Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi


36363Telepon/ Faksimili (0741) 582021 website: www.iainjambi.ac.id

Nama : Lisvi Rahmawati

Nim : 204201802

Kelas : 4F PGMI

Dosen Pengampu : Fitri Nauli Siagian, M.pd

Soal UTS Pembelajaran IPS

1. Jelaskan Perkembangan kurikulum pembelajaran IPS SD/MI di Indonesia.


2. Jelaskan perbedaan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013.
3. Jelaskan pendapat anda tentang pendekatan kontruktivitis, discovery, inquiry, dan
pemecahan masalah.
4. Jelaskan langkah-langkah penyiapan media pembelajaran IPS MI.
5. Pilih satu metode yang menurut anda paling cocok digunakan di dalam pembelajaran
IPS MI, dan jelaskan metode tersebut.

Jawaban!

1. Perkembangan kurikulum pembelajaran IPS di SD/MI pada masa kemasa selalu


mengalami penyesuaian dan penyempurnaan untuk mengantisipasi perkembangan
zaman yang semakin maju dan pesat. Dari tahun 1964-2013 pengajaran ips telah
beberapa kali terhitung mengalami perubahan nama, kurikulum dan ruang lingkup
materi yaitu :
1) Pada kurikulum 1964 pendidikan IPS di Sekolah Dasar bernama “Pendidikan
Kemasyarakat” dengan materi terdiri dari ilmu bumi, sejarah, dan pengetahuan
kewarganegaraan. Namun penyampaian di kelas berdiri sendiri-sendiri.
Kurikulum 1964 lebih menekankan unsur tujuan pendidikan kewargaan
negara/moral.
2) Pada kurikulum 1968, pada kurikulum ini kata “Pengetahuan“ diganti dengan
“Pendidikan“. Jadi nama pengajaran IPS pada kurikulum ini tetap “Pendidikan
Kemasyarakat”. Pengajaran IPS dalam kurikulum ini diajarkan dari kelas 1
sampai dengan kelas 6.
3) Pada kurikulum 1975, unsur kewarganegaraan dipisahkan dari pengajaran IPS
dan dijadikan bidang pengajaran tersendiri dengan nama “Pendidikan Moral
Pancasila (PMP)”.Pengajaran PMP diajarkan sejak kelas 1 sedangkan IPS
diajarkan sejak kelas 3.
4) Pada kurikulum 1984 materi pengajaran IPS disusun secara terpadu yang terdiri
dari beberapa pokok atau sub pokok yang merupakan penyederhanaan dari
beberapa disiplin ilmu. Khusus bagi pengajaran sejarah diharapkan secara
tersendiri didalam kelas.
5) Pada kurikulum 1986 terdapat beberapa penambahan dan pelengkap materi
yang tertuang dalam kurikulum 1984. Kurikulum 1986 ini dikenal dengan
kurikulum 1984 yang disempurnakan. Pendekatan pembelajarannya
menekankan pada pendekatan keterampilan proses dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
6) Pada kurikulum 1994, nama dan ruanglingkup materi hampir sama dengan
kurikulum 1986. Pada kurikulum ini pendekatan pembelajarn lebih
mengutamakan pendekatan inkuiri yang melatih siswa memilih keterampilan
dalam memecahkan masalah. pengajaran IPS pada kurikulum ini berfungsi
untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam melihat
kegiatan-kegiatan sosial yang dihadapi siswa dalam kegiatan sehari-hari. Yang
di ajarkan dari kelas 3 sampai kelas 6 SD.
7) Pada kurikulum 2004, nama IPS berubah menjadi “Pengetahuan Sosial (PS)”
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini menekankan
kemampuan kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran di kelas.
8) Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Model KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) yakni model umum yang berisi kerangka acuan dan model
kurikulum lengkap yang lansung diaplikasikan ke dalam satuan pendidikan.
Kurikulum 2006 atau KTSP merupakan modifikasi dari model kurikulum yang
sudah ada. Kurikulum ini memuat berupa standar isi dan standar kompetensi.
9) Pada Kurikulum 2013, khususnya untuk SD adalah bersifat tematik integratif.
Dalam pendekatan ini, mata pelajaran IPS sebagai materi pembahasan pada
semua mata pelajaran. Prosesnya, tema-tema yang ada pada pelajaran itu
diintegrasikan kedalam sejumlah mata pelajaran. Yakni mencakup materi
pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, PPKN, Bahasa
Indonesia, dll. Dalam Kurikulum 2013 memuat berupa kompetensi inti dan
kompetensi dasar.
Dari beberapa perkembangan kurikulum yang ada didasarkan pada beberapa
prinsip, yaitu:
• Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta lingkungannya
• Beragam dan terpadu
• Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
• Relevan dengan kebutuhan kehidupan
• Menyeluruh dan berkesinambungan
• Belajar sepanjang hayat
• Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

2. Pada kurikulum 2006 proses pembelarannya yang lebih dominan adalah aspek kognitif,
psikomotorik, dan efektif. Atau bisa di katakana di kurikulum pembelajaran 2006 guru
banyak ikut andil dalam proses pembelajaran, semuanya dari guru tidak ada sumber
lain yang dapat digunakan jadi murid akan kurang leluasa dalam mengembangkan
imajinasinya Sedangkan, pada kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya nanti
yang akan lebih dominan adalah afektif, psikomotor, dan baru kognitifnya. Atau di
kurikulum ini guru tidak hanya sebagai mediator tetapi juga fasilitator, banyak sumber
belajar yang digunakan dalam kurikulum ini tidak hanya dari gurunya namun bisa dari
internet, alam, lingkungan sekitar dll tidak hanya dari buku yang diberikan gurunya.
Jadi murid akan lebih leluasa untuk menuangkan ide dan imajinasi kreatifnya di
kurikulum ini sehingga anak tidak cenderung belajar secara monoton dan anak akan
lebih aktif.
3. – pendekatan kontruktivitis
Menurut pendapat saya dari yang saya pahami yaitu pendekatakan ini lebih
mengutamakan proses belajar ketimbang hasil belajarnya. Pendekatan ini mendorong
siswa untuk mengorganisasikan pengalamannya sendiri menjadi pengetahuann ynag
bermakna, sehingga siswa akan memiliki kebebasan berfikir yang bersifat elektif yang
artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar dapat
tercapai. Disini siswa dibebaskan untuk belajar menggunkan Teknik apa saja gurunya
hanya membimmbing. Dengan begitu siswa dapat bebas mengekspresikan gagasan
mereka dan mengkomunikasikan ide idenya.

-pendekatan Discovery
Menurut saya pendekatan ini yairu pendekatan yang membantu siswa dari pasif menjadi
aktif. Karena, di pendekatan ini siswa di tuntún untuk menemukan sebuah hal baru atau
sebuah masalah yang telah di rekaya gurunya atau dibuat secara sengaja namun gurunya
berpura pura untuk tidak tau agar siswanya tertarik lalu mereka di didik untuk
mengidentifikasi apa yang telah mereka temukan dengan begitu peserta didik dengan
sendirinya akan mencari informasi dan mereka akan menyimpulkannya apa itu.
-pendekatan Inquiri
Menurut saya pendekatan ini dapat mendorong sisiwa untuk lebih aktif di dalam proses
pembelajaran karena didalam pembelajaran ini siswa di tuntút untuk memecahkan
masalah sendiri dan menyelesaikannya. Atau seperti contoh nya guru membawa siswa
belajar di luar ruangan kelas seperti di taman dengan melihat sekeliling kita atau melihat
alam dan dorong anak untuk berfikir krtits dengan apa yang mereka lihat dengan begitu
anak akan secara mandiri akan mengeluarkan ide ide baru, mengeluarkan
keterampiulan berfikir kritis, dan mereka akan menganalisis dan mengidentifikasi apa
yang telah mereka lihat sehingga mereka menemukan jawabannya sendiri. Kita sebagai
guru hanya mengarahkan. biarkan peserta didik secara leluasa memainkan imajinasi
dan berfikirnya.

-pendekatan pemecahan masalah


Adalah sebuahu método dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa untuk
menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi ataupun kelompook kemudian
dipecahkan baik secara individu ataupun kelompook (bersama-sama). Dari beberapa
pendapat para ahli dapat di simpulkan bahwa pendekatan strategi pembelajaran ini
mampu mengarahkan peserta didik untuk mampu menemukan, memecahkan,
menelaah, menganalisis, dan memberikan solusi terhadap suatu masalah yang berkaitan
dengan materi dalam proses pembelajaaraan.
4. 1. Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Sebelum guru menggunakan media, guru hendaklah terlebih dahulu mengetahui
pengetahuan dan keterampilan awal yang dimiliki para siswa sebelum mengikuti
pelajaran yang disajikan melalui media tersebut, dengan diketahuinya hal itu maka guru
memiliki kemampuan dalam menentukan secara tepat pengembangan media yang
dirancang.
2. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Merupakan langkah kedua dalam pemilihan media pembelajaran yang cocok dalam
pencapaian tujuan pembelajaran, yang mana hal ini harus mengacu kepada salah satu
ranah atau gabungan dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.[4] Penggunaan
media dalam pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem
pengajaran dan sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan
masalah yang dihadapi dalam proses belajar.
3. Persiapan Guru
a. Mempersiapkan media yang telah ditetapkan beserta segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam penerapan media.
b. Persiapan dalam keterampilan penguasaan penggunaan media, sehingga dalam
penerapannya dapat berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Guru hendaknya menghitung untung dan ruginya dari pemanfaatan suatu media.
d. Guru memberikan penjalasan lebih lanjut terhadap materi yang dianggap
kurang jelas pada meteri yang tertuang dalam media pembelajaran.
4. Persiapan Kelas
a. Mempersiapkan kelas secara kondusif, baik itu dari segi kesiapan mental siswa
menerima pelajaran dengan menggunakan media yang telah dipilih, maupun
kesiapan suasana kelas dalam penerapan media pembelajaran.
b. Berikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa pada materi
yang akan disampaikan melalui media.
c. Arahkan mereka dengan berbagai stimulus.
d. Pusatkan perhatian mereka melalui suatu komentar atau pertanyaan pendahulu.
5. Langkah penyajian media dalam kegiatan pembelajaran
a. Media yang diberikan harus dapat memberikan dukungan terhadap isi bahan
pembelajaran, seperti bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan
generalisasi biasanya membutuhkan media agar lebih mudah untuk dipahami
oleh siswa.
b. Media yang digunakan mudah untuk didapatkannya dan sesuai dengan taraf
berfikir siswa/ mudah digunakan. Hal ini sangat berpengaruh pada kemudahan
dalam proses pembelajaran.
c. Media harus dapat memfasilitasi siswa secara menyeluruh, sehingga pesan dan
informasi yang akan disampaikan diterima secara merata.
d. Pesan atau informasi yang akan disampaikan melalui tidak boleh terganggu oleh
elemen lain, dalam artian ada kesesuaian antara media yang digunakan dengan
kesiapan suasana kelas.
e. Media yang digunakan harus mampu menstimulasi siswa untuk terfokos pada
pembelajaran dan informasi atau pesan yang disampaikan dapat ditangkap
secara efektif oleh siswa.
6. Langkah kegiatan evaluasi pembelajaran dan media
a. Evaluasi pembelajaran
Evaluasi ini digunakan untuk mengukur tentang sejauh mana keberhasilan
pembelajaran dapat mencapai kompotenasi minimal yang telah ditetapkan.
b. Evaluasi media
Evaluasi ini digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan
media dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan.

5. Menurut saya semua metode pembelajaran sangat cocok digunakan dalam


pembelajaran. Hanya saja kita harus melihat situasi dan kondisi apakah anak tersebut
mampu tidak dengan metode yang kita terapkan, karena cara belajar anak yang berbeda
beda sehingga sulitnya memulih metode yang pas dan cocok. Ada beberapa metode
yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu :
a. Metode ceramah
b. Metode diskusi
c. Metode demonstrasi
d. Metode role-play
e. Metode simulasi
Tetapi ada satu metode yang menurut saya sangat cocok digunakan didalam
pembelajaran ips dan semua murid dapat menerima metode tersebut, yaitu metode
ceramah karena pada dasarnya peserta didik akan lebih mudah paham apa bila
gurunya menjelaskan materi, namun di samping itu guru harus memberikan Latihan
diri untuk mengetahui apakah peserta didik sudah paham dengan materi belajarnya.
Atau juga bisa menggunakan metode diskusi.

Anda mungkin juga menyukai