Anda di halaman 1dari 5

Etika dalam Kehidupan Sosial

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat

internasional, diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.

Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan

sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk

menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram,

terlindung tanpa merugikan kepentingannya, serta terjamin agar perbuatan yang tengah

dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak

asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Etika

tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan

menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

Etika (etimologi), berasal dari Bahasa Yunani, yaki “ethos”, yang berarti watak

kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep

yang dimiliki individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan yang telah dikerjakan

salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control,

karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan orang atau kelompok

profesi itu sendiri. Etika bermula saat manusia merefleksikan unsur etis dalam menyampaikan

pendapat spontan. Kebutuhan refleksi itu dirasakan, karena pendapat etis seseorang tidak jarang

berbeda dengan pendapat orang lain. Karenanya diperlukan etika, dengan tujuan mencari tahu

apa yang seharusnya dilakukan manusia.

Etika, secara umum dapat dibagi menjadi:refl

1. Etika umum

Etika umum berbicara mengenai kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,

bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral

dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam

menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu
pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. Etika khusus

Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan

yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: bagaimana saya mengambil keputusan dan

bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari

oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga

berwujud: bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan

dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia

bertindak etis, yaitu cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tindakan,

dan teori serta prinsip moral dasar yang ada di baliknya. Etika khusus dibagi lagi menjadi

dua bagian:

1) Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya

sendiri.

2) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia

sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu

sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai

anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia

dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga,

masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan

idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.

Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau

terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual

saat ini adalah sebagai berikut:

1) Sikap terhadap sesama.

2) Etika keluarga.
3) Etika profesi.

4) Etika politik.

5) Etika lingkungan.

6) Etika idiologi.

Etika dalam Profesi

Profesi merupakan suatu bentuk komitmen pribadi tinggi seseorang dalam hal keahlian,

kemampuan atau pekerjaan seseorang dilaksanakan sebagai mata pencaharian kehidupan pokok,

mengandalkan keahlian, keterampilan tinggi. Profesi mengandung paling tidak tiga unsur

penting, antara lain:

1. Keahlian dan keterampilan khusus

Profesi memiliki suatu keahlian dan keterampilan khusus tertentu untuk bisa menjalankan

pekerjaannya dengan baik.

2. Komitmen

Profesi dijalankan oleh seseorang berkomitmen moral tinggi untuk melakukan

pengabdian diri kepada masyarakat.

3. Izin

Profesi tinggi memerlukan perizinan khusus untuk menjalankan profesi tersebut.

Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi karena adanya tuntutan

tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dilakukannya.

Beberapa hal yang menjadi prinsip etika profesi, antara lain:

1. Tanggung jawab

Seorang profesional harus bertanggung jawab terhadap segala sesuatu akibat yang dapat

terjadi akibat dari pekerjaan yang dilakukannya. Tanggung jawab tersebut bisa ditujukan

kepada kehidupan dan kepentingan orang lain, masyarakat ataupun terhadap diri pribadi.

2. Keadilan

4
Seorang profesional harus mampu berbuat adil, tidak merugikan hak dan kepentingan

orang lain, memiliki integritas pribadi dan moralitas tinggi.

Masalah dan Solusi Sehubungan dengan Etika dan Profesi

Banyak sudah terjadi kejahatan ekonomi dan kecurangan bisnis yang dilakukan oleh

banyak korporasi atau pelaku bisnis dan ekonomi yang telah merugikan warga negara,

setidaknya dalam segi keuntungan finansial (pajak) dan kepercayaan publik terhadap peranan

negara (pemerintah) dalam mengawasi dinamika ekonomi, khususnya proses produksi,

eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber kekayaan alam dan pelestarian lingkungan hidup.

Masih saja terjadi persaingan tidak sehat dan monopoli terhadap sektor-sektor ekonomi dengan

menggunakan teori konspirasi dimana-mana. Dalam skala global, hal tersebut terjadi di beberapa

negara.

Keadilan dan demokrasi ekonomi acap kali dipraktekkan dengan mendapat sokongan

justru dari penguasa negara, seperti pembebasan tanah untuk bisnis properti. Kejahatan

perbankan, keuangan (pasar modal) dan perpajakan juga sering dilakukan oleh banyak orang.

Penggelapan pajak, penipuan dengan kartu kredit atau kejahatan dunia maya (cyber crime),

penyalahgunaan kredit, dan penggelapan pajak sangat sulit diatasi, sebab selain masih rendahnya

penegakan hukum, etika bisnis dan perilaku juga mengalami distorsi luar biasa. Kontrol lembaga

legislatif (parlemen) juga sangat lemah, sebab ada juga anggota parlemen tingkat pusat dan

tingkat daerah yang ikut melakukan kejahatan bisnis, atau sengaja membiarkan terjadi tanpa ada

upaya melaporkannya. Sebagian aparatur pemerintah juga melakukan hal yang sama. Para

penegak hukum (beberapa hakim, jaksa,polisi dan pengacara) juga terlibat dalam kejahatan

bisnis atau ekonomi. Masih banyak pelaku bisnis yang tidak memiliki etika bisnis, dan oknum

pemerintah banyak yang tidak memiliki etika dalam pembangunan ekonomi, perdagangan dan

korporasi.

Beberapa solusi terkait permasalahan tersebut, antara lain:

1. Untuk mengatasi kejahatan bisnis atau ekonomi yang terjadi seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang telah melahirkan revolusi industri perdagangan,

perbankan dan khususnya korporasi, dalam skala global, sebaiknya semua negara

memperkuat komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan ekonomi dan

bisnis.

2. Pemerintah harus merancang sebuah pemikiran strategik mengenai politik

penanggulangan kesejahteraan bisnis secara rasional. Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) yang menaruh perhatian penuh terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi harus tetap menekan pemerintah, terutama aparat penegak hukum untuk

menghukum siapapun seberat-beratnya bila mengganggu stabilitas.

Anda mungkin juga menyukai