Anda di halaman 1dari 12

Kebutuhan Belajar Sesuai Jenis

ABK permanen berdasarkan


Mata Pelajaran

Nama Anggota:
Mila Khurotul Aini
Mochammad Reza Faozi
Tya Elok Wulandari
Vip Brilliant Stoic
Disabilitas Penglihatan
Pada pembelajaran matematika, terkait sarana prasana untuk disabilitas
penglihatan total bisa berhitung menggunakan huruf braille, cubaritma,
abacus/sempoa, speech calculator, serta penggunaan aplikasi talk back.
Pada disabilitas penglihatan Low Vision dapat menggunakan kacamata,
lensa kontak, serta menggunakan kaca pembesar atau bisa digunakan modul
dengan ukuran huruf besar.
Terkait teknis pelaksanaan pembelajaran pada disabilitas penglihatan Low
Vision dapat dilakukan dengan menempatkan peserta didik agar duduk di
bangku depan supaya dapat melihat dengan jelas apa yang disampaikan guru.
Kemudian guru dapat mengondisikan lingkungan belajar dengan memastikan
pencahayaan dan laatr belakang yang kontras dapat mendukung kemampuan
penglihatan peserta didik.
Disabilitas pendengaran
Sarana dan prasarana untuk anak disabilitas pendengaran dalam
belajar matematika bisa menggunakan bahasa isyarat, visualisasi, alat
peraga dan jari matika. Terkait proses pembelajarannya dilakukan
sebagai berikut:
1. Materi disajikan secara visual dan menggunakan bahasa isyarat.
2. Metode jarimatika dengan bantuan jari sebagai alat bantu perkalian
yang menyenangkan dan tidak memerlukan alat peraga tambahan.
3. Penggunaan alat peraga tangga perkalian untuk pemahaman dan
motivasi siswa.
Disabilitas intelektual
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prayogo,M.M, dan Sholikati, N.I (2021)
yang berjudul “Adaptasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi di
Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif” mendapati hasil mengenai
kebutuhan gaya belajar siswa disabilitas intelektual pada bidang mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Adaptasi Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Disabilitas Intelektual:
1. Materi disederhanakan, seperti membaca kata daripada isi bacaan.
2. Penilaian difokuskan pada menemukan informasi tersurat.
3. Tugas menulis dikurangi, dengan penekanan pada kompetensi dasar berbahasa.
4. Penggunaan bahan bacaan singkat, padat, dan mudah dipahami.
5. Materi disesuaikan dengan kemampuan siswa untuk mengoptimalkan waktu dan
kognisi mereka.
Lamban belajar (Slow Learner)
Penyesuaian Pembelajaran Matematika untuk Anak ABK Lamban Belajar (Slow
Learner):
1. Ciptakan lingkungan tenang dan terfokus dengan pengaturan tempat duduk yang
tepat.
2. Berikan tutor sebaya dan lebih banyak jeda selama pembelajaran.
3. Tugas pendek dengan variasi, lebih banyak latihan langsung.
4. Sumber belajar tambahan seperti lembar kerja, infografis, dan materi daring.
5. Gunakan model pembelajaran kooperatif melalui diskusi kelompok.
6. Manfaatkan media pembelajaran beragam seperti gambar, video, dan poster.
7. Berikan bimbingan khusus dalam hal akademik, keterampilan, dan motivasi.
Kesulitan belajar spesifik
Anak kesulitan belajar spesifik, memiliki hambatan dalam berbicara,
berhitung, mendengarkan, menulis, dan membaca, khususnya dalam bahasa
Indonesia dan matematika. Meskipun memiliki intelegensi normal, mereka
butuh strategi pembelajaran khusus. Strategi Pembelajaran untuk Anak
Kesulitan Belajar Spesifik:
1. Untuk anak yang kesulitan membaca, penting bagi guru untuk memulai
dengan konsep dasar seperti mengenal huruf, kata, dan meningkatkan
pemahaman bacaan.
2. Dalam mengatasi kesulitan menulis, guru dapat memberikan panduan
tentang cara menulis dari kiri ke kanan, teknik memegang pensil yang
benar, serta memberikan latihan menulis nama depan.
3. Dalam hal kesulitan berhitung, guru dapat menggunakan contoh konkret,
seperti membandingkan berat badan, dan mengenalkan konsep dasar
berhitung serta teknik perhitungan seperti penambahan, pengurangan, dan
perkalian dengan bantuan metode visual atau praktik langsung.
Disabilitas fisik dan motorik
Penyesuaian Pembelajaran Olahraga untuk Anak dengan
Disabilitas Motorik dan Fisik:
1. Modifikasi aktivitas olahraga sesuai kemampuan.
2. Berikan pilihan olahraga sesuai minat dan kemampuan.
3. Gunakan peralatan penunjang seperti kursi roda olahraga.
4. Dukung partisipasi teman sebaya dan budaya toleransi.
5. Latih keterampilan motorik dasar.
6. Utamakan keselamatan dengan pengawasan dan fasilitas yang
sesuai.
Disabilitas emosi sosial
Penyesuaian Perilaku untuk Mata Pelajaran Seni Budaya pada Anak
Tunalaras:
1. Komunikasi awal tentang sistem pembelajaran.
2. Pertimbangkan faktor-faktor seperti lapar dan kelelahan.
3. Gunakan hitungan mundur untuk transisi ke aktivitas baru.
4. Berikan pilihan, seperti tarian yang ingin dipelajari.
5. Pertahankan konsistensi dalam tanggapan Anda.
6. Hindari reaksi berlebihan terhadap perilaku negatif.
7. Beri pujian positif untuk perilaku baik mereka.
Spektrum Autis
Dalam mendukung siswa dengan autisme, dapat diterapkan pendekatan
TEACCH dengan penggunaan dukungan visual dan pengulangan instruksi.
Juga, ABA dengan pendekatan DTT untuk mengajarkan perilaku yang
diinginkan dengan pujian. Dalam olahraga, guru dapat mengintegrasikan
pembelajaran sosial dalam kelompok. Sarana dan prasarana kelas juga dapat
disesuaikan:
1. Pencahayaan kurang terang atau berfokus pada area depan kelas.
2. Penanganan suara berisik dengan earplugs atau headphones.
3. Penyediaan ruang tenang untuk siswa yang memerlukan waktu istirahat.
Dengan pendekatan ini, siswa dengan autisme dapat belajar lebih efektif.
ADHD

Penyesuaian mata pelajaran matematika untuk peserta didik


dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
1. Penyesuaian tempat duduk untuk kurangi gangguan.
2. Berikan guru pendamping terlatih untuk bantu monitoring dan
organisasi.
3. Minimalkan gangguan seperti suara berisik atau visual.
Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa

Penyesuaian Pembelajaran Olahraga untuk Anak


Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa:
1. Sesuaikan program olahraga sesuai kemampuan dan
kebutuhan mereka.
2. Fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan
kerja sama.
TERIMAKASIH
Nama Anggota:
Mila Khurotul Aini
Mochammad Reza Faozi
Tya Elok Wulandari
Vip Brilliant Stoic

Anda mungkin juga menyukai