Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PARA


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

OLEH:

KELOMPOK 9:

1. MADE LARAS MILAYANTI 1702622010447 {20}


2. NI KADEK APRILIA PURNAMA DEWI 1702622010450 {23}
3. NI LUH PUTU JULIANTARI 1702622010454 {27}
4. NI WAYAN SHINTYANI PRATIWI 1702622010466 {39}

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020
A. PROSES DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
1. Proses pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memikirkan, mengelola,
dan memecahkan masalah. Dalam organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses
memilih diantara berbagai alternative tindakan yang akan berdampak di masa depan.
Berikut ini langkah- lagkah dalam pengambilan keputusan yaitu :
a. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang.
Langkah ini merupakan respon terhadap suatu kejadian yang problematis, suatu
ancaman atau suatu peluang. Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah atau
peluang, para pengambil keputusan memerlukan informasi mengenai lingkungan,
keuangan, dan operasi.
b. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya.
Ketika definisi dari masalah atau peluang selesai, pencarian untuk program alternatif
tindakan dan kuantifikasi konsekuensi mereka dimulai. Dalam tahap ini, sebanyak
mungkin alternatif yang praktis didefinisikan dan dievaluasi.
c. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan.
Tahap yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih
salah satu dari beberapa alternatif. Meskipun langkah ini mungkin memunculkan
pilihan rasional, pilihan terakhir sering didasarkan pada pertimbangan politik dan
psikologis daripada fakta ekonomi.
d. Penerapan dan tindak lanjut
Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada efisiensi
penerapannya. Penerapan tersebut hanya berasil jika orang-orang menguasai sumber-
sumber daya organisasi (misalnya uang, orang dan informasi) benar-benar
berkomitmen untuk melaksanakannya.

2. Pengambilan keputusan organisasi


Pertama, kita akan melihat perusahaan sebagai unit pengambilan keputusan dan
kemudian pada individu dan kelompok yang bertindak sebagai pengambil keputusan dan
pemecah masalah.
a. Perusahaan Sebagai Unit Pengambilan Keputusan
Perusahaan dapat dianggap unit pengambilan keputusan yang mirip dalam banyak
cara untuk individu. Masalah keputusan yang dihadapi suatu perusahaan begitu
banyak dan kompleks. Masalah tersebut sering kali melibatkan lebih dari satu
departemen atas aktivitas.
b. Resolusi Semu dari konflik
Suatu organisasi adalah koalisi dari individu-individu dengan tujuan yang berbeda
yan sering kali menimbulkan konflik. Karena pengambilan keputusan melibatkan
pemilihan atas satu alternatif yang sesuai dengan tujuan dan harapan secara
keseluruhan, maka prosedur untuk menyelesaikan konflik tujuan diperlukan.
c. Menghindari ketidakpastian
Ketika mengambil keputusan, organisasi secara terus menerus akan dihantui oleh
ketidakpastian dalam lingkungan internal maupun eksternal. Oleh karena itu, adalah
tidak mengherankan bahwa teori pengambilan keputusan telah mendedikasikan
banyak dari usahanya untuk masalah-masalah pengambilan keputusan dalam risiko
dan ketidakpastian.
d. Pencarian Masalah.
Menurut Cybert dan March pencarian masalah didefinisikan sebagai proses
menemukan suatu solusi atas suatu masalah tertentu atau sebagai suatu cara untuk
bereaksi terhadap suatu peluang.
e.  Pembelajaran organisasional.
Walaupun organisasi tidak mengalami proses pembelajaran seperti yang dialami oleh
individu, organisasi memperlihatkan perilaku adaptif dari karyawannya.

B. PERAN KEPRIBADIAN DAN GAYA KOGNITIF DALAM PEMBUATAN


KEPUTUSAN
Karena manusia membuat keputusan, maka banyak riset telah diarahkan pada
bagaimana perbedaan psikologis mempengaruhi keputusan.
Perbedaan psikolog individu dapat dibagi menjadi dua kategori: kepribadian dan
gaya kognitif. Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu, sementara gaya
kognitif mengacu pad acara atau metode dengan mana seseorang menerima, meyimpan,
memproses, serta meneruskan informasi. Individu-individu dengan jelas kepribadian
yang sama dapat memiliki gaya kognif yang berbeda dan menggunakan metode yang
sama sekali berbeda ketika menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Melalui
hal yang sama, individu-individu dengan sikap dan keyakinan yang sangat berbeda dapat
menunjukan gaya kognitif yang sama. Dalam suatu situasi pengambilan keputusan,
kepribadian dan gaya kognitif saling berinteraksi dan memenuhi (menambah atau
mengurangi) dampak dari informasi akuntansi.

C. PERAN INFORMASI AKUNTANSI


a. Data Akuntansi sebagai Stimuli dalam Pengenalan Masalah
Akuntansi dapat berfungsi sebagai stimuli dalam pengenalan masalah melalui
pelaporan deviasi kinerja aktual dari sasaran standar anggaran atau memlalui
informasi kepada manajer bahwa mereka gagal untuk mencapai target output atau
laba yang ditentukan sebelumnya.
b. Dampak Data Akuntansi dalam Pilihan Keputusan
Bobot yang diberikan kepada informasi akuntansi dalam pilihan akhir sangat
bervariasi. Hal itu bergantung pada samapi sejauh mana hal itu dipandang
mengurangi ketidakpastian yang mengelilingi proses pengambilan keputusan. Dua
elemen lainnya yang mempengaruhi keyakinan yang diberikan pada informasi
akuntansi adalah permintaan dan persaingan.
Informasi akuntansi memainkan peran yang lebih penting dalam keputusan jangka
pendek dibandingkan dalam keputusan yang melibatkan konsekuensi jangka panjang,
karena informasi akuntansi hanya mencerminkan biaya dan pendapatan yang
berkaitan dengan operasi sekarang.
c. Hipotesis Keperilakuan dari Dampak Data Akuntansi
Informasi akuntansi adalah salah satu input dalam model pengambilan keputusan.
Para pengambil keputusan dapat menyadari bahwa aura otentisitas akuntansi tidak
berdasar dan bahwa akuntansi, paling tidak, adalah proses dengan mana dampak dari
kejadian ekonomi dilaporkan seakurat mungkin, tetapi tanpa kepura-puraan akan
kesempurnaan.
d. Umpan balik
Untuk memahami perubahan dalam metode akuntansi dan untuk menyesuaikan
aturan pengambilan keputusan sesuai dengan itu, maka pengambil keputusan harus
menerima informasi menerima informasi mengenai perubahan tersebut atau memiliki
umpan balik tidak langsung mengenai perubahan tersebut.
e. Fiksasi Fungsional
Hal ini merupakan fenomena keperilakuan yang mengimplikasikan
ketidakmampuan di pihak pengguna informasi akuntansi untuk memahami apa yang
tersirat di balik label yang diberikan kepada suatu angka. Ketika mereka menerima
suatu pendekatan pengukuran akuntansi sebagai alat untuk mengelola proses
pengambilan keputusan mereka, maka perilaku mereka jarang sekali akan
dipengaruhi oleh perubahan dalam metode akuntansi yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://roejha.blogspot.com/2016/05/aspek-keprilakuan-pada-pengembalian.html?=1
http://thequeenparadise.blogspot.com/2005/05/aspek-keperilakuan-pada-
pengambilan.html?=1
https://www.slideshare.net/mobile/valdesyiah/isi-makalah-62255193
https://mohayworld.blogspot.com/2016/12/aspek-keperilakuan-pada-
pengambilan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai