Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Metodologi Penelitian Akuntansi


Dosen Pengampu: Dr. Made Gede Wirakusuma, S.E., M.Si., Ak., CA

Nama Kelompok 3:

Ni Kadek Ayu Jumariati 1707532005


Ni Kadek Ani Jumariati 1707532004
Ni Luh Rosa Aprilianti 1707532015
Made Bayu Surya Prawitha 1707532027
Made Ayu Dhyani Paramita 1707532029
Ni Komang Megi Megayani 1707532032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Penelitian memiliki tujuan untuk menemukan prinsip-prinsip umum atau menafsirkan
tingkah laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan mengendalikan kejadian-kejadian
dalam lingkup pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan penelitian dibutuhkan sumber-
sumber pengetahuan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti. Peneliti juga harus
menemukan, menyusun, dan menggunakan kepustakaan dalam bidangnya dengan benar.Oleh
karena itu, dalam penelitian harus melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan bidang
peneliti.
Kajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian. Kajian
pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang
dapat dijadikan landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan. Nazir (2005: 93)
menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari sumber data
sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke
mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat
kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.
Kajian pustaka menurut Nyoman Kutha Ratna dalam Prastowo (2012: 80), memiliki
tiga pengertian yang berbeda:
a. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan
dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
b. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-
teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian
peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
c. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan
objek penelitian yang sedang dikaji.
Salah satu unsur penting dan memiliki peran yang sangat besar dalam penelitian
adalah teori. Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep
definisi, proposisi yang disusun secara sistematis. Teori memiliki tiga fungsi yaitu untuk
menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) terhadap
suatu gejala.
Fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup penelitian. Fungsi teori yang kedua digunakan untuk merumuskan hipotesis dan
menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan
yang bersifat prediktif, sedangkan fungsi teori yang ketiga digunakan untuk membahas hasil
penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran tindak lanjutnya.
1
1.1 Review Literatur
Review literatur merupakan analisis berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan)
dari penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus atau pertanyaan terhadap suatu
bagian dari keilmuan.
Tinjauan teori diperlukan untuk landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan. Secara
garis besar, sumber teori dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu acuan umum, terutama
terdapat pada buku-buku teks, dan acuan khusus, yang berupa laporan hasil penelitian yang
terutama terdapat dalam jurnal profesional.
a) Buku teks: Buku teks biasanya memuat teori-teori yang relevan terhadap suatu topik
atau area tertentu. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari landasan teori yang
relevan terhadap penelitian. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa landasan teori perlu
ditegakkan agar penelitian memiliki dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan
coba-coba (trial and error). Landasan teori menunjukkan bahwa penelitian yang
dilakukan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data-data yang akan
digunakan.
b) Jurnal: Penting bagi peneliti untuk memilih jurnal yang digunakan sebagai sumber
literatur ilmiah. Pada jurnal peneliti dapat memperoleh informasi penelitian terdahulu
yang relevan, baik tujuan, metode, maupun hasil, yang dapat membantu mahasiswa
dalam melakukan penelitian.
c) Tesis: Tesis atau skripsi atau hasil karya tulis ilmiah mahasiswa dapat dijadikan
sebagai sumber literatur selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Peneliti bisa
memilih hasil karya ilmiah peneliti lain yang memang layak dijadikan sumber
literatur penulisan ilmiah.
Teori yang dipilih paling tidak harus memenuhi tiga unsur, yaitu relevansi, kelengkapan
materi, dan kemutakhiran.
a) Relevansi artinya teori yang digunakan sebagai referensi sesuai dengan bidang
kajian penelitian.
b) Kelengkapan berkaitan dengan berbagai pendekatan yang tercermin dalam berbagai
teori dalam mempelajari persoalan yang sama. Dengan demikian, jika terdapat
beberapa aliran dalam sebuah pendekatan, maka peneliti harus mengemukakan
alasan memilih aliran tertentu.
c) Kemutakhiran berkaitan dengan dimensi waktu. Seperti diketahui, bahwa ilmu
pengetahuan berkembang dengan cepat dan sebuah teori bisa efektif pada suatu
waktu, maka dapat dianggap tidak efektif Iagi pada masa sekarang. Oleh karena itu,
2
teori-teori yang digunakan akarnya harus mencakup perkembangan terbaru di
bidangnya.
Tinjauan literatur juga dapat berupa hasil penelitian terdahulu yang diperoleh melalui
jurnal penerbitan berkala lokal maupun internasional. Tinjauan literatur memiliki keterkaitan
erat dengan kerangka teoritis dan hipotesis yang diajukan. Sebagai sebuah kegiatan ilmiah,
penelitian yang ditujukan untuk memahami dan menyelesaikan suatu masalah harus juga
didasarkan pada cara ilmiah.

1.1.1 Tujuan Review Literatur


1) Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topik/bidang penelitian.
2) Menjelaskan definisi, kata kunci, dan terminologi.
3) Menentukan studi, model, studi kasus yang mendukung topik.
4) Menentukan lingkup penelitian. (Rahyuda, 2016: 80)

1.1.2 Langkah-Iangkah dalam Review Literatur


1) Membaca tulisan-tulisan ilmiah terkait.
Langkah ini terdiri atas beberapa tahap, antara lain seperti di bawah ini:
(1) Tahap 1
Perhatikan struktur dan teks, misalnya daftar isi, abstrak, heading dan
subheadings, untuk melihat apakah teks itu cocok untuk tujuan Anda.
(2) Tahap 2
Jika teks terlihat cocok untuk tujuan Anda, baca dengan lebih detail untuk mencari
penelitian tertentu yang akan mendukung literature review. Teknik lni
memungkinkan untuk mengidentifikasi materi yang cocok dengan membaca
secara luas dan untuk memperoleh pengertian umum mengenai literatur yang ada
di bidang Anda.

2) Mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca


Tulisan ilmiah berkualitas adalah jurnal elektronis dan database. Hati-hati dalam
melakukan google search yang menghasilkan site yang tidak qualified dan pastikan
darimana asal dan sumber riset. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi
tulisan ilmiah adalah sebagai berikut.

3
(1) Akurasi
Pastikan apakah literatur ini akurat dengan cara mengecek apakah penelitian yang
sama diacu di sumber lain atau apakah sumber ini tidak konsisten dengan sumber
lain. Selain itu pastikan literatur berasal dari sumber terpercaya.
(2) Objektivitas
a. Apakah ada bukti bias dalam artikel? Misalnya, apakah Anda akan percaya
riset pabrik rokok yang menyatakan bahwa merokok tidak membahayakan
kesehatan?
b. Apakah statistik sesuai dengan publikasi lain? Jika tidak, apakah argumen
(metode, rancangan penelitian andil) yang dipakai dasar cukup meyakinkan?
c. Bagaimanakah Anda mengetahui kalau data yang dimuat benar? Data
pendukung apa yang tersedia?
(3) Kemutakhiran
a. Pastikan kapan tanggal publikasi material.
b. Pastikan apakah mungkin ada informasi yang lebih baru dan menimbulkan
keraguan atau menentang beberapa temuan yang sudah ada.
(4) Cakupan
a. Informasi dari literatur yang tersedia harus lengkap dan mencakup bidang
yang diteliti.
b. Pastikan apakah ada penelitian lebih lanjut yang tidak disebut atau secara
sengaja dihilangkan dari penemuan?

3) Buat ringkasan publikasi-publikasi tersebut.


Buatlah catatan saat membaca literatur mengenai hal-hal berikut:
(1) Apakah poin/teori/masalah utama yang diangkat dalam teks misalnya buku atau
artikel?
(2) Rangkum poin utama yang diajukan pengarang.
(3) Catat detail kuotasi atau halaman referensi yang Anda anggap mungkin berguna
dalam literatur review.
(4) Pastikan Anda memiliki semua informasi, seperti pengarang, tanggal dan tahun,
judul buku, sumber, penerbit bukufjumal, halaman, tujuan penelitian, hipotesis,
metode penelitian. material, desain eksperimen, dan hasil/data.

4
(5) Catat bagaimanakah pengarang menggunakan materi asal. Jika Anda meniru kata-
kata pengarang secara langsung pastikan Anda menempatkannya dalam tanda
petik dan menyebut halamannya.
(6) Apa simpulan yang dibuat oleh pengarang?
(7) Poin apa yang mendukung kesimpulan?
(8) Tulis juga pendapat Anda tentang bacaan tersebut. Hal ini akan berguna saat
Anda melihat kembali catatan yang Anda buat atau menggunakannya saat
menulis.

4) Gabungkan menjadi satu cerita ilmiah yang lengkap mengenai suatu


permasalahan.
(1) Sumber-sumber Literatur Review
Sumber-sumber literatur dapat berupa sumber utama yang berasal dari jurnal,
laporan penelitian, informasi dari wawancara, email, sumber lanjutan yang
menempatkan analisa terhadap sumber utama dan sumber yang berasal dari
komunitas professional.
(2) Cara Membaca Sumber
a. Skimming
Merupakan proses membaca dokumen objek secara cepat sambil mengambil
inti-inti setiap paragraf Skimming dapat membantu melakukan review dengan
lebih cepat dan menyeluruh.
b. Paragraph Statement (kalimat utama di dalam suatu paragraf), yaitu
membaca kalimat terpenting di dalam suatu paragraf yang berguna untuk
membantu mengerti paragraf objek.
c. Document Statement (kalimat permasalahan/tema penelitian), yaitu membaca
statement utama dalam dokumen objek yang berguna untuk membantu
mengerti tema keseluruhan.

1.2 Deskripsi Teori


Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian
terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang
dideskripsikan ada empat kelompok teori. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang
diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.

5
Menurut Sugiyono, (2009:89) deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan
terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan
mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Oleh karena itu, teori yang dideskripsikan harus memenuhi unsur-unsur berikut:
1) Memberi kerangka pemikiran bagi pelaksanaan penelitian;
2) Membantu peneliti dalam mengkonstruksi hipotesis penelitian;
3) Dapat dipergunakan sebagai dasar atau landasan dalam menjelaskan dan memaknai
data atau fakta yang telah dikumpulkan;
4) Dalam hubungannya dengan perumusan masalah penelitian, teori akan membantu
mendudukkan permasalahan penelitian secara nalar dan runtut;
5) Membantu mengkonstruksi ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian, sehingga
konsep dan wawasannya menjadi lebih mendalam dan bermakna;
6) Dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain penelitian, teori
memberikan acuan dan menunjukkan jalan berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang telah dilakukan para ahli melalui teori yang telah digeneralisasikan secara
baik;
7) Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen penelitian, terutama yang
menggunakan validitas konstruct (construct validity) dan validitas isi (content
validity), teori akan memberikan dasar-dasar konseptual dalam menyusun definisi
operasional.

1.3 Langkah–Langkah Mendeskripsikan Teori


Langkah-Iangkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
2) Mencari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya yang relevan dengan
setiap variabel yang diteliti.
3) Melihat daftar isi setiap buku, dan memilih topik yang relevan dengan setiap
variable yang akan diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat
judul penelitian, permasalah, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel
sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, simpulan, dan saran yang
diberikan).

6
4) Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
dibandingkan antara satu sumber dangan sumber yang lain, dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5) Membaca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
melakukan analisis, merenungkan, dan membuat rumusan dengan bahasa sendiri
tentang visi setiap sumber data yang dibaca.
6) Mendeskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau
yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
(Sumber: Sugiyono, 2007)

1.4 Kerangka Berpikir


Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa,
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir
dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua
variabel atau lebih.
Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni:
1) Kerangka teoritis. Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan
tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang diteliti.
2) Kerangka konseptual. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan
konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoritis yang akan
digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di
dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep
tersebut.
3) Kerangka operasional. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-
variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana
hubungan diantara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan
indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa seorang peneliti
harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka
pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan
sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.
7
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah
alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan
kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis
dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan
hipotesis (Sugiyono, 2010:60-61).

1.5 Langkah–Langkah Penyusunan Kerangka Berpikir


Proses kerangka berpikir untuk merumuskan hipotesis memerlukan enam langkah
(Sugiyono, 2000) sebagai berikut:
1) Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun
kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, harus ditetapkan terlebih dulu
variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama
setiap variabel merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan
dikemukakan. Kalau variabel penelitiannya lima, maka minimal menggunakan
lima teori.
2) Membaca Buku dan Hasil Penelitian
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku
dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berupa buku teks,
ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah laporan
penelitian, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.
3) Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, bahwa
deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap tiap-tiap variabel yang diteliti, uraian
terinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu
dan yang lain dalam konteks penelitian itu.
4) Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan
hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji

8
apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betuI-betul sesuai
dengan objek penelitian atau tidak. Hal itu penting karena sering terjadi teori-teori
yang berasa dari luar tidak cocok untuk penelitian di dalam negeri.
5) Analisis Komparatif terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dan
teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui
analisis komparatif ini penelitian dapat memadukan teori satu dengan teori yang
lain atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6) Sintesis atau Simpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang
relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan
sintesa atau simpulan sementara. Perpaduan atau sintesis antara variabel satu
dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya
dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik,
memuat hal-hal sebagai berikut:
1) VariabeI-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2) Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan
atau hubungan antara variabel yang diteliti, serta ada teori yang mendasari.
3) Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal, atau interaktif (timbal
balik).
4) Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang
dikemukakan dalam penelitian.

Kalimat terakhir dari kerangka berpikir adalah ‘Jika …. Maka ….’


Contohnya:
1. Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka kecenderungan untuk membeli lagi akan tinggi
(kerangka berpikir asosiatif). Rumusan hipotesisnya “Terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara keputusan dan loyalitas pelanggan untuk membeli lagi".
2. Jika kepemimpinan manajer baik, dan kualitas barang menarik, maka keuntungan
perusahaan akan tinggi (kerangka berpikir asosiatif dengan dua variabel independen).

9
Rumusan hipotesisnya “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara
bersama-sama antara kepemimpinan manajer dan kemenarikan barang dengan
keuntungan perusahaan” (kata signifikan hanya untuk penelitian pada sampel).
3. Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecenderungan untuk memilih kualitas
barang juga berbeda (kerangka berpikir komparatif). Rumusan hipotesisnya “Terdapat
perbedaan antara kelompok kaya dan miskin dalam memilih kualitas barang”.
(Sumber: Sugiyono, 2007)

1.6 Bentuk-Bentuk Hipotesis


Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan
menggabungkan, baik secara umum maupun secara khusus antara variabel satu dan variabel
Iainnya. Hipotesis dibedakan menjadi hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
1. Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian, atau hipotesis
yang hasilnya didapat dari hasil pengujian/teori. Hipotesis penelitian dibedakan antara
hipotesis kerja dengan hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang akan
diuji kebenarannya. Hipotesis ini disusun atas teori yang teruji kehandalannya,
sedangkan hipotesis nol disusun dari teori yang dipandang kurang kehandalannya.
2. Hipotesis statistik ada kalau peneliti bekerja dengan sampel, atau hasil dari
hipotesis/penelitian menggunakan sampel, Apabila peneliti tidak bekerja dengan
sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Untuk penelitian yang bekerja dengan
populasi mungkin akan ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik.

Menurut praktiknya, ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
1) Hipotesis kerja atau alternative, disingkat HA.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja:
(1) Jika ….maka…
(2) Ada perbedaan antara… dan … dalam…
(3) Ada pengaruh… terhadap…
2) Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain, selisih variabel pertama
dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis
10
statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji
dengan perhitungan statistik atau penelitian yang bekerja dengan sampel. Rumus
hipotesis nol:
(1) Tidak ada perbedaan antara … dengan… dalam…
(2) Tidak ada pengaruh… terhadap…

Berdasarkan tingkat eksplanasinya maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga
yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparataif (perbandingan) dan
asosiatif (hubungan). Oleh karena itu bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga macam yaitu
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif (Sugiyono, 2013: 100). Tiga bentuk-bentuk
hipotesis, yaitu :
1. Hipotesis Deskriptif, merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif
yang berkenaan dengan variabel mandiri baik satu variabel atau lebih.
2. Hipotesis Komparatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif (perbandingan). Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasinya
atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda
3. Hipotesis Asosiatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.

1.7 Merumuskan Hipotesis


Terkait dengan rumusan masalah penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya tiga
bentuk hipotesis, yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif.
Berikut diberikan masing–masing contoh hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan
hipotesis asosiatifnya.
1) Hipotesis Deskriptif
(1) Rumusan masalah deskriptif: Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko
lulusan SMK?
(2) Hipotesis deskriptif: Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan
6 jam/hari (H0).
(3) Hipotesis alternatifnya (Ha): Daya tahan karyawan toko lulusan SMK ≠ 6
jam/hari. “tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 6
jam/hari.
(4) Hipotesis statistik:
(1) H0: µ = 6 jam/hari
11
(2) Ha: µ ≠ 6 jam/hari
(3) µ: adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui
sampel.

2) Hipotesis Komparatif
1) Rumusan masalah komparatif: Adakah hubungan tingkat penjualan dengan laba?
2) Hipotesis komparatif:
(a) Hipotesis nol:
H0: Tidak ada hubungan antara tingkat penjualan dengan laba
(b) Hipotesis alternatif:
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat penjualan dan laba
(c) Hipotesis statistik
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2

3) Hipotesis Asosiatif
1) Rumusan Masalah Asosiatif: Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah?
2) Hipotesis Penelitian: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.
3) Hipotesis statistik:
1. H0 : p = 0, 0 berarti tidak ada hubungan.
2. Ha : p ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang dari nol ada
hubungan.
3. P = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

Hipotesis dibuat berdasarkan hasil penelitian masa lalu atau berdasarkan data-data yang
telah ada sebelum penelitian dilakukan secara lebih lanjut yang tujuannya menguji kembali
hipotesis tersebut. Akan tetapi, peneliti tidak boleh memanipulasi data sedemikian rupa
sehingga mengarah ketidakterbuktian hipotesis. Ia harus bersikap objektif terhadap data
yang terkumpul. Maka dari itu, merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah.
a) Teori sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya
menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi

12
tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis.
Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui
proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.
b) Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Selain menggunakan teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran
yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali
dengan panca indera. Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh
dengan berbagai cara, misalnya:
 Memperoleh dari sumber aslinya
 Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya
dari sumber yang asli.
 Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa
sumber lain, yakni (1) Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk; (2) Ilmu
yang menghasilkan teori yang relevan; (3) Analogi; dan (4) Reaksi individu terhadap sesuatu
dan pengalaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rahayuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University Press.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfa Beta.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai