Anda di halaman 1dari 2

ISLAM MODERN

Kata modern diwakili dengan makna terbaru atau mutakhir, atau sikap dan cara berpikir serta
cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Jika kata modern disebut dengan modernisme, maka kata
ini berarti gerakan yg bertujuan menafsirkan kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dengan
aliran-aliran modern seperti filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Kemudian, istilah modernis,
bermakna orang atau pelaku yang ikut dalam proses modernisasi.

Islam Modern dalam hal pemikiran berarti corak pemikiran dalam Islam yang berlaku sesuai
dengan tuntutan zaman. Ia selalu akan menyesuaikan dengan suatu model yang baru, berupaya dengan
sungguh-sungguh untuk melakukan re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat
tentang masalah ke-Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Kata modern erat kaitannya dengan modernisasi yang berarti pembaharuan atau
tajdid dalam bahasa Arab. Modernisasi dalam masyarakat barat adalah pikiran, aliran, gerakan atau
usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk
disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern.

Kata Tajdid atau pembaharuan adalah proses menjadikan sesuatu yang terlihat usang untuk
dijadikan baru kembali. Tajdid berakar dari kata Jaddada, diartikan dengan menjadikan baru lagi. Tajdid
dalam pemikiran berarti aktifitas koreksi ulang atau konseptualisasi ulang terhadap aktifitas keIslaman,
dengan mengoreksi hal-hal yang bersifat tidak sesuai dengan konteks baru.

Ada beberapa hal yang dapat ditelaah dari penjelasan makna Islam Modern di atas, yaitu :

1. Apakah makna Modern sama dengan Tajdid (pembaharuan) karena dua kata atau istilah
tersebut sering disandingkan oleh beberapa peneliti atau sejarawan.
2. Apakah ada perbedaan asasi antara kedua istilah di tersebut? Sehingga tidak dapat
disamakan.
3. Jika tidak dapat disamakan, apakah dampak atau implikasi dari penyandingan dua istilah
tersebut?

Istilah modern berasal dari tradisi barat (Kristen) yang ingin menjadikan sebuah paham akan
kesesuaian agama dengan dunia baru, meski awalnya istilah modern adalah paham akan ilmu
pengetahuan. Paham inilah yang mengarahkan agama dan ajaran mereka kepada bentuk sekularisme.
Makna ini selintas mirip dengan arti Tajdid dalam Islam, hanya dalam pemahaman pembaharuan Islam,
paham ini tidak dapat mengubah ajaran-ajaran yang bersifat mutlak (tak dapat dirubah). Tajdid hanya
bertempat pada wilayah penafsiran atau interpretasi dari ajaran Islam, seperti aspek teologi, hukum,
politik, ekonomi, dll.Jika tidak dipahami secara mendasar tentang perbedaan Modern dan Tajdid, maka
implikasi yang timbul adalah pengarahan ajaran Islam kepada paham sekulerisme. Hal ini telah terjadi
saat ini dengan munculnya paham Liberalisme.
Penting untuk kembali mencari asal-usul paham modern sehingga tidak terjebak kedalam
pemahaman yang keliru. Keharusan terhadap pemikiran modern, mengharuskan sikap rasional yang
kritis terhadap ajaran Islam, sangat mungkin rasio akan melebihi kadarnya dibandingkan dengan sumber
nash itu sendiri jika tidak memahami perbedaan kedua istilah di atas.

Latar Belakang Pemikiran Islam Modern

Melihat periodisasi sejarah umat Islam, gerakan modern ini dimulai pada abad ke 18, yaitu
ketika peradaban barat mulai menemukan dan mengembangkan paham rasionalismenya ke peradaban
lain. Meskipun dalam sejarahnya, peradaban Islam lah yang menginspirasi barat dalam menemukan
kejayaannya.

Pemikiran Islam modern muncul atau respon dari keterbelakangan umat Islam di berbagai
bidang, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, politik dan hal-hal lainnya. Paling tidak ada lima
macam kemunduran dan keterbelakangan umat Islam yang menyebabkan munculnya gerakan
pemikiran Islam modern.

1. Kemunduran umat Islam karena telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya dan
mengikuti ajaran-ajaran yang datang dari luar. Ini terlihat dari munculnya gerakan fatalisme
dalam qada’ dan qadar.
2. Sebab politis, yaitu pertentangan dan persaingan serta perpecahan dalam sistem kepemimpinan
yang absolut.
3. Lemahnya persaudaraan dalam umat Islam.
4. Pemahaman yang jumud (statis, membeku) yang tetap mempertahankan tradisi.
5. Masuknya berbagai macam bid’ah, paham animistis yang dibawa oleh orang non-Arab ke dalam
Islam.

Persoalan kepemimpinan (khilafah) dalam Islam, tercatat dalam sejarah merupakan hal yang selalu
membawa kepada perpecahan dan pertumpahan darah. Pergantian khilafah dari beberapa khilafah
Islam, selalu diwarnai dengan peperangan yang disebabkan keteguhan masing-masing pihak tentang
makna khilafah dan keabsolutannya

Islam modern dalam hal pemikiran berarti corak pemikiran dalam Islam yang berlaku sesuai dengan
tuntutan zaman, dan akan menyesuaikan dengan sesuatu model yang baru, berupaya dengan sungguh-
sungguh untuk melakukan re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang
masalah ke-Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikan dengan perkembangan
zaman.

Anda mungkin juga menyukai