Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 7:

Kiky Fitria Dhani (2398011123)

Khoirun Nida Noor Rofi’ah (2398011354)

Prasetya Adika Putra (2398011279)

Topik 2-Ruang Kolaborasi – Pendidikan Berkelanjutan Berbasis Konservasi dan Teknologi

A. KONSEP KONSERVASI

1. Degradasi nilai, karakter dan lingkungan

Degradasi nilai, karakter dan lingkungan diartikan sebagai kemunduran, kemerosotan atau
penurunan nilai, karakter dan lingkungan. Jika kita interpretasikan keduanya maka degradasi
moral merupakan suatu fenomena adanya kemerosotan atas budi pekerti seseorang maupun
sekelompok orang. Menurut Lickona (2013), terdapat beberapa bukti degradasi nilai, karakter,
dan lingkungan, yaitu:

a. Tindak anarki, yaitu tindakan kekerasan dan perusakan yang dilakukan secara membabi
buta tanpa tujuan yang jelas.
b. Pencurian, yaitu tindakan mengambil barang milik orang lain tanpa sepengetahuan dan
seizin pemiliknya.
c. Kecurangan, yaitu tindakan melanggar aturan atau norma dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi.
d. Pengabaian terhadap aturan, yaitu sikap tidak mematuhi aturan atau norma yang
berlaku.
e. Tawuran, yaitu perkelahian massal yang dilakukan oleh sekelompok orang.
f. Intoleran, yaitu sikap tidak hormat atau tidak menerima perbedaan.
g. Penurunan tutur kata, yaitu penggunaan kata-kata yang tidak sopan atau kasar.
h. Penyimpangan seksual, yaitu perilaku seksual yang menyimpang dari norma yang
berlaku.
i. Sikap perusakan diri, yaitu tindakan yang dilakukan untuk menyakiti atau
menghancurkan diri sendiri.
j. Penggunaan narkoba, yaitu penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

2. Konservasi Nilai dan Karakter


Nilai adalah keyakinan, prinsip, dan standar yang membimbing perilaku dan pengambilan
keputusan seseorang. Ini mencerminkan apa yang dianggap penting dalam hidup seseorang,
termasuk etika, moral, dan prioritas individu. Sementara itu, karakter adalah seperangkat sifat
yang selalu dikagumi sebagai suatu tanda kebajikan, kebaikan serta kematangan moral yang
dimiliki oleh seseorang. Secara etimologi, istilah karakter asal dari bahasa Latin “character”,
yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian serta akhlak
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,bersikap, dan bertindak.
Karakter dapat diartikan sebagai sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang dan
membentuk kepribadiannya. Karakter dapat bersifat positif atau negatif. Karakter positif
adalah karakter yang baik dan terpuji, seperti jujur, bertanggung jawab, dan cinta kasih.
Karakter negatif adalah karakter yang buruk dan tercela, seperti dusta, tidak bertanggung
jawab, dan egois.
Konservasi nilai dan karakter adalah upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan
nilai-nilai moral, etika, serta sifat-sifat positif dalam individu dan masyarakat guna
mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial. Ini melibatkan pembentukan
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai pro-lingkungan, seperti keadilan, empati, dan tanggung
jawab terhadap alam, serta pengembangan karakteristik pribadi seperti integritas, ketulusan,
dan keteguhan moral yang mendukung tindakan konservasi yang berkelanjutan.
3. Agen Konservasi
Agen konservasi adalah individu atau kelompok yang secara aktif terlibat dalam
melindungi, memelihara, dan merawat lingkungan dan sumber daya alam. Mereka menyadari
pentingnya keberlanjutan, pelestarian keanekaragaman hayati, dan perlindungan lingkungan,
dan mereka mendukung tindakan positif, advokasi, pengelolaan berkelanjutan, dan
pendidikan tentang cara melestarikan alam dan mewariskan warisan lingkungan yang indah
dan berharga kepada generasi yang akan datang.

B. PERAN KONSERVASI TERHADAP PEMBENTUKAN AGEN KONSERVASI


1. Degradasi nilai, karakter dan lingkungan
a. Degradasi Nilai:
1) Pemicu Kesadaran: Degradasi Nilai dapat menjadi pemicu kesadaran terhadap perubahan
lingkungan dan kerusakan ekosistem. Ketika individu menyadari bahwa nilai-nilai
lingkungan seperti keanekaragaman hayati, keberlanjutan, dan keseimbangan ekosistem
terancam oleh perilaku manusia, mereka cenderung menjadi lebih peduli terhadap
konservasi.
2) Motivasi untuk Perubahan: Kesadaran atas Degradasi Nilai dapat memotivasi individu
untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Mereka mungkin mulai memprioritaskan
tindakan yang mendukung pelestarian lingkungan dan berkontribusi pada usaha
konservasi.
b. Karakter:
1) Moral dan Etika: Karakter individu, termasuk sifat moral, etika, dan nilai-nilai pribadi,
berperan penting dalam pembentukan agen konservasi. Agen konservasi memiliki
karakteristik positif seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati terhadap alam dan
lingkungan. Karakter ini membantu mereka menjalani prinsip-prinsip konservasi dengan
konsisten.
2) Kemampuan untuk Bertindak: Karakter yang kuat memberikan individu kemampuan
untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai konservasi bahkan ketika menghadapi tantangan
atau tekanan. Mereka akan cenderung menjaga komitmen mereka terhadap pelestarian
lingkungan.
c. Lingkungan:
1) Pengaruh Lingkungan Fisik: Lingkungan fisik, seperti akses ke alam, pengalaman
langsung dengan alam, dan keindahan alam, dapat mempengaruhi individu untuk lebih
menghargai dan menjaga lingkungan. Orang yang tinggal di lingkungan yang memiliki
akses ke alam yang indah mungkin lebih mungkin untuk menjadi agen konservasi.
2) Pengaruh Lingkungan Sosial: Lingkungan sosial, termasuk keluarga, teman, dan
komunitas, memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai dan perilaku individu.
Interaksi dengan orang-orang yang memiliki nilai-nilai pro-lingkungan dapat memotivasi
individu untuk menjadi lebih peduli terhadap konservasi.
2. Konservasi Nilai dan Karakter
a. Konservasi Nilai:
1) Membentuk Kesadaran: Konservasi nilai membantu individu mengenali dan menghargai
nilai-nilai lingkungan, seperti keanekaragaman hayati, keberlanjutan, dan keseimbangan
ekosistem. Ini menciptakan kesadaran tentang pentingnya menjaga alam dan menghargai
warisan alam.
2) Memberikan Landasan Etika: Nilai-nilai konservasi membentuk landasan etika yang kuat
yang mendukung tindakan konservasi. Mereka memandu individu untuk membuat
keputusan moral yang mengutamakan kesejahteraan alam dan generasi masa depan.
b. Karakter:
1) Membentuk Sikap Pro-lingkungan: Karakter individu, seperti integritas, tanggung jawab,
empati, dan kejujuran, memainkan peran penting dalam membentuk sikap pro-lingkungan.
Agen konservasi harus memiliki karakter yang mendukung tindakan konservasi.
2) Mengatasi Tantangan dan Rintangan: Karakter yang kuat membantu individu mengatasi
tantangan, tekanan, atau konflik yang mungkin mereka hadapi dalam upaya konservasi.
Mereka dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai lingkungan, bahkan
ketika menghadapi kesulitan.

4. Mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul ketika menjadi agen konservasi

5. Strategi yang perlu dilakukan terhadap kemungkinan tantangan yang muncul ketika
menjadi agen konservasi
Untuk menghadapi kemungkinan tantangan yang muncul, setiap kelompok atau individu yang
berperan sebagai agen konservasi nilai dan karakter harus merencanakan dan menerapkan
strategi yang sesuai. Berikut adalah beberapa strategi yang perlu dipertimbangkan:
Menjadi agen adalah tanggung jawab yang penting dalam memelihara dan mendukung prinsip-
prinsip etika, moralitas, dan karakter yang baik dalam masyarakat.
1) Menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan nilai dan karakter yang dihargai dalam
tindakan sehari-hari.
2) Mengedukasi masyarakat tentang konsekuensi dari perilaku yang melanggar nilai-nilai
moral dan kartakter yang berbudi bekerti baik.
3) Mendorong orang untuk mengembangkan sifat-sifat seperti kejujuran, integritas, empati, dan
kepedulian.
4) Mendorong kerjasama dan kerukunan di antara anggota masyarakat.
5) Mengkampanyekan penggunaan teknologi dan media dengan bijak dan etis.
6) Mendukung kesetaraan hak dan aktif dalam upaya melawan diskriminasi, rasisme, dan
kekerasan dalam masyarakat.

Setiap kelompok atau individu yang berperan sebagai agen konservasi nilai dan karakter perlu
beradaptasi dengan tantangan yang muncul sesuai dengan konteks masyarakat mereka. Selain
itu, mereka juga harus tetap komunikatif dan terbuka terhadap perubahan dan perbaikan dalam
upaya memelihara dan mendukung nilai-nilai positif dan karakter yang baik dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai