Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang memuat nilai – nilai luhur bangsa Indonesia. Sebagai manusia Indonsia kita harus mampu hidup dalam keberagaman/kebhinekaan, memiliki jiwa religius, dan menjadi manusia pancasila. Kita harus mampu menerapkan nilai – nilai pancasila dalam kegiatan sehari-hari. Begitu pula pada pendidikan di Indonesia, tidak terlepas dari nilai – nilai pancasila. Nilai – nilai tersebut dapat tercermin dalam kegiatan sehari – hari, berdoa sebelum belajar dan mengucapkan salam (Nilai ketuhanan), saling tolong menolong (Nilai kemanusiaan), toleransi dan saling bekerjasama dengan semua teman (nilai persatuan), pemilihan ketua kelas (nilai demokrasi), mematuhi tata tertib dan melaksanakan kewajiban (nilai keadilan). Pada era modern ini, penghayatan pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa mulai terkikis pada diri para siswa. Tingginya arus globalisasi yang tak terbendung dengan perkembangan IPTEK yang semakin memudahkan kita dalam mecari informasi. Sayangnya tidak semua informasi yang disajikan baik untuk disimak oleh para siswa. Banyak konten – konten negatif yang tidak pantas justru menjadi tren dikalangan para siswa. Kurangnya pengawasan orang tua karena kesibukan kerja juga menjadi faktor pendukung merosotnya penarapan nilai – nilai luhur bangsa indonesia tergantikan oleh budaya asing yang lebih sering mereka saksikan dalam gadget. Persoalan lain adalah lingkungan sekarang yang memiliki banyak tokoh masyarakat yang justru tidak mengenalkan budaya dan nilai luhur bangsa Indonesia dan justru menggembor – gemborkan budaya asing yang kadang bertolak belakang dengan budaya luhur bangsa Indonesia dengan dalih moderenisasi. Banyak siswa yang karakternya menjadi individualis, kehilangan sopan santun, hingga apatis pada lingkungan serta muncul benih – benih kapitalis dimana segala hal dinilai dengan materi. Saat ini pendidikan Indonesia menggunakan kurikulum merdeka sebagai acuan kurikulum nasional. Pada kurikulum merdeka terdapat program profil pelajar pancasila Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Pada dasarnya, Profil Pelajar Pancasila ini adalah suatu proyek penguatan nilai-nilai Pancasila yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan sasaran para pelajar di Indonesia. Dalam konteks ini, nantinya Profil Pelajar Pancasila akan memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus dalam setiap pencapaian Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat masing-masing jenjang satuan pendidikan, tidak lupa dengan adanya penanaman karakter yang diselaraskan dengan nilai-nilai Pancasila. Kompetensi pada profil pelajar pancasila terdapat 6 elemen, yaitu: 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar Pancasila memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia adalah akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara. 2. Berkebinekaan global Pelajar Indonesia mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci berkebinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengamalan kebhinekaan. 3. Gotong royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.Elemen kunci gotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. 4. Mandiri Pelajar Indonesia adalah pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.Elemen kunci mandiri adalah kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri. 5. Bernalar Kritis Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Elemen kunci bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan. 6. Kreatif Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Keenam elemen tersebut diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa hingga mampu menjadi bibit unggul penerus generasi bangsa. Dari profil pelajar pancasila ditingkatkan berbagai kompetensi siswa tidak hanya pola pikir sesuai adat dan budaya Indonesia, tapi juga pemikiran yang disesuaikan untuk menjadi bekal dalam menghadapi perkembangan dunia.