Anda di halaman 1dari 5

RESUME PERTEMUAN KE-3

Nama : Laila Ramadhani

NIM : 1111200152

Kelas : 6G

Mata Kuliah : Etika dan Tanggung Jawab Profesi


Drs. H. Edi Mudjaidi Amin, S.H.,
Dosen : M.H.

Ruang Lingkup Tentang “ETIKA”

● Pengertian

Istilah ‘etika”, berasal dari bahasa Yunani, dari kata “ethikos, ethos” yang berarti “adat,
kebiasaan, praktek”. Dalam kamus Webster New World Dictionary, disebutkan, kata “ethic” atau
“ethos” dengan “The Characteristics and distinguishing attitudes, habits, believes, etc of an
individual or of group”. Etika adalah, sikap, kebiasaan atau kepercayaan dan sebagainya dari
seseorang atau suatu kelompok orang yang menjadi ciri pembeda dengan orang atau kelompok
lain.
Istilah etika menghubungkan penggunaan akal budi perseorangan dengan tujuan untuk
menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika adalah:

1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(akhlak).

2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,


3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Jadi dalam kata etika ada 3 (tiga) makna:

1) Etika dipakai dalam arti nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, atau bisa dikatakan
sebagai sistem nilai.
2) Etika juga berarti kumpulan asas-atau nilai moral; yang dimaksud disini adalah kode etik.

3) Etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika disini sama dengan
filsafat moral.

● Macam – Macam Etika

1. Etika Deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas yang erat hubungannya
dengan antropologi, sosiologi dan psikologi dan bersandar pada ketiganya. Etika deskriptif
mempelajari dan menguraikan atau mempelajari moral sesuatu masyarakat, kebudayaan dan
bangsa tertentu dalam suatu periode sejarah ia melukiskan adat istiadat, anggapan-anggapan
tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan dan yang dilarang. Ia juga
membandingkan dan menghadapkan sistem moral, kode-kode, praktek, dan nilai-nilai yang
berbeda-beda. Ia hanya melukiskan, tidak memberikan penilaian.

2. Etika Normatif secara sistematis berusaha menyajikan serta membenarkan suatu sistem
moral. Di sini para ahli tidak bertindak sebagai Penonton netral, seperti dalam etika deskriptif
tapi ia melibatkan diri dengan memberikan penilaian tentang perilaku manusia. Etika
normatif tidak deskriptif melainkan preskriptif (memerintahkan); tidak melukiskan,
melainkan menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan. Etika normatif berusaha
mengembangkan serta membenarkan prinsip dasar moral atau nilai-nilai dasar suatu sistem
moral. Sistem itu sendiri terdiri dari prinsip atau nilai dasar moral dan aturan-aturan moral
yang khusus menguasai perilaku manusia dalam arti menghapuskan tindakan yang buruk atau
tidak bermoral, tetapi juga menganjurkan perilaku yang bermoral. Peraturan dan nilai-nilai
inilah yang membentuk norma-norma moral sesuatu masyarakat.
3. Metaetika, erat hubungannya dengan etika normatif. Sampai taraf tertentu etika normatif dan
etika deskriptif mencakup juga kegiatan metaetika. Metaetika adalah studi tentang etika
normatif. Ia kadang kala disebut etika analitis, karena ia menganalisa. Metaetika mengkaji
makna istilah-istilah moral dan logika dari penalaran moral. Ia menanyakan misalnya apakah
yang dimaksud dengan istilah “baile” dan “buruk dalam arti moral dan apakah yang
dimaksud dengan tanggung jawab moral, kewajiban moral dan pengertian-pengertian sejenis
itu. Makna suatu istilah tentang moral serta hubungannya dengan pemakaiannya sehari-hari.

Dari segi wilayah berlakunya, etika dapat dibedakan menjadi Etika Umum dan Etika Khusus.

1. Etika Umum memandang tema-tema umum seperti: Apa itu norma etis? Jika ada banyak
norma etis, bagaimana hubungannya satu sama lain? Mengapa norma moral mengikat kita?
Apa itu nilai dan apakah kekhususan nilai moral? Bagaimana hubungan antara tanggung
jawab manusia dan kebebasannya? Dapat dipastikan bahwa manusia sungguh-sungguh
bebas? Apakah yang dimaksudkan dengan “hak” dan “kewajiban” dan bagaimana kaitannya
satu sama lain? Syarat-syarat mana harus dipenuhi agar manusia dapat dianggap sungguh-
sungguh baik dari sudut moral? Tema-tema seperti itulah menjadi obyek penyelidikan etika
umum.

2. Etika Khusus menerapkan etika umum atas wilayah perilaku manusia yang khusus. Wilayah
pertama: untuk memecahkan masalah-masalah khusus dan meneliti moral dari wilayah-
wilayah kegiatan manusia yang khusus. Usaha yang pertama itu kadang kala disebut
kasuistik.
Kasuistik adalah seni untuk mengatasi masalah-masalah kasus dan dilema-dilema moral
yang sukar melalui penerapan prinsip-prinsip moral secara cermat. Kasuistik
mempergunakan prinsip dan norma yang telah dikembangkan dan dibenarkan dalam etika
umum.
Wilayah kedua dari etika khusus mencakup penerapan etika umum dalam bidang-bidang
khusus seperti etika bisnis, etika profesi, etika sosial, dan sebagainya. Etika khusus sering
juga disebut etika terapan (applied ethics). Jadi etika umum membahas tentang prinsip-
prinsip dasar moral, seperti tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah kebebasan,
masalah tanggung jawab, peranan suara hati. Sedangkan etika khusus menerapkan prinsip-
prinsip dasar dari moral itu pada masing-masing bidang kehidupan manusia.

● Tugas Etika

Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta


tingkah laku manusia. Etika bertugas memberi jawaban atas pertanyaan – pertanyaan, atas dasar
hak apa orang menuntut kita untuk tunduk terhadap norma – norma yang berupa ketentuan,
kewajiban dan larangan.Bagaimana kita bisa menilai norma-norma tersebut? Pertanyaan seperti
ini timbul karena hidup kita seakan-akan terentang dalam suatu jaringan norma-norma. Jaringan
itu seolah-olah membelenggu kita, mencegah kita dari bertindak sesuai dengan keinginan kita,
memaksa kita berbuat apa yang sebenarnya kita benci.
Kajian etika berkaitan dengan pembicaraan nilai, norma dan moral. Nilai adalah sifat atau
kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Bagi
manusia nilai dijadikan landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertindak laku, baik
disadari atau tidak. Nilai berkaitan dengan cita-cita, keinginan dan harapan, dipengaruhi oleh
pertimbangan internal (batin) setiap manusia. Dengan demikian nilai bersifat abstrak dan
subjektif.
Nilai abstrak dan subjektif itu, agar dapat berguna dalam hubungan Antar hidup manusia,
perlu diwujudkan dalam bentuk konkret, objektif dan pasti dalam bentuk norma. Dari sekian
norma yang dikenal oleh manusia, norma hukum adalah norma yang paling kuat, karena dapat
dipaksakan pelaksanaannya, schingga memberikan kepastian untuk ditaati oleh manusia dalam
satu masyarakat tertentu.

● Fungsi Etika

Pada dasarnya etika berfungsi sebagai pembimbing tingkah laku manusia agar bisa
mencapai tujuan hidupnya. Fungsi utama etika yaitu Untuk membantu kita mencari orientasi
secara kritis dalam berhadapan dengan berbagai moralitas yang mungkin membingungkan bagi
seseorang.
Fungsi ini berangkat dari rumusan etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas,
dan yang dihasilkannya secara langsung bukan kebencian, melainkan sesuatu pemikiran yang
lebih mendasar dan kritis.

Anda mungkin juga menyukai