Anda di halaman 1dari 9

Bab II

Ringkasan Isi Buku

Bab 1 ( Pendidikan Dasar Di Indonesia )

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun
dan kapanpun didunia, dalam aktivitas manusia tersebut selalu berhubungan dengan pendidikan.
Pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri,
yaitu untuk membudidayakan manusia.

Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidik dengan subjek didik
untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses ini berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan
menggunakan berbagai macam tindakan yang disebut alat pendidikan.

Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Peraturan pemerintah RI
dalam Tilaar (2004:56-57) Nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 ayat 1 menyatakan pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya 9 tahun,
diselenggarakan selama 6 tahun di Sekolah Dasar dan 3 tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
atau satuan pendidikan sederajat.

Tujuan umum pendidikan sekolah dasar menurut Hamdani, (2011:152) adalah agar lulusan
memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang dimasukkan untuk melanjutkan pelajaran bekerja
di masyarakat, serta mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

Landasan-landasan pendidikan dasar ada 4 yaitu :

a. Landasan Filosofis Pendidikan di Indonesia

Landasan ini berkenaan dengan sistem nilai. sistem nilai merupakan pandangan seseorang
tentang sesuatu terutama berkenaan dengan arti kehidupan.

b. Landasan Psikologis Pendidikan

Istilah psikologis berasal dari kata Psyche (jiwa, roh, mental), dan Logos (ilmu). psikologi
merupakan kajian ilmiah atau ilmu tentang jiwa, roh atau mental.

c. Landasan Sosial Budaya

Proses belajar-mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan sosial. Itulah sebabnya, kegiatan
belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di mana kegiatan tersebut
berlangsung.

d. Landasan Hukum

Dengan memahami landasan hukum, guru lebih siap menerima penyesuaian yang perlu
dilakukan dan kemungkinan dapat diadakan inovasi dalam bidang pendidikan.

Banyak orang menganggap pendidikan sebagai gerbang emas untuk perbaikan nasib di masa
depan, hal ini hanyalah masalah persepsi. Jika semua orang mengangkat demikian, jadilah ia sebuah
kebenaran. Kenyataannya, pendidikan tidak berkorelasi secara langsung dengan masa depan yang
lebih. Untuk kasus Indonesia, masih ada faktor lain yang harus diperhatikan. Faktor ini antara lain
kepemilikan modal (dari orang tua), relasi, usaha keras dan tentu saja nasib baik.

Banyak ahli yang mengemukakan batasan atau rumusan kurikulum. Rumusan yang
dikemukakan itu mengikuti zaman dan orientasi masing-masing. Mohamad Ali dalam Arbi & Syahrun
(1991) menyirikan :

a. Kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran.

b. Kurikulum ialah pengalaman belajar yang didapat murid dari sekolah.

c. Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar murid.

Adapun struktur kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut :

a. Struktur kurikulum SD/MI Final (yang diujicobakan)

b. Beban belajar

c. Organisasi Kompetensi Dasar dalam Mata Pelajaran

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

e. Kompetensi Dasar

f. Pendekatan Pembelajaran Tematik Integratif di SD

Sekolah dasar di Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang tertentu


menurut Suharjo (2006). Dilihat dari segi pengelolaannya, dapat dibedakan sekolah dasar negeri dan
sekolah dasar swasta.

Selanjutnya dilihat dari segi sistem penyelenggaraan proses belajar mengajarnya, sekolah
dasar di indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :

a. Sekolah Dasar Konvensial/Reguler

b. Sekolah Dasar Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)

c. SD Pamong

d. SD Kecil

Anak sekolah dasar memiliki kecenderungan dalam belajar. Adapun bentuk-bentuk


karakteristik siswa sd diantaranya senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
kelompok, dan juga senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

Seorang guru harus dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan
keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang guru mengetahui karakteristik siswanya. Selain
karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik. pemahaman terhadap
karakteristik siswa dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk
menentukan tujuan pembelajaran di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam
memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.

Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogyanya
dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian
perkembangan diri siswa. Seperti pemenuhan fisiologis, pemenuhan kebutuhan rasa aman,
pemenuhan kebutuhan kasih sayang atau penerimaan, pemenuhan kebutuhan harga diri, maupun
pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri.

Kecenderungan belajar anak usia SD berbeda dengan usia lainnya. Untuk itu guru harus
memiliki kemampuan meramu metode, model, ataupun strategi pembelajaran di sekolah tersebut
dengan menyenangkan. cara belajar anak di sekolah dasar itu memiliki tiga ciri dalam Panduan
Lengkap KTSP (2008:252-253), yaitu :

1). Konkret

Mengandung makna bahwa proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar.

2). Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu. hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni sari hal umum kebagian demi bagian.

3). Hirearkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari
hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Oleh karena itu, maka perlu diperhatikan
mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.

Bab 2 ( Keterampilan Belajar Di SD )

Keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang dapat mengembangkan kemandirian


siswa dalam belajar (Dean, 1977 dalam Maher & Zins, 1987). Secara khusus, keterampilan belajar
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh, mempertahankan, serta
mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara untuk menyelesaikan persoalan (Marshal &
Burkle, 1981 dalam Maher & Zins, 1987). Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa akan
menyadari bagaimana cara belajar yang terbaik sehingga menjadi lebih bertanggung jawab terhadap
kegiatan belajarnya.

Hakikat keterampilan belajar meliputi 4 unsur utama yaitu : Transformasi Persepsi Belajar
dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills (membaca, menulis dan
mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan. transformasi ini tidak hanya
melati kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif dan psikomotorik dari
setiap orang. sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang keterampilan dan strategi belajar
yang diperlukan untuk sukses di sekolah.

1. Keterampilan Manajemen Pribadi

Kemampuan menerapkan pengetahuan keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar


yang dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan pembelajaran sehingga dapat
meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.

2. Interpersonal dan Keterampilan Kerjasama Tim

Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang


diperlukan untuk sukses dalam hubungan interpersonal dan kerjasama tim.
3. Kesempatan eksplorasi

Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri, penelitian, dan
eksplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan sekolah menengah.

Keempat unsur itu merupakan ciri keterampilan belajar yang untuk sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu
diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internal di sesi
keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat
mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).

Tujuan penerapan keterampilan belajar adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

2. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

3. Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar.

Adapun aspek-aspek keterampilan belajar yaitu sebagai berikut :

1. Keterampilan Membaca

Ada banyak metode membaca, metode ini merupakan hasil riset dari para ilmuwan tentang
cara membaca yang efektif. Salah satunya adalah metode SQ3R.

a. Survey atau meninjau

b. Question atau bertanya

c. Read atau membaca

d. Recite atau menuturkan

e. Review atau mengulang

2. Keterampilan Menulis

Ada beberapa bentuk keterampilan menulis yaitu :

a. Mencatat Standar/Linier

b. Catatan Tulis Susun (TS)

c. Mind Map (Peta Pikiran)

3. Keterampilan Bertanya

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan
yang tersusun dengan baik dan teknik terlontar and yang tepat akan memberikan dampak positif
terhadap siswa.

4. Keterampilan Mengatur Waktu dan Lingkungan

Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan


pengawasan produktivitas waktu.

5. Keterampilan Mengikuti Ujian


Agar seorang siswa dapat mengerjakan ujian dengan baik, maka dia harus mempersiapkan
diri, baik persiapan secara psikologis, maupun untuk melakukan review sebelumnya. Persiapan tes
dapat dilakukan dengan persiapan mental, menjaga kesehatan tubuh, dan percaya pada
kemampuan diri sendiri.

Bab 3 ( Keterampilan Mengajar Di Sekolah Dasar )

Menurut Fathurrahman (2015:12) mengajar berasal dari kata dasar ajar. Kata ajar bermakna
memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya
kepada subjek tertentu untuk diketahui atau dipahami.

Selain itu Darmadi (2012:17) menyatakan bahwa mengajar merupakan suatu seni untuk
mentransfer pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai pendidikan, kebutuhan-kebutuhan individu
siswa, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki oleh guru.

Dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah tindakan seseorang untuk mengatur


organisasi/lingkungan, suatu aktivitas, penciptaan sistem, dalam memberi petunjuk atau
menyampaikan informasi yang sebaik-baiknya, pengalaman, pengetahuan, atau sejenisnya kepada
subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahami nya serta menghubungkan dengan
anak didik sehingga terjadi proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Didalam mengajar dibutuhkan keterampilan yang harus dilaksanakan untuk berhasilnya


pengajaran tersebut. Seorang guru tidak bisa dikatakan guru jika tanpa keterampilan mengajar yang
memadai. Mengajar juga butuh keahlian dalam berkomunikasi. Di mana mengajar tidak lepas dari
yang namanya komunikasi antara siswa dan guru. Dari berkomunikasilah pesan materi
tersampaikan.

Untuk menjadi seorang komunikator yang efektif, diperlukan tiga keterampilan yang berkaitan
menurut Evertson & Emmer (2011:203-219) yaitu :

a. Kearsetifan Yang Konstruktif

Kearsetifan adalah keterampilan menegakkan hak seseorang yang sah dalam cara-cara yang
membantu memastikan bahwa orang lain tidak dapat mengembalikan atau menga kali mereka. kata
sifat konstruktif berarti bahwa guru yang asertif tidak mengejek atau menyerang siswa.

b. Respon yang Empati

Keterampilan ini menunjukkan bahwa guru memahami dan menerima perspektif siswa, serta
berusaha mengupayakan klarifikasi dari masalah jika diperlukan. respon yang empati membantu
menjaga jalur komunikasi tetap terbuka antara guru dan para siswa sehingga masalah dapat
dipahami dan diselesaikan dalam cara yang sama-sama dapat diterima.

c. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan proses yang digunakan untuk menangani dan menyelesaikan
konflik. Sebuah percakapan untuk menyelesaikan masalah mengandung tiga tahap : (1)
Mengidentifikasi masalah, (2) Pilih sebuah solusi, (3) Mendapatkan sebuah komitmen.

d. Berbicara dengan Orang Tua

Kearsetifan konstruktif, respon yang empati, dan pemecahan masalah dapat merupakan
strategi yang bermanfaat dalam interaksi guru dengan para siswa, dan mereka bisa efektif dalam
bekerja sama dengan orang tua.
Adapun keterampilan dasar mengajar di SD yaitu :

1. Keterampilan Bertanya ( questioning skills )

Teknik bertanya adalah sejumlah cara yang dapat digunakan oleh kita sebagai guru untuk
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik dan latar
belakang peserta didik. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, peserta didik
akan terancam untuk berimajinasi sehingga dapat mengembangkan gagasan-gagasan barunya.

2. Keterampilan Memberikan Penguatan ( reinforcement skills )

Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali perilaku itu. manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian
dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan
memelihara iklim belajar yang kondusif.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi ( variations skills )

Variasi mengandung makna perbedaan. tujuan utama guru mengadakan variasi dalam
kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat
pada pelajaran.

4. Keterampilan Menjelaskan ( explaning skills )

Keterampilan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa


memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing siswa
memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa kesempatan untuk
menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa.

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran ( set inductionand closure )

Keterampilan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menciptakan pra kondisi agar mental
dan perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran yang akan dipelajari mereka. sedangkan
keterampilan menutup pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan perhatian siswa
pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya merangkum atau membuat garis
besar materi yang baru saja dibahas.

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir
dan berkomunikasi, meningkatkan disiplin, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan sikap
saling membantu dan meningkatkan pemahaman.

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa
yang diinginkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang diinginkan, dengan hubungan-
hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta mengembangkan dan
mempermudah organisasi kelas yang efektif.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


Keterampilan ini bertujuan untuk adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat
guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat,
cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang
kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam
kegiatan pembelajaran.

Selain keterampilan mengajar dan telah diuraikan di atas, guru juga diharapkan memiliki
kemampuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. dimana pada hakekatnya kurikulum
teknologi informasi dan komunikasi menyiapkan siswa agar terlibat pada perubahan yang pesat
dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan dan perubahan dalam
variasi penggunaan teknologi. Siswa menggunakan perangkat TIK untuk mencari, mengeksplorasi,
menganalisis dan saling tukar informasi secara kreatif dan tanggung jawab. Sehingga bukan hanya
dapat belajar konsep dan sikap keterampilan, tetapi dapat juga belajar teknologi informasi dan
komunikasi dari gurunya.

Bab 4 ( Proses Pembelajaran Di SD )

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya. Belajar juga merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan, yang didalamnya ditunjang oleh berbagai
unsur-unsur pembelajaran sebagai tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, sarana dan
prasarana, situasi atau kondisi belajar, media pembelajaran, model pembelajaran serta evaluasi.

Untuk dapat menampakkan belajar sebagai proses terpadu, ada beberapa hal yang harus di
perhatikan :

1. Belajar dapat berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan individu seutuhnya, sesuai
dengan irama perkembangannya.

2. Belajar sebagai aktivitas pemerolehan pengalaman menempatkan individu sebagai pusat segala-
galanya.

3. Belajar dalam hal ini lebih menuntut ke pada terciptanya suatu aktivitas yang memungkinkan
adanya lebih banyak keterlibatan siswa secara aktif dan intensif.

4. Belajar menempatkan individu pada posisi yang terhormat dalam suasana kebersamaan didalam
penyelesaian persoalan yang dihadapinya.

5. Belajar sebagai proses terpadu mendorong setiap siswa untuk terus menerus belajar. Dalam
konteks yang demikian siswa belajar tidak hanya sebatas berusaha untuk mendapatkan informasi,
melainkan juga yang lebih penting berusaha memperoleh informasi.

6. Belajar sebagai proses terpadu memberikan kemungkinan yang seluas-luasnya pada siswa untuk
memilih tugasnya sendiri, mengembangkan kecepatan belajarnya sendiri dan bekerja berdasarkan
standart yang ditentukan sendiri.
7. Belajar sebagai proses terpadu apat berfungsi dan berperan secara efektif bila dapat diciptakan
lingkungan belajar secara total yang tidak memberikan dukungan fasilitas terhadap peningkatan
pertumbuhan dan perkembangan salah satu aspek saja melainkan semua juga aspek.

8. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan pembelajaran bidang studi tidak harus dilakukan
secara terpisah, melainkan dilaksanakan secara terpadu.

9. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan adanya hubungan Antara sekolah dan keluarga.

Adapun teori-teori yang dibahas dalam perkembangan anak sekolah dasar yaitu:

a). Teori belajar behavioral

Dalam teori belajar ini ada sejumlah prinsip yang perlu dikaji lebih mendalam, yaitu classical
conditioning, operant conditioning, pembentukan kebiasaan (habituation), dan peniruan
( imitation ).

b). Teori Kognitif

a. Perbedaan pandangan kognitif dan behavioral

Pandangan kognitif meyakini bahwa pengetahuan itu dipelajari dan perubahan dalam
pengetahuan menyebabkan adanya perubahan perilaku itu sendiri yang dipelajari.

Tokoh behavioristic menyatakan bahwa pengukuhan sebagai sumber umpan balik.

b. Pengetahuan dan pandangan kognitif

Pengetahuan itu penting sekali untuk memahami dan mengingat informasi yang baru. Studi
Recht dan Leslie ( Woolfolk, 1993) menyatakan bahwa pembaca yang lemah mengetahui baseball
mengingat lebih banyak dari pada pembaca yang baik dengan sedikit pengetahuan baseball. Dari
hasil studi ini dapat dikatakan bahwa memiliki dasar pengetahuan yang lebih penting dari pada
memiliki strategi belajar yang baik dalam memahami dan mengingat.

c). Teori perkembangan kognitif

Teori perkembangan anak pada kesempatan ini menekankan pada pikiran rasional anak yang
sedang berkembang dan tahap-tahap pikiran.

d). Tahap perkembangan pikiran piaget

Pada dasarnya tahapan perkembangan pikiran terdiri atas : tahap sensomotorik (0-2 th),
tahap preoperasional (2-7 th), tahap operasional konkrit (7-11 th), dan tahap operasional formal (11
keatas).

e). Tahap perkembangan kognitif Vygotsky

Vygotsky menegaskan bahwa kognitif anak tidak akan terjadi dalam tempat yang bebas dari
kehidupan sosial. dalam konteks ini praktek pembelajaran memungkinkan anak-anak dapat
mencapai tujuan melalui kolaborasi yang akrab dengan instrukturnya. Instruktur akan berfungsi
lebay efektif sebagai fasilitator anak-anak.

• Pemrosesan Informasi
Pemprosesan informasi anak berkenan denan proses dasar, seperti : persepsi, perhatian,
ingatan, dan berfikir. Dalam bagian ini akan dibahas hakekat pemprosesan informasi, proses
informasi dasar, proses informasi tingkat yang lebih tinggi, dan peranan pengetahuan.

• Karakteristik Belajar Anak Sekolah Dasar

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga biasanya pertumbuhan fisiknya
telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua,
dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang
pensil maupun memegang gunting.

Anda mungkin juga menyukai