Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SULTAN MAHMUD II: PEMBARUANNYA


(Militer, Pendidikan, Hukum, Pemerintahan, dan Budaya)

Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Desta Juranti
2. Fhebi Rahmayanti
3. Gerhan L. D.
4. Yuliana

Kelas : XI IPA 7

Mata Pelajaran :
Pend. Agama Islam dan Budi Pekerti

Guru Pembimbing :
Bpk. Wahid Zuriyandhi, S. Pd. I.

UPT SMA NEGERI 2 MUSI RAWAS UTARA


Jl. Jenderal Sudirman RT.15 Kel. Pasar Surulangun Kec. Rawas Ulu Musi Rawas Utara

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Sultan Mahmud II " dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Agama Islam. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang pentingnya kerja keras dan tanggung jawab bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Wahid Zuriyandhi, S. Pd. I. selaku guru Mata
Pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Musi Rawas Utara, 2022

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................................2

C. Tujuan.......................................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................................3

A. Biografi Sultan Mahmud II......................................................................................................3

B. Pembaruan-Pembaruan Sultan Mahmud II..............................................................................6

BAB 3 PENUTUP................................................................................................................................8

A. Kesimpulan...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ketika peradaban Islam dikatakan maju dan memancarkan sinar kejayaannya di berbagai
penjuru dunia, maka Barat berada dalam kebodohan dan keterbelakangannya. Dan sebaliknya, ketika
peradaban Barat maju, Islam mundur dan berada dalam kebodohan dan keterbelakangannya pula. Hal
ini antara lain diakibatkan oleh berdirinya berbagal kerajaan Islam yang mempunyai corak
kepemimpinannya tersendiri. Mereka saling merebut wilayah kekuasaan, dan akibatnya terjadi
pertikaian serta peperangan yang tidak dapat dielakkan.
Namun, sebagai umat Islam yang mempunyai sumber utama (Al-Qur’an dan Hadis) tetap satu
dalam akidah yakni aqidah lslam. Akan tetapi kedua sumber ajaran tersebut, dapat dikembangkan
dan diteliti serta ditafsirkan berdasarkan pertemuan dari teori-teori dalam pembaruan pemikiran umat
Islam. Berkait dengan pembaruan aqidah umat Islam, maka timbul sebuah penafsiran dari ulama.
terutama para cendekiawan muslim pembaru dalam Islam, sehingga dapat melakukan pemaham ulang
dan penafsiran terhadap pemasalahan dan problem dalam ajaran Islam.
Jalaluddin Rahman dalam orasi ilmiah mengatakan bahwa, kalau saja aqidah dapat dibarui
dalam arti diperbaiki, maka bidang-bidang lain pun amat terbuka untuk dilakukan pembaruan.
Pembaruan yang dimaksud meliputi bidang militer, pendidikan, hukum, pemerintahan, dan budaya,
serta pembaruan berdasarkan situasi dan kondisi umat Islam, baik yang muncul dari luar (Barat)
maupun dari dalam (umat Islam). Kemajuan Barat atau Eropa pada dasamya bersumber dari
khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir Islam yang Nasional. Benturan- benturan dan
kekuatan Barat itu menyebabkan umat Is1am sadar akan ketertinggalannya. Dengan kesadaran inilah
yang menyebabkan umat lslam di masa modern terpaksa harus banyak belajar dari Barat, termasuk
Sultan Mahmud II. Melihat kondisi yang dialami oleh umat Islam, maka Kerajaan Usmani mulai
melirik atas peradaban orang-orang Eropa atau Barat. Dengan demiktan para tokoh Usmani mulai
memikirkan usaha pembaruan dalam berbagai bidang yang dipelopori oleh Sultan Mahmud II.
Bidang-bidang pembaruannya meliputi bidang militer, pendidikan, hukum. pemerintahan, dan
budaya.
Pembaruan dalam bidang-bidang tersebut dillakukan atas keprihatinannya melihat
kondisi Turki Usmani yang hidup dalam serba keterbelakangan. Oleh karena itu, dalam makalah
ini akan dibahas biografi Sultan Mahmud II secara singkat dan pembaruannya dalam bidang militer,
tradisi, organisasi pemerintahan, pendidikan, publikasi, dan ekonomi.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Sultan Mahmud II secara singkat?
2. Bagaimana pembaruan-pembaruan Sultan Mahmud II dalam bidang militer, tradisi,
organisasi pemerintahan, pendidikan, publikasi, dan ekonomi.?

C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Bagaimana biografi Sultan Mahmud II secara singkat.
2. Untuk mengetahui Bagaimana pembaruan-pembaruan Sultan Mahmud II dalam bidang
militer, tradisi, organisasi pemerintahan, pendidikan, publikasi, dan ekonomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Sultan Mahmud II


Mahmud bin Salim lahir di Istambul pada tanggal 13 Ramadhan
1199 bertepatan dengan tanggal 20 Juli 1785 dan meninggal pada
tanggal 1 Juli 1839. Dia adalah sultan ke-33 dari sultan Kerajaan
Ottoman di Turki. Diangkat menjadi sultan pada tanggal 28 Juli 1808
menggantikan kakaknya Mustafa IV sampai ia meninggal.
Sultan Mahmud II mempunyai didikan tradisional, antara lain
pengetahuan agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan sastra
Arab, Turki dan Persia. Ia diangkat menjadi Sultan pada tahun 1807 dan
meninggal pada tahun 1839.
Pembaharuan di Kerajaan Utsmani abad ke19, sama halnya dengan pembaharuan di Mesir,
juga dipelopori oleh Raja. Kalau di Mesir Muhammad Ali Pasyalah raja yang memelopori
pembaharuan, di Kerajaan Utsmani, raja yang menjadi pelopor pembaharuan adalah Sultan
Mahmud II.
Di bagian pertama dari masa kesultanannya, ia disibukkan oleh peperangan dengan Rusia
dan usaha menundukkan daerah-daerah yang mempunyai kekuasaan otonomi besar. Peperangan
dengan Rusia selesai pada tahun 1812 dan kekuasaan otonomi daerah akhirnya dapat ia perkecil
kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah otonomi lain di Eropa.
Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Utsmani bertambah kuat,
Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan
yang telah lama ada dalam pemikirannya. Sebagaimana sultan-sultan lain, hal pertama yang
menarik perhatiannya ialah pembaharuan di bidang militer.
Sultan Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam, yaitu sebagai
berikut.
a. Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.
b. Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
c. Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan madrasah.
d. Mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-tenaga administrasi, dan
Maktebi Ulum’i edebiyet yang mempersiapkan tenagatenaga ahli penerjemah.
e. Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.

3
B. Pembaruan-Pembaruan Sultan Mahmud II
Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan kerajaan Usmani bertambah kuat,
Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba waktunya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan
yang telah lama ada dalam pikirannya. Dan pembaharuan yang dilakukannya secara sungguh-
sungguh, seperti dalam bidang militer, tradisi, pendidikan, hukum, dan ekonomi. Berikut akan
dijelaskan secara terinci pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II.

1. Pembaharuan dalam Bidang Militer


Seperti sultan-sultan lain, hal pertama yang menarik perhatiannya ialah pembaharuan di
bidang militer. Dalam melakukan pembaharuan dibidang militer, Sultan Mahmud II terkenal
sangat taktis dan strategis, karena tentaranya yang baru adalah pelatih yang dikirim oleh
Muhammad Ali dari Mesir. Adapun pembaruan militernya meliputi: (1) Membentuk tentara
kerajaan yang modern; (2) Melumpuhkan tantangan dari pihak Janisarry sekaligus tantangan
ulama atas pembaharuannya; dan (3) Membentuk korps tentara kerajaan Usmani yang baru pada
tahun 1826. Dalam hal ini ia menjauhi pemakaian pelatih-pelatih Eropa atau Kristen yang pada
masa lampau mendapat tantangan dari pihak yang tidak setuju dengan pembaharuan. Sebenarnya
dari pihak Janisarry yang menentang pembaharuan Sultan Mahmud II para petingginya itu
menyetujui pembentukan korps baru ini, tetapi perwira bawahan mengambil sikap menolak.
Beberapa hari sebelum korps baru itu mengadakan parade, Janisarry berontak. Dengan mendapat
restu dari Mufti Besar kerajaan Usmani, Sultan Mahmud II memberi perintah untuk mengepung
Janisarry yang sedang berontak dan menghujani garnisun dengan tembakan meriam.
Pertumpahan darah terjadi dan kira-kira seribu Janisarry mati terbunuh. Tempat-tempat
mereka selalu berkumpul dihancurkan dan penyokong-penyokong mereka dari golongan sipil di
tangkap. Tarekat Baktasyi, sebagai tarekat yang banyak mempunyai anggotanya dari golongan
Janisarry dibubarkan. Kemudian Janisarry sendiri dibubarkan.
2. Pembaharuan dalam Tradisi Turki
Sultan Mahmud II, dikenal sebagai sultan yang tidak mau terikat pada tradisi dan tidak
segan-segan melanggar adat kebiasaan lama. Sultan-sultan sebelumnya menganggap diri
mereka tinggi dan tidak pantas bergaul dengan rakyat. Oleh karena itu mereka selalu
mengasingkan diri dan menyerahkan soal mengurus rakyat pada bawahan-bawahan mereka.
Timbullah anggapan mereka bukan manusia biasa dan pembesar-pembesar Negara pun tidak
berani duduk ketika menghadap Sultan.
Tradisi aristokrasi ini dilanggar oleh Mahmud II. Ia mengambil sikap demokratis dan selalu
muncul di muka umum untuk bicara atau menggunting pita pada upacara-upacara resmi. Menteri

4
dan pembesar-pembesar negara lainnya ia biasakan duduk bersama jika datang menghadap.
Pakaian kerajaan yang ditentukan untuk Sultan dan pakaian kebesaran yang biasa dipakai
menteri dan pembesar-pembesar lain ia tukar dengan pakaian yang lebih sederhana. Tanda-tanda
kebesaran hilang, rakyat biasa ia anjurkan pula supaya meniggalkan pakaian tradisional dan
menukarnya dengan pakaian barat. Perubahan pakaian ini menghilangkan perbedaan status
sosial yang nyata kelihatan pada pakaian tradisional.
Kekuasaan-kekuasaan luar biasa yang menurut tradisi dimiliki oleh penguasa-penguasa
Usmani ia batasi. Kekuasaan Pasya atau gubenur untuk menjatuhkan hukuman mati dengan
isyarat tangan dihapuskan. Hukuman mati untuk selanjutnya hanya dapat dikeluarkan oleh
hakim. Penyitaan negara terhadap harta orang yang dibuang atau dihukum mati juga dihapuskan.
Kekuasaan kepala-kepala feodal (karakteristik hidup suatu masyarakat dengan corak
dipengaruhi oleh sifat kebangsawanan) untuk mengangkat pengganti dengan sekehendak hati
juga dihilangkan.
3. Pembaharuan dalam Organisasi Pemerintahan
Aspek terpenting yang dilaksanakan Mahmud II dalam bidang pemerintahan adalah
merombak sistem kekuasaan di tingkat penguasa puncak. Dalam tradisi kerajaan Usmani,
Sultan memiliki dua bentuk kekuasaan, yakni kekuasaan temporal (duniawi) dan kekuasaan
spiritual (rohani). Sebagai penguasa dunia ia disebut Sultan dan sebagai penguasa rohani disebut
khalifah.
Dalam pelaksanaannya untuk urusan pemerintahan, sultan dibantu Sadrazam, sedangkan
untuk keagamaan dibantu Syaikh al-Islam. Jabatan Sadrazam yang sering menggantikan sultan
apabila sultan berhalangan dihapuskan Mahmud II. Sebagai gantinya dibentuk jabatan perdana
menteri yang membawahi menteri untuk urusan dalam negeri, luar negeri, keuangan, dan
pendidikan dengan departemennya masing-masing. Para menteri memiliki kekuasaan semi
otonomi dan perdana menteri dan sultan.
Tugas perdana menteri sangat berkurang apabila dibandingkan dengan Sadrazam
sebelumnya. Selain itu Mahmud II juga memindahkan kekuasaan Yudikatif dari tangan
Sadrazam ke Syaikh al-Islam. Dalam sistem baru ini Mahmud II membentuk lembaga hukum
sekuler disamping hukum syariat. Kekuasaan Syaikh al-Islam menjadi sedikit karena hanya
menangani masalah syariat, sedangkan hukum sekuler diserahkan kepada Dewan Perancang
Hukum untuk mengaturnya. Sepanjang sejarah kerajaan Usmani, Mahmud II yang secara tegas
mengdakan perbedaan antara urusan agama dan urusan dunia. Pada 1838 ia mengeluarkan
hukum dan ketentuan menyangkut kewajiban para hakim dan pegawainegeri. Ditegaskan pula

5
ketentuan yang berlaku bagi seorang hakim maupun pegawai yang korupsi dan melalaikan
tugasnya.
4. Pembaharuan Dibidang Pendidikan
Sebelum abad modern, pendidikan di kerajaan usmani tidak menjadi tanggung jawab
kerajaan melainkan ditangani ulama yang orientasinya hanya pendidikan agama tanpa adanya
peengetahuan umum. Sistem pendidikan seperti ini menurut Mahmud II tidak akan mampu
menjawab problem umat di abad modern. Sementara itu mengubah kurikulum ketika itu
merupakan suatu hal yang sangat sulit. Oleh sebab itu, Mahmud II mencari solusi dengan tetap
membiarkan sekolah tradisional berjalan dan mendirikan dua sekolah umum, yakni Mekteb-i
Ma’arif (sekolah pengetahuan umum) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye Tibbiye-i (sekolah sastra)
yang siswanya adalah lulusan terbaik dari madrasah tradisional.
Selain itu secara berturut-turut Mahmud II mendirikan Sekolah Militer, Sekoleh Teknik,
Sekolah Kedokteran, dan Sekolah Pembedahan. Pada 1838 ia menggabungkan Sekolah
Kedokteran dengan Sekolah Pembedahan menjadi Dar-ul Ulum-u Hikemiye ve Mekteb-i
Tibbiye-i Sabane dengan menjadikan bahasa Perancis sebagai bahasa pengantarnya. Mahmud
II tercatat sebagai tokoh penganjur bahasa Perancis karena menurutnya penguasaan bahasa
asing tersebut akan mempercepat laju alih ilmu modern ke Turki, khususnya ilmu kedokteran,
dan sekaligus menjadi kunci dalam penyerapan khazanah pemikiran modern seperti politik,
militer, ekonomi, sosial, sains, dan filsafat.
Selain usaha pendirian sekolah, Mahmud II juga melaksanakan kegiatan yang sangat
strategis. Ia mengirim siswa untuk belajar ke Eropa yang kelak setelah kembali diharapkan
membawa ide baru di kerajaan ini. Pada masa berikutnya usaha ini terbukti, muncullah buku-
buku yang berbahasa Turki mengenai peradaban modern Barat.
5. Pembaharuan Bidang Publikasi
Untuk menyebarluaskan gagasannya dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat,
Mahmud II mengupayakan bidang publikasi yang memadai. Tahun 1831 ia mengintruksikan
berdirinya surat kabar resmi pemerintah Takvim-i Vekayi, tiga tahun setelah terbitnya surat
kabar pemerintah Mesir al-Waqā’i’ al-Misriyyah (1828). Surat kabar ini tidak hanya memuat
berita dan pengumuman resmi pemerintah, melainkan juga memuat artikel mengenai gagasan
progresif di Eropa. Oleh sebab itu, Takvim-i Vekayi dinilai mempunyai pengaruh besar dalam
memperkenalkan ide modern kepada masyarakat Turki.
Salah satu redaktur surat kabar itu adalah Mustafa Sami yang telah pernah berkunjung ke
Eropa. Kemajuan Eropa, menurut pendapatnya, didasarkan antara lain atas ilmu pengetahua,
kemerdekaan dalam agama, patriotisme dan pendidikan yang merata. Ia begitu tertari dengan

6
peradaban Barat sehingga ia tidak segan-segan mengkritik adat istiadat timur dan dibalik itu
memuja-muja Barati
6. Pembaharuan di Bidang Ekonomi
Mahmud II melakukan perbaikan sumber ekonomi melalui sektor pertanian mengingat
daerah Turki terkenal daerah agraris yang cukup luas. Untuk itu Mahmud II menghapuskan
semua peraturan yang dibuat Amir (pemerintah, raja, gubenur, pemimpin), tuan tanah, dan kaum
feodal, kemudian menggantinya dengan peraturan tentang hak pemilikan dan penggunaan tanah
yang keamanannya dilindungi. Perubahan ini melahirkan semangat rakyat untuk mengolah
lahan pertanian.
Pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II merupakan suatu hal yang dijadikan
dasar bagi pemikiran dan usaha pembaharuan selanjutnya dikerajaan Usmani abad ke-19 dan
Turki abad ke-20.
Sultan Mahmud II hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak tokoh - tokoh
pembaharuan islam lainnya yang telah memberikan suatu kontribusi terhadap islam, beliau
banyak melakuan berbagai macam pembaharuan - pembaharuan. Terutama dalam hal hubungan
seorang Sultan dengan rakyatnya. Yang konon katanya seorang sultan tidak pernah berhadapan
(berurusan) langsung dengan rakyat maka Sultan Mahmud II merubahnya dan ia selalu hadir
ditengah-tengah rakyatnya. Semoga kita dapat mendapat suatu pelajaran dari para tokoh - tokoh
dahulu yang telah berjasa dalam islam dan kita pula mendapat berkah serta hikmah yang
dikandungnya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada Abad ke sembilan belas di kerajaan Usmani, raja yang menjadi pelopor pembaruan
adalah Sultan Mahmud II. Ia mengubah tradisi masyarakatfeodal menuju masyarakat modern
dengan mengambil peradaban Barat/Eropa secara menyeluruh. Sultan Mahmud II mengadakan
pembaruan penting dalam bidang militer, tradisi, organisasi pemerintahan, pendidikan,
publikasi, dan ekonomi.
Dengan adanya pembaruan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II tersebut, maka dunia
Islam secara umum dapat sejajar dengan kemajuan Barat, dan secara khusus di Turki Usrnani
pada jamannya. Dan yang paling mendasar dalam pembaruannya adalah memisahkan antara
urusan agama (akhirat) dan urusan dunia.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bacaanmadani.com/2018/01/biografi-singkat-sultan-mahmud-ii-dan.html (Diakses Senin, 16

Mei 2022, Pukul 20.30 WIB).

https://kumparan.com/fazri-ramadhan/islam-akan-mengalami-pembaharuan/full (Diakses Senin, 16 Mei

2022, Pukul 21.00 WIB).

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7528/1/DRS.SUPARDIN.pdf (Diakses Senin, 16 Mei 2022, Pukul 21.00

WIB).

iii

Anda mungkin juga menyukai