Anda di halaman 1dari 9

RMK PENGAUDITAN 2

PENGAUDITAN SIKLUS PERSONALIA

OLEH KELOMPOK 5:

1. NI PUTU ARIK OKTANIA DEVI ( 2002622010033/ 03 )


2. NI MADE SUARI AGUSTINI ( 2002622010041/ 11)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
1.1 Sifat Siklus Personalia
Siklus jasa personalia sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, gaji, upah, pajak
penghasilan karyawan, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen utama
hampir di semua perusahaan. Kedua, biaya tenaga kerja langsung merupakan faktor yang
mempengaruhi penilaian persediaan barang dalam proses maupun persediaan produk jadi.
Dengan demikian, kesalahan dalam penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat
mengakibatkan salah saji laba usaha yang material. Ketiga, gaji dan upah merupakan titik
rawan terjadinya in-efisiensi, dan pencurian serta manipulasi kas melalui pembayaran gaji
fiktif.
Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan
insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.
Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah.
Transaksi ini mempengaruhi beberapa rekening berikut:
1) Biaya gaji dan upah.
2) Berbagai bentuk tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, dan
sebagainya.
3) Biaya tenaga kerja langsung.
4) Utang gaji dan upah.
5) Pajak penghasilan karyawan,
6) Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang khusus
digunakan
7) untuk membayar gaji dan upah.
8) Persediaan barang dalam proses.
9) Persediaan barang jadi,
10) Dan harga pokok penjualan.

Siklus jasu personalia ini berkaitan dengan siklus pembelanjaan dan siklus produksi.kaitan
siklus ini dengan siklus pengeluaran adalah adnya fakta bahwa pembayaran gaji dan upah
dilakukan dengan menggunakan uang atau kas perusahaan. Kaitan siklus ini dengan siklus
produksi adalah adanya kenyataan bahwa pembayaran gaji dan upah adalah sebagai imbalan
atau balas jasa atas tenaga kerja karyawan yang diberikan dalam proses produksi. Tenaga
karyawan digunakan untuk menghasilkan produk.

1.2 Tujuan Audit


Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan.
1. Asersi Keberadaaan atau Keterjadian
Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan pada apakah
seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah, tunjangan, bonus, dan saldo
rekening lain yang terkait, benar-benar eksis pada tanggal neraca. Selain itu, asersi ini juga
menekankan pada apakah seluruh transaksi gaji dan upah yang tercatat benar benar terjadi
dan tidak ada transaksi pembayaran gaji dan upah fiktif.
2. Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya
tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Auditor akan
mencoba mendeteksi apakah ada transaksi pembayaran gaji dan upah yang belum tercatat
3. Asersi Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan asersi ini. auditor berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai
kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan.
4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai
apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan, utang gaji dan upah, dan
pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan
pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu menghimpun
bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan,
dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca.
1.3 Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit
Oleh karena biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi terbesar, maka
rekening biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan laba rugi Risiko bawaan asersi
penilaian atau alokasi mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji
dan upah misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk
yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan.
kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material.
Kebanyakan perusahaan memperluas struktur pengendalian internal atas transaksi gaji dan
upah, Oleh karena itu, auditor menerapkan pendekatan tingkat risiko kontrol yang ditetapkan
lebih rendah untuk sebagian besar asersi.

1.4 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern


Dalam hal ini auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern transaksi
gaji dan upah. Pemahaman tersebut meliputi:
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian, yaitu:
• Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan industrial atau
personalia.
• Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan anggaran
serta perhitungan varians,
• Adanya internal auditor,
• Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan.
2) Penaksiran Risiko
Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus mempertimbangkan risiko yang
telah dibahas pada uraian tentang risiko bawaan dan perancangan pengendalian diatas.
3) Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam menggunakan
komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya pertama kali diterapkan dalam
komputerisasi.
4) Pemantauan
Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam siklus personalia
mencakup umpan balik dari para karyawan seperti misalnya informasi mengenai data
karyawan itu sendiri yang nantinya terkait crat dengan proses penentuan tunjangan
untuknya.
➢ Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi penggajian dan
pengupahan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan:
1) Riview kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup riview atas kinerja
sesungguhnya dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan pengupahan
periode sebelumnya.
2) Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini
adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini
terkait dengan pengendalian atas operasional dari transaksi penggajian dan
pengupahan, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian
aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual untuk masing-masing
transaksi tersebut.
3) Pengendalian fisik. Untuk mengendalikan penggunaan uang yang tidak seharusnya
dan biaya tenaga kerja yang tidak diotorisasi, manajemen harus menentukan
kebijakan untuk membatasi akses ke personel dan catatan gaji.
4) Pemisahan tugas Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi transaksi penggajian dan pengupahan, pencatatan transaksi
penggajian dan pengupahan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dikelola
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk
berbuat curang.
1.5 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman
Adapun penghimbaun dan pendokumentasian pemahaman yaitu:
1) Riview Pendahuluan
Dalam riview pendahuluan, auditor mengembangkan pemahaman umum mengenai
lingkungan pengendalian perusahaan, alur personel dan transaksi gaji serta pencatatan
semua sistem akuntansinya.
2) Dokumentasi Sistem
3) Auditor dapat menggunakan flowchart atau quesioner untuk mendokumentasikan
pemahamannya dan menyiapkan narasi deskriptif pelaksanaan pembayaran gaji dan upah
bagi karyawan perusahaan.
4) Menganalisa Alur Transaksi
Untuk menguatkan pemahamannya akan pengendalian intern perusahaan klien, auditor
dapat memilih salah satu lini pemrosesan transaksi gaji dan upah dan melakukan tracing
terhadapnya.

1.6 Penentuan Risiko Pengendalian


Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji potensial,
pengendalian yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan risiko pengendalian,
auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan
yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko
overstatement gaji dan upah. Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan
sangat kecil karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih
kecil dari semestinya.
Risiko overstatement meliputi:
1) Pembayaran tenaga kerja fiktif,
2) Pembayaran tidak fiktif tapi karyawan yang bersangkutan tidak bekerja.
3) Pembayaran melebihi tarif.
Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian
Pengujian pengendalian dititik beratkan kepada pengendalian yang dapat mencegah dan
mendeteksi overstatement. Prosedur pengujian yang sangat berguna adalah vouching. Auditor
pertama kali melihat catatan gaji dan upah, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa
keberadaan dokumen pendukungnya. Disamping itu, auditor dapat mengamati distribusi gaji
dan upah. Dalam hal ini auditor dapat mengamati pelaksanaan pemisahaan tugas, dan
pembayaran gaji dan upah.

1.7 Pengujian Pengendalian


Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah
dibedakan atas prsedur:
a. Pengujian Pengendalian Biaya Gaji dan Upah
Langkah-langkahnya:
1) Himpun register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan memeriksa
ketepatan perhitungan matematis.
2) Himpun ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga kerja terkait
3) Pilih sampel karyawan secara random dari register gaji
4) Himpun arsip personalianya, kemudian
• Periksa kelengkapan arsip karyawan tersebut
• Bandingkan informasi pengurangan gaji dan upah dalam catatan personalia
dengan penjumalan dalam register gaji, himpun laporan waktu dan hitung
penerimaan kotornya
• Mengusut penjurnalan dalam register gaji tersebut dengan posting-nya
5) Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui keempat
langkah diatas.

b. Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah


Langkah-langkahnya:
1) Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled
2) Mengusut rincian dalam cek dengan penjualan dalam register gaji dan upah
3) Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan dalam catatan
personalia
4) Mengamati pendistribusian cek secara langsung
5) Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melaui keempat
langkah diatas.

1.8 Pengujian Substantif Saldo Utang Gaji dan Upah


1) Prosedur Analitis
Dalam menaksir kelayakan biaya gaji dan distribusinya, auditor dapat menyusun dan
menganalisa keterkaitan antar data. Item yang telah diseleksi dibandingkan dengan tahun
tahun sebelumnya. Rasio selalu berguna dalam membuat perbandingan. Rasio dapat
dihitung oleh auditor untuk menentukan apakah akun terkait dengan yang lainnya sesuai
dengan yang diharapkan.
2) Perhitungan Kembali Utang Gaji dan Upah yang Dibebankan
Prosedur pengujian ini dapat dilakukan dengan menelaah perhitungan yang dilakukan
manajemen. Apabila risiko deteksi yang ditetapkan rendah, maka auditor perlu melakukan
perhitungan kembali yang independen atas utang gaji dan upah dibebankan. Prosedur
pengujian ini akan menghasilkan bukti yang berkaitan dengan asersi penilaian dan
pengalokasian
3) Verifikasi Kompensasi Eksekutif
Banyak perusahaan yang memberikan kompensasi khusus kepada manajer atau eksekutif
perusahaan. Kompensasi tersebut dapat berupa pemberian gaji yang tinggi, fasilitas rumah,
kendaraan, dan kepemilikan kartu kredit, pemberian komisi, bonus, dll. Potensi masalah
yang ada adalah kemungkinan eksekutif perusahaan mengatur dan mengendalikan
kompensasi yang akan diberikan pada dirinya sendiri. Untuk mencegah hal itu, perlu
adanya otorisasi dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham Prosedur pengujian
ini berkaitan dengan kelima asersi.
4) Menganalisis Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan utang gaji dan upah
dan biaya gaji dan upah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Utang gaji
dan upah diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Disamping itu. auditor
perlu memastikan ketepatan pemisahan pembayaran gaji dan upah sebagai biaya
administrasi dengan biaya tenaga kerja langsung yang menambah harga pokok produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Lestari,Mia. 2019. Pengauditan Siklus Personalia. URL:


https://www.scribd.com/document/427934063/Pengauditan-siklus-personalia (diakses
pada tanggal 14 Oktober 2022)

StuDocu. Pengauditan Siklus Jasa Personalia. URL:


https://www.studocu.com/id/document/universitas-hasanuddin/akuntansi-
keuangan/pengauditan-siklus-jasa-personalia-docx/13926670 (diakses pada tanggal 14
Oktober 2022)

Nurmariyani,Dina. 2014. Pengauditan Siklus Jasa Personalia. URL:


https://www.slideshare.net/DinaNurmariyani/pengauditan-siklus-jasa-personalia (diakses
pada tanggal 15 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai