Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KELAS X
BHINNEKA TUNGGAL IKA

Nama Penyusun : Mike Meida Diningrum, S.Pd


Instansi : SMK NU UNGARAN
Jenjang Sekolah : X / Semua Program Keahlian
Tahun Ajaran : 2021/2022
Alokasi Waktu : 2 JP X 30 Menit (daring)

Judul Elemen Bhinneka Tunggal Ika

Deskripsi Peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh keanggotaan


kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap
pembentukan identitas; serta memahami makna dan nilai dari
keragaman.
Peserta didik dapat mengidentifikasi respon terhadap kondisi dan
keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk
menghasilkan kondisi dan keadaan yang lebih baik.
Peserta didik juga dapat mengidentifikasi perlunya melakukan
pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling
terhubung; mengkaji makna dan manfaat hidup dalam
kebinekaan, kaya akan kearifan lokal; dan memilih produk dalam
negeri
Kelas X

Alokasi Waktu 90 menit

Jumlah Pertemuan 1-2

Fase Capaian E

Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, bergotong royong,
dan Kreatif
Model Pembelajaran Dicovery Learning

Moda Pembelajaran Daring / Kombinasi

Metode Pembelajaran Ceramah plus tanya jawab, resitasi

Bentuk Penilaian Asesmen Non Kognitif dan Kognitif


Sumbar Pembelajaran Buku Paket PPKn X, Modul digital, Internet dan Lainnya

Bahan Pembelajaran Video film integrasi nasional


Alat Praktik Pembelajaran Spidol, white board, PC/Laptop ,HP

Media Pembelajaran Video Pembelajaran, Internet


PERTEMUAN 1 DARING/LURING (180 MENIT)

Kegiatan Awal ( 10 Menit) Kegiatan Inti (65 Menit)

1. Peserta didik dan Guru memulai dengan 1. Peserta didik mendapatkan


berdoa bersama. pemaparan terkait filosofi sapu
2. Peserta didik disapa dan melakukan lidi dalam makna persatuan:
pemeriksaan kehadiran bersama dengan  "Filosofi" Sapu lidi
guru. bilamana hanya satu tidak

3. Peserta didik bersama dengan guru punya kekuatan namun

menyanyikan lagu nasional setelah di ikat menjadi

4. Guru memantik siswa dengan meminta satu akan menjadikan


kekuatan yang utuh yang
siswa menonton video tentang film
tidak dapat dipatahkan
persatuan “SUH”(Tali sapu)
atau dihancurkan. Jika
sendirian menghasilkan
sesuatu yang baik, berdua
output-nya pasti lebih
baik.
2. Dengan metode tanya jawab guru
memberikan pertanyaan mengenai:
a. Menurut pendapatmu apa nilai
yang dapat diambil dari film ?
b. Jelaskan filosofi sapu lidi
tersebut menurut pendapatmu
masing masing ?
3. Secara kolaborasi peserta didik secara
bergantian dapat memberikan
tanggapan tentang persatuan Indonesia
4. Peserta didik dapat menyimpulkan
tentang makna Integrasi
5. Peserta didik diminta untuk
mengerjakan tabel latihan
Kegiatan Penutup (15 Menit) Referensi

1 Peserta didik dapat menanyakan hal Buku Paket PPKn


yang tidak dipahami kepada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan Modul digital
kendala yang dihadapi selama Internet
mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi
dan motivasi dari guru.

Refleksi Lembar Kegiatan

1 Apakah ada kendala pada kegiatan 1 Praktik kolaboratif


pembelajaran? 2. Lembar Aktivitas praktik 1
2. Apakah semua siswa aktif dalam 3. Soal - soal Latihan Pertemuan 1
kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan
pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki
kesulitan ketika berkegiatan dapat
teratasi dengan baik?
5. Apa level pencapaian rata - rata
siswa dalam kegiatan pembelajaran
ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat
dianggap tuntas dalam pelaksana an
pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa
dapat menuntaskan kompetensi?
LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI

Pentingnya Konsep Integrasi Nasional


A. Pendahuluan
Dalam Bab ini kalian diharapkan mampu memahami konsep tentang
identitas bangsa Indonesia, mampu menganalisis tentang keberagaman dalam
Bhinneka Tunggal Ika ,mampu mendeskrepsikan makna/konsep bhinneka
Tunggal Ika.
B. Pengertian Integrasi Nasional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti
politis dan antropologis.
(a). Secara Politis
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
(b). Secara Antropologis
Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat.
Pendapat para ahli tentang integrasi.
(1). Howard Wriggins
Integrasi bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat
kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
(2). Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Menurutnya, integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang
mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan
budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan horisontal.
(3). J. Soedjati Djiwandono
Menurutnya, integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan nasional
dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut
perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan
dibahayakan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa indonesia
berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu
kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau
konsensus nasional melalui Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Berikut isi ikrar atau Sumpah Pemuda:
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
C. Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
a) Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
1) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor
sejarah.
2) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu
Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia
seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat
nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
b) Faktor pendukung integrasi nasional
1) Penggunaan bahasa Indonesia
2) Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah
air Indonesia.
3) Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu
Pancasila.
4) Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan, toleransi
keagamaan yang kuat.
5) Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan
c) Faktor penghambat integrasi nasional
1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
2) Kurangnya toleransi antargolongan.
3) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan
gangguan dari luar.
4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-
hasil pembangunan.
D. Jenis-Jenis Integrasi Nasional
1) Integrasi asimilasi adalah bentuk integrasi yang merupakan perpaduan dua budaya
atau lebih yang menghilangkan ciri- ciri budaya asli yang diterima masyarakat.
2) Integrasi akulturasi adalah perpaduan dua budaya atau lebih tanpa menghilangkan
ciri-ciri budaya asli di lingkungannya.
3) Integrasi normatif adalah integrasi yang didasarkan pada norma- norma yang
menghubungkan masyarakat.
4) Keterpaduan perangkat merupakan keterpaduan yang terbukti merupakan hasil
kesatuan individu dalam masyarakat.
5) Integrasi idealis adalah integrasi yang dilakukan dan dibuktikan dengan ikatan
spiritual yang kuat tanpa adanya paksaan.
6) Integrasi fungsional adalah integrasi yang berlangsung untuk fungsi tertentu
semua pihak dalam masyarakat.
E. Contoh Sikap Integrasi Nasional
Penerapan integrasi nasional dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut
ini adalah contoh integrasi nasional lingkungan sekolah dan juga masyarakat:
1) Seragam
Seragam sekolah berbentuk sama untuk semua anak sekolah. Terlepas dari kelas
orang tua, ekonomi, suku, ras atau agama, mereka berseragam sekolah. Biasanya
hanya karakter lembaga yang membedakan mereka. Jika sekolah muslim maka
akan menggunakan seragam dengan bentuk yang lebih tertutup atau berhijab untuk
murid-murid perempuannya. Ini semua berarti integrasi nasional di sekolah.
Menggabungkan semua elemen yang ada untuk mencapai tujuan bersama.
Seragam guru dan kepala sekolah serta siswa juga merupakan bagian dari integrasi
nasional.
2) Pelaksanaan Gotong royong
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang memiliki nilai kemanusiaan
yang sangat tinggi. Gotong Royong meninggalkan banyak perbedaan dalam
masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Bekerja sama menyederhanakan
semua masalah yang ada. Beratnya sama dengan membawanya, dan itu sama
dengan membawanya dengan ringan. Ini adalah istilah yang sering kita dengar dan
baca. Pelaksanaan gotong royong lebih rendah terjadi di masyarakat perkotaan.
Hanya sedikit orang yang melakukannya. Masih banyak daerah di masyarakat
pedesaan di mana segala sesuatu dinilai berdasarkan ketulusan, bukan materi.
3) Saling Menghargai
Saling menghargai dan menghormati adalah bentuk lain dari integrasi nasional.
Hal ini sangat penting dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia. Saling
menghormati dan berterima kasih di antara orang-orang yang berbeda suku,
berbeda budaya, berbeda adat, berbeda ras dan berbeda agama. Sikap ini
membimbing manusia untuk hidup rukun dan damai.
4) Akulturasi dan Akulturasi Budaya
Semua daerah di Indonesia memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda.
Proses integrasi bangsa dari segi budaya terjadi melalui akulturasi dan asimilasi.
Oleh karena itu, semua budaya yang sejalan berusaha untuk bersatu dan
beradaptasi. Akulturasi dan asimilasi seringkali menciptakan budaya negara yang
lebih maju tanpa mengabaikan budaya lokal. Contoh akulturasi dan asimilasi
paling terkenal terjadi ketika pendatang dari Jawa menetap di Lampung. Dua
budaya yang berbeda disatukan dalam bidang yang sama. Awalnya, karena
perbedaan suku dan perbedaan, sering terjadi konflik antara kedua suku tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat Lampung dan pendatang dari Jawa
mampu hidup berdampingan secara damai.
5) Kepatuhan Terhadap Hukum
Aturan dikeluarkan untuk kepentingan umum. Hal ini untuk memastikan bahwa
hak seseorang tidak bertentangan dengan hak orang lain. Dengan demikian,
integrasi nasional juga dicapai melalui kepatuhan terhadap peraturan. Misalnya,
ikuti aturan lalu lintas: Jika orang tidak saling mengikuti, jalan akan kacau,
sehingga pada persimpangan untuk pejalan kaki dan mobil memudahkan terjadinya
kecelakaan.
6) Toleransi Beragama
Indonesia memiliki enam agama yang diakui sebagai agama negara. Hak asasi
manusia sangat dilindungi di sini. Agama dan kebebasan menjalankan agama
sesuai dengan keyakinannya berkembang dengan baik. Bangsa Indonesia yang
memiliki keragaman ras dan agama memiliki tingkat toleransi yang tinggi
dibandingkan dengan negara lain yang hanya memiliki keragaman ras. Teladan
toleransi antarumat beragama ini telah membawa keberhasilan integrasi nasional
dalam beberapa dekade kemerdekaan. Ingatlah bahwa pengampunan tidak berarti
bahwa semua orang percaya harus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
keagamaan. Toleransi berarti tidak mengganggu ibadah atau kegiatan keagamaan
lainnya.
7) Upacara Bendera
Contoh identitas nasional adalah upacara bendera. Ritual bendera yang
dilaksanakan setiap hari Senin di sekolah, berlangsung pada hari-hari libur
tertentu, seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Sumpah Pemuda, dan merupakan
bagian dari integrasi nasional. Saat ini, dengan mengibarkan bendera merah putih
dan menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu kebangsaan, rasa cinta tanah air dan
sikap rela berkorban merasuki para siswa. Dalam upacara bendera, siswa juga
melatih kedisiplinan tentang menaati peraturan, menaati guru, dan memakai
seragam yang merupakan bagian dari menaati peraturan.
C.
Tugas Individu : Resume materi integrasi nasional
a. Bacalah dengan seksama materi Bhinneka Tunngal Ika Kemudian
Jawablah pertanyaan pertanyaan di atas ?
b. Gunakanlah matrik berikut ini sebagai panduannya.

Lingkungan Sikap dan Perilaku Akibat dari Sikap Alternatif agar


yang Menyebabkan dan Perilaku Tidak Terulang
Disintegrasi Tersebut
Nasional
Keluarga
Sekolah
Masyarakat
Bangsa
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 1
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK

ASPPEK Belum Kompeten Cukup Kompeten Kompeten (8-9) Sangat Kompeten


(0-6) (6-7) (10)
Proses Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
presentas tidak mampu mampu mampu mampu
i diskusi mempresentasika mempresentasika mempresentasika mempresentasika
kelompo n hasil n hasil n hasil n hasil
k diskusi diskusi namun didkusi dengan didkusi dengan
dengan sikap sikap
sikap yang yang baik namun yang baik dan
kurang baik tidak mampu
mampu berdiskusi
berdiskusi
Hasil Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
pencarian mampu mampu mampu mampu
informasi mendapatkan mendapatkan mendapatkan mendapatkan
identitas informasi <2 informasi 2 informasi 4 informasi 6
bangsa identitas bangsa identitas bangsa identitas bangsa identitas bangsa
Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga
mencapai level kompeten

Anda mungkin juga menyukai