Anda di halaman 1dari 22

Soalan 1

Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang bererti watak atau kebiasaan. Dalam
bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etika yang bererti cara bergaul atau
berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak
dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku
profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan
dengan profesion yang disebut sebagai etika profesion seperti etika kedokteran, etika hukum,
etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya

Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur.
Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang
dinilai baik atau buruk, benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangat
bergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam kalangan yang mana orang-orang berfungsi.
Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeza terhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang
berbeza.

Etika menggambarkan suatu kod perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang
benar dan mana yang salah yang berlaku secara objektif dalam masyarakat. Dengan demikian,
etika dapat diertikan sebagai perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Secara lengkap etika diertikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau
badan atau lembaga atau organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum
dalam interaksi dengan lingkungannya.

Moral
Moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitumos yang bererti cara hidup atau
kebiasaan. Moral dalam bahasa Inggeris dapat diertikan sebagai dorongan dalam diri
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika.
Moralitas dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang atau organisasi
tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk, sehingga bisa membezakan mana yang patut
dilakukan dan mana yang tidak sepatutnya dilakukan.

Di bahagian lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh
seseorang itu memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip

etika moral. Pada dasarnya dalam diri setiap seseorang ada dorongan untuk mencari
kebenaran. Perbezaannya adalah pada pada kadar kuat tidaknya dorongan tersebut.

Dari huraian di atas dapat dibezakan antara etika dan moralitas sebagai suatu sistem nilai
dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nilai-nilai yang diyakini dan
menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Sedangkan etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh
seseorang atau organisasi ketika berinteraksi dengan lingkungannya.

Nilai-nilai, Moral, dan Budaya Organisasi


Tingkah laku seseorang sebagaimana diketahui merupakan cermin kepada nilai-nilai yang
dianutI oleh orang tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh individu tersebutlah yang
mendasarinya untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan atau tingkah laku. Nilainilai itu pula yang menyebabkan seseorang terdorong atau memiliki semangat untuk
melakukan hal yang baik atau buruk, salah atau benar. Seseorang akan melakukan suatu
tindakan apabila dia yakin bahwa tindakannya benar dan tidak akan melakukan suatu tindakan
apabila diyakininya bahwa tindakan itu salah, baik menurut nilai-nilai yang dianutnya atau
nilai- nilai yang berlaku dalam lingkungannya. Nilai-nilai tersebut dalam kehidupan seharihari diacu juga sebagai moral atau moralitas.

Dalam organisasi, peranan individu sangat penting, kerana organisasi terbentuk dengan
adanya masyarakat di sekeliling yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu.
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha
individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat
dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa
tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi berdasarkan hierarki pihak berkuasa
dan pihak yang bertanggungjawab. Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai
entiti sosial yang diselaraskan dengan batas-batas yang relatif dapat dikenal pasti dan relatif
berfungsi secara berterusan untuk mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa pengertian tentang organisasi dapat diketahui bahwa dalam organisasi terdapat
interaksi atau hubungan antara individu dan atau pun antara kelompok untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan bersama. Interaksi antara orang atau antara kelompok yang
mempunyai nilai serta latar belakang yang berbeza-beza akan saling mempengaruhi satu sama

lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan melandasi perilaku individu untuk
bersama-sama mencapai matlamat organisasi. Dengan demikian, etika organisasi dapat pula
diertikan sebagai pola sikap dan tingkah laku yang diharapkan dari setiap individu dan
kumpulan dalam organisasi, yang pada akhirnya akan membentuk budaya organisasi yang
selaras dengan visi, misi, dan matlamat organisasi

Pelbagai Etika

Ada dua macam etika yang harus kita fahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
prilaku manusia:

1. Etika Deskriptif, iaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai asas untuk mengambil keputusan tentang
perilaku atau sikap yang mau diambil.

2. Etika Normatif, iaitu etika yang berusaha menetapkan pelbagai sikap dan pola perilaku
yang sesuai yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan
rangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum boleh dibahagikan kepada:


1. Etika Umum adalah bercakap mengenai keadaan-keadaan asas bagaimana manusia
bertindak secara beretika, bagaimana manusia mengambil keputusan beretika, teori-teori etika
dan prinsip-prinsip moral asas yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta
tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan . Etika umum dapat di analogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral asas dalam bidang kehidupan
yang khusus. Penerapan ini boleh ketara: Bagaimana saya mengambil keputusan dan
bertindak dalam bidang kehidupan dan aktiviti khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh
cara, teori dan prinsip-prinsip moral asas. Namun, pelaksanaan itu boleh juga ketara:
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan
khusus yang berlatarbelakang oleh keadaan yang membolehkan manusia bertindak beretika:

cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip
moral asas yang ada di sebaliknya .

Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bahagian:


a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, iaitu bercakap mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahawa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dengan tajam, kerana kewajipan manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat
manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik
secara langsung maupun secara institusi (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangana dunia dan idealogi-idealogi mahu pun tanggungjawab umat manusia
terhadap persekitaran hidup.

Dengan demikian luasnya lingkungan dari etika sosial, maka etika sosial ini terbahagi atau
terpecah menjadi banyak bahagian atau bidang. Dan perbahasan bidang yang sebenar adalah
sebagai berikut:
1. Sikap terhadap sesama manusia
2. Etika keluarga
3. Etika profesion
4. Etika politik
5. Etika alam sekitar
6. Etika idealogi

Manfaat Etika
Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut,
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam pelbagai pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membezakan mana yang tidak boleh dirombak dan mana
yang boleh diubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat merapatkan semua dimensi atau nilai-nilai.

Prinsip-prinsip Etika
Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para cendikiawan
telah cuba menggariskan pelbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat.
Para ahli cendikiawan itu telah mengenalpasti sekurang-kurangnya terdapat ratusan macam
idea agung (great ideas). Seluruh gagasan atau idea agung tersebut dapat disimpulkan menjadi
enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, iaitu keindahan, persamaan, kebaikan,
keadilan, kebebasan, dan kebenaran.

Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang termasuk penikmatan rasa senang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin
menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan
ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.

Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga
muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara lelaki dan perempuan, persamaan bangsa,
serta persamaan dalam pelbagai bidang lain. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak
diskrminatif atas dasar apa pun juga.

Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan persekitarannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan
sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, kerana dengan berbuat baik
dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan
perkhidmatan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk mewujudkan
kebaikan bagi masyarakat.

Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemahuan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap
orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh kerana itu, prinsip ini mendasari seseorang
untuk bertindak adil dan seimbang serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
prinsip Kebebasan

Kebebasan boleh ditafsirkan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak
bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia,
setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri
sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh kerana itu, setiap
kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab supaya manusia tidak melakukan tindakan
yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini ditafsirkan sebagai:
i.

kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan

ii. kemampuan yang membolehkan manusia untuk melaksanakan pilihannya tersebut


iii. kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logik keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang
logik atau lebih tepat rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar
kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak semua kebenaran dapat
diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan. Semua prinsip yang telah
dihuraikan itu merupakan prasyarat asas dalam pembangunan nilai-nilai etika atau kod etika
dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan kerajaan, dan sebagainya.
Etika yang disusun sebagai kaedah undang-undang yang akan mengatur kehidupan manusia,
masyarakat, organisasi, agensi-agensi kerajaan, dan pegawai harus benar-benar dapat
menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran
bagi setiap orang.

Soalan 2
Dimensi Etika Dalam Organisasi
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahawa etika merupakan cara bergaul atau
berkelakuan yang baik. Nilai-nilai etika tersebut dalam suatu organisasi dituangkan dalam
peraturan atau ketentuan undang-undang, baik tertulis maupun tidak tertulis. Peraturan ini
menetapkan bagaimana seseorang harus bersikap atau berkelakuan ketika berinteraksi dengan
orang lain di dalam suatu organisasi dan dengan masyarakat di persekitaran organisasi
tersebut. Cukup banyak peraturan dan ketentuan dalam organisasi yang menetapkan struktur
hubungan individu atau kumpulan dalam organisasi serta dengan masyarakat di
lingkungannya sehingga menjadi kod etika atau pola perilaku anggota organisasi
bersangkutan.

Birokrasi
Nilai-nilai yang berlaku dalam suatu organisasi secara konsep telah dibangunkan sejak
munculnya teori tentang organisasi. Salah satu teori klasik tentang organisasi yang cukup
dikenali dan sangat berpengaruh terhadap pembangunan organisasi adalah birokrasi. Menurut
teori ini, ciri organisasi yang sesuai yang sekaligus menjadi nilai-nilai perilaku yang harus
dianut oleh setiap ahli organisasi adalah:
adanya pembagian kerja
hierarki kuasa yang jelas
prosedur pemilihan yang formal
peraturan dan prosedur kerja yang terperinci, serta
hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan peribadi.

Teori birokrasi meletakkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur yang jelas,
setiap pekerjaan harus diselesesaikan berdasarkan prsedur dan peraturan kerja yang telah
ditetapkan, dan setiap orang terikat secara ketat dengan peraturan-peraturan tersebut. Selain
itu, hubungan antarindividu dalam organisasi dan dengan persekitaran di dalam organisasi
hanya terhad dalam hubungan kerja sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam
model organisasi ini pola perilaku yang berkembang bersifat sangat kaku dan formal.

Prinsip Pengurusan Organisasi


Berbeza dengan teori birokrasi terdapat teori lain yang mengidentifi- kasi prinsip-prinsip
pengurusan organisasi. Prinsip-prinsip ini cukup banyak diterima pakai oleh para pimpinan
organisasi, baik awam mahupun swasta. Prinsip-prinsip ini walaupun dijumpai juga dalam
oragnisasi yang diuruskan secara birokrasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah pembahagian kerja,
kuasa, disiplin, kesatuan perintah (komando), koordinasi, mendahulukan kepentingan
organisasi, saraan, pemusatan versus desentralisasi, inisiatif, dan kesektiakawanan kumpulan.

Pembahagian kerja
Pembahagian kerja yang sangat khusus dapat meningkatkan prestasi dengan cara membuat
para pekerja lebih produktif. Para pakar dipandang akan sangat mahir dengan spesialisasinya
kerana hanya melakukan bahagian tertentu dari suatu pekerjaan.

Kuasa
Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap ahli harus diberi kuasa tertentu seimbang
dengan tugas yang dipikulnya. Selanjutnya setiap kuasa yang diberikan harus diikuti dengan
tanggung jawab yang seimbang pula.

Disiplin
Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin
yang baik merupakan hasil dari kepimpinan yang efektif, saling pengertian yang jelas antara
pimpinan dan para pegawai tentang peraturan organisasi, serta penerapan sekatan yang adil
bagi yang menyimpang dari peraturan tersebut.

Kesatuan Perintah
Setiap pegawai hanya menerima perintah dari satu orang atasan dan tidak boleh terjadi ada
dua nakhoda dalam satu kapal.

Koordinasi
Pimpinan harus sanggup menyelaraskan aktiviti bawahan ke arah tujuan yang ditetapkan.
Mendahulukan kepentingan organisasi. Kepentingan organisasi lebih diutamakan berbanding
kepentingan perseorangan.

Imbuhan atau Pengupahan yang Wajar


Para pegawai harus digaji sesuai dengan prestasi yang mereka tunjukkan. Ini yang sekarang
diacu sebagai penghargaan berasaskan prestasi (performance based reward).

Pemusatan Versus Desentralisasi


Dalam pengambilan keputusan perlu dipilih cara yang paling menguntungkan, kerana
pemusatan dan desentralisasi masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Inisiatif
Organisasi hidup dalam lingkungan masyarakat yang selalu berkembang dan bersaing dengan
organisasi lain. Agar dapat bertahan hidup dan berkembang, organisasi harus membuka diri
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Untuk itu, diperlukan inisiatif
untuk melakukan inovasi. Pimpinan harus mempunyai inisiatif dan mampu mewujudkan iklim
yang membolehkan munculnya berbagai inisiatif baru yang inovatif. Dalam menghadapi
situasi yang bersifat rutin pun inisiatif tetap diperlukan.

Saling bantu-membantu dalam kumpulan


Pimpinan harus mampu menggalang rasa kesetiakawanan (Esprit de corps) antara anggota
organisasi sehingga mereka mempunyai semangat sebagai satu pasukan yang solid. Perasaan
ini sangat penting kerana hal tersebut akan menimbulkan kekuatan dan semangat kumpulan,
kebanggaan terhadap organisasi, dan kesetiaan ahli kepada organisasi.

Prinsip Pengurusan Keilmuan


Prinsip lain yang juga cukup berpengaruh dalam pengembangan pola perilaku dalam
organisasi adalah prinsip organisasi yang diacu sebagai pengurusan keilmuan. Prinsip ini
berkenaan dengan gerakan perubahan sikap atau perilaku dari dua pihak yang terlibat secara
langsung dalam organisasi iaitu pegawai (buruh) dan pemilik (majikan). Prinsip-prinsip yang
terkandung dalam pengurusan keilmuan antara lain sebagai berikut. yang jelas, setiap
pekerjaan harus diselesaikan berdasarkan prosedur dan peraturan kerja yang telah ditetapkan,
dan setiap orang terikat secara ketat dengan peraturan-peraturan tersebut. Selain itu, hubungan
antarindividu dalam organisasi dan dengan persekitaran di dalam organisasi hanya terhad
dalam hubungan kerja sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam model
organisasi ini pola perilaku yang berkembang bersifat sangat kaku dan formal.

Soalan 3
Huraikan persamaan dan perbezaan etika berasaskan agama Buddhisme dan Hinduisme
Nilai-nilai Agama Buddha
Agama Buddha diasaskan oleh seorang putera raja yang bernama Siddartha yang lahir pada
tahun 563 S.M. Agama ini memberi tumpuan kepada aspek-aspek etika dan moral yang
dipercayai akan membantu rohani manusia menjauhi diri daripada kesengsaraan (samsara).
Fahaman ajaran agama ini disifatkan sebagai Dhamma (wisdom/knowledge) Agama Buddha
dibahagikan kepada dua aliran iaitu Aliran Mahayana (kajian kehidupan Buddha) dan
Hinayana (asal).

Sementara itu, Dhamma atau dokrin Agama Buddha adalah berasaskan kepada Lapan Jalan
Kebenaran dan Empat Kebenaran Agung seperti yang berikut :33
1. Kepercayaan yang benar
(Right Understanding)
2. Berniat benar
(Right Intention)
3. Pengucapan yang benar
(Right Speech)
4. Kelakuan yang benar
(Right Action)
5. Usaha yang benar
(Right Effort)
6. Berfikiran yang benar
(Right Thought)
7. Meditasi/Pemusatan fikiran yang benar
(Right Mindfulness)
8. Hati dan niat yang benar
(Right Concentration)

Di samping itu, empat kebenaran agung yang disebut itu adalah seperti yang berikut:1. Hidup manusia terikat kepada penderitaan - kelahiran manusia disifatkan sebagai satu
penderitaan.
2. Penderitaan manusia disebabkan keinginan manusia yang tidak dapat dipenuhi (hawa nafsu,

kemewahan hidup dan harta benda).


3. Kaedah penghapusan penderitaan adalah dengan cara menghapuskan keinginan-keinginan
hawa nafsu.
4. Cara melenyapkan penderitaan yang dihadapi oleh seseorang adalah melalui Lapan Jalan
atau Dharma. Apabila memenuhi Lapan Jalan Kebenaran tersebut, maka tercapailah
Nirwana (Perfection).

Agama Buddha juga menegaskan larangan-larangan yang berikut kepada pengamalnya:34


1. Tidak boleh membunuh.
(Abstain from killing living beings)
2. Tidak boleh mencuri.
(Abstain from taking what is not given)
3. Tidak boleh melakukan perkara-perkara yang tidak senonoh.
(Abstain from sexual misconduct)
4. Tidak boleh minum minuman keras.
(Abstain from taking intoxicants)
5. Tidak melakukan perbuatan membohong.
(Abstain from lying & harsh frivolous speech)
Kesimpulannya, agama Buddha juga, seperti agama Hindu, menentang amalan keganasan
sebagai cara hidup. Buddha pernah mengatakan bahawa All beings tremble at weapons, all
beings fear death, comparing others with oneself, one should not strike or cause to kill .One
who loves himself, should not injure another. Ini bermakna , agama Buddha mengajar
manusia menggelak keinginan mementingkan kebendaan atau terlalu materialistik tetapi
menganjurkan memiliki nilai-nilai kemanusiaan untuk mencapai kesempurnaan hidup. 35
The avoidance of what is evil;
the undertaking of good;
the cleansing of ones mind;
this is a teaching of the awakened ones
(Dhammapada 183)

Secara umumnya, agama Buddha mengajar penganut elakkan kejahatan termasuk


pembunuhan, membersihkan minda dari pemikiran yang membinasakan orang lain, sentiasa
membuat baik kepada setiap orang dan mencintai dan menghargai orang lain seperti
mencintai dan menghargai diri.

Nilai-nilai Agama Hindu


Agama Hindu adalah antara agama tertua di dunia juga dikenali sebagai Santhana Dharma
(kekal abadi). Agama Hindu tidak diasaskan oleh seorang individu ataupun berasaskan wahyu.
Agama ini berpusat di kawasan Sungai Indus, satu kawasan luas di India Utara.40

Agama Hindu menganjurkan kepercayaan pada hukum karma iaitu perbuatan baik dibalas
baik; perbuatan jahat dibalas jahat. Dokrin dan falsafah agama Hindu dijelaskan dalam kitab
suci agama Hindu seperti Veda -veda dan Bhagavath Gita dan sajak-sajak yang disampaikan
oleh ulama -ulama teragung (Great Saints) sejak 1500 tahun sebelum masehi.41

Agama Hindu mempratikkan kepercayan dan nilai-nilai seperti kepercayaan kepada Tuhan,
tolak ansur, ketabahan, mengawal diri, tidak dendam dan dengki, ampun dan maaf, menimba
ilmu, kemanusiaan, tidak fanatik terhadap agama, memerangi hawa nafsu, mengawal
kemarahan, mencegah penyeksaan dan patuh kepada ajaran Veda.

Selain itu, agama Hindu juga menganjurkan nilai-nilai seperti kasih sayang, larangan minum
arak, mentaati ibu bapa, mengawal nafsu dan keadilan dalam sistem pemerintahan.
But the man who, controlling his senses with his mind, undertakes through his action organs
the discipline of action without attachment, distinguishes himself.
(Bagavath Gita.3.7)

Sementara itu, salah satu petikan daripada Rig-Veda (1.89.1.) pula menganjurkan toleransi
keagamaan dengan ayat bermaksud Let noble thoughts come to us from everyside, pure,
unobstructed, overflowing.

Sehubungan ini, Yajur Veda 36.18 pula menganjurkan kemesraan di kalangan sesama
manusia dengan ayat bermaksud May all beings look on me with friendly eyes; may I look
on all beings with friendly eyes; may we look on each other with friendly eyes.

Bagi agama Hindu, tindakan atau amalan (deeds) adalah amat penting kerana Tuhan hanya
melihat amalan manusia dan bukan keturunan seseorang itu. Dalam hubungan ini, seorang

Mahaguru Hindu (saint) bernama Thirumoolar mengatakan bahawa seorang insan can reach
God in services to humanity, charity, love shown to them. Mahaguru agama Hindu ini juga
pernah menyebut bahawa sekiranya manusia memahami dan menerima hakikat bahawa
manusia sebagai satu ummah dan Tuhan itu Esa (Unity of God), maka manusia tidak akan
menemui penderitaan (Oruvane Thevanum nantre ninaimin namanillai-Bahasa Tamil).
Agama Hindu percaya pada konsep avatar iaitu kepercayaan bahawa Tuhan boleh
menjelma dalam pelbagai bentuk dan rupa untuk menyelamat dan membantu manusia
daripada kejahatan. Konsep ini menyebakan penganut Hindu menyembah kepada pelbagai
dewa-dewi yang dianggap sebagai penjelmaan Tuhan yang satu atau Esa. 42

Pada masa yang sama, adalah menjadi amalan bagi penganut Hindu untuk mendirikan rumah
berhampiran dengan kuil ( sama adalah kuil yang didirikan dalam bentuk bangunan ataupun
tempat keramat atau shrine. Penganut Hindu tidak digalakkan tinggal dalam kawasan
perumahan yang tidak ada kuil. Amalan ini menyebabkan penjajah British mendirikan kuil
Hindu

di

ladang-ladang

getah

yang

dimiliki

oleh

mereka

sabelum

merdeka.

Pada umumnya, agama Hindu menganjurkan konsep berdoa untuk keamanan, kebahagiaan
dan kesejahteraan seluruh alam dan manusia (umat manusia) semasa menunaikan ibadat
sembayang dan bukan kepada sesuatu kaum, ummah atau sesuatu penganut agama tertentu.
Antara doa-doa agama Hindu adalah seperti berikut:
Berdoa agar seluruh umat manusia sentiasa sejahtera dan bahagia.
( Om, sarve bhavantu sukhinah, sarve santu niramaya-ah, sarve bhadrani pashyantumakaschit duhkhabhag bhavet, Om shanti, shanti,)
(Terjemahan)
Oh, Almighty, may all (entire mankind) be happy, may all be healthy, may all experience
prosperity, may none (in the world) suffer. May peace, peace, peace be unto us and all the
beings of the world

Berusaha untuk kebajikan seluruh umat manusia


(Sarva bhuta hite ratah)
(Terjemahan)
Work continuously for the welfare of every living being

Berdoa agar seluruh umat manusia gembira selalu

Loka samsthah sukhino bhavanto)


(Terjemahan)
Let all be happy

Petikan doadoa tersebut jelasnya menunjukkan bahawa agama Hindu tidak menganjurkan
konsep permusuhan dengan penganut agama lain tetapi meletakkan sebagai kewajipan bagi
setiap penganut Hindu untuk berdoa agar kebaikan dan kesejahteraan keseluruhan alam dan
umat manusia terjamin , tanpa mengira bangsa, keturunan dan agama. Dan sama dengan
agama Buddha juga.

Perbezaan
Tamadun Hindunisme
Masyarakat juga memainkan peranan penting dan berbeza dengan tamadun Buddha yang
mana masyarakatnya mempunyai peraturan-peraturan yang ketat. Selain itu ,Sistem sosial
dalam masyarakat mempunyai sistem kasta yang rigid bagi penentuan kasta diwarisi oleh
nenek moyang. Zaman awal perkembangan Tamadun India , sistem kasta tentukan pekerjaan
dan layanan kepada individu dan ini pengaruhi semua aktiviti. Konsep dharma diberikan
penekanan penting dalam hubungan sesama anggota dalam masyarakat

Tamadun Buddhinisme
Pembentukan masyarakat banyak dipengaruhi sistem kekeluargaan mereka yang mana kuasa
bapa atau lelaki adalah penting. Selain itu, sistem kekerabatan berasaskan hubungan darah
penting dalam pembentukan masyarakat Cina yang mana sistem kelas dalam masyarakat
ditentukan oleh tahap pendidikan dan kemahiran.

Huraikan etika berasaskan agama Islam dan bagaimana ia diamalkan dalam kehidupan
seharian.
Nilai-nilai Dalam Agama Islam
Perkataan Islam berasal daripada bahasa Arab iaitu salm yang bererti manusia menyerah
diri secara total kepada Tuhan (Allah) dan apabila manusia menyerahkan diri kepada Tuhan,
maka mereka akan dibalas dengan keamanan (peace) dan kesejahteraan. Dengan itu, orang
Islam mengucapkan Assalamualaikum yang bererti sejahtera ke atas kamu (peace be upon
you), apabila bertemu sesama mereka.
Mengikut Abdul Qadir Djaelani, seorang pemikir Islam , dalam bukunya Negara Berdaulat
Dalam Perspektif Islam, Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur setiap aspek
kehidupan manusia. Kerana itu, Islam merupakan satu sistem kehidupan yang lengkap dan
sempurna. ( SURAH AL-MAIDAH :5:3)

(Terjemahan)
Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan
nimatKu kepada kamu, dan Aku telah redhakan Islam itu menjadi ugama untuk kamu.
(SURAH AL-MAIDAH :5:4)

Menurutnya, Islam merangkumi lima bahagian seperti spiritual, moral, politik, ekonomi dan
sosial. Dengan itu, jelaslah bahawa Islam adalah satu cara hidup atau ad-Deen (complete
way of life) berdasarkan beberapa prinsip dan nilai-nilai mulia. Dewasa ini, hampir 1.2 billion
penduduk dunia menganut agama Islam. Dalam konteks amalan hidup pula, Islam
menganjurkan nilai-nilai murni seperti keselamatan (safety), keadilan sosial (social justice),
keamanan (peace), kesederhanaan (moderation), permuafakatan (cooperation) dan ketaqwaan
kepada Tuhan (submission to God) sebagai satu cara hidup.

Agama Islam melarang penghinaan terhadap agama lain tanpa mengira sebarang pendekatan
termasuklah secara lisan ataupun tindakan. Al-Quran ialah kitab Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad s.a.w. melalui Jibrail A.S. Ia mula diturunkan ketika Baginda
sedang berkhalwat di Gua Hira, pada bulan Ramadan. Ayat yang mula-mula diturunkan ialah
lima ayat pertama daripada Surah al-Alaq yang bermaksud Bacalah (Muhammad), dengan
nama Tuhan Mu yang menciptakan. Dia mencipta manusia dengan segumpul darah. Bacalah

dengan nama Tuhan mu Yang Pemurah, yang mengajar dengan pena. Dia mengajar manusia
apa yang tidak diketahui. Al-Quran diturunkan secara beransur-ansur selama 23 tahun.10

Menurut pandangan Islam, manusia adalah khalifah Allah (vicegerant) di muka bumi
berteraskan

falsafah

Khilafah.

Konsep

ini

menjelaskan

bahawa

Allah

mempertanggungjawabkan manusia sebagai makhluk yang paling tepat dipilih untuk


memakmurkan muka bumi ini menurut kuasa, kelebihan, akal yang bijaksana, tenaga, yang
dimiliki oleh manusia, yang dianugerahkan Allah kepadanya, berbanding dengan makhlukmakhluk lain yang serba kekuarangan dan tidak mampu untuk menjalankan fungsi
sepertimana manusa.
Dan (ingatlah) ketika Tuhan mu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di bumi
(SURAH AL- BAQARAH : 2 :30)

Dalam mentadbirkan negara, manusia hendaklah merujuk kepada perintah Allah, Rasul dan
golongan pemimpin yang di pilih.
Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada Ulill-Amri
(orang-orang yang berkuasa) dari kalangan kamu
(SURAH AN-NISAA : 4: 59)
Secara ringkasnya tanggungjawap manusia sebagai khalifah di bumi ini adalah memakmurkan
dunia berasaskan tuntutan agama. Konsep pembangunan dalam Islam pula adalah sangat
menyeluruh dan merangkumi pelbagai aspek kehidupan manusia secara bersepadu, sama ada
dari segi moral, spiritual dan material (ekonomi). Islam menganjurkan konsep umat
pertengahan. ( SURAH AL-BAQARAH:2:143)
Dan (ingatlah) ketika Tuhan mu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di bumi
(SURAH AL- BAQARAH : 2 :30)

Secara ringkasnya tanggungjawap manusia sebagai khalifah di bumi ini adalah memakmurkan
dunia berasaskan tuntutan agama. Konsep pembangunan dalam Islam pula adalah sangat
menyeluruh dan merangkumi pelbagai aspek kehidupan manusia secara bersepadu, sama ada

dari segi moral, spiritual dan material (ekonomi). Islam menganjurkan konsep umat
pertengahan. ( SURAH AL-BAQARAH:2:143)
Islam menganjurkan sistem ekonomi yang bersifat al-Adl wal Ihsan iaitu keadilan dan
kerjasama. Kedua-dua sifat ekonomi tersebut menjadi asas pencapaian perjalanan sistem
ekonomi yang teratur, cekap dan progresif. Dalam hubungan ini, apakah corak pembangunan
masyarakat secara umumnya dan ekonomi Islam secara khususnya? Ahmad Ibrahim Abu
Sin,seorang penulis semasa Islam, dalam bukunya Pengurusan dalam Islam menyatakan
bahawa Allah telah mengasaskan undang-undang dan peraturan hidup bermasyarakat. Ini
bertujuan untuk menyusun cara hidup manusia dalam aspek-aspek pengurusan, politik, sosial
dan ekonomi sebagai suatu penyusunan yang bersesuaian dengan rahsia kewujudannya
sebagai hamba Allah.

Islam mengakui kenyataan hidup bahawa dunia ini akan diduduki oleh masyarakat yang
menganuti pelbagai agama dan budaya atau masyarakat majmuk.Islam juga menganjurkan
konsep mengenali dan hidup bersama dengan perbezaan perbezaan hakiki yang terdapat di
kalanagn masyarakat.

Berhubung dengan kebebasan beragama, pendapat dan tindakan-tindakan khalifah Islam


dengan jelasnya menunjukkan pengiktirafan dan tolak ansur terhadap agama-agama sebelum
kedatangan Islam. Contoh: Abu Bakar (r.a.), khalifah yang pertama, pernah berpesan kepada
Usamah, seorang ketua tentera, supaya tidak mengganggu paderi-paderi dan yang beribadat di
dalam tempat-tempat ibadat mereka. Di samping itu, Khalifah Omar bin al-Khattab semasa
berada di dalam gereja di Baitul maqaddis setiap waktu sembayang, beliau keluar sembayang
di luar gereja dan berkata: Jika saya bersembayang di dalamnya nescaya nanti orang-orang
Islam akan merampasnya. Mereka akan mengatakan di sini Omar sembayang.
Dan janganlah kamu cerca benda-benda yang mereka sembah yang lain dari Allah, kerana
mereka kelak, akan mencerca Allah secara melampaui batas dengan ketiadaan pengetahuan.
Demikianlah Kami memperelokkan pada pandangan tiap-tiap umat akan amal perbuatan
mereka, kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Ia menerangkan
kepada mereka apa yang mereka telah melakukan (SURAH AL-ANAAM : 6:108)

Islam Menentang Keganasan dan Menolak Kezaliman


Islam menolak keganasan dan sifat pelampau sebagai satu cara hidup atau budaya masyarakat
Islam. Huraian dan beberapa petikan ayat dari Al-Quran yang dibincangkan itu dengan
jelasnya menunjukkan bahawa Islam sememangnya menganjurkan keamanan (peace),
kesederhanaan (moderation) dan berserah kepada Tuhan (submission to God) sebagai satu
cara hidup (ad-din). Namun, Islam dan masyarakat Islam dikaitakan dengan kegiatan
kegiatan keganasan. Tun Dr. Mahathir pernah mengeluh bahawa Today.... Islam and the
Muslim have been made almost synonymous with terrorism. The whole world has this
perception of Islam and Muslims. It is as if Islam itself advocates irresponsible terrorists acts.
Islam

menentang

kekerasan

dan

tindakan-tindakan

keganasan.

Sebaliknya,

Islam

menganjurkan persaudaraan dan hubungan mesra bukan sahaja di kalangan penganut Islam
bahkan

juga

di

kalangan

bukan

Islam.

(SURAH

AL-HUJURAT:

49:13).

(Terjemahan)
Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan
perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya
kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). Sesungguhnya
semulia mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan
yang lebih keterunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha
Mendalam PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu). (SURAH Al-HUJURAAT :
49:13)

Islam tidak menganjurkan sifat kepimpinan yang ganas iaitu menekan dan menghalang
kemajuan wanita, menghalang wanita bersekolah dan wanita bekerja, menyekat permainan
muzik dan hiburan-hiburan baik, menyebarkan agama dengan paksaan dan menganggap
mereka yang tidak sependapat dengan fahaman mereka sebagai kafir.

Dalam hubungan ini, mengikut Hammudah Abdalati, seorang pemikir Islam, umat Islam
diperintahkan oleh Allah s.w.t. supaya tidak mencari permusuhan, memulakan sebarang
tindakan keganasan atau melanggar hak-hak orang lain.
(Terjemahan)
Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang yang
tidak memerangi kamu kerana agama (kamu) dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung
halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil.
(SURAH AL-MUMTAHANAH :60:8)

Sehubunganh ini, Mohd Shauki Abd.Majid, seorang penulis Islam semasa, dalam bukunya
Wacana Hadhari dalam Islam, mencatatkan bahawa dalam Sejarah Islam terdapat bukti
bahawa Nabi Muhammad s.a.w. mengizinkan rombongan Kristian Najran yang berkunjung ke
Madinah untuk berdoa di kediaman Baginda.

Sekiranya meneliti ayat Surah-Surah berikut dapat membuat satu analisa bahawa Islam tetap
menganjurkan kemesraan atau silaturrahim di kalangan pelbagai masyarakat dan melarang
keganasan dan aktiviti pelampau .
(Terjemahan)
SURAH A-LIIMRAAN : 3: 110)
Sebaik-baik
mana

umat
mereka

mencegah

yang

di

keluarkan

mengajak

perbuatan

di

manusia

mungkar

serta

kalangan
berbuat

beribadat

manusia
baik

di
dan

kepada

Allah.

( SURAH AL-ARAAF 7:96)

Dan (Tuhan berfirman lagi): Sekiranya penduduk negeri itu,beriman serta bertaqwa, tentulah
Kami akan membuka kepada mereka (pintu pengurniaan ) yang melimpah-limpah
berkatnya,dari langit dan bumi.Tetapi mereka mendustakan (Rasul kami),lalu Kami timpakan
mereka

dengan

azab

seksa

disebabkan

apa

yang

mereka

telah

usahakan.

SURAH AN-NAHL 16 : 90

Petikan, huraian dan catatan sejarah Islam juga dengan jelasnya menggambarkan bahawa
agama Islam sama sekali tidak menganjurkan keganasan malah menganjurkan toleransi dan
perhubungan

kemesraan

antara

umat

Islam

dengan

warga

bukan

Islam.

Nilai-nilai Universal Dalam Islam


Berdasarkan tafsiran dan penjelasan mengenai konsep, tamadun dan nilai-nilai Islam yang
telah dibincangkan itu, tidak dapat dinafikan bahawa nilai-nilai yang dianjurkan oleh agama
Islam

adalah

nilai-nilai

murni

dan

bersifat

sejagat

atau

universal.

Dalam hubungan ini, Dr.Mohamed Asin Dollah, seorang penyelidik Islam tempatan,
menyenaraikan beberapa nilai-nilai murni yang bersifat universal dalam Islam seperti berikut.
1. Kepercayaan kepada Tuhan.
2. Toleransi beragama.
3. Hidup bersama dan bekerjasama di antara masyarakat sesama agama dan bukan seagama

dalam membina sebuah negara yang bahagia, sejahtera dan selamat (Pemuafakatan).
4. Menjamin dan menegakkan keadilan bagi semua golongan masyarakat tanpa mengira
bangsa, agama dan keturunan (Keadilan).
5. Berbuat

baik

kepada setiap

orang dan mengelak

kejahatan

(Bermuamalah).

6. Mencari kekayaan atau harta dengan cara yang dibenarkan (halal) oleh agama untuk
memastikan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
7. Mentadbir dan menjaga keindahan alam semulajadi dengan hemat demi kepentingan dan
kebajikan manusia
8. Persamaan
9. Pengiktirafan kedudukan wanita dalam masyarakat.
10. Perseimbangan antara dua kehidupan, dunia dan akhirat (Tawazun).
11. Kesederhanaan dalam kehidupan ( al-Wasatiyyah)

Secara amnya, dapat membuat kesimpulan bahawa Islam mencegah tabiat yang membawa
mudarat kepada manusia seperti ketidak adilan (injustice), ketamakan (greed), kepentingan
diri (selfishness) dan kejahilan (ignorance). Sumbangan Tamadun Islam kepada Peradaban
Dunia Tamadun Islam memberi sumbangan yang bermakna kepada peradaban dunia secara
amnya dan kepada falsafah, sains dan teknologi dunia.Kejayaan umat Islam masa silam
adalah kerana mereka bersikap terbuka serta bersedia belajar daripada tamadun orang lain.
Sehubungan ini, sejarah Islam mempaparkan bahawa di zaman keagungan pemerintahan
khalifahkhalifah Islam, khulafai-Rashidin, Bandar Cordoba di Eropah, di bawah
pemerintahan Khalifah Abderrahman III, telah melahirkan tamadun Islam yang cemerlang,
gemilang dan terbilang melalui proses cultural synthesis. Tamadun Islam memperkayakan
dengan menyesuai dan menyerapkan ilmu pelbagai bidang seperti seni, sastera, falsafah dan
sains daripada budaya Yunani-Hellenistic ataupun daripada tamadun Yunani, Parsi,
Byzantin, India , Cina, Roman dan sebagainya tanpa memperhitungkan perbezaan agama
bahasa dan budaya.

Dengan usaha dan proses tersebut (Andalusian synthesis), peradaban Islam telah
menghasilkan saintis-saintis teragung yang menyelamat manusia daripada pelbagai jenis
penyakit dan menjadi pedoman kepada penemuan yang berterusan oleh saintis-saintis lain di
dunia Barat dan Timur.

Kelahiran ilmuan dan ahli sains di Eropah juga dikaitkan dengan ilmuan dan ahli sains Islam
kerana ahli sains Islam seperti Abu Bakar Muhammad ibn Zakaria al-Razi atau dikenali di
Barat sebagai Rhazez (866 H-909 H) ,tokoh dalam bidang kedoktororan dan ahli kimia, AlKhawarizmi (232 H-846M), pengasas ilmu Algebra yang juga seorang ulama fikah, Ibn
Rusydal- Hafidz,pengarang buku Al-Kulliyaat, buku ilmu kedoktoran, juga merupakan
seorang kadi (hakim), pakar fikah mazhab Maliki, sasterawan dan ahli falsafah, dan Ibn
Khaldun , pengasas ilmu masyarakat, telah menghasilkan karya-karya mereka sebelum zaman
kegemilangan sains di Eropah .
Kegemilangan tamadun Islam dikatakan dapat dicapai kerana pada awal sejarah Islam, usaha
mencari ilmu tidak disekat oleh tafsiran-tafsiran sempit tentang agama.Orang-orang Islam
pada mula-mula dahulu, patuh mengakui contoh-contoh yang ditunjukan oleh kepimpinan
Rasulullah s.a.w. dalam memperolehi harta kekayaan dan ilmu di samping tidak mengabaikan
tanggungjawab menunaikan ibadah. Faktor ini telah menyebabkan Tamadun Islam mencapai
kegemilangan yang menakjubkan.

BIBLIOGRAPI
Shad Saleem Faruqi, Document of Destiny- The Constitution of the Federation of Malaysia, Star
Publications, 2008
The seminar on The Role of Islamic Civilisation in Fostering Inter-Religious Understanding,
Collection of Datuk Seri Dr. Mahathirs Speech, Kuala Lumpur, Jabatan Perkhidmatan
Penerangan Malaysia, Kuala Lumpur, 1999, ms. 70
Said Ramadan, Islamic Law, Its Scope and Equity Muslim Youth Movement of Malaysia, Kuala
Lumpur, 1992.m.s.27
The seminar on The Role of Islamic Civilisation in Fostering Inter Religious Understanding,
Collection of Datuk Seri Dr. Mahathirs Speech, Kuala Lumpur, Jabatan Perkhidmatan
Penerangan Malaysia, Kuala Lumpur, 1999, ms.68
Alias Othman, Asas-Asas Pemikiran Politik Islam, Pustaka Salam, 1991, m.s.148
The seminar on The Role of Islamic Civilisation in Fostering Inter-Religious Understanding,
Collection of Datuk Seri Dr. Mahathirs Speech, Kuala Lumpur, Jabatan Perkhidmatan
Penerangan Malaysia, Kuala Lumpur, 1999, ms.67
Khurshid Ahmad, Islam Its Meaning & Message, Islamic Book Trust, Kuala Lumpur, 2002, ms. 21
Khurshid Ahmad, Islam Its Meaning & Message , Islamic Book Trust, Kuala Lumpur, 2002, ms. 29
Salam Azzam dalam Khurshid Ahmad ( editor), Islam Its Meaning & Message, Islamic Book Trust,
Kuala Lumpur , 2002, ms. 5
Abdul Halim El-Muhammady, Sumber Undang-Undang Islam dan Pandangan Orientalis, Budaya
Ilmu Sdn.Bhd. Petaling Jaya, 1994.
Mohamad Hashim Kamali,Principles of Islamic Jurisprudence, Ilmiah Publishers Sdn.Bhd.,
KualaLumpur, 1998, ms .4.
Dr.Mohamed Asin Dollah, Nilai-Nilai Islam Yang Sejagat Yang Diaplikasikan Dalam Pentadbiran
Pemerintahan Di Malaysia, Seminar Harmoni Keagamaan di Malaysia, 21-22 Disember 2004,
KotaKinabalu , Sabah, Anjuran Bersama IKIM Dan Kerajaan Negeri Sabah., m.s.4-9

Anda mungkin juga menyukai