Anda di halaman 1dari 5

Filosofi Pendidikan Indonesia

Kelompok 4 : Dina Silviatuz Zahro (233113717079)


: Selin Dita Rahma (233113717188)
: Sinta Dwi Miranti (233113716710)
: Siti Robiatul Arisa (233113717250)

Ruang Kolaborasi – Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional


Penugasan Kelompok

1. Apa praktik Pendidikan saat ini yang „membelenggu‟ kemerdekaan peserta didik dalam
belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan sesudah
kemerdekaaan?
Jawaban:

Perjalanan Pendidikan Nasional di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan


sebelum dan sesudah kemerdekaan. Saat ini beberapa praktik pendidikan dianggap
menjadi faktor yang “membelenggu” kemerdekaan peserta didik dalam belajar oleh
sebagian pihak. Berikut beberapa praktik yang sering dikritisi:

1) Sebelum Kemerdekaan
a. Sistem pendidikan kolonial
Pendidikan pada masa kolonial didesain untuk mencetak pejabat dan tenaga kerja
yang mendukung kepentingan kolonial. Keterbatasan akses pendidikan dan kontrol
pemerintah kolonial sangat membatasi kemerdekaan dalam memilih jalur
pendidikan.
b. Kurikulum terpusat
Kurikulum pada masa kolonial lebih cenderung terpusat dan diarahkan pada
kepentingan pemerintah kolonial. Hal ini menghambat variasi dan inovasi dalam
metode pembelajaran.
2) Setelah kemerdekaan
a. Sistem ujian yang tidak fleksibel
Sistem ujian yang cenderung menilai hafalan daripada pemahaman konsep sering
kali membuat peserta didik terbatas pada tujuan akademis tertentu, menghambat
kreativitas dan pemikiran kritis.
b. Pola pengajaran yang tradisional
Beberapa pendekatan pengajaran masih bersifat tradisional dan cenderung
menekankan pada pewarisan pengetahuan tanpa memberikan cukup ruang untuk
eksplorasi dan penemuan peserta didik.
c. Ketidaksetaraan akses pendidikan
Masih terdapat ketidaksetaraan akses pendidikan, baik dari segi geografis maupun
ekonomi, yang dapat menghambat kemerdekaan peserta didik untuk mengakses
pendidikan yang berkualitas.
d. Pemusatan keputusan
Keputusan terkait pendidikan masih cenderung terpusat pada pemerintah pusat,
mengurangi fleksibilitas untuk menyesuaikan kurikulum dan metode pengajaran
dengan kebutuhan lokal.
e. Kurangnya peningkatan keterampilan hidup
Pendidikan belum sepenuhnya memberikan penekanan pada pengembangan
keterampilan hidup yang dibutuhkan di era modern, seperti keterampilan pemecahan
masalah, kreativitas, dan keterampilan interpersonal.

Terkait dengan perubahan pendidikan sebelum merdeka dan sesudah merdeka beberapa
tantangan pendidikan saat ini yaitu:
1) Kesenjangan digital
Ketidaksetaraan akses teknologi digital dapat menjadi hambatan bagi peserta didik
untuk meraih potensi penuh dalam pembelajaran daring, terutama selama pandemi.
2) Tekanan hasil ujian
Tekanan untuk mendapatkan hasil ujian yang baik terkadang membatasi kreativitas dan
motivasi intrinsik peserta didik.
3) Tidak fleksibelnya sistem pendidikan
Sistem pendidikan yang kurang fleksibel dalam mengakomodasi kebutuhan dan minat
individu dapat merugikan kemerdekaan belajar.
4) Ketidaksetaraan akses informasi
Meskipun kemajuan teknologi, masih terdapat kesenjangan akses informasi, khususnya
di daerah-daerah terpencil.

Upaya terus dilakukan untuk memperbaiki dan mengadaptasi sistem pendidikan untuk
mengatasi kritik ini dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menginspirasi
kreativitas dan memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi potensi
mereka dengan lebih luas.

2. Adakah model-model Pendidikan saat ini yang Anda lihat dapat melepaskan „belenggu‟
yang belum memerdekakan peserta didik?
Jawaban:

Ada, yakni model kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka yang digunakan saat ini
diupayakan untuk melepaskan belenggu belajar dalam pendidikan baik bagi guru maupun
peserta didik. Kurikulum merdeka menggunakan prinsip yang ada pada pembelajaran
paradima yang baru yakni dimana guru diberikan kebebasan dalam merumuskan
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran beserta asesmennya untuk mengukur hasil
belajar peserta didik. Selain itu, peserta didik tidak dipaksa untuk menguasai semua materi
dikarenakan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan minat dari peseta
didik. Namun, pada proses pembelajarannya tetap mengacu pada profil pelajar Pancasila
yang berperan sebagai penuntun arah dan panduan dalam menentukan kebijakan dan
pembaruan sistem di Indonesia.

Adapun kelebihan kurikulum merdeka yakni sebagai berikut:


1) Kemerdekaan guru dalam merencanakan pembelajaran
Kurikulum merdeka memberikan kesempatan pada guru untuk bebas dalam
merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut memungkinkan
guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih sesuai dan menarik bagi peserta
didik.
2) Tujuan pembelajaran dapat disesuaikan
Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat peserta
didik. Hal tersebut membuat peserta didik tidak dipaksa untuk menguasai semua materi
dan memungkinkannya untuk mengembangkan diri sesuai potensinya.
3) Profil pelajar Pancasila
Kurikulum merdeka memuat profil pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 elemen yaitu
beriman, kebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Hal tersebut bertujuan untuk merealisasikan soft skill yang belum tercapai pada
kurikulum sebelumnya.

Sedangkan kelemahan kurikulum merdeka yakni sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran yang berbeda-beda


Dikarenakan kebebasan guru, maka proses pembelajaran dapat berbeda-beda antar
sekolah. Hal ini menyebabkan ketidaksetaraan dalam kualitas pendidikan.
2) Potensi yang dapat terabaikan
Meskipun tujuan pembelajaran dapat disesuaikan, beberapa peserta didik dengan
potensi yang lebih rendah dapat terabaikan atau kurang mendapat dukungan yang
dibutuhkan.
3) Tantangan dalam implementasi
Implementasi kurikulum merdeka memerlukan dukungan yang kuat baik dari
pemerintah maupun lembaga pendidikan. Tantangan administratif dan pelatihan guru
dapat menjadi hambatan dalam implementasinya.

Dengan demikian, dalam pencarian kita untuk melepaskan belenggu dalam pendidikan,
maka kurikulum merdeka dapat menjadi solusinya. Kurikulum merdeka memberikan
kebebasan kepada guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang sesuai sambil
memastikan bahwa peserta didik dapat berkembang berdasarkan potensinya. Namun,
tantangan implementasi perlu diatasi untuk memastikan kesetaraan dalam penggunaan
kurikulum merdeka.

3. Apa yang Anda tawarkan sebagai model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan
memerdekakan peserta didik?
Jawaban:

Sebagai model pendidikan yang berfokus pada pembebasan dan pemberdayaan peserta
didik, pendekatan yang paling efektif adalah dengan menerapkan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Ini adalah cara yang kuat untuk menghilangkan belenggu tradisional
dalam pendidikan dan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengambil
peran aktif dalam proses pembelajaran mereka. Sebagai seorang guru, saya telah melihat
betapa transformasinya pendidikan ketika siswa menjadi pusat dari pengalaman
pembelajaran. Daripada hanya menjadi penerima pasif informasi, siswa menjadi
penggerak utama dalam proses pembelajaran mereka. Dalam pendekatan ini, saya
bertindak lebih sebagai fasilitator daripada sebagai sumber utama pengetahuan. Saya
mendukung siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri, mengidentifikasi
tujuan pembelajaran pribadi, dan mengambil tanggung jawab atas perkembangan mereka.

Salah satu aspek penting dari pendekatan ini adalah penggunaan metode pengajaran
yang beragam. Saya menyediakan berbagai sumber daya, termasuk bahan bacaan, video,
permainan, dan proyek-proyek kreatif, sehingga siswa memiliki fleksibilitas dalam
memilih cara mereka belajar yang paling efektif. Ini memberikan mereka kebebasan
untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan gaya dan preferensi individu
mereka. Dalam konteks pembelajaran berpusat pada siswa, penilaian juga berubah.
Bukan hanya mengandalkan ujian tertulis, penilaian sekarang mencakup berbagai cara
untuk mengukur pemahaman dan prestasi siswa. Saya mendorong siswa untuk
mengembangkan portofolio yang mencerminkan progres mereka, termasuk proyek-
proyek yang mereka bangun, presentasi yang mereka lakukan, dan refleksi tentang
pengalaman belajar mereka.

Selain itu, dalam pendekatan ini, penting untuk mempromosikan kolaborasi dan
keterlibatan sosial. Siswa diajak untuk bekerja sama dalam proyek-proyek kelompok,
berbagi ide, dan belajar satu sama lain. Ini memerdekakan mereka dari keterpencilan
yang sering terjadi dalam metode pengajaran tradisional. Dengan menerapkan
pendekatan ini, saya percaya bahwa saya dapat membantu siswa menjadi pembelajar
mandiri yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam, keterampilan kritis yang kuat,
dan rasa percaya diri untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Pendidikan berpusat
pada siswa adalah kunci untuk melepaskan belenggu pembelajaran konvensional dan
memerdekakan peserta didik agar mereka dapat menjadi pemimpin masa depan yang
kompeten dan berpikiran bebas.

Anda mungkin juga menyukai