Anda di halaman 1dari 15

TEORI AKUNTANSI

KERANGKA KONSEPTUAL

Disusun Oleh Kelompok 6

1. Desak Ayu Intan Nutrilia Saraswati (1902622010028)

2. I Gusti Agung Arislaksmi (1902622010029)

3. Ni Made Ananda Ayu Pertiwi (1902622010034)

Kelas Akuntansi A Pagi


Angkatan 2019

Universitas Mahasaraswati Denpasar


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Program Studi Akuntansi
2021
KERANGKA KONSEPTUAL

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren
dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten
dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan
fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk
dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan
mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.

Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada penalaran logis
yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang harus dilakukan apabila
ada fakta atau fenomena baru. Kerangka konseptual digambarkan dalam bentuk hirarki yang
memiliki beberapa tingkatan. Pada tingkatan teori yang tinggi, kerangka konseptual
mengindentifikasi ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkatan selanjutnya,
didefinisikan karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen keuangan. Pada
tingkatan operasional, kerangka operasional berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-
aturan tentang pengakuan dan pengukuran elemen laporan keuangan. Artinya perumusan
kerangka konseptual dimulai dengan penentuan tujuan yang menjadi landasan untuk
menyusun elemen lain seperti karakteristik kualitatif dari informasi dan pengakuan serta
pengukuran elemen laporan keuangan.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya
menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Untuk menentukan tujuan
pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas
sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan
informasional pihak yang dituju. Pada waktunya, pihak yang dituju akan melakukan tindakan
atau mengambil keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan.
Dengan demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan sosial negara)
akan tercapai. SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan pelaporan keuangan, yaitu :

1. Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi


investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada maupun yang potensial dalam
membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor.
Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau menahan instrument ekuitas dan
hutang serta menyediakan pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.

2. Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, investor yang
sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur serta kreditur lain yang membutuhkan
informasi tentang sumber daya entitas, klaim terhadap entitas tersebut, dan seberapa
efisien maupun efektif manajemen entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang
telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas.

3. Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari
pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim
terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan entitas

Menurut Martani, dkk (2012:9), tujuan laporan keuangan untuk:

1. Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan


posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi;

2. Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) dan


pertanggunjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya;

3. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai;

4. Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.

KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT PSAK DAN AHLI

Berikut merupakan keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan menurut


Munawir (2010:9)

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan
merupakan laporan yang final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang
dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menujukkan nilai likwidasi atau realisasi di
mana dalam interim report ini terdapat atau terkandung pendapatpendapat pribadi
(personal judgment) yang telah dilakukan oleh Akuntan atau Management yang
bersangkutan.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti
dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin
berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going
concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap
dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya
dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu
angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing
power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu
disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan
tingkat harga-harga. Jadi, suatu analisa dengan memperbadningkan data beberapa tahun
tanpa membuat penyesuain terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh
kesimpulan keliru (misleading).

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat


mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut
tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang ; misalnya reputasi dan prestasi perusahaan,
adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrakkontrak
pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas
menagernya dan sebagainya.

Sedangkan menurut Kasmir (2012:6), keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data-data


yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk pihak
tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan


tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung
kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling
rendah.

STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC)

SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework. Statemen ini dapat
disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu aspek yaitu tidak membentuk prinsip-prinsip
akuntansi berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of
Conduct of AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP.

Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion


Memorandum berjudul “Conceptual Rerangka for Financial Accounting and Reporting :
Elements of Financial Statements and Their Measurement“ pada tahun 1976. Hasil kerja dan
tulisan tersebut akhinya pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka
konseptual dan diberi nama Statement of Financial Accounting Concept (SFAC). Sejak
berdiri, FASB telah mengeluarkan 8 pernyataan keuangan. 3 diantara nya dijelaskan sebagai
berikut:

1. Statements of financial accounting Concept No.1

SFAC No.1 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan secara
keseluruhan adalah untuk informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan bisnis
dan ekonomi . Statemen ini merupakan turunan langsung DARI Trueblood report dan secara
umum merupakan versi ‘singkat’ dari laporan tersebut, dengan beberapa petimbangan nilai
penting SFAC No.1 ini. Beberapa petimbangan nilai penting tersebut adalah:

a. Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.

b. Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan

c. Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi earning power dan
cash flow perusahaan.

d. Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap pengguna membuat prediksi dan
penilaian masing-masing
2. Statements of financial accounting Concept No.2 Karakteristik Kualitatif dari Informasi
Keuangan (Qualitative Characteristics of Accounting Information) Statemen ini bertujuan
untuk memberikan karakteristik kualitas yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi
sehingga informasi tersebut menjadi lebih bermanfaat:

a. Relevansi informasi Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki


manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.
Dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk
mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga
keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka
tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.

b. Nilai umpan balik dan nilai prediksi sebagai unsur-unsur relevan. Informasi dapat
menjadikan keputusan yang berbeda dengan meningkatkan kemampuan pembuat
keputusan untuk memprediksi atau dengan membetulkan harapan awal mereka.
Informasi berpengaruh terhadap perilaku manusia dan karena orang berbeda dapat
bereaksi secara berbeda terhadap informasi tersebut, maka informasi keuangan tidap
dapat dievaluasi dengan cara sebatas kebenaran peramalan atas dasar informasi
tersebut. Nilai prediktif merupakan pertimbangan yang penting dalam memisahkan
informasi akuntansi yang relevan dan tidak relevan.

c. Ketepatan waktu (timeliness) Ketepatan waktu adalah aspek pendukung relevansi.


Ketika informasi tidak tersedia saat dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu
setelah pelaporan maka informasi tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakan masa
depan. Informasi tersebut memiliki relevansi dan manfaat yang rendah.Timeliness
berarti tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut
kehilangan kapasitas pengaruhnya dalam mempengaruhi keputusan.Timeliness sendiri
tidak dapat membuat informasi relevan, tetapi kurangnya timeliness dapat membuat
informasi kehilangan relevansinya.Jadi ada derajat timeliness.

d. Keandalan informasi (reliablelity) Keandalan merupakan kualitas informasi yang


menyebabkan pemakaian informasi akuntansi, sangat tergantung pada kebenaran
informasi yang dihasilkan. Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada
kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar keadaan/peristiwa
yang digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
e. Representational faithfulness berhubungan dengan tingkat kesesuaian antara
pengukuran atau deskripsi dengan fenomena yang digambarkan. Dalam akuntansi
fenomena yang digambarkan adalah sumber daya ekonomi, kewajiban, transaksi dan
kejadian yang merubah sumber daya dan kewajiban entitas.Kadang informasi tidak
andal karena kesalahan interpretasi.

3. Statements of financial accounting Concept No.6 Elemen-elemen Laporan Keuangan


(Elements of Financial Statements)

Pada SFAC No. 6, “Elements of Financial Statement of Business Enterprises“, dijelaskan


bahwa ada sepuluh elemen laporan keuangan, yaitu :

a. Aset (assets) Adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang
diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau
peristiwa masa lalu.

b. Utang (liabitilies) Adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset
atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi
masa lalu.

c. Ekuitas (equity) Adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah
dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.

d. Investasi oleh pemilik (investment by owners) Adalah kenaikan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu
yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas)
dalam perusahaan tersebut.

e. Distribusi pada pemilik (distribution to owners) Adalah penurunan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang
oleh perusahaan kepada pemilik.

f. Laba komprehensif (comprehensive income) Adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu
entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya
dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.
g. Pendapatan (revenue) Adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama periode, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya,
yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

h. Biaya (expenses) Adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau
penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

i. Keuntungan (gains) Adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan
dan investasi oleh pemilik.

j. Kerugian (losses) Adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan
distribusi pada pemilik.

POSTULATE  AKUNTANSI

Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,
pernyataan atas dasar penyesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan
lingkungan akuntansi, politik, sosiologi, dan hokum tempat akuntansi beroperasi.

1. Postulat Entitas

Akuntansi mengatur hasil operasi dari suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik
entitas. Postulate entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi
yang terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulate merumuskan bidang perhatian
akuntan dan membatasi objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke dalam
laporan keuangan. Selain itu, postulate juga memungkinkan akuntan membedakan antara
transaiksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah transaksi
perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggung jawab pelayanan manajemen
berada pada pemegang saham.
Defini lain entitas akuntasi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbgaai
pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini
lebih berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.

2. Postulat Kelangsungan Usaha

Postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi.
Dalil ini berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang
akan datang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi
untuk jangka waktu yang tidak tertentu.

3. Postulat Unit Pengukuran

Menyatakan bahwa akuntansu adalah pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas


perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter. Unit pertukaran dan pengukuran
diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang seragam. Pengukur umum
yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter. Kebertukaran barang, jasa, dan modal
diukur dalam satuan uang.

4. Postulat Periode Akuntansi

Meskipun postulate kelangsungan usaha menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap ada
pada periode waktu yang tidak terbatas, namun adalakalanya pemakai meminta berbagai
informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka
pendek. Dari hal tersebut maka postulate periode akuntansi menyatakan bahwa laporan
keuangan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI

Prinsip dasar dalam akuntansi diatur oleh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). IAI adalah
sebuah badan yang mengatur peraturan dan kebijakan akuntansi yang ada di Indonesia.
Berikut 10 prinsip dasar akuntansi yang ada di dalam peraturan akuntansi.

1. Prinsip Entitas Ekonomi

Berdasarkan prinsip ini, sebuah perusahaan diartikan sebagai sebuah kesatuan usaha, baik
berdiri sendiri maupun terpisah dari entitas ekonomi. Dengan kata lain, aset yang dimiliki
oleh sebuah perusahaan harus dipisah dengan aset milik pribadi. Dengan begitu, pencatatan
transaksi keuangan juga harus dibedakan antara pencatatan milik pribadi dan perusahaan.
2. Prinsip Periode Akuntansi

Salah satu prinsip dasar akuntansi ini juga disebut dengan prinsip kurun waktu. Artinya,
penilaian dan pelaporan keuangan sebuah perusahaan dibatasi oleh periode waktu tertentu.
Hal ini bertujuan agar laporan keuangan yang dihasilkan mudah untuk diketahui dan terukur
dengan lebih baik.

3. Prinsip Satuan Moneter

Dalam prinsip ini, pencatatan transaksi keuangan hanya dinyatakan dan diukur dalam bentuk
mata uang. Artinya, prinsip ini tidak melibatkan faktor kualitatif seperti mutu, kinerja,
prestasi, dan lain-lain karena tidak dapat diukur dalam bentuk uang.

4. Prinsip Kesinambungan Usaha

Definisi dari prinsip ini adalah sebuah usaha akan berjalan secara konsisten dan
berkesinambungan tanpa adanya pemberhentian usaha. Kecuali, jika usaha atau bisnis
tersebut mempunyai masalah yang bisa menyebabkan pemberhentian bisnis.

5. Prinsip Biaya Historis

Prinsip biaya historis mempunyai makna jika pencatatan transaksi keuangan atas sebuah
barang sudah didapatkan oleh sebuah perusahaan, maka pencatatan keuangannya berdasarkan
pada berbagai biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang tersebut. Apabila ada
proses tawar menawar, maka harga yang dicatat adalah harga yang menjadi kesepakatan
kedua belah pihak.

6. Prinsip Pengungkapan Penuh

Dalam menyajikan informasi, laporan keuangan harus mempunyai prinsip pengungkapan


informasi secara penuh. Jika terdapat informasi yang tidak dapat dimuat di laporan keuangan,
maka Anda bisa menulis keterangan tambahan informasi berupa catatan kaki atau lampiran.

7. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pendapatan muncul karena adanya kenaikan keuangan yang diperoleh dari sebuah aktivitas
usaha seperti penjualan. Pendapatan diakui ketika adanya kepastian mengenai kenaikan
volume pemasukan yang diperoleh dari transaksi penjualan.

8. Prinsip Mempertemukan
Yang dimaksud dari prinsip ini adalah biaya yang dipertemukan dengan pendapatan yang
sudah diterima perusahaan. Hal ini memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil mengenai besar
atau kecilnya laba bersih yang diperoleh.

9. Prinsip Konsistensi

Laporan keuangan yang disajikan harus konsisten. Artinya, laporan tersebut tidak berubah
dalam prosedur, metode, ataupun kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini
memudahkan pihak perusahaan untuk melihat dan membandingkan laporan keuangan yang
dihasilkan pada beberapa periode sebelumnya.

10. Prinsip Materialitas

Dalam prinsip ini, pencatatan dan pengukuran informasi dapat dilakukan secara material atau
bernilai nominal. Prinsip ini juga menentukan apakah sebuah laporan keuangan perlu ditulis
ulang atau hanya dikoreksi saja.
Kesimpulan :

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren
dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten
dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Kerangka konseptual digambarkan dalam bentuk hirarki yang memiliki beberapa
tingkatan. Pada tingkatan teori yang tinggi, kerangka konseptual mengindentifikasi ruang
lingkup dan tujuan pelaporan keuangan. Tujuan secara keseluruhan adalah untuk informasi
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi .

Adapun tujuan pelaporan keaungan menurut SFAC No.8 sebagai berikut :

1) Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi


investor
2) Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, investor yang
sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur serta kreditur lain yang membutuhkan
informasi tentang sumber daya entitas
3) Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari
pelaporan suatu entitas

Menurut Martani, dkk (2012:9), tujuan laporan keuangan untuk:

1) Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan


2) Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) dan
pertanggunjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya
3) Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai
4) Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu

Laporan keuangan juga memiliki keterbatasan, keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan menurut Munawir adalah sebagai berikut :

a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim
report
b. dan bukan merupakan laporan yang final.
c. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti
dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standars nilai yang
mungkin berbeda atau berubah-ubah.
d. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupia dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing
power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya,
e. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut
tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir);

Sedangkan menurut Kasmir (2012:6), keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis)


b. Laporan keuangan dibuat umum
c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.

Pada tingkatan selanjutnya, didefinisikan karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan
elemen keuangan, karakteristika kualitatif dan elemen-elemen keuangan telah dijelaskan
dalam Statements of financial accounting. Pada Statements of financial accounting Concept
No.2 dijelaskan bahwa karakteristik kualitas yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi
sehingga informasi tersebut menjadi lebih bermanfaat adalah :

1. Relevan
2. Nilai umpan balik dan nilai prediksi sebagai unsur-unsur relevan
3. Ketepatan waktu (timeliness)
4. Keandalan informasi (reliablelity)
5. Representational faithfulness

Pada SFAC No. 6, “Elements of Financial Statement of Business Enterprises“, dijelaskan


bahwa ada sepuluh elemen laporan keuangan, yaitu :

1. Aset (assets) 5. Distribusi pada pemilik


2. Utang (liabitilies) (distribution to owners)
3. Ekuitas (equity) 6. Laba komprehensif (comprehensive
4. Investasi oleh pemilik (investment income)
by owners) 7. Pendapatan (revenue)
8. Biaya (expenses)
9. Keuntungan (gains) 10. Kerugian (losses)

Pada tingkatan operasional, kerangka operasional berkaitan dengan prinsip-prinsip dan


aturan-aturan tentang pengakuan dan pengukuran elemen laporan keuangan. Prinsip dasar
dalam akuntansi diatur oleh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). IAI adalah sebuah badan yang
mengatur peraturan dan kebijakan akuntansi yang ada di Indonesia. Adapun prinsip-prinsip
akuntansi adalah :

1. Prinsip Entitas Ekonomi 6. Prinsip Pengungkapan Penuh


2. Prinsip Periode Akuntansi 7. Prinsip Pengakuan Pendapatan
3. Prinsip Satuan Moneter 8. Prinsip Mempertemukan
4. Prinsip Kesinambungan Usaha 9. Prinsip Konsistensi
5. Prinsip Biaya Historis 10. Prinsip Materialitas

Dalam akuntansi kita mengenal istilah postulat dimana postulat ini akuntansi adalah
pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, pernyataan atas dasar
penyesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan lingkungan akuntansi,
politik, sosiologi, dan hokum tempat akuntansi beroperasi. Berikut adalah jenis-jenis postulat:

a. Postulat Entitas
b. Postulat Kelangsungan Usaha
c. Postulat Unit Pengukuran
d. Postulat Periode Akuntansi
Daftar Pustaka

Wahidah, Imratuloh“Postulat Akuntansi.”


2016. Scribd https://id.scribd.com/doc/294619587/Postulat-Akuntansi [Diakses pada
tanggal 23 September 2021]

Gie. 2020. “Pengertian 10 Prinsip Dasar Akuntansi Lengkap Yang Harus Anda
Tahu,” Accurate Online https://accurate.id/akuntansi/pengertian-prinsip-dasar-akuntansi-
lengkap/ [Diakses pada tanggal 23 September 2021]

Universitas Airlangga (2021) “Resume Week 5 Kerangka Konseptual Akuntansi Bagian 2”,
Kerangka Konseptual Akuntansi, p.5.

Anda mungkin juga menyukai