Anda di halaman 1dari 13

PERJALANAN PENDIDIKAN INDONESIA

Penulis: 1. Anisa Widya Pangesti


2. Cerli Anjarsari
3. Dedy Daryanto
4. Deka Fitria
5. Dela Julian Anggita
6. Karinda Salsabila
7. Tina Apriliana Saputri

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia


Dosen Pengampu : Dr. Edi Suyanto, M.Pd.
Instruktur : Tri Meryastuti, S.Pd. SD.

PPG PRAJABATAN GELOMBANG 1


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN ILMU DAN PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
A. Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional

1. Praktik Pendidikan yang membelenggu kemerdekaan peserta didik


dalam belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional
sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan

Pada zaman dulu sebelum kemerdekaan dunia pendidikan tidak dapat


dimiliki oleh semua orang. pendidikan dahulu di batasi dan di peruntukan
bagi bangsa eropa yang menguasai nusantara dan para bangsawan. Rakyat
biasa tidak diperkenankan sama sekali untuk mengenyam pendidikan hal
ini terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama hingga muncul tokoh-
tokoh pembaharu yang memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan
terutama dalam bidang pendidikan salah satu tokoh hebat yang berhasil
meletakan dasar-dasar pendidikan rakyat yang nantinya menjadi dasar
pendidikan nasional yaitu Ki Hajar Dewantara.

Tokoh-tokoh lain yang memperjuangkan kemerdekaan adalah R.A Kartini,


Dewi Sartika, Ahmad Dahlan dan masih banyak lagi.

Peran orang tua memang menjadi penentu pendidikan dapat tersalurkan


dengan baik. Namun masih banyak orang tua yang mengatur segala minat,
dan kesukaan anak, Sering sekali ikut campur dalam menentukan masa
depan anak. Demikian pula di lingkungan sekolah yang terlalu banyak
menerapkan aturan-aturan yang belum tentu anak didik itu sendiri
menyetujui, atau bahkan merasa terpaksa.

Banyaknya aturan dalam pendidikan yang menyebabkan hanya masyarakat


tertentu saja yang mampu menikmatinya, mulai dari peraturan lokal dalam
jenjang pendidikan sendiri sampai kepada peraturan pemerintah yang
dianggap kurang jeli melihat keadaan masyarakatnya. Padahal sudah
ditetapkan dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang
pendidikan tahun 2003 pasal 13 bahwa "Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya".

 Berikut ini adalah contoh pendidikan yang membelenggu


kemerdekaan peserta didik dalam belajar:
1. Ujian Nasional (UN)
2. Dana BOS
3. Adanya sederet kegiatan pembelajaran tanpa melihat kondisi
minat dan bakat siswa
4. Peraturan yang ditetapkan disekolah berat sebelah

a) Praktik Pendidikan yang Membelenggu Kemerdekaan Peserta Didik


1) Pendekatan Kurikulum yang Terlalu Terpusat Kurikulum yang
sangat terpusat pada penguasaan materi dan ujian standar
membatasi kreativitas dan kebebasan peserta didik untuk
mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri.
2) Metode Pengajaran yang Tidak Interaktif Metode pengajaran yang
hanya menitikberatkan pada pemberian informasi secara pasif,
seperti ceramah dan pembelajaran berbasis guru, menghalangi
partisipasi aktif dan pemikiran kritis peserta didik.
3) Penilaian yang Tidak Holistik Penilaian yang hanya fokus pada tes
tertulis dan angka-angka mengabaikan aspek-aspek penting
lainnya, seperti keterampilan sosial, kreativitas, dan kemampuan
memecahkan masalah.

b) Model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan


memerdekakan peserta didik
Pada kurikulum merdeka belajar yang sedang diimplementasikan di
seluruh sekolah saat ini diupayakan untuk melepaskan belenggu belajar
dalam pendidikan di Indonesia baik bagi guru maupun peserta didik.
Dengan prinsip pembelajaran paradigma baru guru dibebaskan untuk
merumuskan perencanaan pembelajaran serta asesmen yang disesuaikan
dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik dengan mengacu
pada profil pelajar pancasila. jawaban dari masalah ini adalah dengan
memantapkan cara melihat betapa pentingnya pendidikan, direncanakan,
dikelola, dilaksanakan, berisi materi apa saja, bagaimana proses yang tepat
yang dikaitkan dengan landasan falsafah pendidikan, dievaluasi, dan
rencana tindaklanjutnya.

Tentunya, pada saat ini pendidikan Indonesia membutuhkan sebuah


kurikulum dimana kurikulum ini dapat menjadikan manusia merdeka
dalam hal belajar, dan juga pembelajaran dapat berpihak kepada peserta
didik, sehingga diharapkan peserta didik dapat mengembangkan bakat dan
minatnya tapa adanya tekanan. Merdeka belajar berlandaskan pada nilai-
nilai pancasila atau pendidikan berbasis budaya, hal ini dimaksudkan agar
peserta didik mampu mengembangkan minat dan bakat secara optimal dan
juga bisa memajukan kebangsaan serta jati diri bangsa dan tanggung jawab
anak muda sebagai bangsa Indonesia.

Contoh model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan


memerdekakan peserta didik adalah:
1. Model pembelajaran STEAM: model pembelajaran terpadu
yang mendorong peserta didik untuk berfikir lebih luas tentang
masalah-masalah yang terjadi.
2. Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning):
pembelajaran yang menuntun peserta didik untuk memecahkan
masalah dalam memperoleh materi yang dipelajari.
3. Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning):
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu
kegiatan untuk menghasilkan suatu produk.
c) Model Pendidikan yang Dapat Membantu Memerdekakan Peserta
Didik
1) Pendekatan Berbasis Proyek Melalui pendekatan ini, peserta didik
diberdayakan untuk belajar melalui proyek nyata yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga mereka dapat
menentukan topik, mengembangkan solusi, dan bekerja secara
kolaboratif.
2) Pendekatan Berbasis Kompetensi Pendekatan ini menekankan pada
pengembangan keterampilan dan pemahaman yang relevan dengan
dunia nyata, memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
mengeksplorasi minat mereka sendiri dan belajar melalui
pengalaman praktis.
3) Pendekatan Berbasis Teknologi Pemanfaatan teknologi dalam
proses pembelajaran memberikan akses yang lebih luas kepada
peserta didik untuk memperoleh informasi, berkomunikasi, dan
berkolaborasi, sehingga membantu mereka belajar secara mandiri.
4) Pendekatan Berbasis Keterlibatan Sosial Melibatkan peserta didik
dalam kegiatan sosial dan komunitas membantu mereka
mengembangkan keterampilan sosial, empati, dan pemahaman
tentang dunia di sekitar mereka.

2. Model-Model Pendidikan Saat Ini Dapat Melepaskan ‘Belenggu’ Yang


Belum Memerdekakan Peserta Didik.
Permasalah-permasalah yang terjadi di dunia pendidikan cukup kopleks
dimana dimulai dari permasalahan kurikulum pendidikan, UU Pendidikan,
tenaga pendidikan yang kurang profesional dalam mendidik siswa, dan
infaktruktur pendidikan yang masih belum maksiamal. Problematika yang
terjadi dalam dunia pendidikan ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan
pemerintah sebagai pemandu pendidikan yang tidak melihat bagaimana
terobosan-terobosan yang seharusnya dilakukan, demi menciptakan sebuah
pendidikan yang mampu membangun manusia Indonesia yang baik, sehingga
nantinya akan melahirkan pendidikan yang baik, demi menyantarkan manusia
Indonesia yang berkarakter.

Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dinilai mengalami kebekuan saat ini,


dimana tokoh yang disebut sebagai Bapak Pendidikan Nasional mendasarkan
konsep Pendidikan atas asas kemerdekaan yang memiliki arti bahwa manusia
diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya
dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Siswa harus
memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta
tenaganya. Jiwa yang merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa
Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hadjar Dewantara memiliki istilah
sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak
didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya.

Selama ini, sistem Pendidikan di Indonesia masih terbelenggu karena peserta


didik tidak dibebaskan untuk berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Sehingga, pemerintah menciptakan sistem baru yang lebih memerdekakan
peserta didik yaitu gerakan “Merdeka Belajar” atau kemerdekaan dalam
berpikir. Merdeka belajar memfokuskan pada kebebasan untuk belajar dengan
mandiri dan kreatif. Esensi utamanya yaitu berada pada pendidik yang
diharapkan menjadi penggerak untuk mengambil tindakan yang muaranya
memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik. Adapun hal-hal yang
menjadi keunggulan dari merdeka belajar adalah:

1. Merdeka belajar dinilai lebih sederhana karena berfokus pada materi yang
esensial dan pengembangan kompetensi siswa, Pada proses pembelajaran
diubah menjadi lebih menyenangkan, mendalam, dan sederhana.
2. Merdeka belajar dinilai lebih bebas dan leluasa, contohnya pada siswa
jenjang SMA tidak akan ada kelas peminatan IPA, IPS dan Bahasa.
Sehingga siswa bebas memilih mata pelajaran sesuai bakat dan minatnya
masing-masing siswa. Selain itu, sekolah memiliki wewenang menerapkan
dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan bakat dan minat
siswa serta guru dapat mengajar sesuai perkembangan siswa dalam
menerima materi pelajaran.
3. Merdeka Belajar dinilai relevan dan interaktif, karena menerapkan proses
pembelajaran melalui kegiatan proyek. Diharapkan dengan proses
pembelajaran tersebut dapat memberikan kesempatan lebih luas pada
siswa agar aktif dalam mengeksplorasi isu-isu aktual yang terjadi saat ini
dan dapat mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil
Pelajar Pancasila.

Model Pendidikan lain yang sesuai dengan sistem merdeka belajar adalah
Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran tersebut dimulai dengan
menampilkan masalah autentik (nyata) yang sesuai dengan materi pelajaran
sehingga dapat melatih peserta didik untuk berfikir kritis dalam memecahkan
suatu permasalahan serta menjadikan peserta didik lebih aktif.

Menurut Dutch dalam M. taufik amar (1994) menyatakan bahwa PBL


merupakan metode instruksional yang menantang peserta didik agar “belajar
dan untuk belajar”, bekerja sama dengan kelompok untuk mencari solusi bagi
masalah yang nyata. Masalah ini di gunakan untuk mengaitkan rasa
keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas materi
pembelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dan
analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pelajaran yang sesuai.
Langkah-langkah Problem Based Learning adalah:

1. Orientasi peserta didik pada masalah


Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan, dan memotivasi peserta didik terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.
2. Mengorganisa sikan peserta didik untuk belajar
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing pengalaman individual atau kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk berbagai tugas
dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

3. Model Pendidikan yang ditawarkan untuk Melepas Belenggu dan


Memerdekakan Peserta Didik

Pembelajaran di kelas bukan soal menyelesaikan buku teks atau menyampaikan


materi sesuai buku teks, namun orientasinya pada pengembangan kompetensi dan
karakter siswa. Pendidikan yang memerdekakan menempatkan keaktifan peserta
didik menjadi unsur amat penting dalam menentukan proses dan kesuksesan
belajarnya. Strategi pembelajaran yang memerdekakan hanya dapat dicapai lewat
proses pendidikan bebas dan metode pembelajaran aksi dialogal. Strategi ini
mampu mewujudkan proses demokratisasi belajar, suatu proses pendemokrasian
yang mencerminkan bahwa belajar adalah atas prakarsa peserta didik. Demokrasi
belajar berisi pengakuan hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai
dengan karakteristiknya.

Strategi yang dapat digunakan untuk melepaskan belenggu menurut Ki Hadjar


Dewantara adalah Pendidikan yang "humanis". Proses humanisasi ini adalah
proses pembebasan, yaitu pembebasan manusia dari belenggu struktur sosial,
hegemoni kekuasaan, cara pikir yang salah, doktrin tertentu, dsb. Gunakan model
pendidikan yang cocok dengan tujuan memerdekakan peserta didik seperti model
pendidikan pribadi atau interaksional. Ki Hajar Dewantara juga melibatkan "Tri
Pusat pendidikan" yang satu sama lain saling berkaitan yaitu pendidikan dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam
membentuk watak dan kepribadian anak dan melahirkan calon pemimpin bangsa
yang berkarakter ing ngarsa sung tuladha (dimuka memberi contoh), ing madya
mangun karsa (di tengah membangun cita-cita), dan tut wuri handayani
(mengikuti dan mendukungnya).

Praktik pendidikan yang belenggu lebih mengedepankan kepentingan guru,


namun tidak mengedepankan peserta didiknya yang ingin berkembang sesuai
minat dan bakatnya. Oleh karena itu, digencarkannya program Merdeka Belajar
menjadi salah satu cara melepas belenggu pendidikan Indonesia saat ini.
Kemdikbud mulai merombak praktik-praktik pembelajaran yang masih
membelenggu para guru, salah satunya lewat program Asesmen Nasional (AN)
yang tujuannya untuk melangkah lebih jauh memberikan umpan balik ke tiap
sekolah dan dinas pendidikan di semua daerah tentang kondisi kualitas layanan
pendidikan. Siswa diberi kebebasan mengekspresikan kemampuannya dalam
materi pembelajaran sehingga potensi-potensi peserta didik dapat berkembang.
Sehingga esensi pendidikan yang "humanis" tidak akan hilang.

Sebagai model pendidikan yang berfokus pada pembebasan dan pemberdayaan


peserta didik, pendekatan yang paling efektif adalah dengan menerapkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini adalah cara yang kuat untuk
menghilangkan belenggu tradisional dalam pendidikan dan memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk mengambil peran aktif dalam proses
pembelajaran mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat dari (Oinam, 2017) yang
menyatakan bahwa untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, diperlukan
pergeseran fokus kegiatan dari guru ke siswa atau sering disebut dengan
pendekatan yang berpusat pada siswa dalam proses belajar mengajar. Pendekatan
yang berpusat pada siswa meliputi pembelajaran aktif, pembelajaran kooperatif,
dan pembelajaran induktif.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tahun 2013
menjelaskan bahwa pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang :

a. Berpusat pada peserta didik.


b. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
c. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang.
d. Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika.
e. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam.

Transformasi pendidikan ketika siswa menjadi pusat dari pengalaman


pembelajaran akan lebih terlihat daripada hanya menjadi penerima pasif informasi
saat siswa menjadi penggerak utama dalam proses pembelajaran mereka. Dalam
pendekatan ini, guru bertindak lebih sebagai fasilitator daripada sebagai sumber
utama pengetahuan. Guru bertugas mendukung siswa untuk mengeksplorasi minat
dan bakat mereka sendiri, mengidentifikasi tujuan pembelajaran, dan mengambil
tanggung jawab atas perkembangan mereka.

Salah satu aspek penting dari pendekatan ini adalah penggunaan metode
pengajaran yang beragam. Guru dapat menyediakan berbagai sumber daya,
termasuk bahan bacaan, video, permainan, dan proyek-proyek kreatif, sehingga
siswa memiliki fleksibilitas dalam memilih cara mereka belajar yang paling
efektif. Ini memberikan mereka kebebasan untuk menyesuaikan pendekatan
pembelajaran dengan gaya dan preferensi individu mereka. Dalam konteks
pembelajaran berpusat pada siswa, penilaian juga berubah. Bukan hanya
mengandalkan ujian tertulis, penilaian sekarang mencakup berbagai cara untuk
mengukur pemahaman dan prestasi siswa. Guru dapat mendorong siswa untuk
mengembangkan portofolio yang mencerminkan progres siswa, termasuk proyek-
proyek yang siswa bangun, presentasi yang mereka lakukan, dan refleksi tentang
pengalaman belajar mereka.

Selain itu, dalam pendekatan yang berpusat pada siswa, penting untuk
mempromosikan kolaborasi dan keterlibatan sosial. Siswa diajak untuk bekerja
sama dalam proyek-proyek kelompok, berbagi ide, dan belajar satu sama lain. Ini
memerdekakan mereka dari keterpencilan yang sering terjadi dalam metode
pengajaran tradisional. Dengan menerapkan pendekatan ini dipercaya bahwa guru
dapat membantu siswa menjadi pembelajar mandiri yang memiliki pemahaman
yang lebih mendalam, keterampilan kritis yang kuat, dan rasa percaya diri untuk
menghadapi tantangan di dunia nyata. Pendidikan berpusat pada siswa adalah
kunci untuk melepaskan belenggu pembelajaran konvensional dan memerdekakan
peserta didik agar mereka dapat menjadi pemimpin masa depan yang kompeten
dan berpikiran bebas.

Contoh Model-Model Pendidikan yang Dapat Melepaskan Belenggu yang Belum


Memerdekakan Peserta Didik

a. Model pembelajaran STEAM: model pembelajaran terpadu yang mendorong


peserta didik untuk berpikir lebih luas tentang masalah-masalah yang terjadi
di dunia nyata
b. Model Environmental Learning: model pembelajaran yang berbasis
lingkungan yang dikembangkan agar peserta didik memperoleh pengalaman
lebih berkaitan dengan lingkungan
c. Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning): pembelajaran yang
melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu
produk
d. Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning): pembelajaran yang
menuntun peserta didik untuk memecahkan masalah dalam memperoleh
materi yang dipelajari
Perjalanan Pendidikan di Indonesia dimulai dari adanya belenggu yang membatasi
pendidik maupun peserta didik dalam hal strategi pembelajaran dan teknologi.
Namun seiring perkembangan zaman, belenggu tersebut lah yang menjadi pemicu
adanya perkembangan dalam aspek mendidik. Mulai dari perkembangan metode
pembelajaran, strategi dan model-model yang digunakan oleh pendidik. Dalam hal
ini, menurut kelompok kami, model pembelajaran yang termasuk cocok untuk
memerdekakan peserta didik adaah project based learning dimana di dalamnya
sangat banyak melibatkan siswa dan membutuhkan waktu yang Panjang sehingga
siswa dituntut untuk berkelanjutan dalam mengutarakan dan menjalankan
proyeknya.
Daftar Pustaka

Ainia, Dela Khoirul. 2020. Jurnal Filsafat Indonesia. Merdeka Belajar dalam
Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan
Pendidikan Karakter. Vol 3 No 3.

Sukirman. (2020). Teori, model, dan sistem pendidikan. Palopo: Lembaga


Penerbit Kampus IAIN Palopo.

Sukri., Handayani, Trisakti., Tinus, Agus. 2016. Jurnal Civic Hukum. Analisis
Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara Dalam Perspektif Pendidikan Karakter.
Vol 1. No 1.

Yulianti, Eka., Gunawan, Indra. 2019. Indonesian Journal of Science and


Mathematics Education. Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl):
Efeknya Terhadap Pemahaman Konsep Dan Berpikir Kritis. Vol 2. No 3.

Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila. (2021). Pandangan Dan Perjuangan Ki Hadjar


Dewantara Dalam Memajukan Pendidikan Nasional. Jurnal Pendidikan Ips, 11(1),
48--56.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A


Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, 1 (2013).

Anda mungkin juga menyukai