Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat
disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk
dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran. Pada dasarnya, etika membahas tentang tingkah laku
manusia. Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan pendekatan yang
kritis dalam kaitan dengan nilai dan norma moral itu. Etika ialah studi tentang
tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan kebenarannya sebagaimana
adanya, tetapi juga menyelidiki manfaat atau kebaikan dari seluruh tingkah
laku manusia (Siregar,2015).
Dari beberapa pendapat tentang etika yang disebutkan diatas, jelas bahwa
etika itu merupakan sebagian ilmu pengetahuan. Ragam ilmu pengetahuan
salah satunya adalah filsafat ilmu pengetahuan. Konsep etika sebagai bidang
kajian filsafat, khususnya flsafat moral, etika sudah sangat lama menjadi
wacana intelektual para filsuf. Etika telah menjadi pusat perhatian sejak zaman
yunani kuno. Sampai saat ini pun etika masih tetap menjadi bidang kajian
menarik dan actual. Bahkan dianggap semakin penting untuk tidak sekedar
dibicarakan di bidang akademik melainkan juga dipraktekkan dalam interaksi
kehidupan sehari-hari setiap manusia beradab. Berangkat dari perilaku
manusia dalam kehidupannya baik secara individual maupun bermasyarakat
bahkan bernegara, maka perlu nilai moral (etiket) di dalam kehidupan
tersebut. Dengan demikian etika dilihat dari ilmu pengetahuan merupakan
nilai-nilai (Values) sebagai norma-norma moralitas manusia dalam penelaah
filsafat ilmu, sehngga dapat membentuk, menemukan, dan membuat serta
menciptakan konsep dalam dalam kehidupan manusia (Siregar,2015).
Dalam dunia pendidikan etika merupakan hal yang penting yang harus
dipahami tiap pengajar baik di tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan
Perguruan Tinggi (PT) agar pembelajaran yang di laksanakan bisa
disesuaikan dengan norma/etika yang berlaku di masa depan nantinya, dalam
setiap perkembangan pendidikan pengajar juga harus mampu mendalami
setiap pelajaran yang akan diajarkan dan tentunya harus sesuai dengan norma
dan etika, dengan demikian setiap mahasiswa harus mampu memahami
tentang hakekat etika itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang dapat diambil dari materi ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan etika ?
2. Jelaskan Ruang Lingkup dari etika ?
3. Jelaskan Studi kasus etika ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan etika
2. Mahasiswa mengetahui Ruang Lingkup dari etika
3. Menjelaskan Studi kasus etika
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Definisi Etika Secara Umum
Etika berasal dari Yunani kuno yakni dari kata “ethos” yang bermakna
tempat tinggal yang biasa, adat, kebiasaan, watak, cara berfikir, dan perasaan.
Etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang lama etika dijelaskan
sebagai ilmu pengetahuan tentang asas- asas akhlak (moral). (Poerwadarminta,
1935).
Secara sederhana, etika merupakan teori yang lahir dengan munculnya
kesadaran akan tragedy berupa kekacauan (mekanisme) yang berlangsung di
berbagai level baik di tingkat individu, kelompok, dunia atau bahkan alam
semesta. (Hariantati,2003) secara etimologis kata etika berasal dari bahasa
yunani yaitu ethos dan ethikos, ethos yang berarti sifat, watak, adat,
kebiasaan, dan tempat yang baik. Ethikos berarti susila, keadaban, atau
kelakuan dan perbuatan yang baik. Kata “etika” dibedakan dengan kata “etik”
dan “etiket”. Kata etik berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat. Adapun kata etiket yang berarti tata cara atau adat,
sopan santun dan lain sebagainya dalam masyarakat beradaban dalam
memelihara hubungan baik sesame manusia. (Harris, 2007)
Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang membahas
baik buruk atau benar tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta
sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Dalam bahasa gerik etika
diartikan : ethicos is a body of moral principles or value. Ethics arti
sebenarnya adalah kebiasaan. Namun lambat laun pengertian etika berubah,
seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah
perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana
yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat dicerna akal pikiran. Sedangkam kata ‘etika’ dalam kamus
besar bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1998-Mengutip dari bertens 2000), Mempunyai arti :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan
kewajiban moral (Akhlak);
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Untuk memahami pengertian etika secara praktis, diperlukan usaha
memperbandingkan etika dengan moralitas. Etika maupun moralitas sering
diperlakukan sama sejajar dalam member arti terhadap sebuah peristiwa
interaksi antar manusia. Etika berhubungan dengan kebaikan hidup,
kebiasaan atau karakter baik terhadap seseorang, masyarakat, atau kelompok
masyarakat. (Harris,2007)
2.2 Tujuan Etika
Menurut Berten, 1999 etika merupakan wadah untuk mengatur kehidupan
manusia.etika tersebut memiliki berbagai tujuan diantaranya
a. Sebagai hakim dalam kehidupan manusia.
b. Sebagai penerngan dalam tingkah laku manusia.
c. Sebagai alat untuk menilai terhadap tindakan manusia.
d. Sebagai petunjuk akan ahklakul karimah.
2.3 Ruang Lingkup Etika
Menurut Berten, 1999 ruang lingkup etika antara lain:
a. Menyelidiki sejarah etika dan teori lama serta baru tentang tingkah laku
manusia.
b. Membahas cara cara menilai baik dan buruknya suatu perbuatan.
c. Menyelidiki faktor - faktor penting yang mempengaruhi lahirnya tingkah
laku manusia(naluri, adat, tingkah laku, dan lingkungan).
d. Menerangkan macam – macam akhlak yang baik (akhlak mahmudah) dan
akhlak yang buruk (akhlak madzmumah ) untuk menuju kemuliaan sesuai
alquran dan hadits.
e. Menyelidiki faktor - faktor penting yang mencetak, mempengaruhi dan
mendorong lahirnya tingkah laku manusia yang meliputi faktor manusia
itu sendiri, fitrahnya (nalurinya), adat kebiasaannya, lingkungannya,
kehendak cita - cita, dan suara hatinya motif yang mendorong berbuat dan
masalah pendidikan akhlak.
2.4 Macam – Macam Etika
Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan
kesusialaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral. Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi
hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi
dengan pihak yang lainnya, antara rohani dan jasmaninya. Termasuk di
dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan
etika. Menurut (Choiriyah,2014) etika dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif ialah etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Terkait dengan
bidang sosiologi, etika deskriptif berusaha menemukan dan menjelaskan
kesadaran, keyakinan, dan pengalaman moral dalam suatu kultur tertentu.
Etika deskriptif mungkin merupakan suatu cabang sosiologi, tetapi ilmu
tersebut penting bila kita mempelajari etika untuk mengetahui apa yang
baik dan apa yang dianggap tidak baik. Kaidah etika yang biasa
dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan, anggapan-
anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan
atau tidak diperbolehkan.
2. Etika Normatif
Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang
dimana berlangsung diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah-
masalah moral. Etika normative adalah etika yang mengacu pada norma-
norma atau standar moral yang diharapkan untuk mempengaruhi
perilaku,kebijakan, keputusan, karakter individu, dan struktur social. Etika
normatif inilah yang sering disebut dengan filsafat moral atau biasa juga
disebut etika filsafat. Secara singkat dapat dikatakan, etika normatif
bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam
praktik. Kaidah yang sering muncul dalam etika normatif yaitu hati nurani,
kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma, serta hak dan kewajiban.
2.5 Definisi Etika Profesi
Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh
individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang
telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. sedangkan itu etika
merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan
diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi.
Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk
menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan
keahlian. (Devos,1987)
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi
kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang
benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan
dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas,
mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya,
serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok
anggota yang menyandang profesi tersebut. Adapun Ciri-Ciri Profesi sebagai
berikut :
1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki
sebuah profesi.
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan.
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada
masyarakat.
4. Adanya proses lisensi atau sertifikat.
5. Adanya organisasi.
6. Otonomi dalam pekerjaannya.
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi
kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang
benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan
dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas,
mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya,
serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok
anggota yang menyandang profesi tersebut.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang
benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus
dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai jasa. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi,
pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan masyarakat
2.6 Tujuan Kode Etik Profesi
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
2.7 Fungsi Kode Etik Profesi
Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan. Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika
profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang. Kode etik yang ada dalam
masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode
etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia,
Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.
Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode
etik. Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan
swasta cenderung membuat kode etik sendiri. Rasanya dengan itu mereka
ingin memamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan kredibilitasnya
dan karena itu pada prinsipnya patut dinilai positif.
DAFTAR PUSTAKA
Abd Haris. 2007. Pengantar Etika Islam. Al-afkar: Sidoarjo

Berten, K. 1999. Etika. Jakarta. PT. Gramedia.


Choiriyah, N. 2014. Pengertian etika.UIN: Surabaya.

Devos, 1987. Pengantar Etika. PT Tiara Wacan.


Poedwijatna. 1935. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Siregar, Fahrul “Ethics As A Philosophy Of Science (Knowledge). Volume 1 No.1
(2015): ISSN 2442-5303.

Anda mungkin juga menyukai