Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KELOMPOK

Argumen Kritis Perjalanan Pendidikan Nasional

Nama Kelompok:

1. Sinta Novita S.
2. Ayu Novia Nuzul
3. Febrianca Aisyah Dewimurti
4. Siti Munawaroh
5. Muchamad Aulia Arifin 6. Yuli Handayani

Praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik dalam
belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan
sesudah kemerdekaaan?

Dalam Pendidikan saat ini, praktik pembelajaran masih membelenggu kemerdekaan peserta didik dalam
belajar. Membelenggu berasal dari kata belenggu yang artinya dalam KBBI adalah suatu yang
menyebabkan tidak bebas. Artinya peserta didik memiliki Batasan yang akhirnya menyebabkan tidak
bebasnya kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan kurangnya kreatifitas dan keaktifan peserta
didik. Hal ini disebabkan karena mindset dari guru yang kegiatan pembelajarannya masih berpusat
kepada guru dan tidak melibatkan peserta didik dalam pembelajarannya. Serta guru dan sekolah masih
mengutamakan dan terfokus pada penilaian secara akademik atau kognitif sehingga hanya melihat dari
penilaian yang dilakukan di setiap akhir jenjang Pendidikan. Pada saat itu, kurikulum yang digunakan
juga mendukung system Pendidikan saat itu. Padahal seharusnya peserta didik dalam pembelajaran
nantinya dapat menyesuaikan dengan keterampilan yang harus dimiliki di abad 21. Setidaknya harus
memiliki karakter, kewarganegaraa, kreatif,kritis, kolaborasi, dan komunikasi.

Model-model Pendidikan saat ini yang Anda lihat dapat melepaskan ‘belenggu’ yang
belum memerdekakan peserta didik?

Pendidikan proses duplikasi yang menekankan konsep text book thinking. Pola pembelajar yang
masih hafalan dan ujian-ujian dengan soal-soal berbentuk “apa yang dimaksud dengan” –  masih
seputar definisi. Pendidikan yang mementingkan kemampuan  menghafal menempatkan guru
atau dosen sebagai pengajar yang serba tahu dan sumber  pengetahuan. Hal ini membuat siswa
miskin gagasan, sehingga belum memerdekaan siswa. Pada gaya ini hanya melahirkan siswa atau
lulusan yang tidak kreatif dan miskin inovasi. Karena itu dibutuhkan model pendidikan yang
strategis dan transformative yang dapat memerdekakan peserta didik, seperti merdeka belajar.

Model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta


didik?

Model pembelajaran yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik adalah
Blended Learning. Menurut (Yamin dan Syahrir, 2020) blended learning meruakan sebuah kemudahan
pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya
pemebelajaran, serta menawarkan berbagai proses pembelajaran. Blended learning juga sebuah
kombinasi pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Sedangkan Carman (2005) menjelaskan
lima kunci utama dalam proses pembelajaran blended learning dengan menerapkan teori pembelajaran
Keller, Gagné, Bloom, Merrill, Clark dan Gery yaitu: (1) Live Event, pembelajaran langsung atau tatap
muka secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama ataupun waktu sama tapi tempat berbeda,
(2) Self-Paced Learning, yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning)
yang memungkinkan siswa  belajar kapan saja, dimana saja secara online, (3) Collaboration,
mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi guru-siswa maupun kolaborasi antar siswa,
(4) Assessment, guru harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen online dan offline baik yang
bersifat tes maupun non-tes (proyek kelas) dan (5) Performance Support Materials, pastikan bahan
belajar disiapkan dalam bentuk digital, dapat diakses oleh siswa baik secara offline maupun online.
(Model Pembelajaran Blended Learning, Pustekkom, 2019).

Berdasarkan urain diatas dapat diketahui bahwa model blended learning itu adalah model pembelajaran
yang memadukan pembelajaran tatap muka di kelas dengan pembelajaran online. Sehingga dalam
prosesnya siswa tidak hanya belajar sesuai dengan jadwal yang di dapat dari sekolah, namun bisa juga
belajar di luar jam belajar sekolah melalui online. Selain itu untuk megeksplorasi materi siswa lebih bisa
leluasa mencari dari berbagai sumber misalnya internet. Model pembelajaran inovatif dengan blended
learning ini bisa menjadi alternatif yang baik dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran dan bisa
memungkinkan siswa dapat merdeka dalam belajar.

Yamin, M. and Syahrir, S. (2020) ‘Pembangunan pendidikan merdeka belajar (telaah metode
pembelajaran)’, Jurnal Ilmiah Mandala Education, 6(1).
Purwanto, dkk. (2019). Rancangan Model Pembelajaran Blended Learning dengan Media Blog.
Pustekkom

Anda mungkin juga menyukai