Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

(EKM 400)

RANGKUMAN MATERI KULIAH (RMK) KAJIAN PUSTAKA DAN


HIPOTESIS

Oleh :

Kelompok 5 (kelas G4)

Ni Luh Putu Pande Cahayani Dewi (1907521026)

Putu Nilung Pradnya Resakomala (1907521027)

Aurora Yesaya Luhulima (1907521031)

I Gusti Ayu Devita N. (1907521037)

A.A. Istri Agung Pramithasari T. (1907521212)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat
tentang suatu pokok persoalan atau subjek tertentu untuk menentukan atau memperbaiki
fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi. Maka dari itu penelitian memiliki tujuan ingin
menemukan prinsip-prinsip umum untuk menafsirkan tingkah laku yang dapat digunakan
untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkup pendidikan.
Dalam menyusun penelitian diperlukan sumber-sumber pengetahuan yang dapat
dikelompokkan, yaitu ; pengalaman, otoritas, cara berfikir deduktif, cara berfikir induktif,
dan pendekatan ilmiah.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus melakukan survey secara
sungguh-sungguh mengenai apa yang telah diketahui orang dalam bidang yang diamatinya
itu. Peneliti harus berkecimpung dibidang penelitiannya juga harus mengetahui bagaimana
menemukan, menyusun dan menggunakan kepustakaan dalam bidang mereka. Namun,
kebanyakan peneliti kurang memahami penyusun kajian pustaka dan penyusunan hipotesis.
Oleh karna itu, pada makalah ini akan dibahas tentang penyusunan kajian pustaka dan
penyusunan hipotesis.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana menyusun review literatur ?
1.2.2 Bagaimana menyusun deskripsi teori?
1.2.3 Bagaimana langkah-langkah mendeskripsikan teori ?
1.2.4 Bagaimana mendeskripsikan kerangka berfikir?
1.2.5 Bagaimana langkah-langkah penyusunan kerangka berfikir?
1.2.6 Bagaimana bentuk-bentuk hipotesis?
1.2.7 Bagaimana menyusun perumusan Hipotesis?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana menyusun review literatur.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana menyusun deskripsi teori.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana langkah-langkah
mendeskripsikan teori.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana mendeskripsikan kerangka
berfikir.
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana langkah-langkah penyusunan
kerangka berfikir.
2
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana bentuk-bentuk hipotesis.
1.3.7 Untuk mengetahui dan memahami tentang bagaimana menyusun perumusan hipotesis.

3
Kajian Pustaka
2.1 Sumber - Sumber Masalah Penelitian
Literatur review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam
literatur review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang
pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah.
Review literatur dari penelitian dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap
suatu bagian dari keilmuan. Tinjauan teori diperlukan merupakan analisis berupa kritik
(membangun maupun menjatuhkan) untuk menegaskan landasan teoritis penelitian yang
akan dilakukan. Secara garis besar sumber teori dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
acuan umum, terutama terdapat pada buku- buku teks, dan acuan khusus, yang berupa
laporan hasil penelitian yang terutama terdapat dalam jurnal professional. Teori yang
dipilih paling tidak harus memenuhi tiga unsur, yaitu relevansi, kelengkapan materi, dan
kemutakhiran. Relevansi artinya teori yang digunakan sebagai referensi sesuai dengan
bidang kajian penelitian. Kelengkapan berkaitan dengan berbagai pendekatan yang
tercermin dalam bebagai teori dalam mempelajari persoalan yang sama. Kemutakhiran
berkaitan dengan dimensi waktu.
Tujuan Literatur Review adalah untuk:
1. Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topik atau bidang penelitian
2. Menejelaskan definis, kata kunci dan terminology
3. Menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topik
4. Menentukan lingkup penelitian (Rahyuda, 2016: 80)
Langkah-langkah dalam Literatur Review
• Langkah 1: Membaca tulisan-tulisan ilmiah terkait. Langkah ini terdiri atas beberapa
tahap, antara lain:
Tahap 1 : Perhatikan struktur dan teks misalnya daftar isi, abstrak heading dan sub
headings, untuk melihat apakah teks itu cocok untuk tujuan anda.
Tahap 2 : Jika teks terlihat cocok untuk tujuan anda maka baca dengan lebih detail
untuk mencari penelitian tertentu yang akan mendukung Literatur Review. (Rahyuda,
2016: 81)
• Langkah 2: mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca
Tulisan ilmiah berkualitas adalah jurnal elektronis dan database. Hati-hati dalam
melakukan google search yang menghasilkan side yang tidak qualified dan pastikan

4
dari mana asal dan sumber riset. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi
tulisan ilmiah:
1. Akurasi, Pastikan apakah literatur ini akurat dengan cara mengecek apakah\
penelitian yang sama diacu di sumber lain atau apakah sumber ini tidak konsisten
dengan sumber lain. Dan pastikan literatur berasal dari sumber terpercaya.
2. Objektivitas
a. Apakah ada bukti bias dalam atikel? Misalnya, apakah anda akan percaya riset
dari pabrik rokok yang menyatakan bahwa merokok tidak membahayakan
kesehatan?
b. Apakah statistik sesuai dengan publikasi lain? Jika tidak, apakah argument
(metode, rancangan penelitian dll) yang diapaki dasar cukup meyakinkan?
c. Bagaimana anda mengetahui kalau data yang dimuat adalah benar? Data
pendukung apa yang tersedia?
3. Kemutakhiran
a. Pastikan kapan tanggal publikasi material
b. Pastikan apakah mungkin ada informasi yang lebih terbaru dan menimbulkan
keraguan atau menentang beberapa temuan yang sudah ada.
4. Cakupan
a. Informasi dan literatur yang tersedia harus lengkap dan mencangkup bidang
yang diteliti
b. Pastikan apakah ada penelitian yang lebih lanjut yang tidak disebut atau secara
sengaja dihilangkan dari penemuan? (Rahyuda, 2016: 82)
• Langkah 3: Buat ringkasan publikasi-publikasi tersebut. Buatlah catatan saat
membaca literature mengenai:
1. Apakah poin/teori/masalah utama yang diangkat dalam teks misalnya buku atau
artikel?
2. Rangkum poin utama yang diajukan pengarang
3. Catat detail kuotasi atau halaman referensi yang dianggap mungkin berguna dalam
Literature Review
4. Pastikan anda memiliki semua informasi seperti pengarang, tanggal dan tahun,
judul buku, sumber, penerbit buku atau jurnal, halaman, tujuan penelitian, hipotesis,
metode penelitian, material, desain eksperimen, dan hasil atau data
5. Catat bagaimana pengarang menggunakan materi asal
6. Apa kesimpulan yang dibuat oleh pengarang?
5
7. Poin apa yang mendukung kesimpulan?
8. Tulis juga pendapat anda tentang bacaan tersebut (Rahyuda, 2016: 82)
• Langkah 4: Gabungkan menjadi satu cerita ilmiah yang lengkap mengenai suatu
permasalahan. (Rahyuda, 2016: 83)
1. Sumber-sumber Literatur Review, Sumber-sumber literatur dapat berupa sumber
utama yang berasal dari jurnal, laporan penelitian, informasi dari wawancara/email,
sumber lanjutan yang merupakan analisa terhadap sumber utama dan sumber yang
berasal dari komunitas professional. ( Rahyuda, 2016: 83)
2. Cara Membaca Sumber
a. Skimming
b. Paragraph Statement
c. Document Statemen
2.2 Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori
(bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan
tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel
yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu
dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu
kelompok teori yang berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh
karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang
dikemukakan.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variable-variable
yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Dalam landasan
teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir, sehingga selanjutnya dapat
dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.
2.3 Langkah-langkah Mendeskripsikan Teori
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut :
1. Terdapat nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang banyak dan relevan dengan setiap variabel yang
diteliti.
6
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang
diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian
permasalah, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan
antara satu sumber dengan sumber lainnya dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis,
renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data
yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan
sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan
2.4 Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antarvariabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variable moderator dan
intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variable itu ikut dilibatkan dalam
penelitian.
Pertautan antarvariabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk
paradigma penelitian. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus
didasarkan pada kerangka berpikir. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila
penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang
dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing
variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti. Kerangka
pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran
harus menerangkan:
1. Mengapa penelitian dilakukan ?
2. Bagaimana proses penelitian dilakukan ?
3. Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?
4. Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?

7
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan
hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka
menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu
dikemukakan kerangka berfikir. Suriasumantri 1986 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar
bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang
menjadi obyek permasalahan.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan,
adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang
membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara
kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis.
2.5 Langkah-langkah Penyusunan Kerangka Berfikir
Langkah-langkah dalam penyusunan kerangka berfikir, yaitu:
1. Menetapkan Variabel yang Diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun
kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus diterapkan terlebih dahulu
variabel penelitiannya.
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan
hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berupa buku teks,
ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah laporan peneliatian,
jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)
Berdasarkan buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori berisi tentang, definisi
terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap
variabel, dan kedudukan antarvariabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian
itu.
4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian
8
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah
teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan objek
penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai
untuk penelitian di dalam negeri.
5. Analisis Komparatif terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori yang satu
dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan yang lain. Melalui analisis
komparatif ini penelitian dapat memadukan antara teori satu dengan teori lain, atau
mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6. Sintesis atau Kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan
sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan antara sintesis variabel satu dengan
variabel lain akan menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya dapat digunakan
untuk merumuskan hipotesis.
2.6 Bentuk-bentuk Hipotesis
Menurut tingkat eksplanasi yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada suatu sampel atau
variabel mandiri/tidak dibandingkan dan dihubungkan), komparatif dan hubungan.
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat
perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh, bila rumusan masalah penelitian
sebagai berikut ini, maka hipotesis (jawaban sementara yang dirumuskan adalah
hipotesis deskriptif.
1) Seberapa tinggi daya tahan lampu merk X?
2) Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten Klaten?
3) Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B?
4) Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X?
Dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti
berikut:
1) Daya tahan lampu merk X = 800 jam
2) Produktivitas padi di Kabupaten Klaten 8 ton/ha.
3) Daya tahan lampu merk A=450 jam dan merk B=600 jam.
9
4) Gaya kepemimpinan di lembaga X telah mencapai 70% dari yang diharapkan.
Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol dengan hipotesis alternatif
selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat
dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak pasti alternatifnya diterima.
Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara hipotesis nol
(Ho) dan alternatif selalu dipasangkan. Dengan dipasangkan itu maka dapat dibuat
keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana yang ditolak.
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu
variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif dan hipotesisnya:
a. Adakah perbedaan daya tahan lampu merk A dan B?
b. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai golongan I, II dan III?
Adapun rumusan hipotesis adalah:
a. Tidak terdapat perbedaan daya tahan lampu antara lampu merk A dan B
- Daya tahan lampu merk B paling kecil sana dengan lampu merk A
- Daya tahan lampu merk B paling tinggi sama dengan lampu merk A
c. Hipotesis Hubungan (Asosiatif)
Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah “adakah
hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja?”. Rumus dan hipotesis
nolnya adalah: Tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efktivitas kerja.
2.7 Perumusan Hipotesis
Nazir (2005: 154) menyatakan bahwa menemukan suatu hipotesis merupakan
kemampuan si peneliti dalam mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-variabel yang
dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka analisis yang dibentuknya. Menggali
dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri. Menurut Nazir (2005: 154) dalam
menggali hipotesis, si peneliti harus:
• Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkandengan jalan
banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannyadengan penelitian yang
sedang dilaksanakan;

10
• Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempattempat, objek-
objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang
diselidiki;
• Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan
lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial yang telah cukup berkembang seperti ilmu ekonomi
misalnya, perumusan hipotesis dimulai dengan pembentukan kerangka analisis. Kerangka
analisis ini biasanya dinyatakan dalam model matematika. Goode dan Hatt (Nazir, 2005: 155)
memberikan empat buah sumber untuk menggali hipotesis, yaitu:
a. Kebudayaan di mana ilmu tersebut dibentuk.
b. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori, dan teori memberikan arah kepada penelitian.
c. Analogi juga merupakan hipotesis. Pengamatan terhadap jagad raya yang serupa atau
pengamatan yang serupa pada ilmu lain merupakan sumber hipotesis yang baik.
d. Reaksi individu dan pengalaman. Reaksi individu terhadap sesuatu, ataupun
pengalaman-pengalaman sebagai suatu konsekuensi dari suatu fenomena dapat
merupakan sumber hipotesis
Pendapat lainnya mengenai sumber hipotesis diungkapkan oleh Good dan Scates (Nazir,
2005: 155). Ia memberikan beberapa sumber yang dapat digunakan untuk menggali hipotesis,
yaitu :
a. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu.
b. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan.
c. Imajinasi atau angan-angan.
d. Materi bacaan dan literatur.
e. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
f. Data yang tersedia.
g. Analogi atau kesamaan
Nazir (2005: 156) menyatakan bahwa merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah.
Seperti telah disinggung, sekurang-kurangnya ada tiga penyebab kesukaran dalam
memforumlasikan hipotesis, yaitu:
a. Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang terang.
b. Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada, dan
c. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan
kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.

11
Hipotesis dibentuk dengan suatu pernyataan tentang frekuensi kejadian atau hubungan
antarvariabel. Dapat dinyatakan bahwa sesuatu terjadi dalam suatu bagian dari seluruh
waktu, atau suatu gejala diikuti oleh gejala lain, atau sesuatu lebih besar atau lebih kecil
dari yang lain. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam
penelitian. Oleh karena itulah maka peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat
merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Borg dan Gall (Arikunto, 2002: 66) mengajukan
adanya persyaratan untuk hipotesis, yaitu :
A. Hipotesis harus dirumuskan denga singkat tetapi jelas.
B. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau dua lebih
variabel.
C. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
Margono (2004: 68) memberikan pedoman yang dapat digunakan untuk merumuskan
hipotesis. Pedoman tersebut yaitu:
a. Hipotesis dinyatakan sebagai hubungan antara ubahan-ubahan.
b. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan.
c. Hipotesis dapat diuji kebenarannya, atau peneliti dapat mengumpulkandata untuk
menguji kebenarannya.
d. Hipotesis dirumuskan dengan jelas.

12
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di atas adalah Literatur review
berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan
untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan
uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-
hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Nazir (2005: 154) menyatakan bahwa
menemukan suatu hipotesis merupakan kemampuan si peneliti dalam mengaitkan masalah-
masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka
analisis yang dibentuknya. Adapun rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada suatu sampel atau variabel mandiri/tidak dibandingkan
dan dihubungkan), komparatif dan hubungan

13
DAFTAR PUSTAKA
Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar : Udayana University Press
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Hartono, J. 2011. Metodologi
Penelitian Bisnis Cetakan Keempat. Yogyakarta: BPFE
http://prioht.blogspot.co.id/2015/02/merumuskan-hipotesis-penelitian.html (diakses 07
Oktober 2017)
https://www.google.co.id/amp/s/m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/kerangka-berpikir-
pengertian-cara-membuat-dan-contohnya-1vs3Xt48y6k
Radjab, E., & Jam’an, A. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Retrieved from Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan%0AUniversitas Muhammadiyah Makassar

14

Anda mungkin juga menyukai