OLEH KELOMPOK 5 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
6.1 Pengertian Populasi dan Sampel
1. Pengertian Populasi
Tipe data penelitian secara ekstrem dapat dikelompokan I ke dalam data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu.
Pendapatan dividen, nilai persediaan produk, gaji karyawan, utang bank merupakan
contoh data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang dapat dikategorisasi, tetapi
tidak dapat dikuantitatifkan. Data kualitatif dapat dijelaskan melalui penghitungan jumlah
setiap kategori yang diamati.
Problematik yang ada dalam pemilihan data kuantitatif umummnya berkaitan
dengan populasi data yang diteliti. Populasi (population), yaitu sekelompok orang,
kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi
disebut dengan elemen populasi (populasi element).
Penentuan populasi berbeda dengan penentuan unit di- analisis meskipun
keduanya berkaitan dengan unit data yang analisis, Misal, penelitian mengenai kinerja
dapat menggunakan unit analisis pada tingkat individual (seseorang), kelompok
(sekelompok orang), atau tingkat organisasional (departemen, divisi, atau korporat).
2. Pengertian Sampel
Peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan sensus) atau
meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi (disebut dengan penelitian sampel).
Secara teknis untuk melakukan umumnya peneliti mengalami kesulitan sensus (census)
jika jumlah elemen populasinya relatif banyak. bahkan sulit dihitung. Kendala yang
dlhadapi peneliti umumnya masalah adalah keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga yang
tersedia. Karena alasan praktis, peneliti dapat meneliti sebagian dari elemen-elemen
populasi sebagai sampel (sample). Anggota sampel disebut dengan subjek (subject).
Pengertian sampel adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang
sudah tentu mampu secara representatif mewakili populasinya (Sabar, 2007). Menurut
Sugiyono, sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misal karena keterbatan dana, tenaga, dan waktu, peneliti akan mengambil
sampel dari populasi itu. Simpulan dan apa yang dipelajari dari sampel itu, akan
diberlakukan untuk populasi. untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif (Sugiyono 2011).
Penelitian yang bekerja dengan sampel berarti hanya mengambil sebagian saja
dari anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya berdasarkan
analisis sampel dibuat generalisasi. Faktor penting di sini adalah generalisasi, artinya
seberapa jauh simpulan dari analisis sampel dapat digeneralisasikan. Salah satu kaidah
penelitian ilmiah adalah generalizability yang berarti bahwa hasil penelitian tersebut
memiliki kemampuan generalisasi. Kemampuan generalisasi ini sangat bergantung pada
besarnya sampel. Sampel yang representatif (mewakili) memiliki kemampuan
generalisasi.
Penelitian yang bekerja dengan populasi tidak perlu menghadapi persoalan
generalisasi. Peneliti terhindar dari sampling karena jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah anggota populasi. Pada penelitian populasi peneliti biasanya berhadapan
dengan kendala biaya, waktu, dan tenaga.
6.3 Kriteria Pemilihan Sampel yang Baik dan Pertimbangan Penentuan Ukuran
Sampel
Akurasi
Sampel yang akurat adalah sejauh mana statistik sampel dapat mengestimasi
parameter populasi dengan tepat. Akurasi berkaitan dengan tingkat keyakinan
(confidence level), Semakin akurat suatu gampel akan semakin tinggi tingkat keyakinan
bahwa statistik sampel mengestimasi parameter populasinya dengan tepat. Tingkat
keyakinan, dalam statistik dinyatakan dengan persentase. Jika dinyatakan tingkat
keyakinan 95%, berarti akurasi statistik sampel dapat mengestimasi parameter
populasinya dengan benar adalah 95% dan probabilitas bahwa estimasi hasil penelitian
tidak benar adalah 5% yang dinyatakan dengan tingkat signifikansi (significance level)
sebesar 0,05 (p 0,05).
Presisi
Sampel yang presisi adalah sejauh mana hasil penelitian berdasarkan sampel
dapat merefleksikan realitas populasinya dengan teliti. Presisi menunjukkan tingkat
ketepatan hasil penelitian berdasarkan sampel menggambarkan karakteristik populasinya.
Presisi umumnya dinyatakan dengan interval keyakinan (confidence interval) dari sampel
yang dipilih. Misal, manajer pemasaran berdasarkan pengamatan terhadap sampel
penelitian mengestimasi bahwa volume penjualan produk perusahaan pada Mei berkisar
antara 60 sampai dengan 70 unit. Jika realisasi penjualan adalah 65 unit, maka estimasi
tersebut lebih presisi dibandingkan dengan estimasi antara 50 sampai dengan 70 unit.
Keterangan :
m = adalah rata-rata populasi
X = adalah rata-rata sampel
k = adalah nilai t tabel pada tingkat kepercayaan tertentu
Sx = adalah dispersi (varian) populasi
Penentuan Ukuran Sampel Penelitian
dalam suatu penelitian, Penentuan ukuran sampel (sample size) merupakan hal
yang sangat penting untuk diperhatikan terutama jika penelitian dilakukan dengan cara
survei dan bertujuan untuk memperkirakan nilai karakteristik populasi yang diteliti.
Ukuran sampel yang terlalu besar akan kurang efisien dari aspek sumber daya penelitian
(waktu, tenaga, biaya), Sebaliknya, ukuran sampel yang telalu kecil akan kurang efisien
dari aspek ketelitian pengukuran dan keakuratan hasil penelitian. Oleh karena itu,
penentuan besar sampel tidak akan pernah terlepas dari pertimbangan dua aspek tersebut.
Dalam menentukan besar sampel, ada banyak alternatif rumus penentuan besar
sampel yang bisa dipakai. Namun, pada prinsipnya, rumus -rumus tersebut diturunkan
dan dimodifikasi berdasarkan dua pendekatan, yaitu precision analysis dan power
analysis. Berikut ini adalah penjelasan pendekatan precision analysis beserta beberapa
contoh alternatif rumus yang bisa dipakai dalam penentuan besar sampel. Penentuan
besar sampel dengan pendekatan precision analysis menjamin kita dapat memperkirakan
nilai karakteristik populasi dengan peluang bahwa tingkat kesalahan penelitian (yang
berkaitan dengan pengambilan sampel, sampling error) akan berada pada batas kesalahan
(margin of error) yang telah ditentukan. Precision analysis memerlukan informasi nilai
varians yang bisa diperoleh dari penelitian sebelumnya atau dari survei pendahuluan
(pilot survei). Dalam hal ini perkiraan besar sampel sangat bergantung pada desain
sampling karena nilai varians sangat bergantung pada desain sampling yang digunakan.
Ukuran Sampel
Berdasarkan pertimbangan penentuan ukuran sampel, peneliti dapat menentukan
ukuran sampel yang dapat dipandang representatif mewakili populasi. Makin besar
jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisası semakin kecil.
Sebaliknya, makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan
generalisasi. Jumlah sampel yang dipandang representatif mewakilli bergantung pada
tingkat presisi yang dikehendaki. Presisi yang dikehendaki dapat dipersentasekan dari
derajat kesalahan secara statistik apakah 1%, 5%. atau 10% Semakin tinggi presisi yang
dikeakani, semakin kecil tingkat kesalahan yang harus ditentukan.
1. Pertimbangan
Ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang diambil akan sangat
memengaruhi keterwakilan (representativeness) sampel terhadap populasi. Keterwakilan
populasi akan sangat menentukan kebenaran simpulan dari hasil penelitian. Semakin
besar ukuran sampel akan semakin mewakili populasi (Sukmadinata, 2005). Biasanya
para peneliti ingin bekerja dengan sampel sekecil mungkin karena semakin besar jumlah
sampel yang digunakan maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan,
makin banyak tenaga yang digunakan dan semakin lama waktu yang diperlukan.
dibutuhkan sebuah
Dalam pengambilan sampel pertimbangan dari berbagai aspek di atas sehingga
sampel yang digunakan dapat mewakili populasi yang diteliti dan lebih efisien. Contoh
ukuran sampel melalui pertimbangan, antara lain seperti berikut.
1) Dalam penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30 individu telah
dipandang cukup besar.
2) Dalam penelitian kausal komperatif dan eksperimental, 15 individu untuk setiap
kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai.
3) Dalam penelitian survei, sampel sebanyak 100 individu untuk seluruh sampel
baru cukup memadai.
Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Bali : Udayana University Press