Anda di halaman 1dari 20

MEMAHAMI MODEL-MODEL PENELITIAN KUALITATIF, PARADIGMA

FILOSOFIS DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF

Afif Maulana Rifqi (1808202126), Ayu Anita Sari (1808202134), Hilman Fikri Luthfi
(1808202165), Pipit Nuridah Supriat (1808202151), Sahrul Muamar(1808202162)

Hukum Ekonomi Syariah 6/D


Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
Email: afifrifqi56@gmail.com; ayuanitasariandewiku@gmail.com;
hilmanfixz123@gmail.com; pipitnuridah@gmail.com; sahrulmuamar00@gmail.com.

Abstract

Research consists of two main things that are inseparable from one another, namely the logic
of thinking and data or information collected empirically. Logic thinking appears in
systematic steps starting from collecting, processing, analyzing, interpreting and testing data
until conclusions are drawn. Qualitative data are generally obtained through in-depth and
specific interviews. In this scientific work, the writing method that the writer applies is the
literature method or literature study, the literature literacy material is then studied with a
qualitative analysis. Based on the results obtained from the literature, the writer can
conclude that the paradigm is the basic reference for every researcher to reveal facts through
research activities that are carried out using the theory of facts in the field systematically.
The choice of paradigm in research has implications for the choice of methodology and
methods of data collection and analysis.

Keywords: Qualitative Research, Models, Philosophical Paradigms.

Abstrak

Penelitian terdiri dari dua hal pokok yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya, yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara
empiris. Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan,
pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperoleh kesimpulan. Data

1
kualitatif umumnya diperoleh melalui wawancara mendalam dan spesifik. Dalam karya
illmiah ini Metode penulisan yang penulis terapkan yaitu dengan metode kepustakaan atau
studi literatur, bahan literasi kepustakaan kemudian dikaji dengan analisis secara kualitatif.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari literatur penulis dapat menyimpulkan bahwa
Paradigma menjadi acuan dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta-fakta
melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya dengan menggunakan teori fakta di lapangan
secara sistematis. Pemilihan paradigma dalam riset memiliki implikasi terhadap pemilihan
metodologi dan metode pengumpulan dan analisis data.

Kata Kunci: Penelitian Kualitatif, Model, Paradigma Filosofis.

PENDAHULUAN

Proses unutk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasi oleh
cara berpikir yang rasionala berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah
satu cara unutk mendapatkan ilmu adalah dengan melakukan penelitian. Penelitian
merupakan langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah unutk mengambil
keputusan. Penelitian terdiri dari dua hal pokok yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya, yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang
dikumpulkan secara empiris. Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai
dari pengumpulan, penglahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperoleh
kesimpulan. Data kualitatif umumnya diperoleh melalui wawancara mendalam dan spesifik.

Penelitian kualitatif peneliti bertolak pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai
bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah “teori”. Dalam penelitian kualitatif, peneliti
merupakan instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan
wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisa dan megkontruksi objek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Perkembangan ilmu pengetahuan mengacu kepada pemikiran filsafat,
yang diartikan sebagai orang senang mencari ilmu pengetahuan. Aliran filsafat dalam wacana
metodologi penelitian mendorong lahirnya paradigma penelitian kuantitatif (positivisme) dan
paradigma penelitian kualitatif (positivisme). Penelitian kualitatif menggunakan metode
penalaran induktif yang dimulai ndari fakta, dianalisis, dibuat pernyataan kemudian
dihubungakn dengan teori yang sesuai. Penalaran induktif memungkinkan pemuatan model
unutk menarik kesimpulan dari fakta atau buti daal perencanaan dinamika model. Pembuatan

2
model mungkin pula menggunakian teori yang telah ada, pengalaman manajerrial, penilaian
atau fata yang didedukasi dari hukum alam yang telah diketahui1

Suatu proses penelitian dibutuhkan suatu rancangan penelitian, dimana


mengungkapkan baik struktur masalah penelitian maupun rencana penelitian yang akan
digunakan untuk memperoleh petunjuk empiris mengenai relasi atau hubungan dalam
masalah tersebut. Desain penelitian disusun dan dilakukan dengan penuh perhitungan agar
dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan masalah penelitian yang
ada.2

Dari pemaparan di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam lagi
mengenai, yaitu pertama, apa saja model-model dalam penelitian kualitatif?. Kedua,
bagaimana paradigma filosofis pada penelitian kualitatif?. Ketiga, bagaimana langkah-
langkah dalam penelitian kualitatif?.

LITERATURE REVIEW

Mengkaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan strategi penyusunan penelitian dan
etika penelitian, dalam penulisan ini terdapat beberapa buku maupun jurnal yang membahas
tentang strategi penyusunan penelitian dan etika penelitian. Berikut beberapa karya yang
terdokumentasikan terkait pemasalahan yang dikaji, yaitu Pertama, website resmi
eprints.ums.ac.id didalamnya menjelaskan tentang model-model penelitan kualitatif
berdasarkan model desain penelitian yang di susunnya. Dalam website tersebut juga
menjelaskan tentang strategi dalam penulisan penelitian kualitatif.

Kedua, jurnal yang berjudul Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat Ilmu
Pengetahuan dalam Konseling karya Juliana Batubara, dalam jurnal tersebut membahas
tentang paradigma penelitian kualitatif.

Ketiga, buku yang berjudul Metodologi Penelitian karya Dr. Juliansyah Noor, S.E.,
M.M. yang berisikan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian baik itu
kualitatif maupun kuantitatif secara jelas. Termasuk di dalamnya menjelaskan langkah-
langkah yang harus dilakukan ketika melakukan penelitian.
1
Raco, Metode Penelltlan Kualltatlf Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010), 12-43.
2
Punaji Setyosrai, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013), 175-177.

3
Keempat, buku yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif karya Dr. J. R. Raco, ME.,
M.Sc. dimana menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan dengan penelitian
kualitatif. Buku ini salah satunya menjelaskan tentag langkah-langkah yang harus dilakukan
ketika melakukan penelitian kualitatif dengan susunan yang sistematis sehingga dapat
dipahami.

METODELOGI PENELITIAN

Metode yang penulis terapkan dalam penyusunan jurnal yaitu dengan metode
kepustakaan dengan cara pengumpulan bahan literasi mencakup materi yang penulis buat.
Bahan literasi kepustakaan kemudian dikaji dengan analisis penulis secara kualitatif, yaitu
dengan cara menginterpretasi semua sumber literasi sesuai dengan masalah yang dibahas,
kemudian dilakukan evaluasi dan selanjutnya ditarik suatu kesimpulan terhadap objek
pembahasan yang dijabarkan dalam bentuk uraian dan pertanyaan.

KONSEP DASAR

A. Penelitian Kualitatif

Penelitian dalam bahasa inggris disebut dengan research.Jika dillihat dari susunan
katanya, terdiri atas dua suku kata, yaitu re yang berarti melakukan kembali atau
pengulangan dan search yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga
research dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, detail, dan lebih komperhensif.

Selanjutnya ada beberapa pendapat mengenai pengertian penelitian kualitatif


antara lain yaitu, Kirk dan Miller: penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Sedangkan menurut
David William: penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
alamiah, dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti
yang tertarik secara alamiah. Denzim dan Lincoln: penelitian kualitatif adalah

4
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan denganjalan melibatkan berbagai metode yang ada.3

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
adala penelitian yang digunakan unutk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti merupakan instrumen kunci. Penelitian ini berangkat dari data, dan
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah
teori.

B. Model Penelitian

Deutsch dalam Severin dan Tankard memberikan definisi model sebagai suatu
struktur simbol dan aturan kerja yang diharapkan selaras dengan serangkaian poin
yang relevan dalam struktur atau proses yang ada, dimana model sangat vital untuk
memahami proses yang lebih kompleks. Menurut Aubrey Fisher merumuskan bahwa,
“Model adalah analogi yang mengabstrasikan dan memilih bagian dari keseluruhan
unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model
adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori”.

Sedangkan menurut Severin and Tankard “Model didefinisikan sebagai


representasi dunia nyata dalam bentuk teoretis dan disederhanakan. Model bukan alat
untuk menjelaskan, tapi bisa digunakan untuK membantu merumuskan teori. Model
menyiratkan suatu hubungan yang sering dikacaukan dengan teori karena hubungan
antara model dengan teori begitu dekat. Model memberi kerangka kerja yang bisa
digunakan untuk mempertimbangkan satu masalah meskipun dalam versi awalnya
model tidak akan membawa kita menuju prediksi yang berhasil”. Fungsi adanya
model diantaranya adalah:

a. Mengorganisasi, yakni mengatur dan menghubungkan data yang tidak terlihat


sebelumnya.

b. Heuristic, yakni memberi kemungkinan menuju metode baru yang belum dikenal.

c. Prediktif, yakni melakukan prediksi yang bersifat kuantitatif mengenai kapan dan
seberapa banyak.

3
Albi Anggita, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak, 2018), 7-8.

5
d. Pengukuran, data yang diperoleh dengan bantuan sebuah model bisa menjadi suatu
ukuran baik sekedar ranking atau sekala rasio penuh.4

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model adalah


penggambaran tentang suatu bagian atau sebuah realita yang sengaja dibuat sederhana
agar mudah dipahami dengan menonjolkan unsur atau elemen yang dianggap penting.
Model juga bisa jadi skema teori agar aplikasikan untuk diuji atau diturunkan menjadi
proposisi. Jadi, model bisa berupa visualisasi dari proses, struktur, definisi, formula,
bahkan teori agar sederhana dan mudah difahami sehingga bisa dijadikan acuan
kerangka kerja.

C. Paradigma Filosofis

Secara etimologi, kata "filsafat" dalam bahasa Indonesia merupakan kata


serapan berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata philosophia merupakan
gabungan dari dua kata yaitu philos dan so- phia, Philos (love of) berarti sahabat atau
kekasih. Adapun sophia (wis-dom) memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, dan
kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan.
Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Dengan kata lain, dapat juga diartikan sebagai orang yang senang mencari ilmu dan
kebenaran. Dalam bahasa Indonesia, seseorang yang mendalami bidang falsafah
disebut "filsuf". Dengan demikian, terminologi filsafat adalah berpikir sistemis, luas
dan holistis, untuk mengetahui hakikat sesuatu yang ada, seperti hakikat adanya alam,
manusia, agama, ilmu, teknologi, dan pendidikan. Dengan demikian, maka muncullah
apa yang sebut filsafat alam, manusia, ilmu, pendidikan, dan agama. 5 Sedangkan
paradigma dapat diartikan sebagai daftar semua bentukan dari sebuah kata yang
memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut, atau bisa juga diartikan sebagai
model dalam teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir.6

Aliran Filsafat dalam wacana metodologi penelitian mendorong lahirnya


paradigma penelitian kuantitatif (positivisme) dan paradigma penelitian kualitatif
(postpositivisme). Kedua paradigma pendekatan pemelitian ini tampak emmpunyai
asumsi/asioma dasar filosofis dan paradidma yang berbada. Paradigma penelitian

4
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-model-penelitian/123509 Diakses pada 25 April
2021 Pukul 17:11 WIB.
5
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015), 4.
6
https://kbbi.web.id/paradigma Diakses pada 25 April 2021 Pukul 17:36 WIB.

6
merupakan kernagka berfikir yang menjelaskan bagaimana cara pandnag peneliti
terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori. Secara
umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian yang
cukup dominan yait paradigma penelitian kualitatif, kuantitatif, dan campuran
(gabungan kualitatif dan kuantitatif). Dari segi peristilahan, para ahli tampak
menggunakan istilah atau penamaan yang berbda-beda meskipun mengacu pada hal
yang sama.7

PEMBAHASAN DAN DISKUSI

A. Model-Model Penelitian Kualitatif


Metodologi penelitian kualitatif (naturalistik) adalah suatu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif. Dengan metode itu, peneliti dapat belajar
mengeksplorasi dan memahami pengalaman manusia dan atau kelompoknya, seperti
kepercayaan, penderitaan, rasa sakit, keindahan, pengharapan, dan yang telah
terbentuk dan dialami manusia sebagai hidup sesungguhnya dalam kehidupan sehari-
hari. Penelitian kualitatif atau disebut metodologi kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat
dibedakan menjadi dua macam yakni8:
1. Desain penelitian kualitatif non standar. Desain penelitian kualitatif non standar
sebetulnya menggunakan standar seperti kuantitatif, tetapi bersifat fleksibel (tidak
kaku). Dengan katalain model ini merupakan modifikasi dari model
penelitianparadigma positivistik kuantitatif dengan menyederhanakan sistematika
ataupun menyatukan beberapa bagian dalam bab yang sama, misalnya
memasukkan metode penelitian dalam bab 1. desain penelitian kualitatif non
standar ini digunakan untuk penelitian kualitatif dalam paradigma positivistik dan
penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa.
7
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015), 3343-.
8
Eprints.ums.ac.id, diakses pada tanggal 20 April 2021 Pukul: 14.16 WIB.

7
2. Desain penelitian kualitatif tentatif. Model ini sama seali berbeda dari model di
atas. Desain penelitian terstandar dan non standar disusun sebelum peneliti terjun
ke lapangan dan dijadikan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian, sedangkan
desain penelitian tentatif disusun sebelum ke lapangan juga tetapi setelah peneliti
memasuki lapangan penelitian. Desain penelitian dapat berubah- ubah untuk
menyesuaikan dengan kondisi realitas lapangan yang dihadapi. Acuan pelaksanaan
penelitian tidak sepenuhnya tergantung pada desain yang telah disusun
sebelumnya, tetapi lebih memperhatikan kondisi realitas yang dihadapi.

Ada beberapa strategi dalam penelitian kualitatif. Menurut Sukmadinata dalam


bukunya, strategi dalam penelitian kualitatif yaitu interaktif dan non interaktif.
Adapun penjelasannya sebagai berikut ini9:

1. Metode kualitatif interaktif. Metode kualitatif interaktif merupakan studi


mendalam yang menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang
dalam lingkungan alamiahnya. Terdapat 6 (enam) macam metode kualitatif
interaktif,meliputi:
a. Studi Etnografik. Studi etnografik mendeskripsikan dan
menginterprestasikan, suatukelompok sosial atau sistem. Proses penelitian
etnografik dilaksanakan dilapangan dalam waktu yang cukup lama,
berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para
partisipan, dalam berbagai kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan
dokumen-dokumen dan benda-benda (artefak).
b. Studi Historis. Studi historis meneliti peristiwa-peristiwa yang telah
berlalu. Penelitian ini menggunakan pendekatan, metode dan materi yang
hampir sama dengan etnografis, tetapi dengan fokus tekanan dan
sistematika yang berbeda. Salah satu ciri khas dari penelitian historis
adalah periode waktu kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai,
kemajuan bahkan kemunduran, dilihat dan dikaji dalam konteks waktu.
c. Studi Fenomenologis. Fenomenologis mempunyai dua makna, yaitu
sebagai filsafat sains dan sebagai metode pencarian (penelitian). Studi
fenomenologis mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan. Tujuan
penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-

9
Eprints.ums.ac.id, diakses pada tanggal 20 April 2021 Pukul: 14.20 WIB.

8
hal mendasar dari pengalaman hidup tersebut. Penelitian dilakukan dengan
wawancara mendalam dengan partisipan atau narasumber.
d. Studi Kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan terhadap
suatu kesatuan sistem. Penelitian studi kasus diarahkan untuk menghimpun
data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari sebuah kasus.
Kesimpulan hanya berlaku untuk kasus yang di teliti saja. Teknik
pengumpulan data yang digunakan antara lain, wawancara, observasi, dan
studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah mendapatkan
kesatuan dan kesimpulan.
e. Teori-Teori Dasar. Teori dasar merupakan penelitian yang diarahkan pada
penemuan atau minimal menguatkan terhadap suatu teori. Penelitian
dilakukan dengan menggunakanpendekatan kualitatif. Penelitian dasar
dilaksanakan menggunakan teknik pengumpulan data, observasi lapangan,
studi perbandingan antar kategori, fenomena dan situasi melalui kajian
induktif, deduktif, dan verifikasi sampai pada titikjenuh.
f. Studi Kritis. Studi kritis merupakan model penelitian yang berkembang
dari teori kritis, feminis, ras, dan pasca modern, yang bertolak dari asumsi
bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Penelitian kritis tidak bersifat
deskrit meskipun mempunyai implikasi metodologis. Model studinya
berbeda dalam tujuan, peranan teori, teknik pengumpulan data, peran
penelitian, dan laporan. Penelitian kritis menggunakan pendekatan studi
kasus, kajian terhadap suatu kasus, kajian dilakukan secara mendalam dan
berbeda dengan kajian eksperimental atau bersifat generalisasi maupun
perbandingan.
2. Metode kualitatif non-interaktif. Metode kualitatif non-interaktif merupakan
pemikiran analisis, mengadakan kajian berdasarkan analisis dokumenSumber
data dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen.

B. Paradigma Filosofis Penelitian Kualitatif

Paradigma merupakan perspektif riset yang digunakan peneliti yang berisi


bagaimana cara pandang (world views) peneliti melihat realita, bagaimana
mempelajari fenomena, cara‐cara yang digunakan dalam penelitian dan cara‐cara yang
digunakan dalam menginterpretasikan temuan. Dalam konteks desain penelitian,

9
pemilihan paradigma penelitian menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan
mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian. Paradigma penelitian
menentukan masalah apa yang dituju dan tipe penjelasan apa yang dapat diterimanya.
Paradigma dalam penelitian kualitataif bersifat interaktif. Oleh karena itu perlu
menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan bermacam–macam metode,
sumber data dan data.

Riset pada dasarnya merupakan suatu metode dalam penemuan sains yang juga
dikenal dengan metode ilmiah atau scientificmethod. Dalam perspektif filsafat,
metode ilmiah merupakan bagian dari filsafat sains. Filsafat sains merupakan analisis
tentang prosedur dan logika mengenai penjelasan-penjelasan ilmiah. Dalam berpikir
logis, seorang peneliti harus mampu menggabungkan teori/ide yang ada dengan fakta
di lapangan dan dilakukan secara sistematis. Jadi, dapat dikatakan bahwa riset
merupakan proses yang dilakukan secara sistematis untuk menghasilkan pengetahuan
(knowledge), yang ditandai dengan dua proses yaitu:

a. Proses pencarian yang tidak pernah berhenti, dan


b. Proses yang sifatnya subyektif karena topik riset,model riset, obyek riset dan
alatanalisisnya sangat tergantung pada faktor subyektifitas si peniliti

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-


penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Paradigma dalam
penelitian kualitataif terdiri dari Postpositivism, Constructivism – Interpretivism dan
Critical – Ideological.

a. Postpositivism

Paradigma postpositivisme berpendapat bahwa peneliti tidak bisa


mendapatkan fakta dari suatu kenyataanapabila si peneliti membuat jarak
(distance) dengan kenyataan yang ada. Hubungan peneliti dengan realitas harus
bersifat interaktif. Oleh karena itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu
penggunaan bermacam–macam metode, sumber data dan data. Postpositivisme
memiliki ciri-ciri reduksi onistis, logis, empiris berorientasi sebab dan akibat, dan
deterministis berdasarkan pada teori a priori. Pendekatan ini sering digunakan oleh
para peneliti yang telah terlatih dalam riset kuantitatif. Peneliti postpositivisme

10
melihat penelitian sebagai serangkaian langkah yang terhubung secara logis,
meyakini keragaman, perspektif dari parapartisipan daripada satu realitas tunggal
dan mendukung metode pengumpulan dan analisis data yang tepat dan teliti.

Dalam hal ini peneliti menggunakan beragam level analisis data demi
ketepatan dan ketelitian, menggunakan berbagai program komputer untuk
mendukung analisis, mendorong pendekatan-pendekatan validitas, dan menulis
studi-studi kualitatif dalam bentuk laporan ilmiah dengan suatu struktur yang
menyerupai artikel kuantitatif.

b. Constructivism–Interpretivism

Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau


bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk,
dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari
kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak
bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma
constructivism yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan
hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran
subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada
subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil
pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran.

Tujuan dari constructivism adalah untuk bersandar sebanyak mungkin pada


pandangan dari para partisipan tentang situasi tertentu. Sering kali makna-makna
subjektif ini dinegosiasi secara sosial dan historis. Dengan kata lain ragam realitas
dibangun melalui interaksi dalam kehidupan sosial dan melalui norma-norma
historis dan kultural yang berlaku dalam kehidupan individu tersebut. Peneliti
menciptakan secara induktif mengembangkan teori atau pola makna.

c. Critical–Ideological

Critical–Ideological memandang bahwa kenyataan itu sangat berhubungan


dengan pengamat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain serta nilai –nilai yang
dianut oleh pengamat tersebut turut mempengaruhi fakta dari kenyataan tersebut.
Paradigma critical–ideological ini sama dengan paradigm postpositivisme yang
menilai realitas secara kritis. Para peneliti critical–ideological perlu menyadari

11
kekuatan mereka terlibat dalam dialog dan menggunakan teori untuk menafsirkan
atau menjelaskan aksi sosial.

Dalam praktik penelitian, critical–ideological dapat ditelusuri melalui


berbagai bentuk konfigurasi metodologi yang dianutnya. Seorang peneliti yang
menganut paradigma ini dapat merancang misalnya studi etnografi yang akan
mengubah cara berpikir masyarakat, mendorong masyarakat untuk berinteraksi,
membentuk jaringan, menjadi aktivis, dan membentuk berbagai kelompok
berorientasi aksi, dan membantu individu untuk mempelajari kondisi kehidupan
mereka sendiri. Tujuan akhir dari studi ini dapat berupa penyusunan teori sosial,
yang oleh Marrow dan Brown (1994) didefinisikan sebagai “hasrat untuk
memahami dan, dalam sebagian kasus, mentransformasi (melalui praksis) tatanan
dasar dari kehidupan sosial, yaitu berbagai hubungan sosial dan sistematik yang
membentuk masyarakat”.10

Berdasarkan penjelesan di atas dapat penulis simpulkan bahwa paradigma


adalah acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta-
fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya dengan menggunakan teori fakta
di lapangan secara sistematis. Pemilihan paradigma dalam riset memiliki implikasi
terhadap pemilihan metodologi dan metode pengumpulan dan analisis data.

C. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif

Dalam sebuah penelitian pastilah dilakukan dengan beberapa langkah-langkah


atau tahapan dari mulai awal hingga penyusunan laporannya, dan dalam penelitian
kualitatif sendiri dilakukan dengan melewati beberapa tahapan yaitu:

1) Mengidentifikasi Masalah

Suatu masalah merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang


bertanya-tanya, berpikir, dan berupaya menemukan kebenaran yang ada. Fenomena
masalah tersebut terjadi karena adanya sesuatu yang diharapkan, dipikirkan,
dirasakan tidak sama dengan kenyataan, sehingga timbul pertanyaan yang
menantang untuk ditemukan jawabannya. Atas dasar prinsip masalah tersebut,
dalam mengidentifikasi masalah dapat muncul pertanyaan yang terkait dengan

10
Juliana Batubara, “Paradigma Penelitian Kualitatif dan FilsafatIlmu Pengetahuan dalam Konseling”,
Jurnal Fokus Konseling, Volume 3, No. 2 (2017), 98-105

12
apakah, mengapa, dan bagaimana. Di dalam penelitian sebaiknya seorang peneliti
melakukan identifikasi masalah dengan mengungkapkan semua permasalahan yang
terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.11

Penelitian selalu dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang hendak


diteliti. Masalah ini biasanya didahului dengan pertanyaan reflektif tentang isu-isu
yang sedang hangat dan kontroversial dan menuntut adanya jawaban atau
pemecahannya. Justifikasi atas pentingnya masalah yang hendak diteliti biasanya
dilakukan dengan mengutip peneliti-peneliti lain dan para ahli seperti yang terdapat
dalam tinjauan pustaka atau penelitian sebelumnya. Lebih khusus lagi peneliti
harus mampu mengungkapkan kesenjangan antara apa yang ditulis oleh para ahli
dengan apa yang nyata, sehingga perlu penelitian lanjut yang lebih mendalam. Hal
itu juga dapat bersumber dari pengalaman orang lain yang dialami di lingkungan
kerja. Selain itu, masalah yang bersumber dari pengalaman pribadi dapat pula
dijadikan dasar untuk penelitian. Sumber lain juga berasal dari isu hangat dalam
masyarakat yang dimuat dalam media, baik media cetak atau media elektronik.
Bisa juga masalah lama yang hingga kini belum ada jawabannya.

2) Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis berupa
buku, jurnal yang rnernbahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka
rnernbantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik
tersebut yang sebelurnnya dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelurnnya.
Pentingnya tinjauan pustaka untuk rnelihat dan menganalisa nilai tarnbah
penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelurnnya. Mnetode
kualitatif tidak mendiskusikan tinjauan pustaka secara mendalam diawal penelitian,
karena nantinya berdasarkan rnasukkan dari partisipan, pernikiran sebelurnnya dari
para ilrnuwan akan dilengkapi, diperluas, atau bahkan disernpurnakan. Boleh jadi
juga bahwa gagasan atau pernikiran sebelurnnya digantikan dengan gagasan baru
hasil penelitian atau mungkin apa yang diungkapkan dalam teori sebelumnya akan
berbeda dan berkembang sesudah mendapatkan masukan dari partisipan.

11
https://www.kajianpustaka.com/2019/04/karakteristik-jenis-dan-prosedur-penelitian-kualitatif.html
Diakses pada 24 April 2021 pukul 23.40 WIB.

13
Dengan perkernbangan teknologi internet, peneliti dapat memperoleh
sejumlah besar sumber kepustakaan secara langsung dan mudah, seperti online
journal, e-book dan berbagai informasi virtual sangat rnernbantu peneliti sekarang
ini. Jadi literature atau tinjauan pustaka adalah langkah berikut dalam kualitatif
walaupun sebagai konfirrnasi saja dan bukan sebagai sumber utama.

3) Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk menangkap arti


(meaning/understanding) yang terdalam (Verstehen) atas suatu peristiwa, gejala,
fakta, kejadian, realita atau masalah tertentu dan bukan untuk mempelajari atau
membuktikan adanya hubungan sebab akibat atau korelasi dari suatu masalah atau
peristiwa. Karena itu, dalam metode kualitatif tidak digunakan hipotesa, karena
hipotesa biasanya dites dengan statistik. Teori dalam metode kualitatif tidak dites,
tetapi mengumpulkan ide-ide yang disarnpaikan oleh partisipan, lewat wawancara,
dan kemudian dicari tema-tema atau pola-pola yang kemudian membangun suatu
gagasan atau pemikiran yang baru. Juga tidak membandingkan kelompok dengan
menggunakan variabel, tetapi menangkap arti yang terdalam dari informasi yang
disampaikan partisipan. Dalam metode kualitatif dapat terjadi bahwa masalah
penelitian berubah sesudah adanya masukan dari partisipan. Hal ini dianggap
biasanya, karena sumber data utama adalah apa yang dialami, dipikirkan, dan
diinformasikan oleh partisipan. Peneliti harus mernbebaskan diri dari konsep,
asumsi atau gagasannya sendiri. Peneliti harus melepaskan perspektifnya dan
menggunakan perspektif partisipan. Pertanyaan dalam tradisi kualitatif biasanya
mulai dengan 'bagaimana' atau 'apa' dari pada 'rnengapa'.

4) Pengumpulan Data

Pengumpulan data metode kualitatif menuntut keahlian, ketrampilan dan


pengetahuan peneliti. Dengan kata lain, kredibilitas peneliti sangat diandalkan.
Peneliti juga harus terlibat dan memahami masalah penelitian. Pengumpulan data
harus dijalankan dengan sistematis, tekun dan bukan hanya sekedar berada di
tempat penelitian atau mengadakan pembicaraan singkat dengan partisipan.
Keterlibatan peneliti harus benar-benar berkualitas, baik dari segi pemahaman akan
konteks yang ada, maupun jangka waktu keterlibatan (exposure) harus benar-benar
cukup untuk sungguh-sungguh memahami keadaan tempat penelitian secara

14
mendalam. Tekenik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan unutk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam banyak penelitian
kualitatif, peneliti umumnya menggunakan teknik triangulasi dalam arti
menggunakan interview dan observasi.12
a. Wawancara (interview)

Teknik wawancara yanng digunakan dalam penelitian kualitatif adala


wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan unutk tujuan penelitian dan tanya jawab sambil
bertatap muka antar pewawanccara dengan informan atau oran yang
diwawancarai, dengan atau menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam keidupa sosial yang relatif sama.
Beberapa hal yang perlu diperhatian seorang peneliti saat mewawancarai
responden yaitu intonasi suara, kecepatan bicara, sesitivitas pertanyaan, kontak
mata, dan kepekaan nonverbal. Beberapa tips saat melakuknn wawancara yaitu
dengan ertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari
pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building
report, ulang kembali jawaban unutk klarifikasi, berikan kesan positif, dan
kontrol emosi negatif.

b. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara


langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrumen yang
dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Beberapa
informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain: ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi yaitu untuk menyajikan
gambaran realistis perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu
mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap
aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Beberapa
bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu
observasi partisipasi, tidak terstruktur, dan kelompok tidak terstruktur.

12
Raco, Metode Penelltlan Kualltatlf Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010), 98-110.

15
1. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan di mana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.
2. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat
harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu
objek.
3. Observasi kelompok tidak terstruktur adalah observasi lakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.13

5) Analisis Data
Metode kualitatif merubah data menjadi temuan (findings). Memang tidak
ada formula untuk itu. Tiidak ada alat ukur untuk mengetahui validitas dan
realibilitas. Tidak ada aturan yang absolute. Yang ada hanyalah: 'buatlah sebaik
mungkin dengan menggunakan aka1 budimu secara penuh' dan maksimal.
Mungkin ada arahan tetapi tujuan akhir adalah unik untuk setiap peneliti. Setiap
studi kualitatif adalah unik. Pendekatan analisisnya juga unik karena tergantung
pada keahlian, insight, training dan kemampuan peneliti. Faktor kemampuan
manusia dari peneliti sangat besar dan sekaligus juga kelemahan yang besar. Hasil
penelitiannya boleh jadi sangat baik, karena pengalaman dan pengetahuan luas
yang dimiliki oleh peneliti. Tetapi bisa juga hasilnya akan sangat dangkal, karena
pengetahuan dan penglaman peneliti yang sangat kurang dan dangkal.
Metode kualitatif bersifat induktif yaitu mulai dari fakta, realita, gejala,
masalah yang diperoleh melalui suatu observasi khusus. Dari realita dan fakta yang
khusus ini kemudian peneliti membangun pola-pola umum. lnduktif berarti bertitik
tolak dari yang khusus ke umum. Analisis data di sini berarti mengatur secara
sistematis bahan hasil wawancara dan observasi, menafsirkannya dan
menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori atau gagasan yang baru. lnilah yang
disebut hasil temuan atau findings. Findings dalam analisis kualitatif berarti
mencari dan menemukan tema, pola, kosep, insights dan understanding. Semuanya
diringkas dengan istilah 'penegasan yang memiliki arti' (statement of meanings).
Analisis berarti mengolah data, mengorganisir data, memecahkannya dalam unit-

13
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015), 138-140.

16
unit yang lebih kecil, mencari pola dan tema-tema yang sama. Analisis dan
penafsiran selalu berjalan seiring.
6) Penafsiran Data
Penafsiran berarti pengembangan ide berdasarkan hasil temuan dan
menghubungkannya dengan teori yang pernah ada atau dengan konsep-konsep
yang lebih luas dan mendalam. Penafsiran dilakukan sesudah tersedia, sudah
lengkap dan jelas, karena hanya dengan demikian penfasiran dapat dibuat.
Penafsiran juga berarti mencari dan menemukan hal baru, unik atau significance.
Dalam penafsiran, peneliti juga berusaha mencari apakah ada hubungan antara apa
yang diduga sebelumnya dengan kenyataan hasil (findings) yang diperoleh.
Bagaimana hubungannya dengan teori atau penelitian-penelitian sebelumnya?
Apakah kekhususan hasil temuan tersebut bila dikonfrontasikan dengan
pandangan, teori atau konsep yang berbeda lainnya? Ada beberapa tujuan atau
jenis penafsiran. Pertama, penafsiran yang memperkuat teori, gagasan, konsep,
hasil temuan penelitian sebelumnya (confirmation). Kedua, penafsiran yang
memperjelas teori, gagasan, konsep, pandangan atau hasil penelitian sebelumnya
yang belum jelas. Ketiga, penafsiran yang bertujuan memperjelas apa yang
tersembunyi. Penafsiran dalam metode kualitatif kedudukannya sangat penting,
sehingga juga sering disebut sebagai pusat atau inti dari rnetode ini.
Dalam metode kualitatif, penafsiran dan analisis berjalan sejajar. Itu berarti
bahwa pada waktu peneliti menganalisis data, pada saat yang sama dia sedang
menafsirkannya juga. Bahkan menurut beberapa ahli, penafsiran sudah dimulai
sejak awal data dikumpulkan. Jadi, penafsiran sebenarnya tidak dibuat diakhir
penelitian. Beberapa usulan dalam membuat penafsiran: pertama, lihat dan baca
kembali ringkasan hasil rekaman berkali-kali dan berusaha menangkap makna
yang disampaikan. Sesudah itu, konfrontasikan makna hasil ringkasan dengan
konsep atau teori yang terdapatdalam buku-buku dan jurnal ilmiah yang berbicara
tentang topik yang sama. Selanjutnya identifikasi perbedaan dan persamaannya.
ldentifikasi pula apa yang kurang dalam penelitian-penelitian sebelumnya dan
temukan kelebihan dari penelitian yang sedang dijalankan. Beri penilaian juga
terhadap tempat, konteks, situasi, subjek yang terlibat dalam penelitian tersebut dan
perbedaannya dengan penelitian sebelumnya.
7) Penulisan Hasil Penelitian

17
Sesudah analisis dan penafsiran selesai dibuat, rnaka bagian terakhir dari
penelitian adalah membuat laporan hasil penelitian. Laporan hasil penelitian
biasanya dibagi atas beberapa bagian. Bagian pertarna adalah JUDUL, judul
haruslah rnernberikan gambaran tentang ide penting yang akan diteliti, serta harus
menarik, singkat dan padat. Bahkan beberapa ahli menulis bahwa sebaiknya judul
tidak lebih dari 20 kata. Berikutnya adalah ABSTRAK. Abstrak adalah ringkasan
yang terdiri dari 50 hingga 200 kata. Yang dimuat adalah unsur yang sangat
penting dalam penelitian dan menarik minat para pembaca. Abstrak biasanya
menggambarkan latar belakang dan pentingnya penelitian, metode yang digunakan,
teori yang digunakan, hasil penelitian, manfaat penelitian dan usulan bahan
penelitian lebih lanjut. Sesudah abstrak dilanjutan dengan KATA PENGANTAR
(acknowledgment). Kata pengantar menguraikan latar belakang peneliti
mengangkat topik ini, manfaat dari penelitian ini, sasaran pembaca, orang-orang
yang terlibat dan membantu, serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
berlibat baik langsung maupun tidak langsung. Isi dari laporan hasil penelitian
sebenarnya dimulai dengan pengantar yang adalah BAB 1 dari laporan tersebut.
PENGANTAR (introduction) berisi tentang latar belakang penelitian, dorongan
memotivasi peneliti rnernbuat penelitian, garnbaran umum tentang isi laporan,
manfaat penelitian dan audience hasil penelitian ini. Bagian berikut adalah
TINJAUAN PUSTAKA atau Literature review. Bagian ini berisi tentang latar
belakang, landasan filosofis, dan aliran filosofis baik yang terdapat dalam buku-
buku maupun dalam jurnal-jurnal ilmiah tentang topik tersebut.
Sesudah tinjauan pustaka dilanjutkan dengan METODOLOGI. Ini adalah
bagian yang sulit karena peneliti harus memilih metode yang tepat. Dalam bab ini
digambarkan bagaimana data dikumpulkan, diorganisir, dianalisis, dan
diinterpretasi. Diuraikan pula keterlibatan partisipan atau subjek penelitia.
Penulisan hasil penelitian bervariasi. Pada bagian akhir laporan hasil penelitian
berisi tentang diskusi dan kesirnpulan. Bagian DISKUSI berisi tentang penafsiran
peneliti atas hasil yang diperoleh (findings). Peneliti memberikan pemikiran dan
pendapatnya berdasarkan pernahaman dan pengetahuan yang dimilikinya pada
hasiltemuan. Pada bagian ini, peneliti juga menyampaikan ide-idenya tentang
penelitian lanjutan tentang topik yang belum disentuh atau dibahas dalam
penelitian tersebut. Sesudah diskusi, dilanjutkan dengan kesimpulan.

18
KESIMPULAN berisi tentang rangkuman dari seluruh proses penelitianbeserta
hasil yang diperoleh. Selanjutnya penulisan REFERENSI atau kepustakaan.14
Laporan hasil penelitian merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti
setelah melakukan kegiatan pengumpulan data penelitian dinyatakan selesai.
Dalam konteks yang seperti ini, pelaporan hasil penelitian secara tertulis memiliki
nilai guna setidaknya dalam empat hal yaitu: Sebagai kelengkapan proses
penelitian yang harus dipenuhi oleh para peneliti dalam setiap kegiatan penelitian,
Sebagai hasil nyata peneliti dalam merealisasi kajian ilmiah, Sebagai dokumen
autentik suatu kegiatan ilmiah yang dapat dikomunikasikan kepada masyarakat
ataupun sesama peneliti dan Sebagai hasil karya nyata yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan bergantung pada kepentingan peneliti.15

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertama, Penelitian


kualitatif atau disebut metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
suatu keutuhan. Berdasarkan desain penelitian yang disusun, penelitian kualitatif dapat
dibedakan menjadi dua macam yakni: Desain penelitian kualitatif non standar dan Desain
penelitian kualitatif tentatif. Kedua, paradigma adalah acuan yang menjadi dasar bagi setiap
peneliti untuk mengungkapkan fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya
dengan menggunakan teori fakta di lapangan secara sistematis. Pemilihan paradigma dalam
riset memiliki implikasi terhadap pemilihan metodologi dan metode pengumpulan dan
analisis data. Paradigma dalam penelitian kualitataif terdiri dari Postpositivism,
Constructivism – Interpretivism dan Critical – Ideological. Ketiga, Dalam sebuah penelitian
pastilah dilakukan dengan beberapa langkah-langkah atau tahapan dari mulai awal hingga
penyusunan laporannya, dan dalam penelitian kualitatif sendiri dilakukan dengan melewati
14
Raco, Metode Penelltlan Kualltatlf Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010), 120-132.
15
https://www.kajianpustaka.com/2019/04/karakteristik-jenis-dan-prosedur-penelitian-kualitatif.html
Diakses pada 24 April 2021 pukul 23.40 WIB.

19
beberapa tahapan yaitu: 1). Mengidentifikasi Masalah, 2). Tinjauan Pustaka, 3). Tujuan
Penelitian, 4). Pengumpulan Data, 5). Analisis Data, 6). Penafsiran Data, 7). Penulisan Hasil
Penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anggita, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV
Jejak.
Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Raco. 2010. Metode Penelltlan Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Setyosrai, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Batubara, Juliana. “Paradigma Penelitian Kualitatif dan FilsafatIlmu Pengetahuan dalam
Konseling”. Jurnal Fokus Konseling. Volume 3, No. 2 (2017).
Eprints.ums.ac.id
https://kbbi.web.id/paradigma
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-model-penelitian/123509
https://www.kajianpustaka.com/2019/04/karakteristik-jenis-dan-prosedur-penelitian-
kualitatif.html

20

Anda mungkin juga menyukai