Anda di halaman 1dari 12

Makalah Metode Pembelajaran Paud

Ditulis oleh PAUD Senin, 18 April 2011 3 Komentar

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini merupakan hak
warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian
bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa
depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak
dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya.
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam
bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan
pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisidiknas menyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Oleh karena itu penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini merupakan salah
satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses pembelajaran tersebut dapat
mendorong perkembangan anak, baik perkembangan intelektual, fisik maupun emosionalnya.
Dengan menguasai metode pembelajaran, selain tentunya kemampuan lainnya, seorang
guru/tutor dapat mengelola proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendap
dicapainya, yaitu kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji berbagai metode pembelajaran yang
sesuai untuk pendidikan anak usia dini. Metode-metode tersebut kemudian dianalisis baik
kelebihan maupun kelemahannya, sehingga dapat diperoleh mana metode yang sesuai dengan
pendidikan anak usia dini.

B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam beberapa
pertanyaan sebagai berikut?
a. Metode-metode pembelajaran apa saja yang sesuai dengan pembelajaran anak usia dini?
b. Bagaimana keunggulan dan kekurangan masing-masing metode pembelajaran tersebut?

C. Metode dan Teknik penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif analitik, yakni
dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian dianalisis berdasarkan
teori-teori yang ada dan pengetahuan penulis.
Adapun teknik penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan observasi terhadap
proses pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN :
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, metode dan teknik
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Bab II berisi uraian masalah sekaligus kajiannya, berupa beberapa metode pembelajaran usia
dini, kelebihan dan kelemahannya.
BAB III PENUTUP
Dalam bab penutup diuraikan kesimpulan dan saran penulis.

Baca Juga
Makalah Agama Islam (Pengertian dan Sejarah Agama Islam)
Makalah Konsep Dasar TPA (Taman Penitipan Anak)
Makalah Lomba Paud (Anak Usia Dini)
BAB II
METODE-METODE PEMBELAJARAN
DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini


Secara umum pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-
nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan prasekolah anak di harapkan dapat
mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain agama, intelektual, sosial,
emosi, dan fisik. Juga memiliki dasar-dasar aqidah yang harus sesuai dengan ajaran agama
yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan. Selain itu anak
diharapkan menguasai sejumlah pengetahuan dan keteramilan dasar sesuai dengan kebutuhan
dan tingkat perkembangan positif
Sesuai dengan rumusan tujuan di atas, dapat dikemukakan bahwa secara garus besar terdapat
lima fungsi utama pendidikan prasekolah, yakni:
1. Fungsi pengembangan potensi
2. Fungsi penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan
3. Fungsi pembentukan dan pembiasaan prilaku yang diharapkan.
4. Fungsi pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan.
5. Fungsi pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.
Lima fungsi pendidikan prasekolah tersebut sebenarnya susah untuk dipisahkan satu sama
lain karena semuanya merupakan sesuatu yang saling terjalin dan bersifat terpadu dalam
perwujudannya. Namun untuk kepentingan penjelasan, lima fungsi pendidikan prasekolah
tersebut perlu dinyatakan secara ekplisit agar para pendidi atau guru prasekolah tidak
melupakan atau mengabaikan salah satu di antaranya.
Diasumsikan bahwa setiap bayi yang lahir ke dunia dilengkapi dengan sejumlah potensi yang
diperlukan untuk menjalani kehidupannya. Di balik ketidakberdayaan bayi manusia yang
baru lahir, terpendam sejumlah potensi kehidupan yang jauh lebih kaya bila disbanding
dengan yang dimiliki oleh mahluk-mahluk lainnya. Ia memiliki potensi untuk beragama,
berfikir, berkreasi, merasa, berkomunikasi dengan orang lain dan potensi-potensi lainnya.
Mengembangkan potensi-potensi anak tersebut adalah kewajiban para pendidik orang tua dan
guru.

B. Karakteristik Pembelajaran untuk Anak Usia Dini


Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku. Dengan
demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula dengan
orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan
dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini.
Adapun karakterisktik cara belajar anak adalah :
1. Anak belajar melalui bermain.
2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
3. Anak belajar secara alamiah.
4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan
aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum
secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui
bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan
yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.
Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini
memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi.
Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat
anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat
permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana
yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan
dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting,
yaitu : 1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu yang tepat, dan 3)
berorientasi pada konteks social budaya. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang
diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di
usia tersebut. Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus
manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan,
berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu yang
tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial
budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru
hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang
melingkupinya.

A. Macam-macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini


Metode pembelajaran anak usia dini merupakan cara-cara atau teknik yang digunakan agar
tujuan pembelajaran tercapai. Kalau model pembelajaran merupakan pendekatan umum
dalam satu proses pembelajaran dan biasanya dalam satu proses pembelajaran menggunakan
satu model, sedangkan metode adalah langkah teknisnya dan dapat menggunakan lebih dari
satu metode disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan serta kebutuhan anak
ketika pembelajaran berlangsung.
Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan dapat
memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal serta
tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Secara teknis ada beberapa metode yang
tepat untuk diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
1. Ceramah
2. Bermain
3. Bercerita
4. Bernyanyi
5. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
6. Karya wisata
7. Praktik langsung
8. Bermain peran ( sosio-drama )
9. Penugasan
10. Demonstrasi
11. Eksperimen
12. Diskusi
13. Pemecahan masalah (problem solving)
14. Latihan

B. Beberapa Kelebihan dan Kelemahan Metode-metode Pemebelajaran Anak Usia Dini


Berikut adalah beberapa analisis penulis terhadap beberapa metode pembelajaran anak usia
dini.

1. Ceramah
Metode ini sangat umum digunakan dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali pada
pendidikan anak usia dini. Adapun kelebihan metode ceramah adalah:
- Banyak materi dapat disampaikan pada proses pembelajaran.
Sedangkan Kekurangannya adalah :
- Sifatnya hanya satu arah, sehingga tidak mendorong anak untuk aktif dan kreatif.

2. Metode Bermain
Bermain merupakan prinsip dasar pendidikan anak usia dini, sehingga wajar apabila bermain
menjadi salah satu metode yang wajib dilakukan guru dalam pembelajaran anak usia dini.
Adapun kelebihan metode ini adalah:
- Sesuai dengan tahap perkembangan anak yang membutuhkan wahana dalam
mengembangkan semua aspek-aspek perkembangannya, baik perkembangan fisik,
perkembangan kognitif maupun perkembangan emosionalnya.
- Dapat mendorong minat anak untuk belajar, dengan bermain anak biasanya tidak
menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu sebab yang menjadi focus utama mereka adalah
ketertarikan terhadap bermainnya.
Adapun kelemahan metode ini adalah sebagai berikut:
- Apabila metode ini dilakukan tanpa persiapan yang matang, maka ada kemungkinan
tujuan-tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal sebab anak terlalu larut dalam
proses bermain apalagi misalnya guru kurang memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran
melalui metode ini.
- Metode ini biasanya memerlukan strategi dan media pembelajaran yang disiapkan
secara baik. Oleh karena itu ketersediaan media bermain merupakan syarat diterapkannya
metode ini. Media di sini bukan saja berbentuk barang tetapi dapat berbentuk berbagai jenis
permainan yang harus dikuasai guru agar pembelajaran berjalan dengan baik. Apabila guru
tidak menyediakan media pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

3. Metode Bercerita
Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya
dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan kepada
anak. Adapun kelebihan metode ini adalah:
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang dengan
cerita-cerita.
- Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat menyampaikan
nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam cerita sehingga mendorong
anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus menghindari perbuatan buruk yang
digambarkan dalam cerita guru.
- Tidak membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.
Adapun kelemahannya antara lain:
- Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran aktif anak
sedikit terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan metode ini dengan
metode-metode yang lainnya seperti tanya jawab dan bernyanyi.
- Guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik bercerita yang baik, sehingga anak
tertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang ingin disampaikan akan
diterima anak dengan baik.

3. Bernyanyi
Kelebihan metode bernyanyi antara lain:
- Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, anak-anak biasanya sangat senang
bernyanyi sehingga pembelajaran melalui metode bernyanyi sangat disukai anak.
- Tidak membutuhkan media yang terlalu sulit didapat, metode ini dapat dilakukan
dengan tanpa music ataupun dengan music, dapat pula dengan melihat gambar dalam VCD.
Kelemahannya antara lain:
- Metode bernyanyi kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya, maka tujuan
pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya mengembangkan kecerdasan
music saja.

4. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )


Dalam metode ini terkandung beberapa kelebihan, yaitu:
- Anak didorong untuk lebih aktif dalam menjawab dan bertanya, sehingga dapat
merangsang kemampuan berfikirnya.
- Guru dapat mengetahui perkembangan setiap anak, karena guru dapat langsung menilai
kemampuan anak dalam menjawab atau bertanya. Sehingga guru dapat melakukan diagnose
dan rencana tindak lanjutnya.
Kelemahannya antara lain:
- Biasanya hanya anak-anak yang aktif dan mempunyai kecerdasan yang lebih baik saja
yang mampu menjawab dan bertanya. Dalam hal ini guru harus mampu mengelola
pembelajaran melalui metode Tanya jawab dengan baik, sehingga setiap siswa mempunyai
kesempatan untuk menjawab dan bertanya.
5. Metode Karya wisata
Biasanya metode karya wisata dilakukan dalam satu dua kali kegiatan dalam satu semester.
Kelebihan metode ini adalah:
- Siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya, sehingga proses
pembelajaran lebih bermakna bagi anak. Misalnya kunjungan ke panti asuhan, pasar, bank,
dan lainnya.
- Sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang mendekatkan anak dengan lingkungan
sekitarnya, yaitu pendekatan belajar CTL (Contextual Teaching and Learning).
Adapun kelemahannya biasanya adalah:
- Unsur rekreasi biasanya lebih dominan sehingga proses belajarnya tersisihkan.
- Memerlukan biaya, sehingga memberatkan orang tua anak.
- Tempat karya wisata biasanya tempat-tempat yang nilai edukatifnya kurang, seperti
water boom, kolam renang, dan lainnya. Jarang karya wisata ke tempat-tempat yang mampu
meningkatkan kepedulian social anak, misalnya ke perkampungan kumuh, panti asuhan dan
lainnya.

6. Praktik langsung
Adapun kelebihan metode praktik langsung adalah:
- Pembelajaran lebih bermakna sebab anak secara langsung dapat mempelajari dan
memecahkan masalah secara langsung.
- Metode ini sangat sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme yang sedang
dikembangkan dalam pembelajaran saat ini, yaitu merangsang anak untuk berfikir dalam
memecahkan masalah.
Kelemahannya adalah:
- Kadang membutuhkan biaya yang cukup besar, khususnya dalam praktek langsung
terhadap alat-alat tertentu.
- Tanpa bimbingan secara baik, biasanya ada anak-anak yang mengalami kesulitan dan
tidak mendapatkan bimbingan dengan benar dari gurunya.

7. Bermain peran (sosio-drama)


Kelebihannya adalah:
- Anak dapat menghayati peran yang ia lakukan, sehingga anak dapat mengambil nilai
baik dan buruk dari peran-peran tersebut.
- Mendorong motivasi belajar anak, karena bermain peran merupakan metode
pembelajaran yang lebih terbuka terhadap improvisasi-improvisasi anak sehingga mendorong
kreativitas anak.
Adapun kelemahannya adalah:
- Memerlukan waktu yang banyak, karena anak tidak akan langsung memahami peran
yang akan dilakukannya.
- Memerlukan kesabaran dan ketekukan guru dalam membimbing anak melakukan
metode bermain peran.

8. Penugasan
Kelebihannya adalah:
- Dengan metode penugasan, terutama tugas di rumah, anak lebih terdorong untuk
belajar di rumah.
- Dengan adanya tugas di rumah, aktivitas anak akan lebih positif.
Kelemahannya adalah:
- Kadang kalau tugas itu terlalu banyak akan memberikan beban untuk anak dan
mengurangi jam bermainnya.

9. Demonstrasi
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak melihat dan mengalami langsung proses terjadinya sesuatu atau proses membuat
sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Membutuhkan alat-alat yang dibutuhkan dalam mendemonstrasikan pembuatan
sesuatu.
10. Eksperimen
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dapat meelakukan secara langsung apa yang dia pelajari, contohnya melakukan
pembuatan sesuatu.
Kekurangannya adalah :
- Metode ini juga cenderung membutuhkan alat-alat yang dalam eksperimen.
- Selain itu, guru harus benar-benar memperhatikan setiap anak dalam melakukan
eksperimennya.
11. Diskusi
Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dapat bertukar pendapat dengan temannya mengenai apa yang ia pelajari.
- Mendorong anak untuk bersosialisasi dan mengembangkan aspek-aspek sosialnya.
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak tidak focus pada apa yang ia pelajarinya, seringkali mereka sibuk dengan
dirinya sendiri atau diluar tugasnya.

12. Pemecahan masalah (problem solving)


Kelebihan metode ini adalah:
- Anak dirangsang untuk mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah yang ia
hadapi.
Kekurangannya adalah :
- Seringkali anak tidak memahami langkah-langkah sehingga masalah tidak berhasil
dipecahkan.

13. Latihan
Kelebihan metode latihan adalah:
- Anak dapat melatih kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan,
biasanya latihan dilakukan berulang-ulang sampai anak menguasai materi latihan tersebut.
Kekurangannya adalah :
- Kadang anak menjadi bosan, apalagi anak-anak yang berbakat dan cerdas. Latihan
yang dilakukan berulang-ulang akan membuatnya bosan dan frustasi.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak
2. Terdapat beberapa metode yang biasanya diterapkan pada anak usia dini, antara lain :
bermain, bercerita, bernyanyi, bercakap ( dialog dengan tanya jawab ), karya wisata, praktik
langsung, bermain peran ( sosio-drama ), penugasan dan metode lainnya yang dianggap
mampu mendorong pembelajaran anak usia dini sehingga mencapai tujuan pembelajaran.
3. Tidak satupun metode pembelajaran yang lebih unggul daripada yang lainnya. Semua
metode baik asal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan ketersediaan sarana belajar
anak.

B. Saran-saran
1. Guru disarankan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, begitu juga metode pembelajaran anak usia dini harus
menyesuaikan dengan sarana yang tersedia.
2. Guru hendaknya lebih banyak mengkolaborasikan beberapa metode pembelajaran agar
proses pembelajaran lebih menarik.

Baca juga: Contoh saran dalam Makalah yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA

Agus Ruslan. 2007. Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan Pendidikan
Masa Depan, Makalah. Darul ma’arif:Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2002. Acuan Menu Pembelajaran
Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik). Depdiknas:Jakarta.
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan
Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.

Anda mungkin juga menyukai