Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL INOVASI

SMP NEGERI 5 PADANG

Dibuat untuk Memenuhi Syarat sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Design Thinking

Oleh:
SHOOFIAH SYUKROWATI
NIM. 22345062

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


RIDHO BAYU YEFTERSON, M.Pd

BIDANG STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN GELOMBANG II
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat taufiq, hidayah dan inayah-NYA. Sehingga saya dapat menyelesaikan
“Proposal Inovasi untuk SMP Negeri 5 Padang. Shalawat dan salam kami ucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil’alamin yang telah membimbing
umatnya ke jalan yang benar.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas dan proposal ini masih jauh dari
sempurna, baik dalam pengetikan maupun penyampaian isi, oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
proposal ini. Semoga proposal ini memberikan informasi dan pembaruan serta
dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Dalam proposal ini penulis menyajikan data-data
yang berkaitan dengan pelaksanaan kegitan orientasi yang penulis laksanakan di
SMP Negeri 5 Padang.
Selanjutnya saya mengharapkan saran atau komentar dari pihak terkait guna
penyempurnaan proposal inovasi ini. Demikian dengan penuh harapan semoga
laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua, Aamin.

Padang, April 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Design Thinking merupakan sebuah pola pemikiran dari kacamata
desainer yang dalam memecahkan maslahnya selalu dengan pendekatan
human oriented. Design thinking digunakan untuk meningkatkan kejelasan
parameter suatu masalah dan mekanisme desain dalam proses pembuatan
kebijakan. Design thinking mengkolaborasikan proses-proses sistematis yang
berpusat pada manusia sebagai pengguna dan penerima manfaat melalui
proses terencana sehingga menghasilkan perubahan perilaku dan kondisi
sesuai dengan harapan.1
Design Thinking memiliki beberapa karakteristik menurut Roterberg
yaitu Merupakan pendekatan integratif untuk pemecahan masalah,
berorientasi pada pengguna dan menekankan pada empati, membuat ide
menjadi konkret, siklus-siklus iteratif, keanekaragaman partisipan,
menciptakan ruang kerja yang kolaboratif dan kreatif, menggabungkan
analisis dan sintesis. Sedangkan untuk proses design thinking David Kelley,
pendiri dari IDEO dan Stanford School of Design Thinking (d.school),
membagi proses Design Thinking menjadi 5 fase yaitu emphatize, define,
ideate, prototype, evaluate. Design Thinking merupakan pendekatan atau
metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis
untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna. Adapun yang
menjadi fokus utama dalam penerapan Design Thingking adalah kepentingan
manusia sebagai pengguna.
Hasil data observasi dan kegiatan pengalaman lapangan yang telah
dijalani semester 1 di SMP Negeri 5 Padang ada beberapa situasi yang
ditemukan tidak sesuai dengan situasi atau keadaan yang diinginkan. Situasi

1
Darmalaksana, Wahyudin, “Metode Design Thinking Hadis Pembelajaran, Riset, dan
Partisipasi Masyarakat”, UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Fakultas Ushuluddin. h. 10
atau keadaan tersebut yaitu banyaknya peserta didik yang kurang disiplin,
peserta didik itu banyak yang sering terlambat ketika datang ke sekolah.
Peserta didik yang telat datang ke sekolah itu yang paling banyaknya tidak 10
(sepuluh) peserta didik melainkan lebih dari 30 (tiga puluh) peserta didik atau
dapat dikatakan yang terlambat itu sudah satu kelas.
Berdasarkan hal tersebut, akan berdampak kepada kegiatan pembelajaran
peserta didik itu sendiri. Selain berdampak kepada kegiatan pembelajaran
peserta didik itu keterlambatan itu berpengaruh kepada kedisiplinan peserta
didik itu sendiri.
Kedisplinan sangat berpengaruh kepada setiap individu. Ketika individu
tersebut telah disiplin terhadap dirinya sendiri, maka individu tersebut dapat
disiplin terhadap hal-hal lain yang akan mempengaruhi hidupnya.
Kedisiplinan terhadap peserta didik sangat berpengaruh kepada peserta didik
itu sendiri. Ketika peseta didik itu telah disiplin seperti tidak terlambat ketika
datang ke sekolah, maka hal-hal yang berkaitan dengan disiplin terhadap diri
peseta didik itu akan berpengaruh kepada dirinya. Dengan menerapkan
kedisiplinan peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
lebih baik dari sebelumnya.

B. Rencana Program
MENCIPTAKAN KEDISIPLINAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH
DENGAN MENGGUNAKAN FRINGERPRINT ABSENSI
Menciptakan kedisiplinan merupakan tanggung jawab individu terhadap
dirinya sendiri. Masalah disiplin merupakan masalah yang dihadapi sekolah-
sekolah pada saat ini. Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan
kesediaan untuk menepati atau mematuhi ketentuan, tata tertib, nilai serta
kaidah- kaidah yang berlaku. Disiplin mengandung asas taat, yaitu kemampan
untuk bersikap dan bertindak secara konsisten berdasar pada suatu nilai
tertentu. Dalam proses belajar mengajar, kedisiplinan dapat menjadi alat yang
bersifat preventif untuk mencegah dan menjaga hal-hal yang dapat
mengganggu dan menghambat proses belajar. Untuk itu berbagai peraturan
ikut diberlakukan di sekolah-sekolah untuk menegakkan kedisiplinan siswa.
Agar peserta didik dapat belajar dengan baik maka ia harus bersikap
disiplin, terutama disiplin dalam hal menetpati jadwal pelajaran, disiplin
dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar, disiplin terhadap
diri sendiri, dan disiplin terhadap datang ke sekolah.
Sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal. Di sekolah inilah
kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengatahuan diajarkan dan
proses pembentuka kepribadian anak juga berlangsung. Dengan demikian
sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat strategis untuk
menanamkan dan mengajarkan kedisiplinan. Untukitu disiplin harus
ditanamkan sedini mungkin di sekolah dengan cara menerapkan tata tertib,
meningkatkan anjuran atau perintah yang tegas, meningkatkan kebiasaan
peserta didik dalam melakukan hal-hal baik dan bersifat tidak merugikan
peserta didik itu sendiri dan pihak-pihak lain.

C. Perumusan Tujuan
Berdasarkan analisis situasi yang sudah dijelaskan berdasarkan hasil
observasi PPL 1 di SMP Negeri 5 Padang, j ka dkaitkan dengan mata kuliah
desgn thinking maka sudah melalui tahap Empathize sehingga dapat
dibuktikan bahwa kedisiplinan peserta didik harus ditanamkan sejak dini.
Maka tujuan dari inovasi projek ini untuk sekolah yaitu memberikan inovasi
program untuk menciptakan kedisiplinan di lingkungan sekolah dengan
menggunakan fringerprint absensi.
1. Bagaimana menanamkan kedisiplinan peserta didik?
2. Bagaimana mewujudkan kedisiplinan di lingkungan sekolah dengan
menggunakan fringerprint absensi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Target Program
Program menciptakan kedisiplinan di lingkungan sekolah dengan
menggunakan fringerprint absensi diharapkan dapat mencapai target:
1. Sekolah dapat menyediakan fringerprint absensi untuk peserta didik
2. Guru yang ada di sekolah harus lebih tegas terhadap peraturan yang ada di
sekolah
3. Guru harus menutup pagar sesuai dengan jadwal masuk waktu sekolah
4. Menanamkan pentingnya kedisiplinan kepada peserta didik
5. Peserta didik sadar akan pentingnya kedisiplinan bagi masa depannya
6. Mengurangi keterlambatan peserta didik datang ke sekolah

B. Sasaran Program
Sasaran program dalam menciptakan kedisiplinan di lingkungan sekolah
yaitu seluruh pendidik dan peserta didik yang ada di SMP Negeri 5 Padang.
Untuk mengurang jumlah keterlambatan peserta didik Wakil Kesiswaan harus
lebih tegas dalam menyikapi peserta didik yang sering terlambat. Untuk
menyediakan fringerprint absensi bagi peserta didik adalah wakil sarana dan
prasaran dengan disetujui oleh kepala sekolah dan komite sekolah. Program
ini diharapkan dapat tepat sasaran agar capaian pada program ini dapat
terlaksana dengan baik. Sasaran ini mencakup kepada Pendidik dan Peserta
Didik yang ada di lingkungan sekolah untuk mengurangi keterlambatan
peserta didik ketikadatang ke sekolah.
Sasaran program ini mencakup jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka pendek pada program ini diharapkan dapat terlaksana dengan cepat
agar dapat melihat perubahan. Sedangkan sasaran dalam jagka panjangnya
yaitu berkurangnya peserta didik yang terlambat, dengan menggunakan
fringerprint absensi ini orang tua dari peserta didik ini dapat mengetahui jam
berpa anaknya datang ke sekolah, apakah anaknya terlambat atau tidak.
Orang tua peerta didik ini mengetahui apakah anaknya datang ke sekolah
dengan menerima pesan dari sistem bahwa anaknya datang jam segini. Jadi
dari fringerprint absensi ini orang tua dan pendidikdapat mengetahui siapa
saja peserta didik yang tidak hadir. Selain itu guru-guru senantiasa bersikap
tegas dan tepat waktu ketika menutup pagar sekolah.

C. Paparan Masalah dan Pengajuan Solusi dalam Bentuk Projek


Berdasarkan paparan analisis situasi yang sudah dijelaskan sebelumnya,
masalah yang terjadi di SMP Negri 5 Padang adalah banyaknya peserta didik
yang terlambat datang ke sekolah. Pada hasil observasi yang ditemukan ada
satu waktu peserta didik yang terlambat itu sebanyak anak satu kelas.
Bedasarkan hasil wawancara juga didaptkan bahwasannya guru yang
menutup pagar sekolah tidak tepat waktu atau bisa dikatakan guru yang
menutup pagar itu ngaret dalam menutup pagar.
Berdasarkan masalah diatas maka solusi dalam bentuk projek adalah
“Menciptakan Kedisiplinan di Lingkungan Sekolah dengan Menggnakan
Fringerprint Absensi” dengan cara mencapai seluruh target program yang
sudah disusun seperti: Sekolah dapat menyediakan fringerprint absensi untuk
peserta didik, Guru yang ada di sekolah harus lebih tegas terhadap peraturan
yang ada di sekolah, Guru harus menutup pagar sesuai dengan jadwal masuk
waktu sekolah, Menanamkan pentingnya kedisiplinan kepada peserta didik,
Peserta didik sadar akan pentingnya kedisiplinan bagi masa depannya,
Mengurangi keterlambatan peserta didik datang ke sekolah, selain itu sekolah
dapat menyediakan fringerprint absensi.
Pengajuan solusi dalam bentuk projek ini akan tercapai ketika sasaran
program seperti seluruh elemen masyarakat yang ada di lingkungan sekolah,
wakil kesiswaan harus lebih tegas terhadap peserta didik yang sering
terlambat. Untuk Wakil Sarana dan Prasarana dapat memfasilitasi dengan
menyediakan fringerprint absensi untuk peserta didik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah disiplin merupakan masalah yang dihadapi sekolah-sekolah
pada saat ini. Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan
untuk menepati atau mematuhi ketentuan, tata tertib, nilai serta kaidah-
kaidah yang berlaku. Disiplin mengandung asas taat, yaitu kemampan untuk
bersikap dan bertindak secara konsisten berdasar pada suatu nilai tertentu.
Dalam proses belajar mengajar, kedisiplinan dapat menjadi alat yang bersifat
preventif untuk mencegah dan menjaga hal-hal yang dapat mengganggu dan
menghambat proses belajar. Untuk itu berbagai peraturan ikut diberlakukan di
sekolah-sekolah untuk menegakkan kedisiplinan siswa.
Kedisiplinan peserta didik yang ada di SMP Negeri 5 Padang untuk
datang ke sekolah dapat dikatakan kurang. Hal ini yang membuat saya untuk
memberikan sebuah inovasi menciptakan kedisiplinan di sekolah dengan
menggunakan fringerprint absensi dengan sasaran kepada masyarakat yang
ada di sekolah terutama pemimpin sekolah dan wakil sarana dan prasarana
dengan menggunakan jangka pendek dan jangka panjang.

B. Saran
Melalui kegiatan program atau proyek inovasi mata kuliah design
thinking ini diharapkan dapat:
1. Sekolah menyediakan fringerprint absensi untuk peserta didik
2. Guru tegas terhadap peraturan yang ada di sekolah
3. Guru harus menutup pagar sesuai dengan jadwal masuk waktu sekolah
4. Menanamkan pentingnya kedisiplinan kepada peserta didik
5. Peserta didik sadar akan pentingnya kedisiplinan bagi masa depannya
6. Mengurangi keterlambatan peserta didik datang ke sekolah
DAFTAR PUSTAKA

Darmalaksana, Wahyudin, “Metode Design Thinking Hadis Pembelajaran, Riset,


dan Partisipasi Masyarakat”, UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Fakultas
Ushuluddin.

Nokwanti, 2013, Pengaruh Tingkat Disiplin dan Lingkungan Belajar di Sekolah


terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Sekarwulan, Kandi, 2022, Design Thinking PPG Pra Jabatan. Direktorat


Pendidikan Profesi Guru Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan:
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai