Nama Kelompok 3:
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Penelitian memiliki tujuan untuk menemukan prinsip-prinsip umum atau menafsirkan
tingkah laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kejadian
dalam lingkup pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan penelitian dibutuhkan sumber-
sumber pengetahuan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti. Peneliti juga harus
menemukan, menyusun, dan menggunakan kepustakaan dalam bidangnya dengan benar.Oleh
karena itu, dalam penelitian harus melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan bidang
peneliti.
Kajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian. Kajian
pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang
dapat dijadikan landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan. Nazir (2005: 93)
menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data
sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke
mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat
kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.
Kajian pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 80), memiliki
tiga pengertian yang berbeda:
a. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan
dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
b. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-
teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian
peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
c. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan
objek penelitian yang sedang dikaji.
Salah satu unsur penting dan memiliki peran yang sangat besar dalam penelitian
adalah teori. Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep
definisi, proposisi yang disusun secara sistematis. Teori memiliki tiga fungsi yaitu untuk
menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) terhadap
suatu gejala.
Fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup penelitian. Fungsi teori yang kedua digunakan untuk merumuskan hipotesis dan
menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan
yang bersifat prediktif, sedangkan fungsi teori yang ketiga digunakan untuk membahas hasil
penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran tindak lanjutnya.
1
1.1 Review Literatur
Review literatur merupakan analisis berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan)
dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu
bagian dari keilmuan.
Tinjauan teori diperlukan untuk landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan. Secara
garis besar, sumber teori dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu acuan umum, terutama
terdapat pada buku-buku teks, dan acuan khusus, yang berupa laporan hasil penelitian yang
terutama terdapat dalam jurnal profesional.
a) Buku teks: Buku teks biasanya memuat teori-teori yang relevan terhadap suatu topik
atau area tertentu. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari landasan teori yang
relevan terhadap penelitian. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa landasan teori perlu
ditegakkan agar penelitian memiliki dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan
coba-coba (trial and error). Landasan teori menunjukkan bahwa penelitian yang
dilakukan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data-data yang akan
digunakan.
b) Jurnal: Penting bagi peneliti untuk memilih jurnal yang digunakan sebagai sumber
literatur ilmiah. Pada jurnal peneliti dapat memperoleh informasi penelitian terdahulu
yang relevan, baik tujuan, metode, maupun hasil, yang dapat membantu mahasiswa
dalam melakukan penelitian.
c) Tesis: Tesis atau skripsi atau hasil karya tulis ilmiah mahasiswa dapat dijadikan
sebagai sumber literatur selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Peneliti bisa
memilih hasil karya ilmiah peneliti lain yang memang layak dijadikan sumber
literatur penulisan ilmiah.
Teori yang dipilih paling tidak harus memenuhi tiga unsur, yaitu relevansi, kelengkapan
materi, dan kemutakhiran.
a) Relevansi artinya teori yang digunakan sebagai referensi sesuai dengan bidang
kajian penelitian.
b) Kelengkapan berkaitan dengan berbagai pendekatan yang tercermin dalam berbagai
teori dalam mempelajari persoalan yang sama. Dengan demikian, jika terdapat
beberapa aliran dalam sebuah pendekatan, maka peneliti harus mengemukakan
alasan memilih aliran tertentu.
c) Kemutakhiran berkaitan dengan dimensi waktu. Seperti diketahui, bahwa ilmu
pengetahuan berkembang dengan cepat dan sebuah teori bisa efektif pada suatu
waktu, maka dapat dianggap tidak efektif Iagi pada masa sekarang. Oleh karena itu,
2
teori-teori yang digunakan akarnya harus mencakup perkembangan terbaru di
bidangnya.
Tinjauan literatur juga dapat berupa hasil penelitian terdahulu yang diperoleh melalui
jurnal penerbitan berkala lokal maupun internasional. Tinjauan literatur memiliki keterkaitan
erat dengan kerangka teoritis dan hipotesis yang diajukan. Sebagai sebuah kegiatan ilmiah,
penelitian yang ditujukan untuk memahami dan menyelesaikan suatu masalah harus juga
didasarkan pada cara ilmiah.
3
(1) Akurasi
Pastikan apakah literatur ini akurat dengan cara mengecek apakah penelitian yang
sama diacu di sumber lain atau apakah sumber ini tidak konsisten dengan sumber
lain. Selain itu pastikan literatur berasal dari sumber terpercaya.
(2) Objektivitas
a. Apakah ada bukti bias dalam artikel? Misalnya, apakah Anda akan percaya
riset pabrik rokok yang menyatakan bahwa merokok tidak membahayakan
kesehatan?
b. Apakah statistik sesuai dengan publikasi lain? Jika tidak, apakah argumen
(metode, rancangan penelitian andil) yang dipakai dasar cukup meyakinkan?
c. Bagaimanakah Anda mengetahui kalau data yang dimuat benar? Data
pendukung apa yang tersedia?
(3) Kemutakhiran
a. Pastikan kapan tanggal publikasi material.
b. Pastikan apakah mungkin ada informasi yang lebih baru dan menimbulkan
keraguan atau menentang beberapa temuan yang sudah ada.
(4) Cakupan
a. Informasi dari literatur yang tersedia harus lengkap dan mencakup bidang
yang diteliti.
b. Pastikan apakah ada penelitian lebih lanjut yang tidak disebut atau secara
sengaja dihilangkan dari penemuan?
4
(5) Catat bagaimanakah pengarang menggunakan materi asal. Jika Anda meniru kata-
kata pengarang secara langsung pastikan Anda menempatkannya dalam tanda
petik dan menyebut halamannya.
(6) Apa simpulan yang dibuat oleh pengarang?
(7) Poin apa yang mendukung kesimpulan?
(8) Tulis juga pendapat Anda tentang bacaan tersebut. Hal ini akan berguna saat
Anda melihat kembali catatan yang Anda buat atau menggunakannya saat
menulis.
5
Menurut Sugiyono, (2009:89) deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan
terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan
mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Oleh karena itu, teori yang dideskripsikan harus memenuhi unsur-unsur berikut:
1) Memberi kerangka pemikiran bagi pelaksanaan penelitian;
2) Membantu peneliti dalam mengkonstruksi hipotesis penelitian;
3) Dapat dipergunakan sebagai dasar atau landasan dalam menjelaskan dan memaknai
data atau fakta yang telah dikumpulkan;
4) Dalam hubungannya dengan perumusan masalah penelitian, teori akan membantu
mendudukkan permasalahan penelitian secara nalar dan runtut;
5) Membantu mengkonstruksi ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian, sehingga
konsep dan wawasannya menjadi lebih mendalam dan bermakna;
6) Dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain penelitian, teori
memberikan acuan dan menunjukkan jalan berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang telah dilakukan para ahli melalui teori yang telah digeneralisasikan secara
baik;
7) Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen penelitian, terutama yang
menggunakan validitas konstruct (construct validity) dan validitas isi (content
validity), teori akan memberikan dasar-dasar konseptual dalam menyusun definisi
operasional.
6
4) Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
dibandingkan antara satu sumber dangan sumber yang lain, dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5) Membaca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
melakukan analisis, merenungkan, dan membuat rumusan dengan bahasa sendiri
tentang visi setiap sumber data yang dibaca.
6) Mendeskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau
yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
(Sumber: Sugiyono, 2007)
8
apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betuI-betul sesuai
dengan objek penelitian atau tidak. Hal itu penting karena sering terjadi teori-teori
yang berasa dari luar tidak cocok untuk penelitian di dalam negeri.
5) Analisis Komparatif terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dan
teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui
analisis komparatif ini penelitian dapat memadukan teori satu dengan teori yang
lain atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6) Sintesis atau Simpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan
sintesa atau simpulan sementara. Perpaduan atau sintesis antara variabel satu
dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya
dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik,
memuat hal-hal sebagai berikut:
1) VariabeI-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2) Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan
atau hubungan antara variabel yang diteliti, serta ada teori yang mendasari.
3) Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal, atau interaktif (timbal
balik).
4) Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang
dikemukakan dalam penelitian.
9
Rumusan hipotesisnya “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara
bersama-sama antara kepemimpinan manajer dan kemenarikan barang dengan
keuntungan perusahaan” (kata signifikan hanya untuk penelitian pada sampel).
3. Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecenderungan untuk memilih kualitas
barang juga berbeda (kerangka berpikir komparatif). Rumusan hipotesisnya “Terdapat
perbedaan antara kelompok kaya dan miskin dalam memilih kualitas barang”.
(Sumber: Sugiyono, 2007)
Menurut praktiknya, ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
1) Hipotesis kerja atau alternative, disingkat HA.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja:
(1) Jika ….maka…
(2) Ada perbedaan antara… dan … dalam…
(3) Ada pengaruh… terhadap…
2) Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain, selisih variabel pertama
dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis
10
statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji
dengan perhitungan statistik atau penelitian yang bekerja dengan sampel. Rumus
hipotesis nol:
(1) Tidak ada perbedaan antara … dengan… dalam…
(2) Tidak ada pengaruh… terhadap…
Berdasarkan tingkat eksplanasinya maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga
yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparataif (perbandingan) dan
asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga macam yaitu
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif (Sugiyono, 2013: 100). Tiga bentuk-bentuk
hipotesis, yaitu :
1. Hipotesis Deskriptif, merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif
yang berkenaan dengan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih.
2. Hipotesis Komparatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif (perbandingan). Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasinya
atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda
3. Hipotesis Asosiatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
2) Hipotesis Komparatif
1) Rumusan masalah komparatif: Adakah hubungan tingkat penjualan dengan laba?
2) Hipotesis komparatif:
(a) Hipotesis nol:
H0: Tidak ada hubungan antara tingkat penjualan dengan laba
(b) Hipotesis alternatif:
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat penjualan dan laba
(c) Hipotesis statistik
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
3) Hipotesis Asosiatif
1) Rumusan Masalah Asosiatif: Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah?
2) Hipotesis Penelitian: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.
3) Hipotesis statistik:
1. H0 : p = 0, 0 berarti tidak ada hubungan.
2. Ha : p ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang dari nol ada
hubungan.
3. P = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
Hipotesis dibuat berdasarkan hasil penelitian masa lalu atau berdasarkan data-data yang
telah ada sebelum penelitian dilakukan secara lebih lanjut yang tujuannya menguji kembali
hipotesis tersebut. Akan tetapi, peneliti tidak boleh memanipulasi data sedemikian rupa
sehingga mengarah ketidakterbuktian hipotesis. Ia harus bersikap objektif terhadap data
yang terkumpul. Maka dari itu, merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah.
a) Teori sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya
menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi
12
tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis.
Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui
proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.
b) Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Selain menggunakan teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran
yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali
dengan panca indera. Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh
dengan berbagai cara, misalnya:
Memperoleh dari sumber aslinya
Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya
dari sumber yang asli.
Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa
sumber lain, yakni (1) Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk; (2) Ilmu
yang menghasilkan teori yang relevan; (3) Analogi; dan (4) Reaksi individu terhadap sesuatu
dan pengalaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rahayuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University Press.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfa Beta.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
14