PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
H.M. Efran Helmi Juni, Filsafat Hukum, Penerbit CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,
Hlm.77-78.
1
Sebagai bidang kajian filsafat, khususnya filsafat moral. Salah satu aspek yang
disoroti etika dan moral berkenaan dengan perilaku perbuatan seseorang adalah pada
bidang kerja keahlian yang disebut profesi.
Setiap profesi juga memiliki kode etik khusus yang harus dijalankan. Kode etik
profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari
norma – norma yang lebih umum dari etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,
mempertegas dan merinci norma – norma yang sudah tersirat dalam etika profesi
Dengan demikian kode etik profesi adalah sistim norma atau aturan yang ditulis
secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang
benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh seorang profesional.
Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat
tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.Dalam kehidupan
bermasyarakat diperlukan suatu profesi dimana seseorang dapat menyelesaikan masalah-
masalah hukum yang dihadapinya yaitu salah satunya dengan menghadap kepada seorang
Notaris.
Notaris ditunjuk sebagai pejabat umum yang menjalankan profesi dalam
memberikan jasa hukum kepada masyarakat dalam rangka memberikan perlindungan dan
jaminan kepastian hukum. Notaris juga harus berpegang teguh pada ketentuan yang
diatur dalam kode etik jabatan, tanpa adanya aturan tentang kode etik, tidak adanya
profesionalitas dan hilangnya kepercayaan masyarakat maka harkat dan martabat seorang
notaris akan dipertaruhkan.
Kode etik notaris sendiri sebagai suatu ketentuan yang mengatur tingkah laku
notaris dalam melaksanakan jabatannya, juga mengatur hubungan sesama rekan notaris.
Pada hakekatnya Kode Etik Notaris merupakan penjabaran lebih lanjut dari apa yang
diatur dalam Undang- Undang Jabatan Notaris
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
a. Etika Deskriptif, yaitu etika yang meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar manusia dalam hidup
ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberi fakta sebagai
dasar mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang diambil.
b. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap
dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan
yang akan diputuskan.
4
2
Suhrawadi K. Lubis, Etika Profesi Hukum, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2012, Hlm.29.
5
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori etika dan prinsip etika dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya
suatu tindakan. Etika umum dianalogkan sebagai ilmu pengetahuan, yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip etika dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana
saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan
prinsip-prinsip etika dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud:
Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa Etika Profesi merupakan
bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial.
6
2. Etika Profesi
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan
dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk
atau baik. Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discipline
which can act as the performance index or reference for our control system”.
Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang
akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan
manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang
secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip etika yang ada dan
pada saat dibutuhkan akan difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang
dari kode etik.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit
profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya.
Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang
terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian
nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai- nilai
idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak adanya lagi respek
maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elit profesional ini.
Adapun prinsip-prinsip etika profesi adalah meliputi:
b. Tanggung Jawab
Untuk dapat melihat lebih jelas mengenai sifat dan manfaat filsafat hukum,
dapat dilihat dalam tabel berikut5:
3
Lili Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, Penerbit PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2007, Hlm.88.
4
Zulkarnaen, Dinamika Sejarah Hukum dari Filosofi Hingga Profesi Hukum, CV Pustaka
8
Setia, Bandung, 2018, Hlm.15
5
Zulkarnaen, Ibid., Hlm.22.
9
Sifat dan Manfaat dari Filsafat Hukum
Menyeluruh Diharapkan tidak bersifat arogan atau apriori dalam
pembentukan hukum, penemuan hukum dan dalam
pengambilan keputusan
Mendasar Diajak memahami hukum dalam arti hukum positif semata
Spekulasi Berpikir inovatif tentang hukum
Reflektif Krisis Membimbing untuk menganalisis masalah hukum secara
rasional dan mempertanyakan jawaban secara terus-menerus
Disiplin Mampu menegaskan permasalahan yang ada
Berupaya untuk Menyimak keraguan dalam diri kita
Sempurna
10
B. Fungsi Etika dalam Profesi Kenotariatan
1. Etika dan Kode Etik Profesi Hukum
2. Profesi Kenotarian
Notaris merupakan suatu profesi hukum yang sangat penting dalam sistem
hukum, menginga tnotaris merupakan pejabat umum yang berwenang untuk
membuat suatu akta otentik.
Dengan demikia dapat dikatakan bahwa notaris adalah salah satu pilar
penegakan hukum di Indonesia. Dalam menjalankan jabatannya sebagai pejabat
umum,notaris harus senantiasa berpedoman pada Undang-Undang Jabatan Notaris
dan Kode Etik Notaris.
11
Menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris, pengertian notaris adalah “Notaris adalah pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.”. Kemudian dalam pasal 2 ditentukan
bahwa seorang Notaris diangkat dan diberhentikan oleh Menteri yang bidang
tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang kenotariatan, yaitu Menteri
Hukum dan HAM.
Berdasarkan bunyi pasal-pasal tersebut, dapat diambil suatu pengertian
bahwa notaris adalah pejabat yang diangkat oleh negara, khusus untuk
menangani perkara-perkara tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Kewenangan khusus dari notaris adalah sebagai pembuat akta otentik.
Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam
Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta,
memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan
Akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang
lain yang ditetapkan oleh undang-undang. (Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
Tentang Jabatan Notaris, 2014)
Akta otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan
oleh Undang-Undang oleh atau di hadapan pejabat umum yang berwenang untuk
itu di tempat akta itu dibuat. Disamping itu, Notaris juga memberikan nasehat
hukum dan penjelasan mengenai peraturan perundang- undangan kepada pihak-
pihak yang menghadap kepadanya berkaitan dengan pembuatan suatu akta.
Notaris disebut sebagai pejabat mulia karena profesi notaris sangat erat
hubungannya dengan kemanusiaan. Akta yang dibuat oleh notaris dapat menjadi
alas hukum atas status harta benda, hak dan kewajiban seseorang. Kekeliruan atas
akta yang dibuat notaris dapat menyebabkan tercabutnya hak seseorang atau
terbebaninya seseorang atas suatu kewajiban, oleh karena itu notaris dalam
menjalankan tugas jabatannya harusmematuhi berbagai ketentuan yang tersebut
dalam Undang-Undang Jabatan Notaris.
12
3. Fungsi Etika dalam Profesi Kenotariatan
13
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat hukum adalah pemikiran mendalam dan penuh kecerdasan tentang hukum
yang dilakukan secara sistematis, logis, kritis, radikal, kontemplatif dan rasional.
Hal inilah yang juga perlu diterapkan dalam etika profesi yang merupakan upaya
untuk menjaga marwah suatu profesi agar tetap baik di mata masyarakat
khususnya dalam menjalankan tugasnya. Termasuk juga dalam hal ini berlaku
untuk etika profesi hukum misalnya profesi Notaris
2. Antara etika dengan profesi dapat diketahui adanya suatu hubungan yang sangat
erat, yaitu bahwa profesi yang merupakan suatu pekerjaan khusus yang
membutuhkan keahlian dan penguasaan keilmuan yang khusus pula,
membutuhkan suatu tatanan nilai luhur yang disebut sebagai etika dalam rangka
pencapaian profesionalisme, serta untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan
dan penyalahmanfaatan pengetahuan dan keahlian tersebut.
3. Jabatan Notaris adalah sebuah profesi. Hal ini dapat diketahui dari kenyataan
bahwa pekerjaan ini membutuhkan standar minimal penguasaan pengetahuan
dan keahlian yang khusus. Selain itu, ia juga terikat dan tunduk secara tegas pada
aturan-aturan yang terangkum secara khusus dalam Kode Etik Notaris. Dengan
adanya notaris yang bertanggung jawab dan disiplin, diharapkan dapat
lahir notaris-notaris yang profesional dan beretika.
4. Etika dalam profesi notaris berlaku tidak hanya dalam pelaksanaan tugas dan
wewenangnya saja, akan tetapi juga dalam kehidupan sehari-harinya di tengah
masyarakat. Etika yang terangku dalam Kode Etik Notaris ini ditegakkan dengan
cara yang berjenjang dengan menyertakan sanksi bagi pelanggarnya
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Juni, H.M. Efran Helmi. 2012. Filsafat Hukum. (Bandung: Penerbit CV Pustaka
Setia).
Lubis, Suhrawadi K.. 2012. Etika Profesi Hukum. (Jakarta: Penerbit Sinar
Grafika).
Rasjidi, Lili. 2007. Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum. (Bandung: Penerbit
PT Citra Aditya Bakti).
Zulkarnaen. 2018. Dinamika Sejarah Hukum dari Filosofi Hingga Profesi Hukum.
(Bandung: CV Pustaka Setia).
Sumber Hukum
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang – Undang
Nomor 30 Tahun 2004 Jabatan Notaris.
Sumber Lain
Perubahan Kode Etik Notaris. Kongres luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia.
Banten,
29-30 Mei 2015
15