Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RUANG KOLABORASI PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Kelas/ Kelompok : PGSD PPG Kelas E/ Kelompok 4

Nama Mahasiswa :

1. Tunjung Sabdarifanti (23100260116)

2. Raflesia Miftakhul Jannah (23100260159)

3. Bella Friza Astari (23100260149)

4. Chusniatun Nurul Latifah (23100260171)

5. Diva Pradana Putri (23100260097)

6. Murni Anjarwati (23100260051)

Lembar Kerja 3.3

1. Apakah experiential learning bisa diterapkan di semua mata pelajaran? Berikan


alasannya!

Jawaban : Experiential learning dapat diterapkan disemua mata pelajaran, hal ini
terjadi karena experiential learning memiliki pandangan menyeluruh dan terintegrasi
tentang pembelajaran yang menggabungkan pengalaman, pemahaman kognitif dan
behavior. Prinsip dasar experiential learning adalah membiarkan atau membebaskan
peserta didik belajar dari pengalaman dan praktik langsung yang pernah mereka
alami, yang dapat diterapkan pada berbagai situs belajar. maka berdasarkan hal
tersebut setiap mata pelajaran dapat dilakukan pembelajaran experiential learning di
mana peserta didik diberikan pembelajaran melalui pengalaman atau fenomena nyata
di kehidupan. Penerapan pembelajaran experiential learning juga harus tetap
disesuaikan dengan karakteristik materi pada tiap mata pelajaran. Experiential
learning merupakan proses yang melibatkan konstruksi pengetahuan dimana guru
sebagai agen harus kreatif dan juga bisa mendorong kreativitas peserta didik. Guru
juga harus bisa memberikan materi sesuai dengan tuntutan zaman. Selain itu guru
adalah fasilitator, sehingga proses pembelajaran melalui 4 tahapan yaitu pengalaman
nyata (concrete experiment), observasi refleksi (reflective observation),
konseptualisasi dan implementasi atau eksperimen.

2. Apakah manfaat experiential learning?

Jawab: Experiential learning memiliki manfaat diantaranya yaitu:


● Manfaat dalam kelompok diantaranya yaitu : mengembangkan dan meningkatkan
kerjasama antar kelompok, meningkatkan keterlibatan dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan, mengidentifikasi dan memanfaatkan bakat
tersembunyi dan kepemimpinan dan meningkatkan empati dan pemahaman antar
sesama anggota kelompok.
● Manfaat secara individual, antara lain:meningkatkan kesadaran akan rasa percaya
diri, meningkatkan kemampuan komunikasi, perencanaan dan kemampuan
pemecahan masalah, menumbuhkan dan meningkatkan komunikasi,
menumbuhkan dan meningkatkan komitmen dan tanggung jawab, menumbuhkan
dan meningkatkan kemampuan untuk memberi dan menerima bantuan,
mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi, melatih
keterampilan peserta didik dalam melakukan pengamatan atau observasi, melatih
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, melatih peserta didik menerapkan
pengetahuan yang didapatkan dalam menyelesaikan masalah kehidupan
sehari-hari dan peserta didik menyadari perasaan dan pengalaman mereka selama
proses pembelajaran melalui kegiatan refleksi.
3. Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja tantangan bagi
sekolah?

Jawab: Sekolah sangat penting untuk mendukung experiential learning. Hal yang
dapat dilakukan sekolah adalah sekolah bisa memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk terlibat dalam kegiatan yang melibatkan pengalaman langsung, seperti
proyek P5 di sekolah yang merupakan langkah bagi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman baru dan reaksi pembelajaran terhadap pengalamannya untuk
membangun pemahaman, keterampilan baru, dan sikap baru, atau cara berpikir untuk
menyelesaikan masalah. Kedua, sekolah dapat memberikan pelatihan bagi guru untuk
mengembangkan keterampilan dalam penerapan metode experiential learning.
Kemudian ketiga, sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
untuk mendukung metode experiential learning. Sekolah perlu menyediakan sumber
daya yang memadai untuk mendukung pelaksanaan model experiental learning
seperti laboratorium, peralatan, dan akses ke fasilitas eksternal seperti lingkungan
sekolah yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik misal taman
atau pusat penelitian

Dalam mendukung dan menerapkan experiential learning tentunya sekolah


menemukan tantangan. Tantangan bagi sekolah yaitu masih sedikitnya guru yang
memiliki keterampilan untuk menerapkan metode experiential learning. Kurangnya
kesiapan dan pengetahuan guru terkait experiental learning dan penerapannya dalam
pembelajaran di sekolah, namun guru enggan untuk mempelajari hal baru yang
dianggap sulit. Sekolah perlu menyediakan pelatihan dan pengembangan
keterampilan bagi guru. Kedua, sarana-prasarana untuk menunjang penerapan metode
experiential learning juga menjadi tantangan karena dalam menghadirkan
pembelajaran berbasis pengalaman membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tantangan
yang lain adalah selama ini sebagian guru maupun peserta didik lebih banyak
bergantung pada materi yang ada dibuku bukan bagaimana proses peserta didik
memahami materi.

4. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran


experiential learning? Jelaskan! Bagaimana menghadapi kendala tersebut?

Jawab: Ya tentunya karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi penerapan


pembelajaran experiential learning. Hal ini karena setiap peserta didik unik dan
berbeda. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan
kognitif, kemampuan sosial dan lain-lain. Karakteristik berpengaruh pada
perkembangan sosial emosional masing-masing peserta didik. Apabila sosial
emosional berbeda tentunya experiential learning yang diberikan kepada peserta didik
juga harus berbeda menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik agar
pembelajaran yang dilakukan lebih efektif dan bermakna. Cara yang dilakukan untuk
menghadapi kendala tersebut adalah guru harus mengidentifikasi karakteristik peserta
didik dengan tepat, guru memetakan karakteristik peserta didik sehingga peserta didik
memiliki karakter yang hampir sama, menerapkan budaya positif saat pembelajaran,
dan melakukan diferensiasi pembelajaran yang meliputi proses, konten, dan produk.

5. Pada kondisi daring (online) bagaimana penerapan experiential learning?

Jawab: Pada kondisi daring, penerapan experiential learning dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi seperti video, simulasi, dan permainan online. Adanya
dukungan teknologi yang memadai dan bimbingan dari guru akan membantu peserta
didik dalam proses pembelajaran secara daring, misalnya penggunaan video
conference, guru dapat memberikan pengalaman konkrit kepada peserta didik melalui
video pembelajaran, memberikan pengalaman eksperimen aktif melalui virtual lab,
mengerjakan soal secara daring dalam bentuk game maupun memberikan pengalaman
belajar melalui aplikasi berbasis experiential learning.

Anda mungkin juga menyukai