Anda di halaman 1dari 3

Nama : Azizah Suwitaningtyas Azzahra

NIM : 2302114560

KONEKSI ANTAR MATERI

Topik 3

Pada Topik 1 saya belajar tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana


pemikiran beliau tenyata adalah awal mula sejarah pendidikan Indonesia dimulai dan dengan
adanya Kurikulum paradigma baru adalah suatu bentuk ingin merealisasikan pemikiran-
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang belum diimplementasikan pada kurikulum sebelumnya.
Pada topik 1 saya juga belajar mengenai pendidikan. Indonesia dari zaman kolonial hingga
sekarang dimana disitu saya dapat mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia tidak berdiri
dengan sendiri dan instan, didalamnya terdapat perjuangan-perjuangan luar biasa dari beberapa
pihak terutama Ki Hajar Dewantara sehingga saya sebagai manyarakat Indonesia menjadi
lebih menghormati adanya pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara juga menyajarkan
pentingnya sistem Tri Pusat pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan yaitu pendidikan
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam membentuk
watak dan kepribadian anak. Dalam mendidik anak harus diberi tuntunan dan dorongan agar
tumbuh dan berkembang atas dasar kodratnya sendiri (Sukri, Handayani & Tinus 2016).

Pada topik 2 kami belajar lebih dalam mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hajar


Dewantara dengan makna yang lebih dalam daripada apa yang sudah dijealaskan pada Topik
1. Disini kami belajar mengenai buah dari pemikiran Ki Hajar Dewantara berupa: budi
pekerti, penjelasan sistem among, pendidikan keindonesiaan dan kodrat alam & zaman.

1. Budi pekerti
Jika kita meninjau kembali pendidikan di Indonesia tidak hanya mengedepankan
aspek kecerdasaan peserta didik namun juga aspek karakter dan social.
Berdasarkan hal tersebut budi pekerti merupakan perpaduan antara cipta
(cognitive), karsa (afeksi) sehingga menciptakan sebuah karya (prsikomotor). Hal
tersebut erat kaitannya dengan konsep Trilogi KHD.
2. System among
Kita lihat dari kata “among” yang berarti menuntun. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa seorang pendidik harus mampu membimbing peserta didik agar mereka dapat
tumbuh dan berkembang menjadi manusia sesuai dengan kodratnya. Dalam
sistem among, anak-anak harus dibiasakan untuk mendisiplin diri untuk
mencari dan belajar sendiri. Ki Hadjar Dewantara di samping ilmu yang
umum, kesenian merupakan bagian yang penting dalam kurikulum pendidikan
(Marisyah, Firman & Rusdinal, 2019).
3. Pendidikan Indonesia
Pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada daya intelektualitas peserta
didik saja, namun juga nilai budaya. Nilai-nilai pada diri mereka dan
menciptakan sikap profil pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pendidikan dari Ki
Hadjar Dewantara.
4. Kodrat alam dan zaman’
Implementasi pendidikan di Indonesia sering mengalami dinamika perubahan
yang berkelanjutan. Jadi, seoramh pendidik baiknya memberikan pengajaran kepada
peserta didik disesuaikan dengan perkembangan lingkungan dan zamannya.

Pada topik 3 kami mempelajari manusia Indonesia berarti identitas manusia yang
menghayati niali-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesia meliputi nilai,
jiwa, hasrat, martabat, sosialitas, relasionalitas, genitas, dialogalitas, tradisi. Tiga hal hakiki
nilai kemanusiaan khas Indonesia yaitu kebhinekaan, pancasila, dan religiositas. Bhineka
Tunggal Ika adalah payung untuk hidup berdampingan bersama-sama memperkokoh
nasionalisme Indonesia (Hartoyo, 2010). Dalam kebhinekaan ada tiga wujud budaya menurut
Koentjaraningrat yaitu ide, gagasan, nilai atau norma. Kedua yaitu aktivitas atau pola tindakan
sebagai sistem sosial. Terakhir yaitu benda bernilai atau artifact. Ini juga memiliki tujuh unsur
penting budaya yaitu; bahasa, kesenian, organisasi sosial, sistem religi, teknologi, mata
pencaharian, ilmu pengetahuan. Hal hakiki yang kedua yaitu pancasila sebagai identitas bangsa
dan manusia Indonesia. Pancasila juga sebagai djiwa bangsa Indonesia atau bisa juga intisari
nilai-nilai jiwa dan semangat menjunjung nilai gotong royong. Hal ketiga yaitu religiositas.
Religiositas diartikan sebagi inti dan daya agama. Karakteristik peserta didik meliputi etnik,
kultural, status social, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, serta
perkembangan motoric. Setelah melihat karakteristik peserta didik materi pembelajaran juga
diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan usia peserta didik (Yanuarti, 2019).
Hubungan pada topik 1, 2 dan 3 yaitu pada topik satu membahas tentang perjalanan
pendidikan Indonesia yang mengawali untuk pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait pendidikan.
Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan Indonesia yang mengedepankan sistem
among, kodrat alam dan zaman, budi pekerti. Dalam hal ini mengidentifikasi bahwa kurikulum
merdeka mengimplementasi pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran haruslah
student center. Dengan hal itu pendidik haruslah mengetahui karakteristik peserta didik tiap
individu.
Hartoyo, A. (2010). Menggugah Kesadaran Nasional Mempengaruhi Kebhinekaan Indonesia.
Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 1(2).

Marisyah, A., Firman, F., & Rusdinal, R. (2019). Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), 1514-1519.

Sukri, S., Handayani, T., & Tinus, A. (2016). Analisis Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Dalam Perspektif Pendidikan Karakter. Jurnal Civic Hukum, 1(1), 33-41.

Yanuarti, E. (2017). Pemikiran pendidikan ki. Hajar dewantara dan relevansinya dengan
kurikulum 13. Jurnal Penelitian, 11(2), 237-265.

Anda mungkin juga menyukai