Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AWAL TERBENTUKNYA KOMUNITAS DAN ENTITAS

POLITIK MUSLIM DI KAWASAN MELAYU

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Islam dan Peradaban Melayu

Dosen : Nita Kurniasih, S.Th.I., M.Pd.

Disusun Oleh :

1 St. Aisyah Istiqamah 220102010


.

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
YAYASAN PEMBANGUNAN (YASBA) KALIANDA

1
T.A. 2022 - 2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita mampu menyusun makalah ini
yang Insya Allah dapat memberikan manfaat.

Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Baginda kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman
terang benderang ini, tanpa beliau dan tanpa izin Allah mungkin kita tidak mungkin
akan mengetahui tentang banyak nya Ilmu pengetahuan baik bersifat umum
maupun religi.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Awal
Terbentuknya Komunitas Dan Entitas Politik Muslim Di Kawasan Melayu yang
telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini dan tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada keluarga, serta rekan-rekan yang ikut mendukung
dalam penyusunan makalah ini.

Dengan disusunnya makalah ini kami menyadari penyusunan masih jauh


dari kata sempurna, oleh karena itu kami harap rekan-rekan sekalian dapat
memberikan kritikan serta masukan agar kedepannya kami dapat menyusun
makalah lebih baik.

Kalianda, 07 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan........................................................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................... 2

2.1 Proses Masuknya Islam di Kawasan Melayu............................................................... 2

BAB III. PENUTUP............................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Islam memiliki karakteristik global, yang mana bisa diterima dalam setiap ruang dan waktu.
Namun saat ia memasuki berbagai kawasan wilayah, karakteristik globalnya seolah - olah
hilang melebur ke dalam berbagai kekuatan lokal yang dimasukinya. Satu kecendrungan
dimana biasa Islam mengadaptasi terhadap kepentingan mereka. Khususnya dikawasan
Nusantara, dimana disana identik dengan budaya melayu, budaya Melayu yang ada di
Nusantara menjadikan Agama Islam disana berkarakter Islam melayu. Islam dan masyarakat
tradisional Melayu pada dasarnya adalah bentuk Islam pribumi, yang dianut sebagai prinsip
prinsip akidah dengan ajaran-ajaran ritualnya yang bersifat wajib. Islamisasi orang-orang
Melayu, seperti itu juga yang dialami oleh orang-orang ditempat lain, tidak pernah
berlangsung secara sekaligus, akan tetapi melalui proses yang berjalan secara bertahap –
tahap.

Sebelum islam datang ke tanah Melayu, orang-orang Melayu adalah penganut annimisme,
hinduisme, dan budhisme. Namun demikian, sejak kedatangannya Islam secara berangsur-
angsur mulai meyakini dan diterima sebagai agama baru oleh masyarakat Melayu Nusantara.
Proses islamisasi di Nusantara tidak dapat dilepaskan dari peranan kerajaan Islam. Berawal
ketika Raja setempat memeluk Islam, selanjutnya diikuti para pembesar istana, kaum
bangsawan dan kemudian rakyat jelata. Dalam perkembangan selanjutnya, kesultanan
memainkan peranan penting tidak hanya dalam pemapanan kesultanan sebagai institusi
politik Muslim, pembentukan dan pengembangan institusi-institusi Muslim lainnya, seperti
pendidikan dan hukum (peradilan agama) tetapi juga dalam peningkatan syiar dan dakwah
Islam.[1]

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang masalah diatas adalah
sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Proses Masuknya Islam di Kawasan Melayu?


2. Bagaimanakah Awal-mula Terbentuknya Komunitas Muslim di Kawasan Melayu?

1
3. Bagaimanakah Awal-mula Terbentuknya Entitaas Politik di Kawasan Melayu?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami proses masuknya islam di kawasan melayu


2. Mengetahui dan memahami awal-mula terbentuknya komunitas muslim dikawasan
melayu
3. Mengetahui dan memahami awal-mula terbentuknya entitas politik di kawasan
melayu

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Masuknya Islam di Kawasan Melayu

Islam datang dikawasan Melayu diperkirakan pada sekitar abad ke-7. Kemudian mengalami
perkembangan secara intensif dan mengislamisasi masyarakat secara optimal yang
diperkirakan terjadi pada abad ke-13 M. Awal kedatangannya diduga akibat hubungan dagang
antara pedagang-pedagang Arab dari Timur Tengah (seperti Mesir, Yaman, atau Teluk Persia)
atau dari daerah sekitar India (seperti Gujarat, Malabar, dan Bangladesh), dengan kerajaan-
kerajaan di Nusantara, semacam Sriwijaya di Sumatra atau dengan di Maja Pahit di Jawa.
Perkembangan mereka pada abad ke-13 sampai awal abad ke-15 ditandai dengan banyaknya
pemukiman muslim baik di Sumatra seperti di Malaka, Aceh, maupun di Jawa seperti di
pesisir-pesisir pantai, Tuban, Gresik, Demak, dan sebagainya. Muslim melayu yang tersebar
antara semenanjung Malaya dengan Indonesia, diperkirakan berjumlah 170 juta jiwa.[2]

Pusat-pusat kekuatan ekonomi masyarakat Islam secara tidak langsung terlembagakan dalam
bentuk kota-kota dagang atau munculnya para saudagar muslim, baik di Malaka, Aceh,
maupun pesisir-pesisir pulau jawa. Saudagar-saudagar Arab, kelompok-kelompok sufi, dan
para mubaligh dari teluk persia, Oman maupun dari Gujarat-Persia tersebut atau dari berbagai
tempat lain dari Timur Tengah terus berakumulasi dengan kekuatan lokal, hingga
terbentuknya komunitas politik, yakni kesultanan pada abad ke-16. Dari sana para saudagar
mendapat perlingdungan dan semangat lebih untuk meneruskan langkah-langkah ekonomi
dan dakwahnya untuk menembus wilayah-wilayah Timur lainnya, seperti daerah-daerah
Jawa, serta daerah Maluku, seperti Ambon, Ternate, Tidore, dan seterusnya, termasuk
Kalimantan, pulau-pulau Sulu dan Filipina.[3]

Pengaruh persia terhadap kebudayaan Melayu juga sangat terasa pada pemikiran-pemikiran
seni dan bahasa. Banyak pola-pola kata dan bahasa yang di adopsi dari pola-pola Persia,
simana huruf akhiran “th” yang selalu dibaca tegas seperti pada kata masyaraka(t),
makluma(t), khiyana(t), dan sebagainya. Sementara dalam pola bahasa Arab akhiran “t”

3
selalu dibaca mati dan diganti dengan akhiran “h”; khiyanah, ma’lumah, dan
sebagainya.Istilah-istilah lain seperti cilla (duduk bersila), bazar (pasar) dan sebagainya,
termasuk pada pola dan wujud seni sastra Melayu yang hampir separuhnya terpengaruh
Persia.

Mengenai teori kedatangan Islam di Melayu terdapat banyak pendapat dan masing-masing
pendapat diikuti dengan bukti-buktinya.Memang banyak hal yang dipermasalahkan apabila
membicarakan apabila membicarakan tentang kedatangan Islam.meskipun demikian maka
teori kedatangan Islam meliputi tiga hal pokok yakni dari mana asal kedatangan Islam waktu
kedatangan Islam dan siapa yang membawa Islam itu sendiri. Namun terlepas dari teori
tersebut yang jelas Islam pada awalnya bertapak di kota-kota pelabuhan seperti Samudra
Pasai, Aceh, Malaka, Riau, dan kota-kota pelabuhan lainnya. Hal ini disebabkan karena
Kepulauan Melayu memang berada di persimpangan jalan laut bagi para pedagang yang akan
melakukan perjalanan perniagaan. Misalnya pedagang Arab, Persia, India, dan China dengan
dua arah bolak balik. Oleh sebab itu secara umum dikatakan bahwa Islam disebarkan oleh
para pedagang muslim yang melakukan perdagangan ke berbagai wilayah.[4]

2.2 Awal-Mula Terbentuknya Komunitas Muslim di Kawasan Melayu

Sebelum kesultanan demak lahir, penyebaran agama islam dijawa sudah dilakukan baik dari
orang asing maupun bumi putera sendiri. Ada pun cara-cara penyebaran yang dilakukan
antara lain melalui pernikahan dengan wanita setempat, dakwah, pendidikan, dan kesenian.
Sebagai penyebaran agama islam, beberapa antaranya tergolong dalam wali songo,
penyebaran agama islam juga ditunjukan kepulau-pulau lain, seperti maluku, lombok,
kalimantan, dan sulawei, penyebaran tersebut dipelopori oleh para ulama, termasuk wali
song, dan mendapatkan dukungan dari para penguasa.

Hal semacam ini tampak dalam penyebaran islam misalnya dikalimantan selatan. Pada tahap
awalnya islam disebarkan dinusantara melalui jalur perdagangan, dalam arti islam dibawa
dan diperkenalkan pada masyarakat nusantara oleh para pedagang asing.

Kata melayu di dapat didokumen cina sejak tahun 644M yg menceritakan pengiriman utusan
dari sumatera bagian selayab kecina. Menurut dokumen tersebut peziarah budha kecina
sudah dua kali dtang kedaerah ini pertama kejambi tahun 671dan kedua kemelayu yang
berada disriwijaya.begitu juga catatan rahib budha I-Tsing menggunakan kata ma-lo-yu untuk
tentang dua kerajaan yang disinggahinya tahun 675M yaitu kerajaan melayu disungai batang
dan kerajaan sriwijaya dipalembang. Pada catatan kesusasteraan cina juga menyebutkan

4
bahwa, pengembara yang singgah kenusantara mendapati bahasayang di tuturkan oleh
penduduk setempat bahasa K UN-LUN yang dipercaya oleh penyelidik sebagai bahasa
melayu kuno.

Defenisi melayu menurut etimologi menurut beberapa pendapat adalah kata melaya
kependekatan himalaa yaitu tempa himalaya yaitu tempat bersaji, kata melayapura menunjuk
kota melayu atau kerajaan melayu,dalam kata bahassa jawa kuno kata melayu bermaksud
mengembara atau pergi kemana-mana,van der tuuk menyebutkan kata melayu berarti
menyeberang yang merujuk kepada orang melayu yang melayu menyeberang atau menukar
agama mereka dari agama hindu-budha kepada agama islam.

Pengertian yang sempit yaitu dikatakan melayu dengan ciri-ciri yang lazim berbahasa melau,
kebudayaan melayu dan beragama islam seperti beragama islam seperti dikemukakan
pelembagaan malaysia perkara 13.

sedangkan berdasarkan etnik dengan berbhasa melayu dan kebudayaan melayu walapun tidak
beragama islam yaiu oraang-orang melayu seperti yang terdapat dalam pelembagaan
malaysia,orang-orang melayu yang mendiami kawasan selatan thai, pesisir sumatra utara
(medan,deli,serdang,palembag,riau,lingga)

Pengertian luas melayu lebih mengutamakan ras dan peradaban maka dikemukakan lah
konsep dunia melayu hampir setiap masyarakat melayu memiliki dan mengklaim pengertian
melayu secara geografis,ras,dan budaya menuru sifat dan keadaan mereka diberbagai tempat
mereka diasia tenggara, ini karna banyaknya pengertian melayu dan sedikit pengertian itu
bermakna sama.maka sampai saat inipun pengertia istilah melayu secara khas masih berbeda.
Namun paling tika dapat mengambil suatu garisan bahwa melayu menujuk satu bangsa,
wilayah, suku, kerajaan, peradaban, dan lain-lain yang berhubungan dengan melayu.

1. Masuknya Islam diwilayah Melayu

Sebenarnya yang disebut melayu bukanlah suau komunitas etnik atau suku bangsa. Namun
dalam hal ini masyarakat merupakan kumpulan etnik-etnik serumpun yang menganut agama
yang sama dengan menggunakan bahasa yang sama. Etnik-etnik serumpun yang lain pada
umumnya menempati suatu daerah tertentu. Dimanapun berada bahasa dan agama mereka
sama, melayu dan islam.kepulauan melayu merupakan gerbang masuk terdapat bagi
pelayaran ketimur. Karna itu tidak heran jika kerajaan-kerajaan islam awal seperti samudra
pasai.

5
Masuknya islam dimelayu menurut beberapa ahli ada beberapa teori yaitu

a. Islam datang langsung dari arab tepatnya hadramaut sekitar abad 7 M.

b. Islam datang ketanah melayu dari india yang bermazhab syafiin yakni dari gujarat,
malabar, keasia tenggara melalui perdagangan karna banyak ditemukan kota pelabuhan dan
pusat-pusat perdagangan.

c. Islam datang dari benggali yang anak keturunan mereka menyebar kepasai islam
datang pertama kali disenanjung melaya pada abad ke-11 melalui kantong phanrang
(vietnam).

Adapun masuknya islam dimasyarakat melayu dimadagaskar dibawa oleh pedagag arab dan
masyarakat melayu dari nusantara.kedatangan islam ketanah melayu secara damai diserap
baik-bai hamir seluruh kalangan bahkan menjadi peroses islamisasi dari berbagai sendi
kehidupan seperti dalam hal politik telah menggubah kerajaan melayu dengan sistem
kesultanan.dalam hal ini azzumardi azra dalam bukunya diasia tenggara mengemukakan
“dengan kedatangan islam entitas politik melayu kemudian secara variatif disebut ”kerjaan
dan kesultanan”.bahkan gelar sultan diperoleh dari pengguasa tertentu ditimur tenggah dan
penguasa islam diturki.istilah-istilah dan jabatan politik pun sarat dengan identitas politik
islam.

Dalam bidang hukum kerajaan atau kesultanan melayu pun mengadopsi dan menerakan
hukum islam diwilayah kekuasaan masing-masing.misal hukum potong tangan atau potong
kaki bagi pencuri pada kerajaan diaceh,berunai,banten, dan beberapa kesultanan
disemenanjung malaya . selain itu juga hukuman keras diberlakukan pada kejahatan seksual
misal dikesultanan pattani seorang bangsawan yang menghukum mati anak peremuan yang
terbukti melakukan pelanggaran seksual. Dikesultanan jambi mewajibkan rakyatnya memkai
pakaian panjang.begitu juga dimakasar kaum perempuan diwajibkan memakai pakaian model
arab.selain itu kaum lelaki yag telah menjadi muslim diperintahkan untuk berambut pendek.

2. Islam Melayu divietnam

Vietnam saat ini merupakan negara yang terbentuk republik sosialis,terletak diantara kamboja
dan laos dibagian barat dan cina bagian utara ibukotanya hanoy. Masuknya islam kedaerah ini
diperkirakan pada abad 10 dan 11M melalui jamah india,persia, dan perdagangan arab yang
pada waktu itu disini telah ada kerajaan cham.umat islam disini menganut dua mazhab yaitu
mazhab suni dan mazzhab bani divietnam umat islam terbagi tiga kelompok kelasik umat

6
islam yaitu kelompok pertama muslim cham yang merupakan kelompok myoritas, kelompok
kedua adalah umat yang berasal dari suku-suku yang beragama, mereka adalah pedagang
muslim yang datang dari negeri yang beragam. Kelompok ini dengan jumlah umat muslim
terbesar, kelompok ketiga adalah muslim dari warga negara vietnam asli yang warganya
masuk islam atau islam karna pernikahan.

3. Islam Melayu diberuneidarussalam

Islam menjadi agama dibrunei ketika rajanya awang alak betatar masuk islam dan berganti
nama menjadi sultan Muhammad syah tahun 1406-1408. Lalu seluruh istana masuk islam.
Kemudian islam berkembang pesat ketika brunei mengambil alih pusat penyebaran islam,
kebudyaan islam dan perdagangan ketika malaka jatuh oleh portugis tahun 1511.

4. Islam Melayu difilipina

Islam datang kefilipina pada abad ke-12 yang dibawa oleh orang arab melalui perdagangan
yang melewati malaka dan filipina. Islam berkembang cukup baik disini hal ini ditunjukan
adanya masyarakat muslim dan berdirinya kerajaan islam.

5. Islam Melayu disemenanjung Malaya

Semenanjung malaya adalah wilayah setrategis dan menjadi pusat perdagangan diselat
malaka yang berdampingan dengan pulau sumatra. Kesultanan malaka terletak disenanjung
malaya ini.pendirinya adalah parameswara dari majapahit, syamsul munir mengemukakan
lebih lanjut bahwa kesultanan malaka ini berasal dari kesultanan samudra pasai.parameswara
menikah dengan putri sultan samudra pasai lalu masuk islam,dan menjadi raja pertama
bergelar megat iskandar syah.

6. Datangnya islam keindonesia

Sampai saat ini waktu kedatangan islam diindonesia belum diketahui secara pasti.dan
memang sulit untuk mengetahui kapan suatu kepercayaan mulai diterima oleh suatu
komunitas tertentu.disamping wilayah itu nusantara yang luas dengan banyak daerah
perdagangan yang memungkinkan terjadinya kontak dengan orang asing, mengakibatkan
suatu daerah mungkin lebih awal menerima pengaruh islam dari pada daerah lain.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa berdasarkan berita cina dari dinasti tang, islam sudah
mulai diperkenalkan kepada masyarakat indonesia pada abad ke-VII-VIII M. beria tersebut
meneceritakan bahwa orang ta-shih mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan holing

7
yang dipimpin ratu simo karena pemerintah di holing sangat kuat.meskipun hal itu tidak
dapat diartikan bahwa orang islam belum menjejakan kakinya dibumi indonesia.namun
paling tidak memungkinkan belum terbentuknya komunitas muslim.

2.3 Awal-Mula Terbentuknya Entitas Politik di Kawasan Melayu

Dinusantara umumnya entitas atau masyarakat politik disebit kerajaan A.C. milner
menyebutnya sebagai “kondisi memiliki seorang raja “ entitas politik islam ini sebenarnya
merupakan kelanjutan dari entitas politik pada masa-masa pra-islam, dimana raja-raja
mempunyai kedudukan yang sangat pentingdan sering dipandang sebagai pribadi yang
tercerahkan.

Dari berbagai sumber, disepakati bahwa budaya awal masyarakat Indonesia adalah budaya
yang identik dengan animisme dan dinamisme. Animisme ialah suatu paham dimana setiap
benda memiliki animus atau jiwa yang diyakini memiliki pengaruh bagi manusia, seperti
azimat-azimat, tongkat dan sebagainya. Sedangkan dinamisme ialah kepercayaan dimana
setiap benda memiliki kekuatan seperti gunung-gunung, batu-batu dan sebagainya. Pada
perkembangannya budaya yang mencirikan budaya primitif ini, mulai beralih ke budaya
Hindu-Budha, meminjam istilah dari Taufik Abdullah yang mengatakan bahwa pra-Islam
masyarakat terlebih dahulu mengalami yang namanya “Hindunisasi”, proses Hindunisasi ini
memberikan landasan yang kuat bagi pondasi kebudayaan masyarakat melayu. Tampilnya
Islam, sebagai agama dan kekuatan dagang di tanah melayu, tidak serta merta merusak
landasan ini, tetapi secara perlahan-lahan mengubah dasar ideologinya.

Abdul Karim dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang berubah pasca
kedatangan Islam.

Pertama, dibidang ketuhanan, ditetapkan tauhid yang patut dipuja dan diyakini memiliki
kekuasaan Yang Maha Besar ialah Allah Yang Tunggal. Ke-dua, Manusia dihadapan Allah
SWT memiliki derajat yang sama, kemuliaan diperoleh apabila manusia bertawakal kepada
Allah SWT, dan taqwa menjadi ukuran kemuliaan. Ke-Tiga, kehidupan manusia dalam
masyarakat terikat dalam kesatuan dan persatuan yang terbagi-bagi menurut susunan
kemasyarakatan.

Ke-empat, kehidupan bermasyarakat diatur oleh aturan-aturan yang dibuat secara


bersmusyawarah sesuai dengan kehendak bersama. Ke-lima, nikmat Allah yang tertuang
dilangit, bumi, dan diantara keduanya harus dinikmati secara merata.

8
Pada mulanya kedatangan Islam lebih menekankan atau memperhatikan unsur-unsur yang
berhubungan dengan keyakinan dan peribadatan atau ritual, tetapi pada perkembangannya,
Islam juga mengarahkan manusia untuk berbudaya, karena Islam menganggap bahwa
kebudayaan merupakan bagian dari agama. Seperti pertanyaan HAR Gibb yang dikutip oleh
Nasir yang mengatakan bahwa “Islam is indeed much-morew than a system of theology, it is
complete civilization”, Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu
peradaban yang sempurna, lebih lanjut Nasir menambahkan bahwa landasan perdaban Islam
adalah kebudayaan Islam, terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudayaan Islam
adalah agama, dalam Islam agama bukanlah kebudayaan, tetapi agama dapat melahirkan
kebudayaan.

Hal diatas bersesuaian dengan hasil kajian sebagian besar sarjana dan peneliti yang mengkaji
islam dikawasan nusantara, mereka sependapat bahwa sejak era formatif pada masa awalnya,
Islam memainkan peran penting dalam perjalanan sejarah, sosial budaya, intelektual, politik
dan ekonomi Nusantara atau Asia Tenggara umumnya. Dalam konteks ini Judith Nagata, ahli
Islam Asia Tenggara, menyimpulkan bahwa “It is almost imposible to think of Malay without
reference to Islam”. Hal ini menjelaskan bahwa mustahil rasanya jika memikirkan Melayu
tanpa mengkaitkan dengan Islam. Begitu juga Ernest Gellner yang menyatakan Islam telah
menjadi cara hidup dan sebagai high culture oleh masyarakat muslim pribumi, termasuk di
nusantara. Setidaknya ke-dua ungkapan ini memberikan jawaban bahwa pernyataan “Dunia
Melayu adalah Dunia Islam dan Budaya Melayu adalah Budaya Islam”, bukanlah suatu
ungkapan yang berlebihan, tetapi memang landasan budaya masyarakat melayu pada saat itu
adalah Islam.[5]

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Islam datang dikawasan Melayu diperkirakan pada sekitar abad ke-7. Kemudian mengalami
perkembangan secara intensif dan mengislamisasi masyarakat secara optimal yang
diperkirakan terjadi pada abad ke-13 M. SAwal kedatangannya diduga akibat hubungan
dagang antara pedagang-pedagang Arab dari Timur Tengah (seperti Mesir, Yaman, atau Teluk
Persia) atau dari daerah sekitar India (seperti Gujarat, Malabar, dan Bangladesh), dengan
kerajaan-kerajaan di Nusantara, semacam Sriwijaya di Sumatra atau dengan di Maja Pahit di
Jawa.

Perkembangan mereka pada abad ke-13 sampai awal abad ke-15 ditandai dengan banyaknya
pemukiman muslim baik di Sumatra seperti di Malaka, Aceh, maupun di Jawa seperti di
pesisir-pesisir pantai, Tuban, Gresik, Demak, dan sebagainya.

Pusat-pusat kekuatan ekonomi masyarakat Islam secara tidak langsung terlembagakan dalam
bentuk kota-kota dagang atau munculnya para saudagar muslim, baik di Malaka, Aceh,
maupun pesisir-pesisir pulau jawa. Saudagar-saudagar Arab, kelompok-kelompok sufi, dan
para mubaligh dari teluk persia, Oman maupun dari Gujarat-Persia tersebut atau dari berbagai
tempat lain dari Timur Tengah terus berakumulasi dengan kekuatan lokal, hingga
terbentuknya komunitas politik, yakni kesultanan pada abad ke-16. Dari sana para saudagar
mendapat perlingdungan dan semangat lebih untuk meneruskan langkah-langkah ekonomi
dan dakwahnya untuk menembus wilayah-wilayah Timur lainnya, seperti daerah-daerah
Jawa, serta daerah Maluku, seperti Ambon, Ternate, Tidore, dan seterusnya, termasuk
Kalimantan, pulau-pulau Sulu dan Filipina.

10
Sampai saat ini waktu kedatangan islam diindonesia belum diketahui secara pasti.dan
memang sulit untuk mengetahui kapan suatu kepercayaan mulai diterima oleh suatu
komunitas tertentu.disamping wilayah itu nusantara yang luas dengan banyak daerah
perdagangan yang memungkinkan terjadinya kontak dengan orang asing, mengakibatkan
suatu daerah mungkin lebih awal menerima pengaruh islam dari pada daerah lain. Beberapa
ahli menyebutkan bahwa berdasarkan berita cina dari dinasti tang, islam sudah mulai
diperkenalkan kepada masyarakat indonesia pada abad ke-VII-VIII M. beria tersebut
meneceritakan bahwa orang ta-shih mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan holing
yang dipimpin ratu simo karena pemerintah di holing sangat kuat.meskipun hal itu tidak
dapat diartikan bahwa orang islam belum menjejakan kakinya dibumi indonesia.namun
paling tidak memungkinkan belum terbentuknya komunitas muslim.

Sebenarnya yang disebut melayu bukanlah suau komunitas etnik atau suku bangsa. Namun
dalam hal ini masyarakat merupakan kumpulan etnik-etnik serumpun yang menganut agama
yang sama dengan menggunakan bahasa yang sama. Etnik-etnik serumpun yang lain pada
umumnya menempati suatu daerah tertentu. Dimanapun berada bahasa dan agama mereka
sama, melayu dan islam.kepulauan melayu merupakan gerbang masuk terdapat bagi
pelayaran ketimur. Karna itu tidak heran jika kerajaan-kerajaan islam awal seperti samudra
pasai. Abad ke-13 agama islam mulai berkembang pesat dikepulauan melayu, karena pada
saat itu agama hindu dan budha mengalami kemunduran pada peranan politiknya.yang
ditandai dengan mundurnya kerajaan sriwijaya dan swarnabumi dan dengan kerisisnya
ekonomi yang membelitnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://ainalyakin123.blogspot.com/2016/01/makalah-islam-dan-peradaban-melayu.html

Dr. S. Ahmed Akbar, CITRA MUSLIM Tinjauan Sejarah dan Sosiologi, Jakarta : Ciracas

Azyumardi Azra, Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal, Bandung: Mizan, 2002,
hlm.20-21

http://devijulianti97.blogspot.com

[1] http://ainalyakin123.blogspot.com/2016/01/makalah-islam-dan-peradaban-melayu.html

[2] CITRA MUSLIM Tinjauan Sejarah dan Sosiologi/Dr. Akbar S. Ahmed, Penerbit :
ERLANGGA

[3] Azyumardi Azra, Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal (Bandung: Mizan, 2002)
hlm.20-21

[4] http://ainalyakin123.blogspot.com/2016/01/makalah-islam-dan-peradaban-melayu.html

[5] http://devijulianti97.blogspot.com

12

Anda mungkin juga menyukai