Anda di halaman 1dari 9

6.

1 SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA

Siklus jasa personalia sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, gaji, upah,
pajak penghasilan karyawan, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakn komponen utama
hampir di semua perusahaan. Kedua, biaya tenaga kerja langsung merupakan faktor yang
mempengaruhi penilaian persediaan barang dalam proses maupun persediaan produk jadi.
Dengan demikian, kesalahan dalam penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat
mengakibatkan salah saji laba usaha yang material. Ketiga, gaji dan upah merupakan titik
rawan terjadinya in-efisiensi, dan pencurian serta manipulasi kas melalui pembayaran gaji
fiktif. Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan
kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan
insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.

Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah. Transaksi ini
mempengaruhi beberapa rekening berikut ;

1. Biaya gaji dan upah,


2. Berbagai bentuk tunjangan Biaya
3. Utang gaji dan upah,
4. Pajak penghasilan karyawan,
5. Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang khusus
digunakan untuk membayar gaji dan upah,
6. Persediaan barang dalam proses,
7. Persediaan barang jadi,
8. Dan harga pokok penjualan.

Siklus jasa personalia ini berkaitan dengan siklus pembelanjaan dan siklus
produksi.kaitan siklus ini dengan siklus pengeluaran adalah adnya fakta bahwa pembayaran
gaji dan upah dilakukan dengan menggunakan uang atau kas perusahaan. Kaitan siklus ini
dengan siklus produksi adalah adanya kenyataan bahwa pembayaran gaji dan upah adalah
sebagai imbalan atau balas jasa atas tenaga kerja karyawan yang diberikan dalam proses
produksi. Tenaga karyawan digunakan untuk menghasilkan produk.
6.2 TUJUAN AUDIT

Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan.

a) Asersi Keberadaaan atau Keterjadian


Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan pada apakah
seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah, tunjangan, bonus, dan saldo
rekening lain yang terkait, benar-benar eksis pada tanggal neraca. Selain itu,asersi ini
juga menekankan pada apakah seluruh transaksi gaji dan upah yang tercatat benar-
benar terjadi dan tidak ada transaksi pembayaran gaji dan upah fiktif.
b) Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya
tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Auditor
akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi pembayaran gaji dan upah yang belum
tercatat.
c) Asersi Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan
mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan
karyawan.
d) Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai
apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan, utang gaji dan upah, dan
pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan
pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
e) Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu menghimpun
bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan,
dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca.
6.3 MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT

Biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi terbesar, maka rekening
biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan laba rugi. Risiko bawaan asersi penilaian
atau alokasi mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan
upah misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah
produk yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut
bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun
sering tidak material. Kebanyakan perusahaan memperluas struktur pengendalian internal
atas transaksi gaji dan upah. Oleh karena itu, auditor menerapkan pendekatan tingkat
risiko kontrol yang ditetapkan lebih rendah untuk sebagian besar asersi.

6.4 PERTIMBANGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern transaksi gaji


dan upah. Pemahaman tersebut meliputi:

a) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian, yaitu:
1. Pertanggung jawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan industrial
atau personalia,
2. Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan
anggaran serta perhitungan varians,
3. Adanya internal auditor,
4. Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan.
b) Penaksiran Risiko
Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus mempertimbangkan
risiko yang telah dibahas pada uraian tentang risiko bawaan dan perancangan
pengendalian di atas.
c) Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam
menggunakan komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya pertama kali
diterapkan dalam komputerisasi.
d) Pemantauan
Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam siklus
personalia mencakup umpan balik dari para karyawan seperti misalnya informasi
mengenai data karyawan itu sendiri yang nantinya terkait erat dengan proses
penentuan tunjangan untuknya.
e) Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi penggajian
dan pengupahan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan:
 Riview kinerja
 Pengolahan informasi
 Pengendalian fisik
 Pemisahan tugas
f) Fungsi Terkait
 Fungsi penerimaan karyawan baru.
 Fungsi pengotorisasi pengubahan gaji dan upah.
 Fungsi pelaksana absensi dan data waktu kerja
 Fungsi pelaksana gaji dan upah
 Fungsi pencatat gaji upah
 Fungsi pembayar gaji dan upah
 Fungsi penyiapan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan

6.5 PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN

Pemahaman SPI ini dapat diperoleh dari :

1. Riview Pendahuluan
Dalam riview pendahaluan, auditor mengembangkan pemahaman umum
mengenai lingkungan pengendalian perusahaan, alur personel dan transaksi gaji serta
pencatatan semua sistem akuntansinya.
2. Dokumentasi Sistem
Auditor dapat menggunakan flowchart atau quesioner untuk
mendokumentasikan pemahamannya dan menyiapkan narasi deskriptif pelaksanaan
pembayaran gaji dan upah bagi karyawan perusahaan.
3. Menganalisa Alur Transaksi
Untuk menguatkan pemahamannya akan pengendalian intern perusahaan
klien, auditor dapat memilih salah satu lini pemrosesan transaksi gaji dan upah dan
melakukan tracing terhadapnya.

2.6 PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN

Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji potensial,


pengendalian yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan risiko pengendalian,
auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan
yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko
overstatement gaji dan upah. Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan
sangat kecil karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah
lebih kecil dari semestinya.

Risiko overstatement meliputi:

1. Pembayaran tenaga kerja fiktif,


2. Pembayaran tidak fiktif tapi karyawan yang bersangkutan tidak bekerja,
3. Pembayaran melebihi tarif.

Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian. Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian.

Pengujian pengendalian dititikberatkan kepada pengendalian yang dapat mencegah


dan mendeteksi overstatement. Prosedur pengujian yang sangat berguna adalah vouching.
Auditor pertama kali melihat catatan gaji dan upah, kemudian dilanjutkan dengan
memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya. Disamping itu, auditor dapat mengamati
distribusi gaji dan upah. Dalam hal ini auditor dapat mengamati pelaksanaan pemisahaan
tugas, dan pembayaran gaji dan upah.
2.7 PENGUJIAN PENGENDALIAN

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan upah
dibedakan atas prsedur:

a. Pengujian Pengendalian Biaya Gaji dan Upah


Langkah-langkahnya:
1. Himpun register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan memeriksa
ketepatan perhitungan matematis.
2. Himpun ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga kerja terkait
3. Pilih sampel karyawan secara random dari register gaji
4. Himpun arsip personalianya
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui
keempat langkah diatas.
b. Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah
Langkah-langkahnya:
1. Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled
2. Mengusut rincian dalam cek dengan penjurnalan dalam register gaji dan upah
3. Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan dalam catatan
personalia
4. Mengamati pendistribusian cek secara langsung
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melaui
keempat langkah diatas.

2.8 PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO UTANG GAJI DAN UPAH

1. Prosedur Analitis
Dalam menaksir kelayakan biaya gaji dan distribusinya, auditor dapat menyusun dan
menganalisa keterkaitan antar data. Item yang telah diseleksi dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Rasio selalu berguna dalam membuat perbandingan. Rasio dapat
dihitung oleh auditor untuk menentukan apakah akun terkait dengan yang lainnya sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Perhitungan Kembali Utang Gaji dan Upah yang Dibebankan
Prosedur pengujian ini dapat dilakukan dengan menelaah perhitungan yang dilakukan
manajemen. Apabila risiko deteksi yang ditetapkan rendah, maka auditor perlu
melakukan perhitungan kembali yang independen atas utang gaji dan upah dibebankan.
Prosedur pengujian ini akan menghasilkan bukti yang berkaitan dengan asersi penilaian
dan pengalokasian.
3. Verifikasi Kompensasi Eksekutif
Banyak perusahaan yang memberikan kompensasi khusus kepada manajer atau eksekutif
perusahaan. Kompensasi tersebut dapat berupa pemberian gaji yang tinggi, fasilitas
rumah, kendaraan, dan kepemilikan kartu kredit, pemberian komisi, bonus, dll. Potensi
masalah yang ada adalah kemungkinan eksekutif perusahaan mengatur dan
mengendalikan kompensasi yang akan diberikan pada dirinya sendiri. Untuk mencegah
hal itu, perlu adanya otorisasi dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham.
Prosedur pengujian ini berkaitan dengan kelima asersi.
4. Menganalisis Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan utang gaji dan upah
dan biaya gaji dan upah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Utang
gaji dan upah diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Disamping itu,
auditor perlu memastikan ketepatan pemisahan pembayaran gaji dan upah sebagai biaya
administrasi dengan biaya tenaga kerja langsung yang menambah harga pokok produksi.
Daftar Pustaka

Https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/18/audit-siklus-penggajian-dan-personali
Prof. Dr. Abdul Halim.2004. Auditing 2 : Dasar-Dasar Prosedur Pengauditan Laporan
Keuangan. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AKADEMI MANAJEMEN
PERUSAHAAN YKPN
TUGAS PENGAUDITAN 2

PENGAUDITAN SIKLUS PERSONALIA

OLEH:

KELOMPOK 2

MADE LARAS MILAYANTI 1702622010447 {20}

NI KADEK APRILIA PURNMA DEWI 1702622010450 {23}

NI LUH PUTU JULIANTARI 1702622010465 {27}

NI WAYAN SHINTYANI PRATIWI 1702622010466 {39}

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWAT DENPASAR

2019

Anda mungkin juga menyukai