Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN

TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Nama Mata Kuliah : Perspektif Pendidikan di

SD Kode Mata Kuliah /SKS : PDGK4104/4

Nama Tutor : Sigit Triyono, S.Pd.,

M.Pd. Pokjar : Marabahan

Kerjakan dengan Baik dan benar

1. Coba bapak/ibu Jelaskan landasan Filosofi, Psikologis dan sosiologis antropologi


pendidikan sekolah dasar?

2. Coba Bapak/Ibu Jelaskan tahap perkembangan Kognitif praoperasional sampai konkrit, pada
usia anak yang notebene memerlukan bimbingan sistematis dan sistemik, uraikan pengertian
sistematis dan sistemik?

3. Dalam pasal 19 RPP Wajar diatur tentang peserta didik dalam program wajar diantaranya
adalah setiap warga negara berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajar sampai 15 tahun, coba
bapak/ibu dampak positif dan negatif bagi sekolah dan dinas apabila pihak sekolah menerima
peserta didik kurang dari 6 tahun?

4. Ciri yang mendasar pendidikan SD dan MI sebutkan dan jelaskan?

5. Apa yang di maksud dengan sekolah yang unggulan dan apa ciri nya?
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

JAWABANYA

1. Landasan Filosofis dan Psikologis-pedagogis


Pandangan filosofis dan psikologis-pedagogis mewakili cara pandang pakar dalam bidang filsafat,
psikologi, dan pedagogik/ilmu mendidik terhadap keniscayaan proses pendidikan untuk usia sekolah 6-
13 tahun. Dikatakan suatu keniscayaan karena pendidikan untuk anak usia tersebut berlaku universal
dan telah menjadi kenyataan atau sering disebut juga sebagai conditio sine quanon. Contohnya, di semua
Negara di dunia dikenal adanya primary education atau elementary education seperti SD/MI di
Indonesia.
Ada beberapa argumen tentang keniscayaan pendidikan untuk usia itu. Pertama, pelembagaan proses
pendidikan untuk usia dalam sistem pendidikan persekolahan atau schooling system, diyakini
sangat strategis, artinya sangat tepat dilakukan, untuk mempengaruhi, mengondisikan, dan
mengarahkan perkembangan mental, fisik, dan sosial anak dalam mencapai kedewasaannya secara
sistematik dan sistemik. Kedua, proses pendewasaan yang sistematik dan sistemik itu diyakini lebih
efektif dan bermakna, artinya lebih memberikan hasil yang baik dan menguntungkan, daripada
proses pendewasaan yang dilepas secara alami dan kontekstual melalui proses sosialisasi atau
pergaulan dalam keluarga dan masyarakat dan enkulturasi atau pembudayaan interaktif dalam
kehidupan budaya semata- mata. Ketiga, berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang menjadi
landasan konseptual teori pembelajaran, seperti teori behaviorisme, kognitifisme, humanisme; dan
sosial (Bell-Gredler:1986), filsafat pendidikan seperti perenialisme, yang menekankan pentingnya
pewarisan kebudayaan, esensialisme, yang menekankan pada transformasi nilai esensial,
progresifisme, yang menekankan pada pengembangan potensi individu, dan rekonstruksionalisme
sosial, yang menekankan pengembangan individu untuk perubahan masyarakat.
2. Menurut definisi, dua kata sifat berbeda. Sistematis, berarti sesuatu diatur dengan baik atau diatur
menurut seperangkat rencana dan atau dikelompokkan ke dalam sistem. Sebaliknya, sistemik berarti
sesuatu yang penting bagi keseluruhan sistem. Ini menggambarkan sesuatu yang menjadi milik, bekerja
bersama, atau dapat memengaruhi seluruh tubuh atau sistem secara keseluruhan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

3. TANTANGAN PSIKOLOGIS PADA FASE CHILDHOOD


Masa Pra Sekolah : 2 – 6 tahun
Merupakan awal dari pengalaman bermasyarakat (sosialisasi). Dasar-dasar pendidikan disiplin diri
diberikan pada masa ini, hubungan orangtua-anak, suasana perkawinan ayah –ibu, latihan
kebersihan, disiplin dan pengendalian perilaku, hubungan kakak dan adik. Hal-hal tsb merupakan
sumber stres pada masa ini

4. Ciri cirinya untuk mewujudkan suasana belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat, dalam berbangsa dan bernegara.
Dan ciri cirinya yang lain :
 Anak SD Senang Bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal
pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA,
Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan
jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

 Anak SD Senang Bergerak.


Orang dewasa dapat duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk
duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
 Anak usia SD Senang Bekerja dalam Kelompok.
Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek‐ aspek
yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan‐ aturan
kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan,
belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat
(sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam
kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa
guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja
atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok
kecil dengan anggota 3‐4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara
kelompok.

 Anak SD Senang Merasakan atau Melakukan/memperagakan Sesuatu Secara


Langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret.
Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep‐ konsep baru
dengan konsep‐konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep‐konsep
tentang angka, ruang, waktu, fungsi‐fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya.
Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak
melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan
demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah
mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung
setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari
arah mana angina saat itu bertiup.

5. Ciri-ciri nya :
 Memiliki Fasilitas yang Memadai
Fasilitas yang tersedia di sekolah merupakan salah satu indikator sekolah unggulan. Ini
dikarenakan keberadaan fasilitas tersebut akan menunjang proses pembelajaran menjadi lebih
optimal.Fasilitas yang biasanya tersedia di sekolah unggulan yaitu ruang kelas, sarana olahraga,
laboratorium, ruang ibadah, perpustakaan dan masih banyak lagi.Fasilitas-fasilitas yang ada
bisa digunakan oleh semua siswa yang ingin mengembangkan potensi yang dimiliki. Fasilitas-
fasilitas tersebut juga dirawat dengan baik sehingga kebersihannya selalu terjaga dengan baik.
 Kualitas Guru
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Karakteristik sekolah unggulan selanjutnya yaitu memiliki tenaga pengajar atau guru yang
berkualitas.Guru yang berkualitas, handal dan menguasai mata pelajaran yang diajarkan akan
memberikan dampak positif kepada para siswanya. Dampak positif tersebut misalnya
keberhasilan belajar siswa selama di sekolah akan tercapai.

Untuk mengetahui guru berkualitas atau tidak Anda bisa mencari informasi sebanyak-
banyaknya. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu mendatangi sekolah lalu melihat cara
guru mengajar dan mendampingi anak didiknya.Selain itu, Anda bisa melihatnya dari prestasi
siswa dan siswinya. Dimana banyak anak-anak yang berprestasi menandakan kualitas
pembelajaran sekolah.

 Kualitas Lulusan
Jika ingin mengetahui ciri-ciri sekolah unggulan maka lihat para alumninya seperti apa. Seperti
yang diketahui kualitas alumni ini memberikan pengaruh pada akreditasi sekolah.Jika
alumninya banyak yang sukses maka akreditasi yang diperoleh juga baik, begitupun sebaliknya.
Selain dari kesuksesan yang diraih, Anda bisa melihatnya dari sebaran alumni diterima di
perguruan tinggi mana saja. Mayoritas kuliah di perguruan swasta atau negeri.Cara lain untuk
mengetahui kualitas lulusan yaitu dengan melihat bagaimana dampak baik yang diberikan
alumni kepada sekolah. Jadi, salah satu ciri sekolah itu berkualitas atau tidak dilihat dari alumni
atau lulusannya.

 Kurikulum yang Digunakan


Kurikulum merupakan kumpulan, rencana, tujuan, materi pembelajaran dan juga cara mengajar
yang digunakan.Kurikulum yang dipilih akan digunakan sebagai pedoman para pengajar atau
guru untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran.Sedangkan konsep sekolah unggulan yaitu
memiliki tujuan untuk tercapainya kesuksesan belajar.Adapun komponen dari kurikulum adalah
tujuan kurikulum, materi kurikulum, strategi pembelajaran, organisasi kurikulum dan
evaluasi.Setiap sekolah bisa saja memiliki kurikulum yang berbeda-beda.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Ada yang menggunakan kurikulum nasional ada juga yang menggunakan kurikulum luar
seperti Cambridge, Singaporean Primary School Curriculum, International Baccalaureate (IB)
dan sebagainya.

 Lingkungan yang Kondusif


Ciri-ciri yang terakhir yaitu lingkungan yang kondusif. Sekolah unggulan pasti memiliki
lingkungan belajar yang kondusif.Ini cukup penting supaya pertumbuhan dan perkembangan
siswa menjadi lebih efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan
optimal.

Anda mungkin juga menyukai