1. Sudah diketahui
Topik penelitian yang sudah diketahui atau dalam artian telah dikaji
sebelumnya maka dapat dijadikan sumber referensi. Untuk dijadikan sebagai
sumber referensi tentunya haruslah diketahui bagaimana memperoleh
informasi mengenai sumber tersebut.
Sumber yang sudah diketahui ada yang telah dituliskan ada pula yang belum.
Sumber yang telah dituliskan maka dapat diperoleh dengan mencarinya di
internet atau di perpustakaan. Sumber-sumber tersebut bisa berupa jurnal,
artikel, buku, dan sebagainya. Namun, sumber-sumber yang belum dituliskan
maka jalan satu-satunya untuk memperoleh informasi tentang penelitian
tersebut adalah dengan mendatangi subjeknya (peneliti sebelumnya) untuk di
wawancarai.
Sebagai tambahan, perlu diingat bahwa dalam mengutip teori dalam sebuah
literatur maka haruslah dicantumkan sumber dimana kita mengutipnya berupa
mencantumkan nama pengarang, judul buku, halaman dan sebagainya
sesuai dengan pedoman penulisan.
2. Belum diketahui
Topik penelitian yang baru atau objek kajiannya belum diteliti sebelumnya
maka menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti tersebut untuk mengolah
informasi yang ada yang terkait. Setelah informasi dikumpulkan maka
selanjutnya disusunlah komponen-komponennya yang kemudian sebagai
landasan untuk membuat indikator. Dari indikator tersebut kemudian
disusunlah instrumen penelitian.
Apa yang sudah diketahui tentang topik yang akan kita teliti.
Apa konsep dan teori yang sudah diaplikasikan dalam membahas topik
penelitian yang akan kita lakukan.
Apa metode penelitian yang sudah pernah diterapkan dalam mengkaji
topik tersebut.
Apa saja kontroversi yang berkaitan dengan topik dan bagaimana hasil
studi tersebut muncul
Jika ada, apa saja temuan penelitian yang saling bertolak belakang.
Siapa saja peneliti yuang sudah pernah melakukan penelitian terkait
topik yang akan kita teliti.
Kajian pustaka normatif cocok untuk penelitian ilmu sosial yang terbatas pada
mempelajari apa yang dapat diuji secara empiris. Sementara masih ada
banyak pertanyaan penting tentang politik yang berada di luar cakupannya.
Karena itu, juga sentral bagi ilmu politik adalah apa yang disebut “filsafat
politik” atau “teori normatif.”
1. Jurnal Penelitian
Dalam jurnal ini beberapa hasil penelitian terpilih diterbitkan sehingga dapat
digunakan sebagai acuan begi perkembangan ilmu pengetahuan yang baru.
2. Buku
Media cetak ini merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan mudah
diperoleh di mana-mana. Kamu dapat mencantumkan referensi kajian
Pustaka dari berbagai berita dan artikel yang ada di surat kabar maupun
majalah.
4. Internet
Pendefinisian tentang ’diri’ melalui data digital telah menjadi konsen sosial dan
politik baik bagi ilmuwan sosial maupun publik secara umum (Lupton, 2016; Gerlitz
dan Lury, 2014; Giroux, 2015; Pasquale, 2015). Sosiolog telah melakukan mapping
terhadap teritori kajian budaya pop digital (Beer dan Gane, 2008: Beer dan Burrows,
2013) dan berpendapat bahwa dalam ’data kehidupan sosial yang baru’ kita perlu
memahami bagaimana ’sirkulasi data mempengaruhi performa subjektivitas dan
pengalaman hidup sehari-hari’. (Beer dan Burrows, 2013: 68)
Klasifikasi kamboja dapat dilihat pada tabel 2.1, tumbuhan yang termasuk famili
Apocynaceae merupakan tumbuhan berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan
Afrika. Di alam, tumbuhan ini berbentuk semak liar yang tumbuh di daerah gurun
yang panas dan dapat hidup lama tanpa air. Usia tanaman ini bisa mencapai ratusan
tahun.
Ciri khas kamboja (Plumeria rubra L.) adalah bunganya yang beraroma khas dan
sering dijadikan bahan baku parfum. Warna mahkotanya merah. Tinggi tanaman ini
dapat mencapai lebih dari enam meter dan bercabang-cabang. Jenisnya adalah kayu
lunak dan bergetah sehingga tidak cocok sebagai bahan baku furniture. Daun kamboja
berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan urat daun terlihat menonjol di belakang dan
ujung daun yang meruncing.
Daun kamboja berwarna kuning ketika hendak rontok. Pada musim panas, banyak
daun yang rontok dan bunga banyak yang mekar. Morfologi dari tumbuhan kamboja
dapat dilihat pada gambar
Pendidikan didefinisikan oleh banyak tokoh sebagai sesuatu yang bernilai tinggi.
Menurut John Dewey, pendidikan merupakan proses pembentukan kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional yang menuju ke arah alam dan sesama
manusia. Pembentukan kecakapan ini bertujuan agar generasi muda dapat
mengamalkan nilai-nilai moral demi keberlangsungan hidup dan kehidupan. Menurut
Masnur Muslich (2014) pendidikan merupakan proses internalisasi budaya ke dalam
diri seseorang dan masyarakat sehingga dapat membuat manusia lebih beradab.
Mencit laboratorium dapat dikandangkan dalam kotak sebesar kotak sepatu. Kotak
dapat dibuat dari berbagai macam bahan, misalnya plastik, aluminium, atau baja tahan
karat (stainless steel). Prinsip dasar yang perlu dicamkan kalau memilih kotak mecit
ialah bahwa kotak harus mudah dibersihkan dan disterilkan. Kotak mencit harus tahan
lama, tahan gigit dan mencit tidak dapat lepas.
Apa pun sistem kandang yang dipakai, paling penting untuk diperhatikan adalah
persyaratan fisiologis dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini meliputi menjaga
lingkungan tetap kering dan bersih, suhu yang memadai, dan memberi ruang cukup
untuk bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Seluruh sistem perkandangan
harus dirancang sehingga mudah dirawat dan diperbaiki demi kesehatan hewan.
Kandang yang baik harus tersedia alas tidur (bedding) dengan kualitas bagus dan
bersih. Biasanya di daerah tropis dapat dipakai serbuk gergaji atau sekam padi sebagai
alas tidur. Alas tidur harus diganti sesering mungkin, sekurang-kurangnya satu kali
tiap minggu (Smith dan Mangkoewidjojo 1988).
5. Contoh 5
Pada sebuah upaya untuk melakukan penelitian maka dibutuhkan sebuah panduan
serta dukungan untuk setiap hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya yang akan
berkaitan dengan sebuah penelitian yang sedang dilakukan.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Eddy Rifai (1995) banyak
dijumpai sistem dari persionalisasi di dalam sebuah lembaga pemasyarakatan di
Indonesia karena pada dasarnya sistem kemasyarakatan yang ada di IndonesiaKini
masih di dalam tahap perubahan nama saja dari sistem kepenjaraan menjadi sistem
kemasyarakatan, tetapi pada praktek pelaksanaanya masih berada pada sebuah sistem
kepenjaraan karena dengan adanya berbagai keterbatasan, misalnya seperti
perundang-undangan, sarana dan juga prasarana dan lain sebagainya.
Kemudian hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mansila M. Moniaga (2015)
pada jurnalnya yang mengangkat judul “Sanksi Hukum kepada Anak yang masih ada
di bawah umur berdasarkan Sistem Hukum Indonesia Dan Akibat Pidana Penjara”
Dengan hal tersebut menegaskan bahwa sistem yang mengusung kepenjaraan dan
persionalisasi terutama kepada seorang anak masih ditemui di dalam sebuah lembaga
pemasyarakatan di Negara Indonesia, dengan keadaan tersebut yang akhirnya dapat
sangat berpengaruh terhadap berbagai pola hidup dan lebel atau cap kemasyarakatan
mengenai anak yang sudah keluar dari penjara akan dianggap sebagai seorang anak
yang memiliki sebuah prilaku yang dinilai kurang baik atau buruk.
Sehingga dengan ini maka persionalisasi yang terdapat pada suatu kelembagaan
masyarakat harus dengan segera untuk bisa di atasi sebagai bentuk persiapan sentral
yang akan mampu menghadapi bonus demografi di Negara Indonesia.
Rekomendasi Buku
Artikel Terkait