Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem
sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatunggalikaan.
Hasil observasi mengenai tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses
pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan di SMP
Negeri 13 Bandar Lampung yakni telah Nampak mengenai proses pembelajaran tentang
penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan. Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan suku dari setiap peserta didik yakni suku Jawa, Bali, Lampung, Palembang, dan
lainnya. Dengan adanya keragaman dari suku justru mengajarkan arti toleransi terhadap
sesama dan saling menghargai sehingga hal tersebut juga dapat di jadikan contoh terhadap
peserta didiknya bahwa pentingnya saling menghargai.
Warga sekolah diingatkan bahwa Garuda Pancasila merupakan lambang negara sekaligus
identitas kita sebagai warga negara Indonesia. Di dinding-dinding kelas terdapat tempelan/
gambar tokoh pahlawan . Ini merupakan salah satu bentuk pengenalan kepada peserta didik
terkait kesatuan dan persatuan bangsa, selalu mengingat dan mengenang jasa para
pahlawan. Membiasakan salaman dengan bapak ibu guru setiap pagi diterapkan setiap hari.
Ini juga merupakan bentuk atau simbol yang menunjukkan bahwa Manusia Indonesia
adalah orang yang sopan, santun, ramah, cinta tanah air dan lain-lain yang sudah
dibiasakan kepada anak sejak kecil. Simbol tulisan senyum, sapa, salam, sopan, santun juga
lOMoAR cPSD| 30542690
terdapat di dinding luar sekolah. Kemudian poster anti narkoba dan bulliying juga tersebar
dibberapa titik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Ini menunjukkan adanya himbauan dan
ajakan gerakan untuk seluruh warga sekolah dan tepatnya adalah peserta didik agar
menghindari perilaku buli dan narkoba.
Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada
di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia