Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

A. Kurikulum Untuk Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang mempelajari,


menelaah, serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan secara terpadu. IPS diajarkan pada pendidikan dasar
dan menengah, sebagai dasar atau pengantar dalam mempelajari studi sosial atau
ilmu sosial di tingkat yang lebih lanjut.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Materi dalam IPS merupakan perpaduan dari materi geografi,
sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Kurikulum IPS SD mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan
tersebut terjadi karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kebutuhan dalam kehidupan. Perkembangan tiap kurikulum tersebut
merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran
tersebut maka dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP dilaksanakan mulai tahun ajaran 2006/2007.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Ada dua dimensi kurikum berdasarkan pengertian di atas. Yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Yang

1
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Untuk memenuhi
kedua dimensi tersebut, maka terjadi penyempurnaan kurikulum terdahulu,
menjadi kurikulum baru yang disebut Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/ 2014.
Kurikulum IPS tahun 2006 cukup simpel, karena hanya menekankan pada
ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipersyaratkan. Hal
ini memberikan peluang pada guru sebagai pengembang kurikulum untuk
berkreasi dalam pembelajaran IPS yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Materi pelajaran IPS SD merupakan keterpaduan antara materi geografi,
sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Pelajaran IPS SD pada kelas 1 – 3 dilaksanakan
melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas 4 – 6 dilaksanakan melalui
pendekatan pelajaran. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewsaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan anak akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode ekspositori
akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS menjadi
pelajaran hafalan yang membosankan. Guru yang bersikap memonopoli peran
sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan metode
pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning model;
role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat kabar/ majalah/
jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Menerapkan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang
memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan
ketrampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan belajar sambil bekerja,
sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk
pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan
efektif.
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun

2
2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan
ini dilakukan untuk menjawab tantangan internal dan eksternal yang berkembang
di masyarakat.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1. pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama
2. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/ media lainnya)
3. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet)
4. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains)
5. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)
6. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia
7. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik
8. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines)
9. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

3
Dari semua kurikulum yang pernah dikembangkan, semuanya memiliki
kelemahan dan kekurangan tersendiri. Tidak ada kurikulum yang memiliki
kesempurnaan yang mutlak. Bagaimanapun juga, perubahan yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk kebaikan pendidikan Indonesia.

B. Konsep Pembelajaran IPS

Konsep IPS yaitu suatu kala atau ungkapan yang berhubungan dengan
sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep
yang tepat bergantung pada. Penguasaan sifat yang melekat tadi, dan pengertian
umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki pengertian denokatif dan juga
pengertian konotatif. Pengertian denotatif adalah pengertian berdasarkan arti
katanya yang dapat digali dalam kamus, sedangkan pengertian konotatif adalah
pengertian yang tingkatnya tinggi dan luas.
Konsep-konsep dan fakta menurut IPS yang penting untuk dapat dipahami
dan dipecahkan berkaitan dengan masalah-masalah sosial. Misalnya, di dalam
geografi tentang perusakan lingkungan, akhirnya terjadi gejala kerusakan alam
yang tidak hanya kerusakan geografi belaka, namun secara ekonomi, sosial
kemasyarakatan, politik, hukum dan lainnya pun menjadi tidak seimbang atau
berkaitan erat.
Dapat disimpulkan bahwa konsep dalam pembelajaran IPS itu ialah
perpaduan ilmu-ilmu sosial yang telah digeneralisasi menjadi satu kesatuan ilmu
pengetahuan yang disebut IPS. Materi di dalam IPS menyangkut materi-materi
geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.

C. Metode Pembelajaran IPS

Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru

dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan

4
yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat

tercapai dengan efektif.

Sesua dengan tujuan dari pembelajaran IPS yaitu membekali anak didik

dengan pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam

membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM yang bertanggung

jawab dalam merealisasikan tujuan nasional. Maka metode yang digunakan dalam

pembelajaran IPS harus mampu merealisasikan tujuan dari pembelajaran tersebut.

Pembelajaran IPS dapat disajikan menggunakan pendekatan ilmiah

(saintifik/scientific). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat

didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga

peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi,

mengolah informasi dan menarik kesimpulan serta mengomunikasikan

kesimpulan (5M). Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan mencipta.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS, bantuan guru diperlukan, tetapi

bantuan itu harus makin berkurang ketika peserta didik makin bertambah dewasa

atau makin tinggi kelasnya.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain didasarkan pada

prinsip pembelajaran yang:

1. Berpusat pada peserta didik,

2. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengkonstruk konsep,

hukum, dan prinsip,

3. Mendorong terjadinya peningkatan kecakapan berpikir peserta didik,

5
4. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi.

Melalui pengembangan materi terpadu, peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,

menyimpan, dan memproduksi kembali pengetahuan yang dipelajarinya.

D. Penerapan Pembelajaran IPS Untuk Mahasiswa Pgmi dan Anak

Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara

yang baik, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial bagi dirinya

sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Untuk merealisasikan tujuan tersebut,

proses mengajar dan membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek-aspek

pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi

juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang

penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan.

Melalui pendidikan IPS, anak dibina dan dikembangkan kemampuan

mental-intelektualnya menjadi warga negara yang berketerampilan dan

berkepedulian sosial serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai–nilai yang

terkandung dalam Pancasila. Dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu

kepada peserta didik, sebaiknya terlebih dahulu merencanakan metode yang cocok

bagi peserta didik agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses

kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.

6
Penerapan pembelajaran IPS untuk mahasiswa PGMi dapat dilakukan

dengan metode pembelajaran yang berbasis tematik model webbed. Model ini

adalah salah satu metode yang dapat merangsang mahasiswa berperan aktif dalam

proses pembelajaran yang integred, yang artinya menyajikan bahan ajar berupa

keseluruhan dan meniadakan batasan-batasan dalam pelajaran bidang studi IPS.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ini dapat

berlangsung efktif dan efisien bila didukung oleh sarana pembelajaran berupa alat

multimedia. Pemanfaatan alat multimedia saat ini telah menjadi kebutuhan yang

utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu faktor lain yang sangat

diperlukan dalam proses pembelajaran ialah koneksi internet dan motifasi dari

peseta didik itu sendiri.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://phierda.wordpress.com/2012/10/30/metode-metode-dalam-pembelajaran-
ips-sd-2/

Anda mungkin juga menyukai