitas tunggal
dan mendukung metode pengumpulan dan analisis data yang tepat dan teliti.
Dalam hal ini peneliti menggunakan beragam level analisis data demi
ketepatan dan ketelitian, menggunakan berbagai program komputer untuk
mendukung analisis, mendorong pendekatan-pendekatan validitas, dan menulis
studi-studi kualitatif dalam bentuk laporan ilmiah dengan suatu struktur yang
menyerupai artikel kuantitatif.
b. Constructivism–Interpretivism
c. Critical–Ideological
11
kekuatan mereka terlibat dalam dialog dan menggunakan teori untuk menafsirkan
atau menjelaskan aksi sosial.
1) Mengidentifikasi Masalah
10
Juliana Batubara, “Paradigma Penelitian Kualitatif dan FilsafatIlmu Pengetahuan dalam Konseling”,
Jurnal Fokus Konseling, Volume 3, No. 2 (2017), 98-105
12
apakah, mengapa, dan bagaimana. Di dalam penelitian sebaiknya seorang peneliti
melakukan identifikasi masalah dengan mengungkapkan semua permasalahan yang
terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.11
2) Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis berupa
buku, jurnal yang rnernbahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka
rnernbantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik
tersebut yang sebelurnnya dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelurnnya.
Pentingnya tinjauan pustaka untuk rnelihat dan menganalisa nilai tarnbah
penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelurnnya. Mnetode
kualitatif tidak mendiskusikan tinjauan pustaka secara mendalam diawal penelitian,
karena nantinya berdasarkan rnasukkan dari partisipan, pernikiran sebelurnnya dari
para ilrnuwan akan dilengkapi, diperluas, atau bahkan disernpurnakan. Boleh jadi
juga bahwa gagasan atau pernikiran sebelurnnya digantikan dengan gagasan baru
hasil penelitian atau mungkin apa yang diungkapkan dalam teori sebelumnya akan
berbeda dan berkembang sesudah mendapatkan masukan dari partisipan.
11
https://www.kajianpustaka.com/2019/04/karakteristik-jenis-dan-prosedur-penelitian-kualitatif.html
Diakses pada 24 April 2021 pukul 23.40 WIB.
13
Dengan perkernbangan teknologi internet, peneliti dapat memperoleh
sejumlah besar sumber kepustakaan secara langsung dan mudah, seperti online
journal, e-book dan berbagai informasi virtual sangat rnernbantu peneliti sekarang
ini. Jadi literature atau tinjauan pustaka adalah langkah berikut dalam kualitatif
walaupun sebagai konfirrnasi saja dan bukan sebagai sumber utama.
3) Tujuan Penelitian
4) Pengumpulan Data
14
mendalam. Tekenik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan unutk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam banyak penelitian
kualitatif, peneliti umumnya menggunakan teknik triangulasi dalam arti
menggunakan interview dan observasi.12
a. Wawancara (interview)
b. Observasi
12
Raco, Metode Penelltlan Kualltatlf Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010), 98-110.
15
1. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan di mana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.
2. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat
harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu
objek.
3. Observasi kelompok tidak terstruktur adalah observasi lakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.13
5) Analisis Data
Metode kualitatif merubah data menjadi temuan (findings). Memang tidak
ada formula untuk itu. Tiidak ada alat ukur untuk mengetahui validitas dan
realibilitas. Tidak ada aturan yang absolute. Yang ada hanyalah: 'buatlah sebaik
mungkin dengan menggunakan aka1 budimu secara penuh' dan maksimal.
Mungkin ada arahan tetapi tujuan akhir adalah unik untuk setiap peneliti. Setiap
studi kualitatif adalah unik. Pendekatan analisisnya juga unik karena tergantung
pada keahlian, insight, training dan kemampuan peneliti. Faktor kemampuan
manusia dari peneliti sangat besar dan sekaligus juga kelemahan yang besar. Hasil
penelitiannya boleh jadi sangat baik, karena pengalaman dan pengetahuan luas
yang dimiliki oleh peneliti. Tetapi bisa juga hasilnya akan sangat dangkal, karena
pengetahuan dan penglaman peneliti yang sangat kurang dan dangkal.
Metode kualitatif bersifat induktif yaitu mulai dari fakta, realita, gejala,
masalah yang diperoleh melalui suatu observasi khusus. Dari realita dan fakta yang
khusus ini kemudian peneliti membangun pola-pola umum. lnduktif berarti bertitik
tolak dari yang khusus ke umum. Analisis data di sini berarti mengatur secara
sistematis bahan hasil wawancara dan observasi, menafsirkannya dan
menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori atau gagasan yang baru. lnilah yang
disebut hasil temuan atau findings. Findings dalam analisis kualitatif berarti
mencari dan menemukan tema, pola, kosep, insights dan understanding. Semuanya
diringkas dengan istilah 'penegasan yang memiliki arti' (statement of meanings).
Analisis berarti mengolah data, mengorganisir data, memecahkannya dalam unit-
13
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015), 138-140.
16
unit yang lebih kecil, mencari pola dan tema-tema yang sama. Analisis dan
penafsiran selalu berjalan seiring.
6) Penafsiran Data
Penafsiran berarti pengembangan ide berdasarkan hasil temuan dan
menghubungkannya dengan teori yang pernah ada atau dengan konsep-konsep
yang lebih luas dan mendalam. Penafsiran dilakukan sesudah tersedia, sudah
lengkap dan jelas, karena hanya dengan demikian penfasiran dapat dibuat.
Penafsiran juga berarti mencari dan menemukan hal baru, unik atau significance.
Dalam penafsiran, peneliti juga berusaha mencari apakah ada hubungan antara apa
yang diduga sebelumnya dengan kenyataan hasil (findings) yang diperoleh.
Bagaimana hubungannya dengan teori atau penelitian-penelitian sebelumnya?
Apakah kekhususan hasil temuan tersebut bila dikonfrontasikan dengan
pandangan, teori atau konsep yang berbeda lainnya? Ada beberapa tujuan atau
jenis penafsiran. Pertama, penafsiran yang memperkuat teori, gagasan, konsep,
hasil temuan penelitian sebelumnya (confirmation). Kedua, penafsiran yang
memperjelas teori, gagasan, konsep, pandangan atau hasil penelitian sebelumnya
yang belum jelas. Ketiga, penafsiran yang bertujuan memperjelas apa yang
tersembunyi. Penafsiran dalam metode kualitatif kedudukannya sangat penting,
sehingga juga sering disebut sebagai pusat atau inti dari rnetode ini.
Dalam metode kualitatif, penafsiran dan analisis berjalan sejajar. Itu berarti
bahwa pada waktu peneliti menganalisis data, pada saat yang sama dia sedang
menafsirkannya juga. Bahkan menurut beberapa ahli, penafsiran sudah dimulai
sejak awal data dikumpulkan. Jadi, penafsiran sebenarnya tidak dibuat diakhir
penelitian. Beberapa usulan dalam membuat penafsiran: pertama, lihat dan baca
kembali ringkasan hasil rekaman berkali-kali dan berusaha menangkap makna
yang disampaikan. Sesudah itu, konfrontasikan makna hasil ringkasan dengan
konsep atau teori yang terdapatdalam buku-buku dan jurnal ilmiah yang berbicara
tentang topik yang sama. Selanjutnya identifikasi perbedaan dan persamaannya.
ldentifikasi pula apa yang kurang dalam penelitian-penelitian sebelumnya dan
temukan kelebihan dari penelitian yang sedang dijalankan. Beri penilaian juga
terhadap tempat, konteks, situasi, subjek yang terlibat dalam penelitian tersebut dan
perbedaannya dengan penelitian sebelumnya.
7) Penulisan Hasil Penelitian
17
Sesudah analisis dan penafsiran selesai dibuat, rnaka bagian terakhir dari
penelitian adalah membuat laporan hasil penelitian. Laporan hasil penelitian
biasanya dibagi atas beberapa bagian. Bagian pertarna adalah JUDUL, judul
haruslah rnernberikan gambaran tentang ide penting yang akan diteliti, serta harus
menarik, singkat dan padat. Bahkan beberapa ahli menulis bahwa sebaiknya judul
tidak lebih dari 20 kata. Berikutnya adalah ABSTRAK. Abstrak adalah ringkasan
yang terdiri dari 50 hingga 200 kata. Yang dimuat adalah unsur yang sangat
penting dalam penelitian dan menarik minat para pembaca. Abstrak biasanya
menggambarkan latar belakang dan pentingnya penelitian, metode yang digunakan,
teori yang digunakan, hasil penelitian, manfaat penelitian dan usulan bahan
penelitian lebih lanjut. Sesudah abstrak dilanjutan dengan KATA PENGANTAR
(acknowledgment). Kata pengantar menguraikan latar belakang peneliti
mengangkat topik ini, manfaat dari penelitian ini, sasaran pembaca, orang-orang
yang terlibat dan membantu, serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
berlibat baik langsung maupun tidak langsung. Isi dari laporan hasil penelitian
sebenarnya dimulai dengan pengantar yang adalah BAB 1 dari laporan tersebut.
PENGANTAR (introduction) berisi tentang latar belakang penelitian, dorongan
memotivasi peneliti rnernbuat penelitian, garnbaran umum tentang isi laporan,
manfaat penelitian dan audience hasil penelitian ini. Bagian berikut adalah
TINJAUAN PUSTAKA atau Literature review. Bagian ini berisi tentang latar
belakang, landasan filosofis, dan aliran filosofis baik yang terdapat dalam buku-
buku maupun dalam jurnal-jurnal ilmiah tentang topik tersebut.
Sesudah tinjauan pustaka dilanjutkan dengan METODOLOGI. Ini adalah
bagian yang sulit karena peneliti harus memilih metode yang tepat. Dalam bab ini
digambarkan bagaimana data dikumpulkan, diorganisir, dianalisis, dan
diinterpretasi. Diuraikan pula keterlibatan partisipan atau subjek penelitia.
Penulisan hasil penelitian bervariasi. Pada bagian akhir laporan hasil penelitian
berisi tentang diskusi dan kesirnpulan. Bagian DISKUSI berisi tentang penafsiran
peneliti atas hasil yang diperoleh (findings). Peneliti memberikan pemikiran dan
pendapatnya berdasarkan pernahaman dan pengetahuan yang dimilikinya pada
hasiltemuan. Pada bagian ini, peneliti juga menyampaikan ide-idenya tentang
penelitian lanjutan tentang topik yang belum disentuh atau dibahas dalam
penelitian tersebut. Sesudah diskusi, dilanjutkan dengan kesimpulan.
18
KESIMPULAN berisi tentang rangkuman dari seluruh proses penelitianbeserta
hasil yang diperoleh. Selanjutnya penulisan REFERENSI atau kepustakaan.14
Laporan hasil penelitian merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti
setelah melakukan kegiatan pengumpulan data penelitian dinyatakan selesai.
Dalam konteks yang seperti ini, pelaporan hasil penelitian secara tertulis memiliki
nilai guna setidaknya dalam empat hal yaitu: Sebagai kelengkapan proses
penelitian yang harus dipenuhi oleh para peneliti dalam setiap kegiatan penelitian,
Sebagai hasil nyata peneliti dalam merealisasi kajian ilmiah, Sebagai dokumen
autentik suatu kegiatan ilmiah yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat
ataupun sesama peneliti dan Sebagai hasil karya nyata yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan bergantung pada kepentingan peneliti.15
KESIMPULAN
19
beberapa tahapan yaitu: 1). Mengidentifikasi Masalah, 2). Tinjauan Pustaka, 3). Tujuan
Penelitian, 4). Pengumpulan Data, 5). Analisis Data, 6). Penafsiran Data, 7). Penulisan Hasil
Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anggita, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV
Jejak.
Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Raco. 2010. Metode Penelltlan Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Setyosrai, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Batubara, Juliana. “Paradigma Penelitian Kualitatif dan FilsafatIlmu Pengetahuan dalam
Konseling”. Jurnal Fokus Konseling. Volume 3, No. 2 (2017).
Eprints.ums.ac.id
https://kbbi.web.id/paradigma
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-model-penelitian/123509
https://www.kajianpustaka.com/2019/04/karakteristik-jenis-dan-prosedur-penelitian-
kualitatif.html
20