Anda di halaman 1dari 14

TELAAH KESESUAIAN PEMBELAJARAN DENGAN TINGKAT CAPAIAN DAN

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 10 BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen
yang Efektif

Dosen Pengampu: Dra. Yani Kusmarni. M. Pd

Disusun oleh:

Restu Bella Amanda

NIM 2216815

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2023
A. Observasi lapangan terhadap proses pembelajaran saat PPL

Saya melakukan observasi pada peserta didik SMA Negeri 10 Bandung yaitu tempat di
mana saya melakukan PPL PPG. Terdapat dua kurikulum yang diterapkan di sekolah ini, yaitu
kurikulum merdeka dan kurikulum 2013. Kelas 10 menggunakan kurikulum merdeka dan kelas
11 & 12 menggunakan kurikulum 2013. Proses pembelajaran dilakukan dengan berpusat
kepada peserta didik sesuai dengan penerapan konsep Profil Pelajar Pancasila. Ketika di proses
pembelajaran berlangsung, peserta didik sangat aktif untuk memberikan pendapat dan memberi
tanggapan. Dalam hal ini berarti siswa diberikan kebebasan untuk terus mengeksplor
pengetahuannya yang akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Selain melakukan
metode ceramah dan tanya jawab. Guru juga menerapkan model Cooperative Based Learning
atau pembentukan kelompok sesuai materi yang telah ditetapkan oleh guru dan hasil diskusinya
akan dipresentasikan di depan kelas.

Selama proses observasi yang saya perhatikan adalah guru memiliki kemampuan untuk
memberikan reinforcement (penguatan) kepada peserta didik berupa respon verbal maupun
nonverbal dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari
penggunaan respon yang negatif ketika peserta didik aktif memberikan tanggapan maupun
pertanyaan selama pembelajaran di kelas sehingga peserta didik menjadi lebih semangat dan
termotivasi dalam belajar. Pada awal pembelajaran, guru memberikan tes diagnostik berupa
pre-test melalui salah satu web pembelajaran yang menarik yang bertujuan untuk memetakan
kemampuan peserta didik. Hasilnya yaitu terdapat keberagaman nilai dan kemampuan dari
setiap peserta didik, nantinya guru akan memberikan bimbingan intensif kepada peserta didik
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih rendah agar tidak tertinggal dengan peserta
didik lain agar pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Selain itu, untuk meningkatkan daya kolaborasi dan semangat peserta didik, diadakan sebuah
model pembelajaran yaitu project based learning yang projeknya disepakati oleh setiap kelas
dan dilakukan setiap pekan di hari jumat.

B. Penilaian terhadap proses pembelajaran dari perspektif karakteristik peserta didik


1) Kondisi fisiologis peserta didik
Secara umum, kondisi fisiologis peserta didik sudah baik. Berdasarkan hasil
observasi kepada peserta didik di kelas 11 IPS 1 diperoleh hasil bahwasanya mereka
telah menggunakan secara optimal fungsi fisiknya seperi melihat, bergerak, menulis,
dan kegiatan lainnya. Mereka sudah mengalami masa pubertas rata-rata di umur 13
tahun. Tinggi badan rata-rata berkisar 150-178 cm dan berat badan sekitar 40-80kg.
Peserta didik sudah mengoptimalkan pemanfaatan pertumbuhan dan perkembangan
fisiknya ditandai dengan perilaku-perilaku yang baik dan mengetahui batasan norma
berperilaku.
2) Kondisi Kognitif Peserta Didik
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada peserta didik usia Sekolah Menengah
Atas (SMA) berada pada Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas). Dengan
karakteristik: 1) kemampuan untuk berpikir secara abstrak; 2) memanipulasi ide di
kepalanya; 3) seorang ramaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir
kreatif, menunggunakan penalaran yang abstrak; dan 4) membayangkan hasil dari
tindakan tertentu.
3) Identifikasi gaya belajar peserta didik
Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil bahwa peserta didik memiliki gaya
belajar yang variatif setiap kelasnya. Namun, rata-rata peserta didik lebih menyukai
gaya belajar menggunakan audio visual seperti tayangan video, power point yang
menarik, dan media games.
4) Perkembangan Sosial
Berdasarkan hasil observasi, kelas 11 IPS 1 memiliki kemampuan berinteraksi antar
sesama teman yang cukup baik. Ketika saya bertanya mengenai kemampuan adaptasi
dengan lingkungan yang baru mereka cenderung menjawab bahwa adaptasi atau
menyesuaikan diri di tempat baru bukanlah sebuah tantangan besar. Di dalam kelas,
terdapat beberapa kelompok pertemanan yang dengan beragam karakteristik.
Menurut mereka, mereka akan berkumpul dengan siapapun yang memiliki frekuensi
yang sama akan suatu hal namun tidak menutup diri dengan kawan diluar kelompok
mereka.
5) Perkembangan emosi
Di dalam sebuah kelas, perkembangan emosi setiap peserta didik sangat beragam.
Terdapat peserta didik yang memiliki empati yang sangat besar dan peduli terhadap
temannya, terlibat dalam aksi sosial kemanusiaan, mengerti perasaan orang lain,
dan mengetahui keputusan apa yang harus dilakukan apabila teman mengalami
sebuah masalah.
6) Motivasi belajar
Minat dan semangat peserta didik terbilang cukup tinggi. Mereka sangat antusias
saat akan memulai pembelajaran. Namun, terkadang di pertengahan proses
pembelajaran, mereka cenderung mengalami penurunan semangat. Maka dari itu,
guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dari awal
hingga akhir pembelajaran.
C. Pengamatan terhadap kondisi lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak
pada ekosistem pembelajaran
1) Lingkungan kelas aman
Lingkungan kelas terkesan kondusif dan aman. Namun, karena posisi jendela kelas
tidak ditutup mennggukan gorden sehingga fokus peserta didik terdistraksi kepada
segala hal yang berada di luar kelas, dikhawatirkan akan mengurangi fokus peserta
didik ketika proses pembelajaran.
2) Lingkungan kelas yang nyaman
Fasilitas kelas sangat menunjang keberhasilan proses pembelajaran karena dilengkapi
dengan proyektor dan speaker. Kondisi kursi serta meja yang bagus dan kondisi kelas
yang bersih. Selain itu, guru juga memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana
kelas yang aktif sehingga peserta didik tidak merasa terkekang saat proses
pembelajaran karena dapat berekspresi dan mengeksplorasi minat dan bakatnya.
3) Lingkungan kelas berpihak pada ekosistem pembelajaran
Pada kurikulum merdeka saat ini dan penerapan profil pelajar pancasila, guru tidak
lagi berperan sebagai pusat namun hanya sebagai fasilitator saja. Pembelajaran
menjadi lebih berpusat kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik
mendapatkan pembelajaran yang bermakna serta dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
D. Rancangan/rencana aksi nyata terkait konsep kesesuaian pembelajaran dengan
tingkat capaian dan karakteristik peserta didik
1) Melakukan beberapa penilaian selama pembelajaran berlangsung untuk dapat
mengidentifikasi kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik
yaitu menggunalan penilaian diagnostik, formatif, dan sumatif.
2) Memodifikasi rancangan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.
3) Merancang pembelajaran dan memilih model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik.
4) Merancang tugas yang menarik dan disesuaikan dengan minat peserta didk misalnya
dalam satu tugas dapat dibuat dalam bentuk poster digital, podcast, video,
menggambar manual, dan lain sebagainya agar peserta didik semangat dalam
mengerjakannya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Penyusun : Restu Bella Amanda


Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Sosiologi
Materi Pokok : Integrasi Sosial Sebagai Upaya Pemecahan Konflik
Kelas/Semester : XI / Genap
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsive, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pegaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta enerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.5 Menganalisis cara melakukan 3.5.1 Menjelaskan pengertian integrasi sosial.
pemecahan masalah untuk mengatasi
permasalahan sosial, konflik dan 3.5.2 Membedakan bentuk-bentuk integrasi
kekerasan di masyarakat sosial

4.2 Melakukan penelitian sederhana yang 4.2.1 Menyajikan hasil diskusi mengenai suatu
berorientasi pada pemecahan masalah bentuk integrasi sosial di lingkungan sekitar
berkaitan dengan permasalahan sosial dengan menggunakan pengetahuan
dan konflik yang terjadi di masyarakat sosiologis.
sekitar

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery based learning dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk menggali informasi mengenai pengertian integrasi sosial, bentuk-
bentuk integrasi sosial, dan proses integrasi sosial sebagai upaya pemecahan masalah konflik dan
kekerasan yang terjadi di masyarakat sehingga mampu memposisikan diri dalam hidup bermasyarakat yang
aman dan tentram serta terbebas dari konflik dengan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Menguraikan pengertian dari integrasi sosial sebagai salah satu upaya pemecahan konflik sosial
di masyarakat dengan tepat.
 Menjelaskan terbentuknya integrasi sosial berdasarkan pengetahuan sosiologi dengan benar.
 Membedakan bentuk-bentuk integrasi sosial dengan tepat.
 Menelaah bentuk-bentuk integrasi sosial yang ada di lingkungan sekitar dengan baik.
 Mempresentasikan dengan percaya diri contoh kasus integrasi sosial yang ada di masyarakat
dengan cara berdiskusi dengan bertanggung jawab.

D. Materi Pembelajaran
 Pengertian Integrasi sosial.
 Bentuk-bentuk integrasi sosial.

E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model : Discovery Based Learning
3) Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok (Think Pair Share), Tanya Jawab

F. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media :
a. Worksheet atau lembar kerja siswa
b. Google classroom
c. Lembar penilaian
d. Cetak: buku, modul, artikel
e. Manusia dalam lingkungan: guru, peserta didik
2. Alat/Bahan :
a. LCD projector
b. Laptop/notebook
c. infocus
d. PowerPoint

G. Sumber Belajar
a. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Sosiologi 3 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial/Janu Murdiyatmoko, Citra Handayani; Dian Handayani dan Yogie Nugraha Aryasetya
(ed.). Jil.3.- Bandung: Grafindo Media Pratama, 2018.
b. Sumber-sumber lain yang relevan.
c. Pengalaman peserta didik dan guru

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu : 3x45 menit (1x pertemuan)
Pertemuan : Ke-1

Alokasi
Kegiatan Pendahuluan
Waktu

Orientasi  Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti 15 Menit


pembelajaran
 Peserta didik menjawab salam dan berdoa.
 Peserta didik diperiksa kehadirannya oleh guru sebagai sikap
disiplin.

Apersepsi  Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang


akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya.
 Peserta didik diminta untuk mengingatkan kembali materi
prasyarat dengan bertanya.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
 Peserta didik diminta untuk memberikan gambaran mengenai
Motivasi manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
 Apabila materi/tema/projek dikerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dan kuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan mengenai:
 Pengertian integrasi sosial
 Bentuk integrasi sosial
 Peserta didik memahami tujuan pembelajaran.

 Guru menjelaskan mengenai kompetensi inti, kompetensi


Pemberian Acuan dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan saat itu.
 Peserta didik melakukan pembagian kelompok yang
didampingi oleh guru.
 Guru menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Alokasi
Kegiatan Inti
Waktu
Stimulation/Pemberian Mengamati
Rangsangan: Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan 150
pada topik: Menit
 Pengertian integrasi sosial
 Bentuk integrasi sosial
Peserta didik menyimak video yang berkaitan dengan integrasi sosial
sebagai upaya pemecahan konflik yang ditampilan oleh guru

Problem Menanya
Statement/Identifikasi
Masalah  Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
guru dan menyampaikan pendapatnya terkait video yang
tertera.
 Guru memverifikasi jawaban dan pendapat peserta didik
yang kemudian menjelaskan gambaran materi secara
singkat.
 Guru membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok melalui
metode Think Pair Share.
 Setelah semua kelompok memperoleh topiknya masing-
masing, peserta didik diminta untuk mengisi LKPD tersebut
dan guru berperan sebagai pemberi arahan.

Data
Mengumpulkan informasi
Collection/Pengumpula Peserta didik diperbolehkan untuk menggunakan referensi seperti
n Data membaca buku teks, buku referensi lain, dan akses internet untuk
memperoleh informasi mengenai pengertian dan bentuk integrasi
sosial.

Data
Mengasosiasi
Processing/Pengolahan
Data
 Setelah mendapatkan jawaban masing-masing, peserta
didik dipersilahkan untuk melakukan diskusi dengan
anggota kelompoknya klarifikasi, dan menyimpulkan
pendapat dari sumber-sumber yang telah diperoleh.
 Hasil dari diskusi tersebut akan dipresentasikan di depan
kelas(berupa poster digital)
Verification/Pembuktia
n
Mengkomunikasikan
 Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi dan
kelompok yang lain menanggapi.
 Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi
lisan
Generalization/Menarik Kesimpulan
 Peserta didik difasilitasi oleh guru untuk memberikan
tanggapannya terkait presentasi materi di hari ini
 Peserta didik diperkenankan untuk mengevaluasi hasil
presentasi dan diskusi.
 Perwakilan peserta didik untuk mengungkapkan manfaat
memahami integrasi sosial sebagai upaya pemecahan
konflik sosial di masyarakat.

Catatan:
Selama pembelajaran berlangsung, guru akan mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: bekerja sama, jujur, tanggung jawab, dan disiplin.

Alokasi
Kegiatan Penutup
Waktu

 Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan mengenai 15 Menit


integrasi sosial sebagai upaya pemecahan konflik sosial di
masyarakat.
 Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kepada pendidik.
 Guru memberikan penghargaan untuk materi integrasi sosial
kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang
baik.
 Guru menyampaikan informasi kepada kelompok bahwa
output pada pertemuan ini (poster) dikumpulkan melalui
google classroom.
 Peserta didik menjawab salam untuk mengakhiri
pembelajaran (Sikap disiplin dan mengamalkan ajaran
agama yang dianut (Karakter)

I. Penilaian, Pembelajaran, Remedial, dan Pengayaan


1) Jenis/Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
- Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap.

Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Kode


No Nama Siswa
Skor Sikap Nilai
BS K TJ DS
1 Bella Amanda 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• K : Kritis
• TJ : Tanggung Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta
didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian
tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian
diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya
disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan 50
untuk berbicara. 250 62,50 C
Saya ikut serta dalam membuat
3 kesimpulan hasil diskusi 50
kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format
penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
Memberikan solusi terhadap 450 90,00 SB
2 100
permasalahan.
Memaksakan pendapat sendiri
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

b. Pengetahuan
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan/Presentasi
Skala Jumlah Skor Kode
No Aspek yang Dinilai
25 50 75 100 Skor Sikap Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

c. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali
skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(DISKUSI KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Sosiologi


Topik : Integrasi Sosial Sebagai Upaya Pemecahan Konflik
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 30 Menit

Petunjuk :
Bawalah buku paket Sosiologi Kurikulum 2013 yang relevan! Jawablah dengan berdiskusi antar sesama anggota
kelompokmu! Gunakan hasil pengamatan kalian untuk menjawab soal yang ada di lembar diskusi kelompok ini

Pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian integrasi sosial menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof serta buatlah
kesimpulan mengenai pengertian integrasi sosial menurut kelompok anda!
2. Jelaskan dan bandingkan bentuk-bentuk integrasi sosial!
3. Berilah contoh nyata di kehidupan sehari-hari dari integrasi normatif!
4. Mengapa integrasi sosial sangat sulit terjadi dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia?

Kunci Jawaban:
1. Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah sebagai
berikut:
1) Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara
mereka.
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma dan
nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam hal-hal yang dilarang
menurut kebudayaan
3) Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijadikan
secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat
2. Proses interaksi merupakan proses paling awal untuk membangun suatu kerja sama dengan ditandai
adanya kecenderungan-kecenderungan positif yang dapat melahirkan aktivitas bersama sedangkan kerja
sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama
dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut
3. Contoh integrasi normatif
- Masyarakat yang disatukan dengan semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika
- Masyarakat Jawa, Madura, dan Dayak yang hidup berdampingan di Kalimantan
4. Karena dalam heterogenitas terdapat banyak perbedaan sikap, perilaku, dan terutama adalah nilai
kebudayaan yang bisa saja bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Banyaknya perbedaan bagi
masing-masing penganut kebudayaan sehingga dapat menyebabkan konflik, tetapi hal ini dapat
diminimalisir dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi
RUBRIK PENILAIAN TUGAS POSTER

No. Aspek Penilaian Kriteria dan Skor


3 2 1
1 Waktu 15 Januari 2023 16-17 Januari 2023 >17 Januari 2023
Pengumpulan

2 Isi Isi sesuai dengan tema, Salah satu dari kriteria isi Isi tidak sesuai dengan
padat dan memberikan yang baik terpenuhi, tema, miskin informasi,
kejelasan informasi, serta sementara salah satu tidak jelas keterbacaannya
jelas keterbacaanya kriteria tidak terpenuhi

3 Bahasa Bahasa baik dan benar Salah satu dari kriteria Menggunakan bahasa
atau sesuai dengan bahasa yang baik yang berbelat-belit, tidak
PUEBI, komprehensif, terpenuhi, sementara salah komprehensif, dan sulit
serta mudah dipahami satu kriteria tidak untuk dipahami
terpenuhi

4 Design Perpaduan warna cerah, Salah satu dari kriteria Warna tidak mencolok,
bentuk huruf mudah design yang baik huruf sulit dibaca, dan
terbaca, dan disusun terpenuhi, sementara salah pusat perhatian tidak
dengan pesan yang ingin satu kriteria tidak menunjukan design yang
disampaikan menjadi terpenuhi baik.
pusat perrhatian.
5 Gambar Gambar sesuai dengan Salah satu dari kriteria Gambar tidak sesuai
tema, gambar bermakna gambar yang baik dengan tema, gambar
sebagai penyampaian terpenuhi, sementara salah tidak bermakna sebagai
pesan, dan orisinil. satu kriteria tidak penyampaian pesan, dan
terpenuhi tidak orisinil atau abstrak
NILAI TUGAS POSTER
XI-IPS 1

No. Nama Peserta Didik SKOR UNTUK Jumlah Nilai Predikat Ket
KRITERIA NOMOR....... Skor

1 2 3 4 5
1
2
3 3 3 3 3 3 15 100 A Sangat Baik
4
5 3 3 3 3 3 15 100 A Sangat Baik
6
7 3 3 3 2 3 14 93 A Sangat Baik
8 3 3 3 3 3 15 100 A Sangat Baik
9
10 1 2 3 3 3 12 80 B Baik
11 2 3 2 2 3 12 80 B Baik

PREDIKAT

81-100 = sangat baik Cara Penghitungan Skor:


61-80 = baik, Nilai= Jumlah Skor/Jumlah Skor Tertinggi x 100
41-60 = cukup
Nilai Restu = (15:15) x 10 = 100
21-40 = kurang
20 = sangat kurang Predikat = A (Sangat Baik)

Anda mungkin juga menyukai