Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini adalah :

1. Apa itu pengertian dari etika, etiket, moral dan hukum?

2. Bagaimana sistematika etika dan fungsi etika dan moral dalam praktek kebidanan?

3. Apa saja hak, kewajiban, tanggung jawab, kode etik kebidanan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari etika, etiket, moral dan hukum

2. Mengetetahui sistematika etika, fungsi etika, dan moral dalam praktek kebidanan

3. Mengetetahui hak, kewajiban, tanggung jawab dan kode etik kebidanan.


BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ETIKA, ETIKET, MORAL, HUKUM

A. Etika

1. Pengertian Etika (Etimologi)

Berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos” yang berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh
individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik.

2. Menurut Martin [1993]

etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the performanceindex or reference for
our control system" yang artinya disiplin yang dapat bertindak sebagai acuan atau indeks capaian untuk
sistem kendali kita/kami. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang
praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak.
3. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia

pengertian etika adalah : Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral,
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
masyarakat.

B. Etiket

1. Adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia
lain.

2. Berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal.

3. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil
atau di tengah hutan.

4. Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang
biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi
un¬tuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau
disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata
busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan si kap serta perilaku
yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.

5. Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara
dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket
adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat ter¬tentu dan menjadi norma serta
panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.

Persamaan etika dan etiket yaitu:

a. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak
mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.

b. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku
manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampur adukkan.

Perbedaan etika dan etiket yaitu:


Etiket

1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat
artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.

2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam
sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.

3. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja

Etika

1. Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika member norma tentang
perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak
boleh dilakukan.

2. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.

3. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip
etika yang tidak dapat ditawar-tawar.

C. Moral

Kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores), yang berarti kebiasaan atau adat. Kata mores
dipakai oleh banyak bahasa masih dalam arti yang sama, termasuk bahasa indonesia. Dalam kamus
besar bahasa indonesia[1], “moral” dijelaskan dengan membedakan tiga arti: “1) (ajaran tt) baik buruk
yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila 2) kondisi
mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan
perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan 3) ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dari suatu cerita.”

Fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan

1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.

2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg


merugikan/membahayakan orang lain.

3. Menjaga privacy setiap individu.

4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya.

6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah

7. Menghasilkan tindakan yg benar

8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya

9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah
sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya.

10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak.

11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik

12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik

13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi

14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut kode
etik profesi.

D. Hukum kesehatan hukum

Aadalah keseluruhan asas dan aturan tentang perbuatan manusia yang di tetapkan atau di akui oleh
otoritas tinggi .

1. Langsung berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan

2. Merupakan penerapan hukum perdata, pidana dan hukum administrasi negara dalam kaitan
dengan pemeliharaan kesehatan

3. Bersumber dari hukum otonom yang berlaku untuk kalangan tertentu saja, hukum kebiasaan,
yurisprudensi, aturan-aturan internasional, ilmu pengetahuan dan literatur yang ada kaitannya dengan
pemeliharaan kesehatan.

a. Pengantar Ilmu Hukum

Ilmu hukum adalah kumpulan pengetahuan tentang hokum yang telah deibuat sistematiknya. Filosofis
dasarnya adalah bahwa manusia adalah mahluk hidup yang mempunyai rasa, karsa, dan karya, akal dan
perasaan.
Sumber hukum formal adalah :

1. Perundang – undangan

2. Kebiasaan

3. Traktat ( perjanjian Internasional public )

4. Yurisprudensi

5. Doktrin ( pendapat pakar )

Macam – macam hokum adalah :

1. Hukum perdata dan hokum public

2. Hukum material dan hokum formal

3. Hukum perdata,

4. Hukum pidanan,

5. Hukum tatanegara/tata usaha Negara,

6. Hukum internasional

7. Hukum adat.

b. Pengantar Hukum Kesehatan

1. Kelompok masalah yang menyangkut asas umum, meliputi hak menentukan diri sendiri,hak atas
pemeliharaan kesehatan , fungsiundang – undang dan hokum danpemeliharaan kesehataan , hubungan
hokumkesehatan dengan etika kesehatan.

2. Kelompok masalah tentang kedudukan indifidu dalam hokum kesehatan, antara lain hak atas tubuh
sendiri, kedudukan material tubuh, hak atas kehidupan, genetika, reproduksi, status hokum hasil
pembuahan, Perawatan yang dipaksakan dalam RS.

3. Kelompok masalah dengan aspek- aspek pidana antara lain : tanggung jawab pidana,tindakan
medis dan hokum pidana, hak untuk tidak membuka rahasia.

4. Kelompok masalah dakam pelayanan kuratif, antara lain kewajiban memberika pertolongan medis,
menjaga mutu, eksperimen – eksperimen medis, batas – batas pemberiaan pertolongan medis, penyakit
menular. Dokumentasi medis dan lain – lain.
5. Kelompok tentang pelaksanaan profesi dankepentingan pihak ketiga antara lain kesehatan
industry, pelaksanaan medis skrining, keterangan medis, saksi ahli, asuransi kesehatan social.

Hak asasi manusian yang berhubungan dengan kesehatan manusia dimulai dari tiga hak asasi,yaitu :

a. The right to health care ( Hak untuk mendapat pelanyanan kesehatan )

b. The right to self dateminartion ( hak untuk menentukan nasib sendiri )

c. The righ toinformation ( Hak untuk mendapat informasi )

Etika dan hokum berkait dengan ruang lingkup masing –masing, dengan jalur yang berbeda. Adapun
gambaran jalur etik dan hokum dapat dideskripsikan :

a) Etika profesi bersifat interen (self inposed regulation) , bertujuan menjaga mutu profesi dan
memelihara harkat dan martabat profesi (tidak berlaku umum) sanksi ditetapkan oleh organisas.

b) Majelis disiplin bersifat sebagai hokum public ( ada unsure pemerintah). Bertujuanmemelihara tata
tertib anggota profesi ( tidak berlaku bagi bukananggota profesi ) sanksi teguran, scorsing, pemecatan
( ditetapkan pemerintah ).

c) Hukum bersifat berlaku umum ( sifat memaksa, bertujuan menjaga ketertiban masnyarakat luas
( termaksud anggota profesi ), dengan sanksi hokum perdata atau hukum perdanan)

c. Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan

Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan dituntut dari suatu
profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung
jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya. Sehingga semua
tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based.
Accountability diperkuat dengan satu landasan hokum yang mengatur batas-batas wewenang profesi
yang bersangkutan.

Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri
untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sitematis serta
bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.

Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan yang harus terus-menerus ditingkatkan mutunya melalui:
1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

2. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan

3. Akreditasi

4. Sertifikasi

5. Registrasi

6. Uji kompetensi

7. Lisensi

Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut:

1. Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanng registrasi dan praktik bidan

2. Standar Pelayanan Kebidanan

3. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

4. PP No 32/ Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

5. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang oraganisasi dan tata kerja Depkes

6. UU No 22/1999 tentang Otonomi daerah

7. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

8. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi

d. Legislasi Pelayanan Kebidanan

Pelayanan legislasi adalah:

1. Menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan profesi sendiri.

2. Legislasi sangat berperan dalam pemberian pelayanan professional\

Bidan dikatakan profesional, mematuhi beberapa criteria sebagai berikut:

1. Mandiri
2. Peningkatan kompetensi

3. Praktek berdasrkan evidence based

4. Penggunaan berbagai sumber informasi

Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta butuh perlindungan sebagai
pengguna jasa profesi.

Ada beberapa hal yang menjadi sumber ketidak puasan pasien atau masyarakat yaitu:

1. . Pelayanan yang aman

2. Sikap petugas kurang baik

3. Komunikasi yang kurang

4. Kesalahan prosedur

5. Saran kurang baik.

6. Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan kesehatan.

Legislasi adalah proses pembuatan UU atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui
serangkaian sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kemenangan) dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan).

Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah
diberikan. Bentuk perlindungan tersebut antara lain:

1. Mempertahankan kualitas pelayanan

2. Memberikan kewenangan

3. Menjamin perlindungan hokum

4. Meningkatkan profesionalisme

e. Aspek Hukum Informed Consent

Pada dasarnya dalam praktik sehari hari, pasien yang datang untuk berobat ke tempat praktik dianggap
telah memberikan persetujuannya untuk dilakukan tindakan tindakan rutin seperti pemeriksaan fisik.
Akan tetapi, untuk tindakan yang lebih kompleks biasanya dokter akan memberikan penjelasan terlebih
dahulu untuk mendapatkan kesediaan dari pasien, misalnya kesediaan untuk dilakukan suntikan.
Ikhwal diperlukannya izin pasien, adalah karena tindakan medik hasilnya penuh ketidakpastian, tidak
dapat diperhitungkan secara matematik, karena dipengaruhi factor faktor lain diluar kekuasaan dokter,
seperti virulensi penyakit, daya tahan tubuh pasien, stadium penyakit, respon individual, factor genetik,
kualitas obat, kepatuhan pasien dalam mengikuti prosedur dan nasihat dokter, dll. Selain itu tindakan
medik mengandung risiko, atau bahkan tindakan medik tertentu selalu diikuti oleh akibat yang tidak
menyenangkan.

Risiko baik maupun buruk yang menanggung adalah pasien. Atas dasar itulah maka persetujuan pasien
bagi setiap tindakan medic mutlak diperlukan, kecuali pasien dalam kondisi emergensi. Mengingat
pasien biasanya datang dalam keadaan yang tidak sehat, diharapkan dokter tidak memberikan informasi
yang dapat mempengaruhi keputusan pasien, karena dalam keadaan tersebut, pikiran pasien mudah
terpengaruh, Selain itu dokter juga harus dapat menyesuaikan diri dengan tingkat pendidikan pasien,
agar pasien bisa mengerti dan memahami isi pembicaraan. Persetujuan tersebut disebut dengan
Informed Consent. Informed Consent hakikatnya adalah hokum perikatan, ketentuan perdata akan
berlaku dan ini sangat berhubungan dengan tanggung jawab profesional menyangkut perjanjian
perawatan dan perjanjian terapeutik.

Aspek perdata Informed Consent bila dikaitkan dengan Hukum Perikatan yang di dalam KUH Perdata BW
Pasal 1320 memuat 4 syarat sahnya suatu perjanjjian yaitu:

a. Adanya kesepakatan antar pihak, bebas dari paksaan, kekeliruan dan penipuan.

b. Para pihak cakap untuk membuat perikatan.

c. Adanya suatu sebab yang halal, yangmdibenarkan, dan tidak dilarang oleh peraturan perundang
undangan serta merupakan sebab yang masuk akal untuk dipenuhi.

Dari syarat pertama yaitu adanya kesepakatan antara kedua pihak ( antara petugas kesehatan dan
pasien ), maka berarti harus ada informasi keluhan pasien yang cukup dari kedua belah pihak tersebut.
Dari pihak petugas harus mendapat informasi keluhan pasien sejujurnya, demikian pula dari pihak
pasien harus memperoleh diagnosis dan terapi yang akan dilakukan. Ada beberapa kaidah yang harus
diperhatikan alam menyusun dan memberikan Informed.

Consent agar hukum perikatan ini tidak cacatmhukum, diantaranya adalah:

a. Tidak bersifat memperdaya ( Fraud ).

b. Tidak berupaya menekan ( Force ).

c. Tidak menciptakan ketakutan ( Fear ).

2. SISTEMATIKA ETIKA

Sebagai suatu ilmu maka etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain :
a. Etika deskriptif, yaitu memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditijau dari
nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang di anut oleh
masyarakat.

b. Etika normatif, yaitu membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia,yang biasanya
dikelompokkan menjadi :

1. Etika umum ; yaitu membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk
bertindak etis dalam mengambil kebijakkan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.

2. Etika khusus ; terdiri dari etika sosial, etika individu dan etika terapan

a) Etika sosial menenkankan tanggung jawab dan hubungan antar sesama manusia dalam
aktifitasnya.

b) Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi

c) Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi.

Etika deskriptif

Melihat secara kritis rasional sikap dan pola prilaku manusia dan apa yang dicari manusia dalam hidup
ini, berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dengan situasi dan realitas konkrit yang
membudaya.Berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, tentang sikap orang
dalam menghadapi hidup ini,dan kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis.

Etika normatif

Berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki manusia, apa yang
seharusnya dijalankan oleh manusia dan apa tindakan yang seharusnya di ambil untuk mencapai apa
yang bernilai dalam hidup ini. Berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia,
serta memberi penilaian dan himbauan pada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya.

Perbedaan antara etika deskriptif dan etika normatif

Etika deskriftif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang
mau di ambil sedangkan

Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakkan yang
akan diputuskan jadi etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan betindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini.Etika individual dan etika sosial

Dibagi menjadi banyak bidang-bidang yang aktual saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama


2. Etika keluarga

3. 3.etika profesi

4. Etika politik

5. Etika lingkungan

3. ETIKA UMUM

Pengertian etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjadi penanganan bagi manusia dan bertindak secara tolak ukur dalam baik
atau buruknya suatu tindakkan, etika umum dapat dianalogkan degan ilmu pengetahuan dan membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori.

1. Hati Nurani

Hati Nurani merupakan semacam saksi terhadap perbuatan moral kita. Hati nurani bisa merupakan
penilaian terhadap perbuatan yang telah berlangsung dimasa lampau (retrospektif).

2. Kebebasan dan Tanggung jawab

a. Faktor internal

b. Lingkungan

c. Kebebasan orang lain

d. Generasi penerus yang akan datang

3. Nilai dan Norma

Nilai merupakan suatu yang baik, suatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan,
sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan. nilai mempunyai konotasi yang positif. Nilai mempunyai
tiga ciri :

a. Berkaitan dengan subjek.

b. Tampilan dalam suatu nilai yang praktis karena subjk ingin membuat sesuatu.

c. Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki objek.

4. Hak dan Kewajiban

Hak merupakan pengakuan yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap orang atau
sekelompok orang lain. Ada beberapa macam hak antara lain, hak legal, hak moral, hak individu, hak
sosial, hak positif dan hak negatif. Menurut Jons Stuart Mill bahwa kewajiban meliputi kewajiban
sempurna dan kewajiban tidak sempurna.

5. Amoral dan Immoral

Menurut oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned with, out of spereof moral, non
moral yang berarti tidak berhubungan dengan konteks moral, diluar etis, non moral.

6. Moral dan Agama

Dalam agama kesalahan moral adalah dosa, tetapi sudut filsafat moral, keslahan moral adalah
pelanggaran prinsip etis. Bagi penganut agama, tuhan adalah jaminan berlakunya tatanan moral.

4. ETIKA SOSIAL PROFESI KEBIDANAN

Pelayana kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan oleh layanan kesehatan.Pelayanan
kebidana tergantung bagaimana struktur budaya,masyarakat dan termasuk kondisi sosial ekonomi,
sosial demografi.

Para meter sosial demografi dalam playanan kebidanan antara lain: perbaikkan status gizi bayi, cakupan
pertolongan persalinan, menurut angka kematian ibu, menurunnya angka kelahiran bayi,cakupan
penangan kasus beresiko, meningkatkan cakupan pemeriksaan antenatal.

Bidan sebagai tenaga pemberi jasa pelayanan harus menyiapkan diri untuk mengentisipasi perubahan
kebutuhan masyarakat atau pelayanan kebidanan.keadilan dalam sumber pelayanan di mulai dari:
pemenuhan kebutuhan klien sesuai, sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan
pelayanan kebidanan,dan keterjangkauan tempat pelayanan.Tingkat ketersediaan ini merupakan syarat
utama untuk terlaksananya pelayanan kebidanan. Sikap bidan harus tanggap terhadap klien, sesuai
dengan kebutuhan klien dan tidak membedakkan pelayanan kepada siapapun.

5. FUNGSI ETIKA DAN MORAL DALAM PRATIK KEBIDANAN

a. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan klien

b. Menjaga agar selalu melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang
merugikan/membahayakan orang lain

c. Menjaga privasi setiap individu

d. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya

e. Dengan etik maka dapat diketahui apa suatu tindakan itu dapat di terima tidak dan apa alasannya

f. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah

g. Menghasilkan tindakan yang benar


h. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya

i. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/prilaku manusia antara baik,buruk,benar atau salah
sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya

j. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak

k. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik

l. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik

m. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi

n. Mengatur sikap,tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang disebut kode etik
profesi

6. SUMBER ETIKA

Pancasila adalah sumber sumber nilai , maka nilai dasar Pancasila dapat dijadikan sebagai sumber
pembentukan norma etika (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa , dan bernegara.
Oleh karena itu, nilai pancasila juga terwujudkan kedalam norma norma moral (etika). Norma norma
etika tersebut selanjutnya dapat igunakan sebagai pendoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah
laku dalam kehidupan berbangs dan negara .

Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem eika yang baik di negara ini. Disetiap
saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti
tercantum disila ke dua “ kemanusian yang adil an beradab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran
pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.

7. Hak, kewajiban, tanggung jwab kode etik bidan

1. Definisi hak bidan

Adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh bidan untuk melaksanakan tugasnya sesuai kode etik yang
berlaku di indonesia. (kelompok 1)

2. Definisi kewajiban dan tanggung jawab bidan

Adalah suatu yang harus dipenuhi oleh seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya dengan
bertanggungjawab dalam setiap tindakan yang telah dilakukan oleh seorang bidan tersebut. (kelompok
1)
3. Definisi kode etik

Merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai -nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu &
merupakan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan
pengabdian profesi.

Hak Bidan

1. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

2. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang pelayanan
kesehatan.

3. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan
perundangan dan kode etik profesi.

4. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien,
keluarga maupun profesi lain.

5. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan.

6. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.

7. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

Kewajiban Bidan dan Tanggungjawab bidan

1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan
tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja

2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak-hak pasien

3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan
keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien

4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga

5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan
keyakinannya

6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta risiko
yang mungkiri dapat timbul

8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan dilakukan

9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan

10. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui
pendidikan formal atau non formal

11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secra timbal balik dalam
memberikan asuhan kebidanan

Beberapa dari tanggung jawab bidan ini adalah:

Menjaga agar pengetahuanya tetap up to data, terus mengembangkan pengetahuan, keterampilan


kemahiranya agar bertambah luas serta mencakup semua aspek dari peran seorang bidan

Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak berupaya melampaui


wewenangnya dalam praktek kliniknya.

Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan tersebut.

Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan profesional lainnya dengan rasa hormat dan martabat.

Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk
memastikan sistem perujukan yang optimal.

Kegiatan membantu mutu, yang bisa mencakup penilaian sejawat, pendidikan yang
berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal/perinatal.

Bekerja sama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan akses mutu asuhan kesehatan.

Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status wanita serta kondisi hidup mereka serta
menghilangkan praktek-praktek Kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.

KODE ETIK BIDAN

1986 disusun pertama kali


1988 disusun dalam KONAS IBI X Surabaya

1991 disempurnakan dan disahkan dalam KONAS IBI XII di Denpasar Bali

ISI KODE ETIK BIDAN

1. Kewajiban bidan terhadap klien & masyarakat

a) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannyab
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

b) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

c) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawab sesuai denan kebutuhan lklien, keluarga, dan masyarakat.

d) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan nilai- nilai yang di anut oleh klien.

e) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga
dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuanyang
dimilikinya .

f) Setiap bidan senantiasa menciptakan siasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya
dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara normal

2. Kewajiban Bidan terhadap tugasnya

a) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat
dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat.

b) Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam


mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/ atau rujukan.

c) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang di dapat dan / atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila di minta oleh pengadilan atau diperluakan sehubungan dengan kepentingan
klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat & tenaga kesehatan lainnya

a) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.

b) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya
maupun tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya

a) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan
kepribadian yang bermartabat dan membrikan pelayan yang bermutu kepada masyarakat.

b) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya
sesuai dengan IPTEK.

c) Setiap bidn senantiasa serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
meningkatkan mutu dan citra profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

a) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar daoat melaksanakan tugas profesinya dengan
baik.

b) Setiap bidan wajib mebingkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan
IPTEK.

c) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa,& tanah air

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan- ketentuan


pemerintah dalam bidang kesehatan khususnya dalam Yankes Reproduksi, KB, dan kesehatan Keluarga.

Setiap bidan melalui profesinya beroartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah
untuk meningkatkan mutu dan jangkauan Yankesterutama pelaksanaan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Terwujudnya kode etik:

1. Memberikan Yankes secara profesional


2. Tercapainya cita- cita pembangunan nasional di bidang kesehatan pada umumnya KIA/KB dan
kesehatan keluarga pada umumnya.

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan terfokus pada
kesehatan reproduksi perempuan, KB, Kesehatan Bayi dabn Anak Balita, serta Yankes Kesehatan.

Standar profesi ini terdiri dari Standar kompetensi Bidan Indonesia, Standar Pendidikan, Standar
pelayanan Kebodanan, dan Kode etik bidan. Standar kode etik ini wajib di patuhi dan dilaksanakan olieh
setiap bidan dalam mengamalkan amanat profesi kebidanan

Pengertian Etika (Etimologi) berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti, karakter, watak,
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep
yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Sistematika etika Sebagai suatu ilmu maka etika
terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain :Deskriptif ,normatif,dan kesifatan.

Pengertian etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjadi penanganan bagi manusia dan bertindak secara tolak ukur dalam baik
atau buruknya suatu tindakkan, etika umum dapat dianalogkan degan ilmu pengetahuan dan membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, dengan adanya kekurangan dalam makalah ini, kami mengharapkan
dan siap menerima kritik dan saran dari pembaca, demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi di
kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai