Anda di halaman 1dari 132

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS

EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA


SISWA KELAS V SDN No. 44 MANONGKOKI II KAB.TAKALAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Di susun oleh:
MUSFIRAH
10540 9616 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : MUSFIRAH
NIM : 10540 9616 15
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) Terhadap Hasil


Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN No.44
Manongkoki II Kabupaten Takalar
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya
sendiri, bukan hasil ciplakan atau buatan oleh orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Takalar, Desember 2019


Yang Membuat Permohonan

MUSFIRAH
NIM : 10540 9616 15

iv
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : MUSFIRAH
NIM : 10540 9616 15
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN No.44
Manongkoki II Kabupaten Takalar
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penusunan skripsi, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpinfakultas.
3. Saya tidak akan selalu melakukan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Dengan demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran

Takalar, Desember 2019


Yang Membuat Perjanjian

MUSFIRAH
NIM : 10540 9616 15

v
MOTO

Majulah
Tanpa Harus Menyingkirkan Orang Lain
Naiklah Tinggi
Tanpa Harus Menjatuhkan Orang Lain
Dan Berbahagialah
Tanpa Harus Menyakiti Orang Lain

Kupersembahkan karya ini buat :

Kedua orang tuaku, suamiku, saudaraku, serta keluarga

Atas keikhlasan dan do’anya dalam mendukung penulis

Mewujudkan harapan menjadi kenyataan

vi
ABSTRAK

Musfirah.2019. Pengaruh Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics


Education (RME) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN No. 44
Manongkoki II Kabupaten Takalar Skripsi. Jurusan PGSD Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh
Nasrun S.Pd., M.Pd Dan Hamdana Hadaming S.Pd., M.Si.
Masalah dari penelitian ini adalah adakah pengaruh penerapan pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME) terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas V SDN No. 44 Manongkoki II kabupaten Takalar? Adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan realistic
mathematics education (RME) terhadap hail belajar matematika siswa kelas V
SDN NO. 44 Manongkoki II Kabupaten Takalar. Jenis penelitian ini adalah pre-
experimental Desaign. Penelitian ini menggunakan desain One-Group Pretest-
Posttest. Penelitian memberikan perlakuan berupa pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan cara teknik observasi, tes dan dokumentasi. Untuk mengetahui
berpengaruh tidaknya pendekatan realistic mathematics education pada masing-
masing variabel, data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik
deskriptip dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah di terapkan pembelajaran
dengan pendekatan Realistic Mathematics Education pada kelas V SDN No 44
Manongkoki II ada 20 siswa yang memenuhi syarat ketuntasan minimal (KKM),
85% atau 17 orang siswa dengan nilai 85-100 dan 15% atau 3 orang siswa dengan
nilai 65-84. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berpengaruh terhadap
hasil belajar Matematika.

Kata Kunci: Pendekatan realistic athematics education (RME), hasil belajar

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya penjatkan kehadirat ALLAH SWT, karna atas berkat

dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas SDN No.44 Manongkoki II

Kabupaten Takalar” dapat selesai pada waktu yang ditargetkan.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menghadapi kesulitan, baik dalam

proses pengumpulan bahan pustaka, pelaksanaan penelitian, maupun dalam

penyusunannya. Namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,

maka kesulitan dapat teratasi. Oleh karna itu, maka sepantasnyalah penulis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada kedua orang tua dan suami penulis. Ayahanda H.Amirullah dan Ibunda Hj.

Sohoda serta suami tercinta Muhammad Alwy yang mengiringi setiap langkah

penulis dengan doa. Dan ucapan terima kasih pula kepada yang terhormat Bapak

Nasrun S.Pd., M.Pd. pembimbing I dan Ibu Hamdana Hadaming S.Pd., M.Si.

pembimbing II, atas kesempatan membimbing penulis selama menyusun skripsi

ini.

Selanjutnya tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H.

Abdul Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar. Erwin Akib, S.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri S.Pd., M.,Pd

viii
selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unismuh Makassar,

Muhammad S.Pd, selaku kepala sekolah SDN No.44 Manongkoki II.

Saudara saudari kelas B (2015) yang telah sabar berjuang bersama penulis.

Untuk suami tercinta Muhammad Alwy serta sahabat tercinta Nur Asia, Ulfa Asis,

Nurul Afiah, dan Hijriah Tul Hikmah yang tulus dan sabarmuridmenemani dan

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Murid-murid SDN NO.44

Manongkoki II khususnya kelas V atas kerjasamanya, motivasi dan semangatnya

dalam mengikut proses kegiatan belajar mengajar.

Penulis menyadari tidak ada gading yang tak tak retak. Dengan

kerendahan hati penulis senantiasa mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak, selama saran dan kritikan itu sifatnya membangun. Mudah-mudahan

tulisan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terkhusus diri pribdi

penulis.

Akhirul qalam, segalanya penulis kembalikan kepada Allah SWT. Semoga

keihlasan dan bantuan yang telah diberikan memperoleh ganjaran di sisi_Nya.

Aamin yaa Rabbal Alaamiin

Takalar, September 2019

Musfirah

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................................v

MOTTO DAN PESEMBAHAN.........................................................................vi

ABSTRAK ..........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................viii

DAFTAR ISI.......................................................................................................x

DAFTAR TABEL...............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori........................................................................................8
B. Kerangka Pikir....................................................................................30
C. Hipotesis .............................................................................................32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................................33

x
B. Populasi dan Sampel...........................................................................34
C. Operasional Variabel .........................................................................36
D. Instrumen Penelitian ..........................................................................36
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................37
F. Teknik Analisis Data .........................................................................39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................................47

B. Pembahasan..........................................................................................53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................56

B. Saran.....................................................................................................57

Daftar Pustaka

Riwayat Hidup

xi
DAFTAR TABEL

3.1.Populasi SDN No.44 Manongkoki II ............................................................35

3.2.Sampel Penelitian Siswa Kelas V SDN No.44 Manongkoki II ....................35

3.3.Teknik Kategorisasi Standar Ketuntasan Berdasarkan Ketuntasan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ..............................................41

3.4.Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Murid Kelas

V SDN No.44 Manongkoki II.....................................................................41

3.5.Interpasi Nilai Gain Ternormalisasi ..............................................................42

4.1.Tingkat Hasil Belajar Pretest ........................................................................47

4.2.Tingkat Hasil Belajar Posttest.......................................................................49

4.3.Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika ..........................................50

xii
DAFTAR GAMBAR

2.1. Gambar Kerangka Pikir................................................................................31

3.1. Gambar One-Group Pretest-Posttest Design...............................................33

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Absen

Lampiran 2 Rancangan Proses Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 Hasil Pengujian SPSS

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Aktivitas Pembelajaran

Lampiran 5 Soal Pretest-Postest

Lampiran 6 Nilai Hasil Pretest-Posttest

Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 Persuratan

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu alat ukur untuk mewujudkan

masyarakat yang bermutu. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu

meyakinkan bahwa sumber daya manusia yang dihasilkan akan mempunyai

kompetensi yang mampu bersaing dalam era global. Permasalahan yang

dihadapi oleh bangsa indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada

setiap jenjang jalur dan jenis pendidikan. Indikator rendahnya mutu pendidikan

dapat dilihat dari tingkat hasil belajar siswa. Salah satu masalah yang

menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kita adalah lemahnya kualitas

pembelajaran.

Kualitas pembelajaran dalam hal ini proses belajar mengajar di dalam

kelas diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak anak

dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dutuntun

memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan

kehidupan sehari-hari.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006),

“pendekatan adalah pendekatan keterampilan proses yang menekankan pada

keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya”.

1
2

Matematika menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun

(2003) merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun

melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai

akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam

matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika agar

mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induktif dapat dilakukan pada

awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif

untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Pengajaran

matematika akan bisa disebut berjalan dan berhasil dengan baik, apabila ia

mampu mengubah diri peserta didik selama ia terlibat di dalam proses pengajaran

itu, dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Oleh karena itu diperlukan

kemampuan untuk memperoleh, dan mengelola serta memanfaatkan informasi

untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Menurut Suwangsih dan Tiurlina (Isrok’atun & Amelia Rosmala 2018: 3)

“ matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu mathematike yang artinya

mempelajari”. Sedangkan Nasution (Isrok’atun & Amelia Rosmala 2018:3)

“mengungkapkan kata matematika berkaitan dengan Bahasa Sanskerta yaitu

medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, dan intelegensi”.

Berdasarkan beberapa penjelasan istilah matematika maka dapat dipahami bahwa

matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana berpikir secara

rasional dan masuk akal dalam memperoleh konsep.

Menurut Ruseffendi (Isrok’atun & Amelia Rosmala 2018:3) “matematika

adalah ilmu tentang struktur yang terganisasi mulai dari unsur yang didefinisikan,
3

ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya kedalil”. Pada

hakikatnya, Matematika merupakan ilmu deduktif, terstruktur tentang pla dan

hubungan, bahasa simbol, serta sebagai ratu dan pelayanan ilmu (Isrok’atun &

Amelia Rosmala 2018:3).

Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir sistematis,

logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika, agar

siswa dapat berpikir secara sistematis, logis, berpikir abstrak, menggunakan

matematika dalam pemecahan masalah, serta melakukan komunikasi dengan

menggunakan simbol, tabel, grafik dan diagram yang dikembangkan melalui

pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Menurut catatan Sembiring dan Soedjadi (2012), perubahan dari

matematika tradisional ke matematika modern adalah sebuah revolusi, berikut

adalah pembelajaran matematika modern:

1. Menggunakan pendekatan informal, pada metematika tradisional


siswa SD harus menghafal rumur isi bola, mada matematika modern
siswa melakukan eksperimen untuk menemukan rumus.
2. Menggunakan bahasa, istilah, simbol, dan notasi yang lebih
sistematis.
3. Menggunakan teori belajar mengajar yang relatif baru seperti teori
menggunakan metode penemuan dan menggunakan berbagai alat
bantu/peraga.

Di dalam matematika sekolah khususnya di tingkat sekolah dasar

terdapat materi pecahan yang masih bersifat abstrak. Pertimbangan yang

dijadikan dasar dipilihnya pokok bahasan pecahan, yaitu: (1) pada materi

pecahan terdapat situasi-situasi yang dapat disajikan oleh guru, situasi tersebut

dapat berupa gambar dan berhubungan dengan aktifitas manusia khususnya


4

siswa, dan (2) banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari, disekitar

lingkungan tempat tinggal siswa yang berkaitan dengan pecahan , hal ini

memungkinkan siswa membangun sendiri atau secara berkelompok tentang

konsep matematika yang berkaitan dengan materi pecahan. Berdasarkan alasan

tersebut maka materi pecahan di kelas V SD sangat terkait dengan kegiatan

manusia dan sangat dekat dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, diperlukan

suatu alternatif untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif.

Pengembangan kognitif menurut Sutarto Hadi (2017:3-4) pembelajaran

matematika di sekolah merupakan prioritas dalam pembangunan pendidikan.

Dinyatakan dalam kurikulum bahwa pengajaran matematika disekolah terutama

bertujuan mempersiapkan peserta didik menghadapi perubahan dunia yang

dinamis dengan menekankan pada penalaran logis, rasional, dan kritis, serta

memberikan keterampilan pada mereka untuk mampu menggunakan matematika

dan penalaran matematika dalam memecahkan berbagai masalah dalam

kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari bidang ilmu lain. Sehubungan

dengan itu Soedjadi (2007:6) “bahwa matematika itu terwujud karena adanya

kegiatan manusia”. Dari ungkapan tersebut maka materi pecahan di kelas V SD

sangat terkait dengan kegiatan manusia atau lebih dikenal sangat dekat dengan

kehidupan siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

proses pembelajaran matematika, salah satu dengan pendekatan yang diharapkan

dapat mengaitkan pengalaman kehidupan nyata siswa dengan pembelajaran

matematika adalah pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education.


5

Keadaan sekolah berdasarkan hasil observasi pada saat melakukan

Magang 1 dan magang 2, penulis mendapatkan beberapa masalah terkait dengan

proses pembelajaran yang terjadi di SDN No. 44 Manongkoki II diantaranya

yaitu, sebahagian guru masih banyak yang menggunakan metode ceramah

(audio) dalam penyampaian materi terhadap siswa maka dari itu dalam proses

pembelajaran siswa kurang aktif dan kurang memperhatikan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru. Dalam proses ini siswa kurang dalam aspek kognitif

karena hanya dapat berangan-anggan dalam proses pembelajaran tanpa

mengetahui realita yang ada disekitar siswa.

Berdasarkan penggagas implementasi pendidikan matematika menurut

Sembiring (2002), dengan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics

Education atau matematika realistik, pembelajaran matematika berubah dari

abstrak menjadi realistik bagi murid. Selain itu, anak-anak sejak dini dilatih

berdiskusi, menghargai pendapat orang lain dan belajar demokrasi. Mereka

dilatih untuk percaya diri dan menyampaikan gagasan secara logis dan

sistematis. Anak-anak juga tidak cepat bosan karena belajar sambil bermain.

Guru juga diharapkan tidak hanya menggunakan metode pembelajaran yang

selama ini digunakan, melainkan guru harus kreatif membuat desain

pembelajaran dengan menggunakan model, pendekatan, metode, strategi sesuai

dengan materi yang diajarkan.

Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) memiliki beberapa

kelebihan menurut pendapat Suwarsono (Ningsih, 2014:83) :


6

(a) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa


tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari
dan tentang kegunaan matematika pada umumnya; (b) Memberikan
pengertian yang jelas dan operasional bahwa matematika adalah
suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan dikembangkan
sendiri oleh siswa; (c) Memberikan pengertian yang jelas dan
operasional bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak
harus dengan cara tunggal; (d) Memberikan pengertian yang jelas
dan operasional bahwa dalam mempelajari matematika, proses
matematika merupakan suatu yang utama; (e) Memadukan
kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran lain
yang juga dianggap unggul; dan (f) Bersifat lengkap, mendetail, dan
operasional.

Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan Realistic


Mathematics Education dapat meningatkan hasil belajar matematika. Oleh karna
itu, peneliti juga mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan
pendekatan Realistic Mathematics Education pada siswa kelas V siswa SDN
No.44 Manongkoki II Kabupaten Takalar. Sehingga peneliti mencoba
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas V SDN No. 44 Manongkoki II Kabupaten
Takalar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh penerapan pendekatan

pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) terhadap hasil belajar

Matematika siswa kelas V SDN No. 44 Manongkoki II Kabupaten Takalar


7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan

pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) terhadap

hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kabupaten

Takalar

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan antara lain:

1. Bagi siswa, melalui penelitian ini siswa dapat meningkatkan hasil dan

semangatnya untuk belajar matematika, penelitian ini dapat menjadikan

siswa mampu mengontruksi pengetahuan di benak mereka sendiri, berpikir

mandiri, kreatif, dam inovatif.

2. Bagi guru, melalui penelitian ini dapat memberikan bahan masukan bagi

guru tentang suatu alternatif pembelajaran yang dapat memperbaiki dan

meningkatkan sistem pembelajaran dikelas, dapat meningkatkan profesional

utamanya dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah, melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi dan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaraan,

kualitas guru, dan pada akhirnya kualitas sekolah, memberikan sumbangan

yang berharga dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat

menunjang target kurikulum dan daya serap siswa yang diharapkan.


8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

a. Pengertian Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

merupakan model pendekatan pembelajaran dimana siswa di ajak untuk

menerapkan pembelajaran matematika dengan peristiwa nyata dalam

kehidupan yang dekat dengan pengalamannya dan relevan dengan masyarakat

sehingga meningkatkan struktur pemahaman matematika siswa.

Realistic Mathematics Education (RME) atau dalam bahasa Indoesia

adalah Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Pembelajaran matematika

realistik didasarkan pada anggapan dari Hans Frudenthal bahwa matematika

merupakan suatu kegiatan manusia. Menurut Maulana (Isrok’atun & Amelia

Rosmala 2018:71), ”matematika sebagai suatu kegiatan manusia berarti

matematika dapat di pelajari dengan mengerjakannya (doing mathematics)”.

Oleh karna itu, pembelajaran matematika diterapkan melalui belajar dengan

melakukan berbagai kegiatan(learning to do), sebagai upaya menemukan

kembali suatu konsep matematika dari pemahannya terhadap permasalahan

nyata kehidupan.

Menurut pendapat Sletternhar (Ningsih, 2018:71) “realistik tidak

mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh

8
9

siswa”. Sehubungan pernyataan tersebut maka pendekatan matematika

realistik harus mempunyai keterkaitan dengan dengan situasi nyata, yang

mudah dipahami dan dibayangkan oleh siswa sehingga dapat meningkatkan

struktur pemahaman matematika siswa. Hal ini didukung oleh pendapat dari

Sumirattana, Makanong, Thipkong (2017: 2) bahwa “mathematics had to be

conected to reality, stay close to children’s experiences and be relevant to

society”. Pembelajaran matematika diterapkan melalui peristiwa nyata dalam

kehidupan yang dekat dengan pengalaman anak yang relevan dengan

masyarakat sehingga dapat dibayangkan siswa. Ilmu matematika di peroleh

siswa dari mengonstruksi secara mandiri konsep berdasarkan peristiwa nyata

yang dapat di bayangkan oleh siwa. Hal ini sejalan dengan pendapat dari

Grevemeijer (Isrok’atun & Amelia Rosmala 2018 : 71) ”bahwa pendidikan

matematika realistik berakar pada interpretasi Frudenthal, yakni matematika

suatu kegiatan berupa proses matematisasi. Proses matematisasi merupakan

suatu proses mematikakan dunia nyata”

b. Langkah-langkah pembelajaran Realistic Mathematics Education

(RME)

Lima langkah utama dari pembelajaran Realistic Mathematics

Education(RME) menurut Hobri, (Ningsih 2014: 82) yaitu:

1) Memahami masalah kontekstual, yaitu penyajian masalah kontekstual

oleh guru kepada siswa.

2) Menjelaskan masalah kontekstual, yaitu penjelasan guru tentang situasi

soal yang dihadapi siswa dengan memberikan petunjuk dan arahan


10

3) Menyelesaikan masalah kontekstual,, yaitu tahap siswa menyelesaikan

masalah kontekstual yang sebelumnya telah dipahami.

4) Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu tahap siswa

memaparkan hasil dari proses pemecahan masalah dengan cara mereka

sendiri.

5) Menyimpulkan, yaitu tahap siswa diarahkan untuk dapat

menyimpulakan konsep dan cara penyelesaian masalah yang telah

didiskusikan secara bersama-sama.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Realistic Mathematics

Education (RME)

1. Kelebihan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Menurut Suwarsono (Ningsih, 2014:83) terdapat beberapa kelebihan

pendekatan Realistic Mathematics (RME) , yakni sebagai berikut :

a) Realistic Mathematics Education memberikan pengertian yang jelas

dan operasional kepada siswa tentang keterkaitan antara matematika

dengan kehidupan sehari-hari dan tentang kegunaan matematika pada

umumnya;

b) Realistic Mathematics Education (RME) memberikan pengertian yang

jelas dan operasional bahwa matematika adalah suatu bidang kajian

yang dapat dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa;

c) Realistic Mathematics Education (RME) memberikan pengertian yang

jelas dan operasional bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah

tidak harus dengan cara tunggal;


11

d) Realistic Mathematics Education (RME) memberikan pengertian yang

jelas dan operasional bahwa dalam mempelajari matematika, proses

matematika merupakan suatu yang utama;

e) Realistic Mathematics Education (RME) memadukan kelebihan-

kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran lain yang juga

dianggap unggul; dan

f) Realistic Mathematics Education (RME) bersifat lengkap, mendetail,

dan operasional.

2. Kekurangan pendekatan Realistic Mathematics Education

Hobri, (Ningsih 2014: 84) menyatakan kekurangan pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) adalah:

a) Pemahaman Realistic Mathematics Education (RME) dan

pengimplementasiannya membutuhkan paradigma yaitu, perubahan

pandangan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal;

b) Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan cara untuk

menyelesaikan soal adalah tantangan tersendiri;

c) Proses pengembangan kemampuan berfikir siswa dengan memulai

soal-soal realistik

d) Pemilihan alat peraga harus cermat;

e) Penilaian Realistic Mathematics Education (RME) lebih rumit;

f) Kepadatan materi pembelajaran dalam kurikulum perlu dikurangi

secara substansial.
12

2. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya. Menggolongkan kemampuan-

kemampuan yang menyebabkan perubahan tersebut menjadi kemampuan

kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman. Kemampuan

sensorik motorik yang meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak

badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik afektif yang

meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan. Menurut

Skinner (Segala, 2010: 14) menjelaskan bahwa: “Suatu proses adaptasi

atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. Belajar

juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka

responnya menjadi lebih baik sebaliknya, bila ia tak belajar maka

responnya menurun. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam

kemungkinan atau peluang terjadinya respon.

Bloom (Suprijono, 2010: 6) mendefinisikan bahwa:

“Belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif,


psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,
ingatan) comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh), aplication (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru) dan evaluati
(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization
(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan
13

rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,


teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual”.

Pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

dapat dinyatakan sebagai tingkat penguasaan bahan pelajaran setelah

memperoleh pengalaman belajar dalam kurun waktu tertentu yang dapat

diukur dengan menggunakan tes atau penilaian tertentu melalui proses

belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru, sehingga siswa mampu

memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang

dihadapi dalam proses belajar dengan lingkungannya dimana siswa

sekolah dasar tersebut berada.

b. Pengertian Hasil Belajar

Secara umum pengertian hasil menurut kamus besar Bahasa

Indonesia Depdiknas (2006: 391) berarti sesuatu yang diadakan (dibuat,

dijadikan) oleh sebuah usaha, akibat kesudahan (dari pertandingan, ujian

dan sebagainya). Belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perubahan

seringkali berarti meninggalkan kebiasaan, norma dan cara berpikir lama

yang sudah melekat. Selanjutnya timbul proses emosional dan intelektual

sekaligus.

Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek

yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk

pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar bukan

merupakan kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat. Beberapa ahli

pendidikan telah merumuskan dan menafsirkan pengertian belajar. Adanya


14

perbedaan pengertian belajar justru menjadi khasanah pengetahuan tentang

belajar.

Sedangkan Sudjana, (2009: 23) mengemukakan pengertian hasil

belajar sebagai berikut:

“Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah


ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi
tersebut guru dapat menyususn dan membina kegiatan-kegiatan
siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
individu”.

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran

menunjukan perubahan perilaku siswa dalam belajar. Siswa yang

memanfaatkan kesempatan belajar bersungguh-sunguh akan memperoleh

hasil belajar yang baik dan sebaliknya siswa yang tidak bersungguh-

sungguh akan memperoleh hasil belajar yang rendah. Kualitas

pembelajaran dan pembentukan hasil belajar siswa ditentukan oleh

kesiapan siswa dalam proses pembelajaran siswa yang bersungguh-

sungguh memperhatikan pembelajaran mulai dari awal sampai akhir

pembelajaran, terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam

proses pembelajaran akan memperoleh hasil belajar.

Proses belajar dan mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa.

Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran


15

memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

efektif. Kedudukan siswa dalam proses belajar dan mengajar adalah

sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam pembelajaran, sehingga

proses atau kegiatan belajar dan mengajar adalah kegiatan belajar siswa

dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil belajar dapat dilihat dari

hasil yang dicapai siswa, baik hasil belajar (nilai), peningkatan

kemampuan berpikir dan memecahkan masalah perubahan tingkah laku

atau kedewasaannya.

Ada tiga macam hasil belajar, yakni “(a) Keterampilan dan

kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; dan (c) sikap dan cita-

cita”.Horward Kysley dalam (Sudjana 2009: 22). Masing-masing jenis

hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam

kurikulum sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni

“(a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi kognitif; (d)

sikap, dan (e) keterampilan motorik”.

Memperhatikan indikator diatas bahwa hasil belajar siswa

mengalami perubahan meningkat apabila siswa menguasai materi

sekurang-kurangnya 75% dan berpartisipasi aktif selama proses


16

pembelajaran, serta materi yang diperoleh diterima dan diaplikasikan

sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan. Berdasarkan uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh

siswa dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan

tingkah laku tentang kognitif, psikomotor, dan afektif yang bersifat positif,

efektif, dan fungsional diaplikasi dalam kehidupan. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek,

yakni: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan

keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif

berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah

psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Sudjana (2009: 27) menuliskan ada enam aspek

ranah psikomotorik yakni “gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan

keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative”. Hasil

belajar merupakan interaksi dengan berbagai faktor yang mempengaruhi”.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan. Yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri siswa,

sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar diri siswa. Hal
17

tersebut sesuai dengan pendapat Sumadi, (2010: 233) mengklasifikasikan

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu;

“Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dapat


digolongkan menjadi dua golongan; yaitu (a) faktor-faktor non
sosial misalnya keadaan udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang,
ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat
yang dipakai untuk belajar (alat tulis-menulis, buku-buku, alat-
alat peraga, dll). (b) faktor-faktor sosial, misalnya; faktor
manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun
kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir,
hanya berupa foto, gambar, suara, dll. 2) Faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri siswa, dapat digolongkan menjadi dua
golongan yaitu: a. faktor-faktor fisiologis dan b. faktor-faktor
psikologi”.

Slameto (2010: 54) mengklasifikasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu:

“Faktor-faktor intern meliputi: faktor jasmaniah berupa;


kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis berupa; inteligensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, dan faktor
kelelahan, dan 2) Faktor-faktor ekstern meliputi: faktor keluarga
berupa; cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
latar belakang kebudayaan, faktor sekolah berupa; metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswadengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah, dan faktor masyarakat berupa;
kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman gaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat”.

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai

sesuatu yang menjadi akibat dari usaha atau pendapatan. Selain itu, hasil
18

juga diartikan sebagai sesuatu yang diperoleh dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, baik secara individu maupun kelompok. Jadi hasil

merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukan tingkat

keberhasilan yang dapat dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha.

Berdasarkan pengertian hasil yang telah diuraikan diatas hasil belajar

adalah ukuran yang menyatakan seberapa besar tujuan pembelajaran yang

telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam suatu

penggalan waktu tertentu melalui pemberian tes sebagai evaluasi

belajar baik secara lisan maupun tulisan.

Bila dikaitkan dengan pembelajaran Matematika, maka hasil

belajar Matematika merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa

setelah proses belajar-mengajar dalam selang waktu tertentu. Bila siswa

telah menguasai pelajaran Matematika akan terjadi perubahan tingkah

laku. Perubahan tingkah laku inilah yang merupakan tujuan pengajaran

Matematika dalam arti siswa telah memiliki pengetahuan tentang

Matematika.

d. Fungsi Hasil Belajar

Fungsi hasil belajar dalam dunia pendidikan tidak dapat dilepaskan

dari tujuan evaluasi pendidikan itu sendiri. Evaluasi pendidikan

dimaksudkan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukan

sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam

pencapaian tujuan kurikuler. Disamping itu juga dapat digunakan oleh

guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai


19

sampai dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-

kegiatan belajar dan metode-metode mengajar yang digunakan. Dengan

demikian dapat dikatakan betapa penting peranan dan fungsi hasil belajar

dalam proses belajar-mengajar.

Menurut Slameto (2010: 65) secara lebih rinci fungsi hasil belajar

dalam pendidikan dan pengajaran dikelompokkan menjadi empat fungsi

yaitu:

“untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta


keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegitan
belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil belajar yang diperoleh
itu selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar
siswa (fungsi formatif) dan atau untuk mengisi rapor atau surat
tanda tamat belajar, yang berarti pula untuk menentukan kenaikan
kelas atau lulus tidaknya seorang siswa dari suatu lembaga
pendidikan tertentu (fungsi sumatif); (2) untuk mengetahui
tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai
suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan
satu sama lainnya; dan (3) untuk keperluan bimbingan dan
konseling (BK). Hasil-hasil belajar yang telah dilaksanakan
terhadap siswanya dapat dijadikan informasi atau data bagi
pelayanan BK oleh para konselor sekolah”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi

hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri

siswa oleh sebab itu berbagai usaha diperlukan untuk pencapaian fungsi

belajar. Dalam usaha pencapaian fungsi hasil belajar perlu

memperhatikan lingkungan belajar dalam proses belajar, pada dasarnya

dalam proses belajar terjadi perubahan yang senantiasa bertambah dan


20

bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya

yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.

3. Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar

a. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau

manthenein yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat

hubungannya dengan kata Sansekerta, medha atau widya yang artinya

kepandaian, ketahuan atau intelegensia (Isrok’atun & Amelia Rosmala

2018 : 3).

Menurut Rusefendi (dalam Isrok’atun & Amelia Rosmala 2018:3),

“matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak

didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil yang

dibuktikan kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif”.

Menurut Johnson dan Rising (dalam Isrok’atun & Amelia Rosmala,

2018:3), “matematika merupakan pola berpikir, pola

mengorganisasikan pembuktian logis, pengetahuan struktur yang

terorganisasi memuat: sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif

berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori

yang telah dibuktikan kebenarannya”. Prihandoko(2006:6), ”hakekat

matematika adalah berkenaan dengan struktur-struktur, hubungan-

hubungan, dan konsep-konsep abstrak yang dikembangkan menurut

aturan logis”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa


21

matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur,

hubungan, dan konsep-konsep yang abstrak yang dikembangkan

berdasarkan aturan aturan yang logis.

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman

kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

sehingga pesesrta didik memperoleh kompetensi tentang bahan

matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan

ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran

matematika, yang sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan, tingkat

perkembangan intelektual peserta didik, prinsip dan teori belajar,

keterlibatan aktif peserta didik, keterkaitan dengan kehidupan peserta

didik sehari-hari, serta pengembangan dan pemahaman penalaran

matematis.

b. Hakikat Matematika

Menurut Sumardyono (2004;28) secara umum hakekat matematika

dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1) Matematika sebagai alat

Maksudnya adalah matematika dapat digunakan sebagai alat dalam

berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2) Matematika sebagai pola pikir deduktif

Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir

deduktif, artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat

diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum)


22

3) Matematika adalah ilmu terstruktur

Matematika merupakan ilmu terstruktur yang terorganisasikan. Hal

ini karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan,

kemudian unsur yang didefinisikan ke aksioma / postulat, dan akhirnya

pada teorema.

c. Tujuan Pendidikan Matematika

Menurut Depdiknas (dalam Herman, 2014;1), tujuan pendidikan

matematika, sebagai berikut :

1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,

misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,

menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten;

2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,

rasa ingin tahu, membuat prediksi, dan dugaan serta mencoba-coba;

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah;

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan

d. Kecenderungan pendidikan Matematika di Indonesia

1) Pendidikan hanya beriorientasi pada tes/ujian.


23

2) Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak

berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi

dasar.

3) Pendidikan lebih berpusat pada guru, guru menjelaskan matematika

melalui metode ceramah (chalk-and-talk), sehingga siswa pasif dalam

pembelajaran.

4) Aktivitas kelas yang sering dilakukan hanyalah mencatat dan

menyalin, serta media yang digunakan kurang menarik, sehingga

siswa kurang aktif dan pembelajaran merupakan suau hal yang

membosankan bagi siswa.

5) Peserta didik hanya mempelajari Matematika pada domain kognitif

yang terendah, peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan

potensi berpikirnya.

6) Evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk belajar yang

berkaitan dengan domain kognitif dan tidak menilai proses.

4. Materi Ajar

PECAHAN

Bilangan pecahan adalah bilangan keterbagian antara bilangan

pembilang dengan penyebut, dimana bilangan pembilang dan penyebut

merupakan bilangan bulat, asalkan bilangan penyebut tidak boleh sama

dengan nol.
24

a. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Penyebut Sama

1. Operasi Penjumlahan dengan Penyebut Sama

Guru mengajak siswa untuk melengkapi hasil penjumlahan

pecahan dengan penyebut sama.

Contoh :

Ibu memiliki 8 permen. Ibu memberikan permen tersebut kepada

Saka dan Budi. Saka mendapat 2 permen dan Budi mendapat 3 permen.

a. Berapa masing-masing bagian permen yang diterima Saka dan Budi?

b. Berapa jumlah keseluruhan bagian permen Saka dan Budi?

Jawaban :

a.

Bagian yang diterima Saka

adalah bagian dari permen ibu

Bagian yang diterima Budi

adalah bagian dari permen ibu


25

b. Bagian Saka + Budi

Jadi, + =

2. Operasi Pengurangan dengan Penyebut yang Sama

Guru mengajak siswa untuk melengkapi hasil pengurangan

pecahan dengan penyebut sama.

Contoh :

Windi memiliki 7 potong kue. Windi memberikan kue ke Ibu

dan kue ke Ayah. Berapakah sisa kue Windi?

Jawaban :

+ =

Maka, - = . Jadi sisa kue Windi adalah


26

b. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Penyebut

Berbeda

1. Operasi Penjumlahan dengan Penyebut yang Berbeda

Contoh :

1) + = .....

2) + = ......

Jawaban :

1) + => + = ......

Penyelesaian :

Langkah 1, menyamakan penyebut

×
Pecahan senilai dengan = => × =
×

Langkah 2, menjumlahkan pecahan

Jadi, + = => + =

2) + => + =......

Penyelesaian : Langkah 1, menyamakan penyebut

×
Pecahan senilai dengan = => × =
×
27

×
Pecahan senilai dengan = => × =
×

Langkah 2, menjumlahkan pecahan

Jadi, + =

=> + =

2. Operasi Pengurangan dengan Penyebut Berbeda

Contoh :

1) - = .....

2) - = ......

Jawaban :

1) - => -

Penyelesaian : Langkah 1, menyamakan penyebut

×
Pecahan senilai dengan = => × =
×

Langkah 2, mengurangkan pecahan

Jadi, - = => - =
28

2) - => - =.......

Penyelesaian :

Langkah 1, menyamakan penyebut

×
Pecahan senilai dengan = => × =
×

×
Pecahan senilai dengan = => × =
×

Langkah 2, menjumlahkan pecahan

Jadi, - =

=> - =

5. Hasil Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang

telah dilakukan untuk mengetahui penerapan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) adalah

sebagai berikut:

1) Penelitian pada siswa kelas II SD No 96 Kalongkong pada tahun 2018


yang dilakukan oleh Hasnah dengan mengangkat judul ”Upaya
29

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas II SD No 96

Kalongkong”. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa aktifitas

belajar Matematika peserta didik lebih aktif dengan menggunakan

pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

2) Anggraeni, Tias (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “

Penerapan Model Realistic Mathematic Education untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Permukaan

Kubus dan Balok padaSiswa Kelas V” menyebutkan bahwa terdapat

peningkatan ketuntasan. Hasil belajar matematika siswa pada materi

luas permukaan kubus dan balok yang cukup signifikan antara

prasiklus (26,67 %), siklus I (53,33%), dan siklus II (86,67 %),

didukung dengan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dari

8
skor rata-rata siklus I 2,62 (baik) menjadi 2,84 (baik) di siklus II.

3) Penelitian pada siswa kelas V SD Inpres No. 181 Pattoppakang pada

tahun 2017 oleh Muh. Iksan dengan mengangkat judul “Pengaruh

Pendekatan Realistik Matematika Dalam Materi Pembelajaran Bangun

Ruang Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Inpres No.181

Pattoppakang”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa meningkat setelah

penerapan Pendekatan Matematika Realistik. Hal ini dapat dilihat dari

perolehan persentase yaitu sangat tinggi 47,06%, tinggi 29,41, sedang

18,16%, rendah 11,76% dan sangat rendah 0,00%. Dan berdasarkan


30

dari hasil klasifikasi gain berada dalam kategori sedang yakni dengan

rata-rata gain 0,63.

Berdasarkan dari beberapa penelitian di atas, dapat di simpulkan bahwa

pendekatan Realistic Mathematics Education dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan persentase

dari masing-masing penelitian di atas yang meningkat setelah penerapan

pendekatan Realistic Mathematics Education diterapkan dalam proses

pembelajaran.

B. Kerangka Pikir

Menurut Sugiyono, (2017:91), kerangka pikir yang baik akan

menjelaskan secara teoritis bertautan antar variabel yang akan diteliti.

Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar fariabel independen

dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan

interveni, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut

dilibatkan dalam penelitian. Bertautan antar variabel tersebut, selanjutnya

dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu, pada

setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka

berfikir.

Pembelajaran akan berhasil dan bermakna apabila dalam proses

pembelajaran dilaksanakan dalam suasana menyenangkan serta relevan

dengan kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah pembelajaran dengan

penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education akan mendorong


31

dan memotivasi siswa untuk mempersiapkan diri untuk belajar dalam

memahami kehidupan sehari-hari dalam konteks matematika pada pokok

bahasan bangun ruang.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan pendekatan kuantitatif, pre-experimental Designs

(Nondesigns) dengan desain penelitian yang akan digunakan adalah

“One-Grup Pretest-Posttest Designs”.

Dapat dilihat dari sekema kerangka pikir berikut:

Pembelajaran Matematika di SDN


No 44 Manongkoki II kelas V Kurikulum
masih di bawah KKM 2013

Realistic Mathematics
Education (RME)

Guru PMB Siswa

Prestasi Belajar

Analisis

Tidak Ada Ada


Temuan Pengaruh
Pengaruh

Gambar: 2.1 Kerangka Pikir


32

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terahadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karna jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta.

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berfikir yang telah

dikemukakan di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa terdapat

pengaruh penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education

terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN No.44 Manongkoki II. Untuk

keperluan pengujian dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut :

: = : <

H0: Hasil belajar matematika murid sebelum menggunakan pendekatan

Realistic Mathematics Education (RME) kurang berpengaruh.

H1: Hasil belajar matematika murid setelah menggunakan pendekatan

Realistic Mathematics Education (RME) lebih berpengaruh

daripada sebelum pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME)

Keterangan : = Hipotesis Nihil

= Hipotesis Alternatif

= parameter keterampilan berhitung siswa sebelum diterapkan

pendekatan Realistic Mathematics Education

= parameter keterampilan berhitung siswa setelah diterapkan

Realistic Mathematics Education


33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian pre-experimental Designs

(Nondesigns) yang akan mengkaji tentang Pengaruh Penerapan

Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN No.44 Manongkoki II

Kabupaten Takalar. Desain penelitian yang digunakan adalah “One-

Group Pretest-Posttest Design”.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol.

Desain ini dilakukan dengan membandingkan hasil pre-test dengan hasil

post-test. Desain yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Pretest Treatment Posttest


O1 X O2
Sumber: (Sugiyono 2017) – (Gambar. 3.1)

Keterangan :

Oı : Pengukuran pertama sebelum subjek diberi perlakuan


(Pretest)
X : Treatment atau perlakuan (Penggunan Metode pemberian
tugas atau Resitasi)
O2 : Pengukuran kedua setelah subjek diberi perlakuan

33
34

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian, mulai dari penentuan

subjek penelitian, pretest, perlakuan berupa penerapan metode resitasi

dan posttest adalah sebagai berikut:

1. Penentuan subjek eksperimen dilakukan terhadap Siswa kelas V SDN

No.44 Manongkoki II Kabupaten Takalar

2. Pelaksanaan Pretest terhadap subjek penelitian berupa pemberian soal

evaluasi Matematika dengan Materi Pecahan.

3. Pemberian perlakuan berupa penerapan pembelajaran Pendekatan

Realistik Matematika.

4. Pelaksanaan Postest terhadap subjek penelitian berupa pemberian soal

pilihan ganda

B. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Sugiyono (2016:117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek (siswa) yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan siswa di SDN No.44 Manongkoki II. Jumlah siswa SDN No.44

Manongkoki II adalah 115 orang, dengan perincian sebagai berikut:


35

Tabel 3.1 Populasi Siswa SDN No.44 Manongkoki II

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan
1 I 7 8 15
2 II 11 5 16
3 III 7 7 14
4 IV 4 16 20
5 V 9 11 20
6 VI 11 12 23
Jumlah 56 59 108
(Sumber: Data SDN No.44 Manongkoki II)
2. Sampel

Menurut sugiyono (2016;118) mengemukakan bahwa sample

merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut. Sampel dari penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling

yaitu Simple Random Sampling.

Jadi yang menjadi sampel pada penelitian ini yang menurut peneliti

sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian adalah siswa kelas V yang

berjumlah 20 orang dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian Siswa Kelas V SDN No. 44 Manongkoki II

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan
1 V 9 11 20
(Sumber: Data SDN No.44 Manongkoki II)
36

C. Operasional Variabel

1. Variabel bebas dalam penelitan ini adalah Pendekatan Realistic

Mathematics Education (RME).

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V

SDN No. 44 Manongkoki II Kabupaten Takalar.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat

ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena

inidisebut variabel penelitian (Sugiyono, 2017:148). Selanjutnya menurut Imam

Suyitno (2013:82) Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai peneliti untuk

menjaring peneliti atau mengumpulkan data penelitian. Adapun instrument

penelitian yang digunakan dalam penelitian “Pengaruh Penerapan Pendekatan

Realisic Mathematics Education (RME) Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas V SDN No. 44 Manongkoki II Kabupaten Takalar” adalah tes hasil

belajar berupa uraian soal-soal Pembelajaran Matematika dengan Pokok Materi

Pecahan.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

“Pengaruh Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Eduction (RME)

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN NO.44 Manongkoki II

Kabupaten Takalar” yaitu:


37

1. Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan Penelitian untuk mendapatkan data tentang:

a. Keadaan SDN No.44 Manongkoki II

b. Jumlah siswa kelas V SDN No.44 Manongkoki II.

Data tersebut diperoleh dari masyarakat sekitar lokasi sekolah, Kepala

Sekolah SDN No.44 Manongkoki II Kabupaten Takalar dan Guru Kelas V

SDN No.44 Manongkoki II Kabupaten Takalar.

2. Tes

Tes adalah alat pengukur yang berupa pertanyaan-pertanyaan perintah

dan petunjuk kepada tester untuk mendapatkan hasil. Respon tersebut

ditentukan dengan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kualitatif dan

kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan

untuk menarik kesimpulan.

3. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan juga digunakan untuk

menjaring aktivitas siswa selama siswa belajar pada pembelajaran

matematika.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-Nya, data dapat dikumpulkan

pada setting alamiah (Natural Setting), pada laboratorium dengan metode


38

eksperimen, dirumah dengan berbgai responden, pada suatu seminar, diskusi,

dijalan dan lain-lain. Bila dilihhat dari sumber datanya, maka pengumpulan data

dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono,2017:308)

Untuk mencapai tujuan penelitian sangat diperlukan data-data yang

berkelanjutan yang selanjutnya data tersebut di analisa secara ilmiah. Dalam

penelitian ini terdapat dua metode penggumpulan data yaitu, metode

dokumentasi dan metode tes.

1. Teknik Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dengan

memperhatikan tiga macam sumber yaitu, tulisan (paper), tempat (place), dan

kertas atau orang (people). (Arikunto, Suharsimi 2002: 135).

Metode Dokumentasi ini digunakan Peneliti untuk mendapatkan data

tentang:

a. Keadaaan SDN No.44 Manongkoki II Kabupaten Takalar.

b. Jumlah siswa kelas V SDN No.44 Manongkoki II Kabupaten Takalar.

Data tersebut diperoleh dari masyarakat sekitar lokasi sekolah, Kepala

Sekolah SDN No.44 Manongkoki II Kabupaten Takalar.

2. Teknik Tes
39

Untuk memperoleh data mengenai kemampuan belajar siswa dengan

menggunakan tes.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok lain. (Arikunto, Suharsimi,

2002:127)

Tes menurut Suryabrata adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

atau perintah-perintah, penyelidikan mengambil kesimpulan dengan cara

membandingkan standar atau tes-tes lainya.

Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat

pengukur yang berupa pertanyaan-pertanyaan perintah dan petunjuk kepada

tester untuk mendapatkan hasil. Respon tersebut ditentukan dengan tinggi

rendahnya skor dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dibandingkan

denganstandar yang telah ditentukan untuk menarik kesimpulan.

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen

yang ada kemudian di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik

analisis deskriptif dan inferensial (SPSS versi 24.0)

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yaitu hasil belajar

murid, keterlaksanaan pembelajaran, aktifittas murid, dan respon murid. Analisis


40

deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran suatu data secara umum penjabaran

dari setiap indicator efektifitas pembelajaran di SDN N0.44 Manongkoki II

Kabupaten Takalar sebelum (pretest) dan sesudah (post test) perlakuan berupa

pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dengan menggunakan tabel

distribusi frekuensi dan persentase dengan rumus persentase, yaitu :

f
= × 100%
N

Dimana :

P : persentase
F : frekuensi yang dicari persentase
N : jumlah subjek (sampel)

Guna memperoleh gambaran umum tentang rendahnya hasil belajar siswa

di SDN No. V SDN No.44 Manongkoki II sebelum dan sesudah diberikan

Pendekatan Keterampilan Proses maka untuk keperluan tersebut, dilakukan

perhitungan rata-rata skor perubah dengan rumus:

me =

Dimana :
Me : mean (rata-rata)
Xi : nilai x ke I sampai ke n
N : banyaknya murid
a. Hasil Belajar Matematika

1) Analisis Data Hasil Belajar

Data hasil belajar yang telah terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif

dengan menggunakan analisis statistic deskriptif. Statistic ini digunakan untuk


41

mengungkap keadaan sampel atau mendeskripsikan hasil belajar murid,

Disampingitu hasil belajar murid juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar

secara individual dan klasikal.

Tabel 3.3 Teknik Kategorisasi Standar Ketuntasan Berdasarkan Ketentuan


Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

No Skor Kategori

1 85 ≤ X ≤ 100 Sangat Tinggi

2 65 ≤ X < 84 Tinggi
3 55 ≤ X < 64 Sedang
4 35 ≤ X < 54 Rendah
5 0 ≤ X <34 Sangat Rendah
Sumber : SDN No.44 Manongkoki II

Kriteria seorang murid dikatakan tuntas belajar apabila memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70,

sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% murid dikelas

tersebut telah mencapai skor paling sedikit 70.

Tabel 3.4 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Murid


Kelas V SDN No.44 Manongkoki II
Nilai Kriteria
0 ≤ x < 70 Tidak Tuntas
70 ≤ x < 100 Tuntas
(Sumber: SDN No.44 Manongkoki II)

Ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% murid dikelas tersebut

telah mencapai Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≤ 70.


Ketuntasan belajar klasikal = x 100%

42

2) Analisi Data peningkatan Hasil Belajar

Untuk mengetahui peningkatan (Gain) hail belajar matematika pada kelas

esperimen dengan menggunakan Gain. Gain diperoleh dengan cara

membandingkan hasi Pretest dan Posttest. Gain yang diperoleh untuk menghitung

peningkatan hasil belajar matematika murid adalah menggunakan gain

ternormalisasi (Normalisasi gain) berikut ini adalah rumus Gain ternormalisasi

dalam penelitian ini:

g=

Redhana (Rahmatiah, 2017: 33)

Keterangan:
g : Gain ternormalisasi
Spost : Rata-rata Skor tes akhir
Spre : Rata-rata Skor tes Awal
Smaks : Skor Maksimun yang mungkin dicapai
Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada table berikut:

Tabel 3.5 Interprestsi Nilai Gain Ternormalisasi


Koofisien Normalisasi Gain Kalsifikasi
g<0,3 Rendah
0,3 ≤ g<0,7 Sedang
g < 0,7 Tinggi
Sumber:Redhana (Rahmatiah, 2017: 34)

Hasil belajar murid dikatakan efektif jika rata-rata gain ternormalisasi murid

minimal berada dalam kategori sedang atau > 0,29.

2. Analisis Inferensial
43

Analisis Statistik inferensial ini digunakan utuk menguji hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji-t. Sebelum melakukan pengujian hipotesis

terlebih dahulu peneliti melakukan uji normalitas sebagai uji Prasyarat. Teknik

statistik uji-t dapat di rumuskan sebagai berikut :

t=

( )

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = deviasi masing-masing subjek

2
∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdidtribusi

normal atau tidak, pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar

matematika murid setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak.Dalam pegujian normalitas populasi digunakan uji One Sample

Kolmogorov-Smirmov hipotesis sebagai berikut.

H0: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.


44

Kriteria yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah jika p ≥ α maka

H0diterima bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan jika p

< α maka H1 diterima bahwa data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal. Taraf signifikan α = 0,05.

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesisi minor berdasarkan Kriteria ketuntasan Minimal

(KKM) dengan menggunakan kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik

uji-t satu sampel (One Sample t-test), teknik ini digunakan untuk menguji apakah

nilai tertentu berbeda secara signifikan dengan menggunakan bantuan program

SPSS versi 25.Hipotesis Statistik, Digunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan

hipotesis sebagai berikut:

: = : <

H0: Hasil belajar matematika murid sebelum menggunakan pendekatan

Realistic Mathematics Education (RME) kurang berpengaruh.

H1: Hasil belajar matematika murid setelah menggunakan pendekatan

Realistic Mathematics Education (RME) lebih berpengaruh daripada

sebelum pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Keterangan

= Hipotesis Nihil

= Hipotesis Alternatif

= parameter keterampilan berhitung siswa sebelum diterapkan pendekatan

Realistic Mathematics Education


45

= parameter keterampilan berhitung siswa setelah diterapkan Realistic

Mathematics Education

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:



Md =

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dengan posttest

= jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = subjek pada sampel.

2
b) Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:

2 ∑
∑ =∑

Keterangan :

2
∑ = jumlah kuadrat deviasi
= jumlah dari gain (post test – pre test)
N = subjek pada sampel.
c) Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t =

Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest


46

X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

D = deviasi masing-masing subjek

2
∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan

Kaidah pengujian signifikan :

Jika t Hitung> t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan

pendekatan Keterampilan proses berpengaruh terhadap hasil belajar

Matematika kelas V SDN No.44 Manongkoki II Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Jika t Hitung< t Tabel maka H o

diterima, berarti penggunaan pendekatan keterampilan proses berpengaruh

terhadap hasil belajar Matematika kelas V SDN No.44 Manongkoki II

kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

e) Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel menggunakan tabel

distribusi t dengan taraf signifikan á = 0,05 dan = − 1

f) Membuat kesimpulan apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses

berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika kelas V SDN No..44

Manongkoki II Kabupaten Takalar


47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut ini adalah hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas V

SDN No 44 Manongkoki II Kabupaten Takalar dengan menggunakan desain

penelitian One Group Pretest-Posttest Design.

a. Deskripsi Hasil Pretest sebelum Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) Terhadap Hasil

Belajar Matematika kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kabupaten

Takalar

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN NO

44 Manongkoki II Kabupaten Takalar mulai pada tanggal 15 Juli – 5 Agustus

2019.Adapun hasil analisis terhadap nilai pretest yang diberikan pada siswa

sebelum diberikan perlakuan (Treatment) kelas V SDN NO 44 Manongkoki II

Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Tingkat Hasil belajar Pretest

No. Skor Kriteria Frekuensi Presentase

1. - %
85 – 100 Sangat Tinggi
2. 5 25%
65 – 84 Tinggi
3. 10 50%
55 – 64 Sedang

47
48

4. 5 25%
35 – 54 Rendah
5. - %
0 – 34 Sangat Rendah
Jumlah 20 100%

Berdasarkan data yang dilihat pada tabel 4.1 di atas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar Matematika murid kelas V pada tahap pretest

dengan menggunakan instrument test dikategorikan sangat rendah 0,00 %, rendah

yaitu 25%, sedang yaitu 50 %, tinggi 25% dan sangat tinggi berada pada

presentase 0,00 %. Melihat dari hasil presentase yang ada, dapat dikatakan bahwa

hasil belajar Matematika sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran Realistic

Mathematic Education rendah.

b. Hasil Belajar (Postest) Setelah Menggunakan Pendekatan Pembelajaran

Realistic Mathematic Education Terhadap Hasil Belajar Matematika

Murid SDN NO 44 Manongkoki II Kab. Takalar

Selama penelitian belangsung terjadi perubahan terhadap kelas V

setelah diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang

datanya diperoleh setelah diberikan posttest. Perubahan tersebut dapat

dilihat dari data hasil belajar Matematika Murid kelas V SDN NO 44

Manongkoki II Kabupaten Takalar menggunakan pendekatan pembelajaran

Realistic Mathematic Education. Data perolehan skor hasil belajar

Matematika murid kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kabupaten Takalar


49

setelah penerapan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic

Education, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Tingkat Hasil belajar Posttest

No. Skor Kriteria Frekuensi Presentase

1. 85 – 100 Sangat Tinggi 17 85%

2. 65 – 84 Tinggi 3 15%

3. 55 – 64 Sedang - %

4. 35 – 54 Rendah - %

5. 0 – 34 Sangat Rendah - %

Jumlah 20 100%

Berdasarkan data yang dilihat pada tabel 4.2 diatas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar murid pada tahap posttest dengan menggunakan

instrument tes dikategorikan sangat Tinggi yaitu 85%, tinggi 25%, sedang yaitu

0,00%, rendah yaitu 0,00% , sangat rendah yaitu 0,00%. Melihat dari hasil

presentase yang ada maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar Matematika murid

kelas V setelah diterapkan pengaruh pendekatan pembelajaran Realistic

Mathematic Education tinggi.


50

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

Presentase Kategori Frekuensi Persentase

Skor Pretest Posttest Pretest Posttest

0 – 69 Tidak Tuntas 15 0 75% 0.00%

70 – 100 Tuntas 5 20 25% 100%

Jumlah 20 20 100% 100%

Apabila tabel 4.3 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar

murid yang ditentukan oleh peneliti, dapat disimpukan bahwa hasil belajar

Matematika murid kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kabupaten Takalar telah

memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar setelah di berikan tindakan dengan

menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), karna siswa

yang tuntas adalah 100% (sangat tinggi 85% dan Tinggi 15%) sedangkan sebelum

diberikan tindakan siswa yang tuntas hanya 25% dan yang tidak tuntas 75%.

Berdasarkan data yang dilihat pada tabel 4.3 di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN No 44

Manongkoki II dengan pemberian tindankan dengan menggunakan Pendekatan

Realistic Mathematics Education pada tahap posttest dengan menggunakan

instrument tes dikategorikan Tinggi – sangat tinggi.


51

c. Uji Hipotesis

Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut

1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus



Md =

= 32

2. Mencari harga “∑ ” dengan menggunakan rumus :

(∑ )
∑ =∑ –

( )
= 21,450 -

,
= 21,450 –

= 21,450 – 20,480

= 970

3. Menentukan harga t hitung dengan menggunakan rumus :

t = ∑
( )

t =
( )

t =

t = ,

t = ,

t = 7,23
52

4. Menentukan harga t tabel

Untuk Menentukan harga t tabel dengan mencari t tabel menggunakan tabel

distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan d.b = N-1= 20-1 = 19 maka

diperoleh t 0,05 = 2.09

Setelah diperoleh t hitung 7,23 t tabel = 2.09 maka diperoleh t hitung .> t tabel

atau 7,23>2.09 sehingga dapat di simpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima .

ini berarti bahwa terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran

Realistic Mathematic Education terhadap hasil belajar Matematika murid kelas V

SDN NO 44 Manongkoki II Kecamatan Polut Kabupaten Takalar.

d. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Per
Banyak Siswa sen
No. Indikator Pengamatan tase
1 2 3 4 5

1. Siswa yang hadir dalam proses belajar P 18 20 20 P 98%


mengajar

2. Siswa yang datang tepat waktu 10 menit 16 20 19 95%


sebelum proses pembelajaran berlangsung R O

3. Siswa yang diam dan tenang dalam 18 20 20


98%
mengikuti proses pembelajaran
E
4. Siswa yang fokus pada materi pelajaran saat 17 18 20 S
pembelajaran berlangsung 95%

98%
5. Siswa yang antusias dalam mengikuti proses T 18 20 20 T
pembelajaran

6. Siswa aktif mencatat materi pelajaran E 17 19 20 T 96%


53

97%
7. Siswa aktif bertanya dan menjawab S 18 19 20 E
pertanyaan dalam proses pembelajaran
98%
8. Siswa yang mengerjakan tugas di berikan 18 20 20
oleh guru T S

92%
9. Siswa yang tepat waktu mengumpulkan tugas 15 18 19

10. Siswa yang mengerjakan tugas sesuai dengan 18 19 19 T


petunjuk 96%

98%
11. Siswa yang pulang tepat waktu 18 20 20

Di lihat dari lembar hasil observasi aktivitas siswa, terjadi peningkatan

terhadap kehadiran siswa setelah diterapkannya pendekatan Realistic

Mathematics Education yakni rata-rata kehadiran siswa dalam kelas adalah

96,4%.

B. Pembahasan

Penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh pendekatan pembelajaran

Realistic Mathematic Education terhadap hasil Belajar Matematika Pada siswa

kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kecamatan Polut Kabupaten Takalar.

Adapun hasil yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu hasil belajar setelah

diberikan pretest dengan pemberian 10 butir soal pilihan ganda terhadap murid

kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kecamatan Polut Kabupaten Takalar dengan

nilai rata-rata dibawah standar KKM, yakni mulai dari nilai 45-65. Setelah

melihat keadaan tersebut, maka selanjutnya peneliti memberikan perlakuan


54

(Treatment) dengan menerapkan pengaruh pendekatan Pembelajaran Realistic

Mathematic Education tersebut.

Dengan harapan peneliti akan terdapat perubahan atau pengaruh yang

signifikan dan bertujuan untuk mendorong murid untuk belajar berpikir kritis

dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam

contoh gambar yang disajikan, sehingga dalam hal ini peneliti mampu melihat

hasil belajar murid.

Kemudian pada tahap selanjutnya, untuk melihat perkembangan hasil

belajar murid maka peneliti kemudian memberikan postest dengan pemberian 10

butir soal pilihan ganda terhadap murid. Dari hasil posttest tersebut peneliti dapat

menemukan, setelah penerapan pengaruh pendekatan pembelajaran Realistic

Mathematic Education hasil belajar Matematika murid kelas V SDN NO 44

Manongkoki II Kecamatan Polut Kabupaten Takalar, ternyata terdapat pengaruh

yang signifikan, dilihat dari perhitungan rata-rata nilai murid telah mencapai

KKM Pembelajaran, yakni skor nilai terendah 80 dan skor nilai tertinggi 100.

Hasil penelitian ini diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul,dan teknik analisis inferensial

digunakan untuk menarik kesimpulan tentang populasi dan sampel yang ditarik

dari populasinya. Pengujian yang digunakan adalah uji signifikan (Uji-t).


55

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus

uji t, dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 7,23. dengan frekuensi (dk)

sebesar 20 – 1 = 19 , pada taraf signifikan 5 % diperoleh t tabel = 2.09. Oleh

karena t hitung > t tabel pada taraf signifikan 5 % , maka hipotesis nol (H0) ditolak

dan hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti penerapan pendekatan

pembelajaran Realistic Mathematic Education berpengaruh terhadap hasil belajar

MATEMATIKA Murid Kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kecamatan Polut

Kabupaten Takalar.
56

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Kelas V SDN NO 44 Manongkoki II

Kecamatan Polut Kabupaten Takalar yang mengkaji tentang pengunaan

pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic Education terhadap hasil belajar

Matematika murid kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kecamatan Polut

Kabupaten Takalar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Penerapan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic Education. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Hasil

belajar Matematika murid kelas V SDN NO 44 Manongkoki II Kecamatan

Polut Kabupaten Takalar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

Realistic Mathematic Education dapat meningkatkan dari rata-rata nilai pretest

53,5 meningkatkan menjadi 88,5 dari rata-rata posttest.

2. Selain hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN No.44 Manongkoki II

Kecamatan Polut Kabupaten Takalar yang meningkat setelah diterapkannya

pendekatan Realistic Mathematics Education, kehadiran siswa dalam kelaspun

meningkat. Dilihat dari hasil observasi kegiatan siswa, rata-rata keaktifan dan

antusias siswa dalam kelas yaitu 96,4%

3. Secara statistik dapat dibuktikan adanya pengaruh hasil belajar murid dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education

terhadap mata pelajaran Matematika.

56
57

4. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh tHitung= 7,23 dan tTabel = 2.09 maka

diperoleh tHitung > tTabel atau 7,23>2.09. Maka H0 ditolak dan H1 diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

Dalam mengajarkan materi pelajaran, yang pertama-tama harus diperhatikan

oleh seorang guru adalah bagaimana memilih suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan karena dengan

pemilihan model yang tepat dapat membantu murid untuk meningkatkan hasil

belajar Matematika.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, penerapan pendekatan pembelajaran

Realistic Mathematic Education sebaiknya dijadikan sebagai salah satu

penerapan pendekatan pembelajaran di kelas V SDN NO 44 Manongkoki II

Kecamatan Polut Kabupaten Takalar karena dapat meningkatkan hasil belajar

Matematika murid.

Diharapkan pada pihak sekolah agar memaksimalkan sarana dan prasarana

misalnya buku cetak dan alat tulis serta alat peraga yang akan membantu dalam

proses pembelajaran.

Kepada calon peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat

pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic Education serta memperkuat

hasil penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rianeka Cipta.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI.


Jakarta: BNSP

Grevemeijer.2018. Developing Realistic Mathematics Education. Netherlands:


Frudental Institude

Isrok’atun dam Amelia Rosmala, 2018. Model-Model Pembelajaran Matematika.


Bandung: Bumi Aksara.

Mahsyeto. G,dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Tangerang Selatan.


Universitas Terbuka

Maulana. 2008. Dasar-Dasar Keilmuan Matematika. Bandung: Royyan Press

Ningsih,S. 2014. Realistic Mathematics Education : Model Alternatif


Pembelajaran Matematika Sekolah. JPM IAIN Antasari

Prof.Dr.Emzir,M.Pd.2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif &


Kualitatif.Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset

Ruseffendi, E.T. 2017. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan


Kompetensinya dalam Pengjaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito

Sinring, Abdullah, dkk. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Program S-1.Makassar:


Fakultas Ilmu Pendidikan UNM.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Subarinah,S. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta :


Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumirattana, S., Makanng., dan Thipkong,S. 2017. ”Using Realistic Mathematics


Education and The DAPIC Problem Solving Process to Enhance
Secondary School Students’ Mathematical Literacy”. Kasetsart Journal of
Social Sciences.
Suwangsih, E. & Triurlina. 2010. Model Pembelajaran Matematika. Bandung :
UPI Press.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang.

Yuhasriati.2012. “Pendekatan Realistik dalam Pembeljaran Matematika. Jurnal


Peluang

Yamin, Martinis. (2008). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan


Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
LAMPIRAN : 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN No. 44 Manongkoki II

Mata Pelajaran : Matematika

Pelajaran : Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Sub Pelajaran : Penjumlahan pecahan penyebut beda

Kelas/Semeste r : V/1 (Ganjil)

Pertemuan : 1

Alokasi waktu :90 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.1. Menjelaskan dan melakukan 3.1.1. Memahami cara penjumlahan
penjumlahan dan pengurangan terhadap berbagai bentuk pecahan
dua pecahan dengan penyebut dengan penyebut berbeda
berbeda
4.1. Menyelesaikan masalah yang 4.1.1. Mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan berkaitan dengan penjumlahan dan
dan pengurangan dua pecahan pengurangan dua pecahan dengan
dengan penyebut berbeda penyebut berbeda

C. TUJUAN
1. Melalui penjelasan huru siswa mampu memahami cara Penjumlahan
terhadap berbagai bentuk pecahan dengan penyebut berbeda.
2. Melalui berbagai latian dan percobaan siswa mampu mengidentifikasi
masalah yang berkaitan dengan Penjumlahan dua pecahan dengan
penyebut berbeda.

D. MATERI
1. Penjumlahan Pecahan Penyebut berbeda.

E. PENDEKATAN &METODE
Pendekatan : Realistic Mathematics Education (RME)

Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)


F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan waktu

Kegiatan 1. Guru memberikan salam dan mengajak


Pendahuluan berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing,
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak dan lagu yang relevan
4. Guru memberi motivasi dan kegiatan 15

untuk menambah konsentrasi siswa Menit

5. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak


dalam mengawali kegiatan pembelajaran
serta menyapa anak.
6. Guru mengulas kembali materi yang
disampaikan sebelumnya
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari
ini
Kegiatan A. Mengamati
1. Sebelum memasuki materi utama
Inti
Penjumlahan penyebut beda, guru
mengingatkan kembali konsep
60
Penjumlahan penyebut sama terlebih
Menit
dahulu sampai siswa memahami konsep
penjumlahan penyebut sama.

2. Guru memberikan contoh latihan


konsep Penjumlahan pecahan dengan
menggunakan contoh yang realistis
yang sering dijumpai siswa dalam
kehidupan sehari-hari

+ =.....

+ =....

3. Siswa mencermati bentuk Penjumlahan


pecahan penyebut beda yang dijelaskan
guru.

4. Siswa mencermati cara menyelesaikan


masalah penjumlahan terkait dengan
pecahan penyebut beda

B. Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
yang disampaikan

2. Siswa menanyakan penjelasan guru


yang belum dipahami tentang
penjumlahan Pecahan Penyebut
berbeda.

3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa


dengan menggunakan contoh yang
realistis.

C. Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan
temannya tentang penjumlahan
pecahan penyebut beda.

2. Guru menunjuk beberapa siswa


untuk maju dan menjelaskan hasil
diskusi tentang penjumlahan
pecahan penyebut beda dengan
bimbingan guru.

3. Guru memberikan pembenaran dan


masukan apabila terdapat kesalahan
atau kekurangan pada siswa.

4. Guru menyatakan bahwa siswa telah


paham penjumlahan pecahan
penyebut beda.

D. Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan
pecahan penyebut beda kepada
siswa.
Kerjakanlah :
+ =

+ =

+ =

2. Guru meminta siswa untuk


mengerjakan soal latihan tersebut
secara individu

3. Guru menunjuk beberapa siswa


untuk menuliskan hasil pekerjaanya
di depan kelas secara bergantian

E. Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan secara lisan
kepada teman- temanya tentang
pengurangan dan penjumlahan
pecahan penyebut beda. Siswa
menyampaikan manfaat belajar
pengurangan dan penjumlahan
pecahan penyebut beda yang
dilakauan secara lisan di depan
teman dan guru.

Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi dan


Penutup kesimpulan dari pengurangan dan
penjumlahan pecahan penyebut beda.
2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa 15
dan memberikan motivasi Menit
3. Guru menyampaikan pesan moral hari ini
dengan bijak
4. Salam dan do’a penutup.

G. SUMBER BELAJAR

1. Buku Siswa MATEMATIKA Kelas V


2. Buku Petunjuk Guru MATEMATIKA Kelas V
H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Kue
2. Buah-buahan

I. RUBRIK PENILAIAN

 Kognitif
No. Nama Siswa Jawaban Salah Jawaban Benar Jumlah Skor Akhir
 Afektif

SIKAP

No. Nama Kerja Sama Tangung Jawab Teiliti

SB B C K SB B C KB SB B C KB

Catatan : Beri tanda centang pada kolom yang sesuai


Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
KB : Kurang Baik

 Psikomotorik
Aspek yang Perlu
Sangat baik Baik Cukup
dinilai Bimbingan
Kerja Sama Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa belum
bekerjasama bekerjasama bekerjasama mampu
dan menghargai tetapi kurang tetapi tidak bekerjasama
teman menghargai menghargai dan tidak
teman teman menghargai
teman
Ketepatan Siswa Sebagian Sebagian Belum dapat
Waktu mengerjakan besar semua kecil semua menyelesaikan
semua latihan soal soal di semua soal
soal sesuai diselesaikan selesaikan sesuai dengan
dengan waktu sesuai dengan sesuai dengan waktu yang
yang telah waktu yang waktu yang telah
ditentukan telah telah ditentukan
ditentukan ditentukan

Takalar, Agustus 2019

Mengetahui,

KEPALA SDN O.44 MANONGKOKI II Mahasiswa

MUHAMMAD,S.Pd MUSFIRAH
NIP.19601231 198206 1 085 NIM. 105409616 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN No. 44 Manongkoki II

Mata Pelajaran : Matematika

Pelajaran : Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Sub Pelajaran : Pengurangan pecahan penyebut beda

Kelas/Semeste r : V/1 (Ganjil)

Pertemuan :2

Alokasi waktu : 90 Menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dantetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKTOR

Kompetensi Dasar Indikator


3.1. Menjelaskan dan 3.1.2. memahami cara pengurangan
melakukan penjumlahan terhadap berbagai bentuk pecahan dengan
dan pengurangan dua penyebut berbeda
pecahan dengan
penyebut berbeda
4.1. Menyelesaikan masalah 4.1.1. Mengidentifikasi masalah yang
yang berkaitan dengan berkaitan dengan penjumlahan dan
penjumlahan dan pengurangan dua pecahan dengan
pengurangan dua penyebut berbeda
pecahan dengan
penyebut berbeda

C. TUJUAN
1. Melalui penjelasan huru siswa mampu memahami cara pengurangan
terhadap berbagai bentuk pecahan dengan penyebut berbeda.
2. Melalui berbagai latian dan percobaan siswa mampu mengidentifikasi
masalah yang berkaitan dengan pengurangan dua pecahan dengan
penyebut berbeda.

D. MATERI
1. Pengurangan Pecahan Penyebut berbeda.

E. PENDEKATAN & MODEL PEMBELAJARAN


Pendekatan : Realistic Mathematics Education (RME)

Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)


F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa


Pendahuluan menurut agama dan keyakinan masing-
masing,
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak
dan lagu yang relevan
4. Guru memberi motivasi dan kegiatan untuk
15 Menit
menambah konsentrasi siswa
5. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak
dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta
menyapa anak.
6. Guru mengulas kembali materi yang
disampaikan sebelumnya
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

Kegiatan A. Mengamati
Inti 1. Sebelum memasuki materi utama
pengurangan penyebut beda, guru
mengingatkan kembali konsep
pengurangan penyebut sama terlebih 60 Menit
dahulu sampai siswa memahami konsep
pengurangan penyebut sama.

2. Guru memberikan contoh latihan konsep


pengurangan pecahan dengan
menggunakan contoh yang realistis yang
sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari.

- =.....

- =....

3. Siswa mencermati bentuk pengurangan


pecahan penyebut beda yang dijelaskan
guru.

4. Siswa mencermati cara menyelesaikan


masalah pengurangan terkait dengan
pecahan penyebut beda

B. Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan

2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang


belum di pahami tentang pengurangan
Pecahan Penyebut berbeda.
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.

C. Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan
temannya tentang penjumlahan pecahan
penyebut beda.

2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk


maju dan menjelaskan hasil diskusi
tentang penjumlahan pecahan penyebut
beda dengan bimbingan guru.

3. Guru memberikan pembenaran dan


masukan apabila terdapat kesalahan atau
kekurangan pada siswa.

4. Guru menyatakan bahwa siswa telah


paham pengurangan pecahan penyebut
beda.

D. Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan pecahan
penyebut beda kepada siswa.
Kerjakanlah :

- =.....
- =

- =.......

2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan


soal latihan tersebut secara individu

3. Guru menunjuk beberapa siswa untuk


menuliskan hasil pekerjaanya di depan
kelas secara bergantian

E. Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan secara lisan
kepada teman-temanya tentang
pengurangan pecahan penyebut beda.
Siswa menyampaikan manfaat belajar
pengurangan pecahan penyebut beda yang
dilakukan secara lisan di depan teman dan
guru.
Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi dan
Penutup kesimpulan dari pengurangan pecahan
penyebut beda.
2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan 15 Menit

memberikan motivasi
3. Guru menyampaikan pesan moral hari ini
dengan bijak
4. Salam dan do’a penutup.

G. SUMBER BELAJAR

1. Buku Siswa MATEMATIKA Kelas V


2. Buku Petunjuk Guru MATEMATIKA Kelas V

H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Kue
2. Buah-buahan

I. RUBRIK PENILAIAN

 Kognitif
No. Nama Siswa Jawaban Salah Jawaban Benar Jumlah Skor Akhir
 Afektif

SIKAP

No. Nama Kerja Sama Tangung Jawab Teiliti

SB B C K SB B C KB SB B C KB

Catatan : Beri tanda centang pada kolom yang sesuai


Keterangan : SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
KB : Kurang Baik

 Psikomotorik
Aspek yang
Sangat baik Baik Cukup Perlu Bimbingan
dinilai
Kerja Sama Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa belum
bekerjasama dan bekerjasama bekerjasama mampu
menghargai tetapi kurang tetapi tidak bekerjasama dan
teman menghargai menghargai tidak menghargai
teman teman teman
Ketepatan Siswa Sebagian Sebagian kecil Belum dapat
Waktu mengerjakan besar semua semua soal di menyelesaikan
semua latihan soal selesaikan semua soal
soal sesuai diselesaikan sesuai dengan sesuai dengan
dengan waktu sesuai dengan waktu yang waktu yang telah
yang telah waktu yang telah ditentukan ditentukan
ditentukan telah
ditentukan

Takalar, Agustus 2019

Mengetahui,
KEPALA SDN O.44 MANONGKOKI II Mahasiswa

MUHAMMAD,S.Pd MUSFIRAH
NIP.19601231 198206 1 085 NIM. 105409616 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN No. 44 Manongkoki II

Mata Pelajaran : Matematika

Pelajaran : Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Sub Pelajaran : Pemecahan Masalah

Kelas/Semeste r : V/1 (Ganjil)

Pertemuan : 3

Alokasi waktu : 90 Menit

A. KOMPETENSIINTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DANINDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.1. Menjelaskan dan melakukan 3.1.3. memahami cara penjumlahan
penjumlahan dan pengurangan dua dan pengurangan terhadap berbagai
pecahan dengan penyebut berbeda bentuk pecahan dengan penyebut
berbeda
4.1. Menyelesaikan masalah yang 4.1.1. Mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan dan berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan dengan pengurangan dua pecahan dengan
penyebut berbeda penyebut berbeda

C. TUJUAN
1. Siswa mampu memahami cara untuk menyelesaikan masalah tentang
penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebut berbeda
2. Siswa mampu menghitung/mencari penjumlahan dan pengurangan
pecahan yang berpenyebut berbeda
3. Siswa mampu mengidentifikasi masalah penjumlahan dan pengurangan
pecahan berpenyebut berbeda
4. Siswa mampu menyelesaikan masalah penjumlahan dan pengurangan
pecahan berpenyebut berbeda

D. MATERI
1. Pemecahan masalah,

E. PENDEKATAN &METODE
Pendekatan :Realistic Mathematics Education (RME)

Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)


F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa


Pendahuluan menurut agama dan keyakinan masing-masing,
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan
lagu yang relevan
4. Guru memberi motivasi dan kegiatan untuk
menambah konsentrasi siswa 15 Menit
5. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa
anak.
6. Guru mengulas kembali materi yang disampaikan
sebelumnya
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

Kegiatan A. Mengamati
Inti 1. Siswa mencermati bentuk penjumlahan dan
pengurangan pecahan yang berpenyebut
berbeda,dengan menggunakan contoh kegiatan
sehari-hari.

60 Menit
2. Menjelaskan cara menyelesaikan masalah
penjumlahan dan pengurangan terkait dengan
pecahan yang berpenyebut berbeda.

B. Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan

2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang


belum di pahami tentang penjumlahan dan
pengurangan pecahan yang berpenyebut
berbeda.

3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.

C. Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya
tentang penjumlahan dan pengurangan
pecahan yang berpenyebut berbeda.

2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju


dan menjelaskan hasil diskusi tentang
penjumlahan dan pengurangan pecahan yang
berpenyebut berbeda dengan bimbingan guru.

3. Guru memberikan pembenaran dan masukan


apabila terdapat kesalahan atau kekurangan
pada siswa.

4. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham


tentang penjumlahan dan pengurangan
pecahan yang berpenyebut berbeda.
D. Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan pecahan yang
berpenyebut berbeda kepada siswa.
• Ani berbelanja di pasar bersama ibunya. Ani
membeli 1 kg daging sapi 1 kg beras, dan kg

tepung terigu. Berapa kg berat semua belanjaan


Ani?
=1 +1 +

2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal


latihan tersebut secara individu

3. Guru menunjuk beberapa siswa untuk


menuliskan hasil pekerjaannya didepan kelas
secara bergantian

Hasilnya:
=1 + 1 +

=1 +1 +

=2

=3

Jadi berat semua belanjaan Ani adalah 3 kg

E. Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada
teman-temanya tentang penjumlahan dan
pengurangan pecahan yang berpenyebut
berbeda.
2. Siswa menyampaikan manfaat belajar
penjumlahan dan pengurangan pecahan yang
berpenyebut berbeda yang dilakauan secara
lisan di depan teman dan guru.

Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi dan


Penutup kesimpulan dari penjumlahan dan pengurangan
pecahan yang berpenyebut berbeda.

2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan


memberikan motivasi 15 Menit

3. Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan


bijak

4. Salam dan do’a penutup

G. SUMBER BELAJAR

3. Buku Siswa MATEMATIKA Kelas V


4. Buku Petunjuk Guru MATEMATIKA Kelas V

H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Kue
2. Buah-buahan
I. RUBRIK PENILAIAN

 Kognitif

No. Nama Siswa Jawaban Salah Jawaban Benar Jumlah Skor Akhir

 Afektif

SIKAP

No. Nama Kerja Sama Tangung Jawab Teiliti

SB B C K SB B C KB SB B C KB

Catatan : Beri tanda centang pada kolom yang sesuai


Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
KB : Kurang Baik

 Psikomotorik
Aspek yang Perlu
Sangat baik Baik Cukup
dinilai Bimbingan
Kerja Sama Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa belum
bekerjasama bekerjasama bekerjasama mampu
dan menghargai tetapi kurang tetapi tidak bekerjasama
teman menghargai menghargai dan tidak
teman teman menghargai
teman
Ketepatan Siswa Sebagian Sebagian Belum dapat
Waktu mengerjakan besar semua kecil semua menyelesaikan
semua latihan soal soal di semua soal
soal sesuai diselesaikan selesaikan sesuai dengan
dengan waktu sesuai dengan sesuai dengan waktu yang
yang telah waktu yang waktu yang telah
ditentukan telah telah ditentukan
ditentukan ditentukan

Takalar, Agustus 2019

Mengetahui,

KEPALA SDN O.44 MANONGKOKI II Mahasiswa

MUHAMMAD,S.Pd MUSFIRAH
NIP.19601231 198206 1 085 NIM. 105409616 15
LAMPIRAN : 4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Per
Banyak Siswa sen
No. Indikator Pengamatan tase
1 2 3 4 5

1. Siswa yang hadir dalam proses belajar P 18 20 20 P 98%


mengajar

2. Siswa yang datang tepat waktu 10 menit 16 20 19 O 95%


sebelum proses pembelajaran berlangsung R

3. Siswa yang diam dan tenang dalam 18 20 20 S


98%
mengikuti proses pembelajaran
95%
4. Siswa yang fokus pada Materi pelajaran pada E 17 18 20
saat proses belajar mengajar berlangsung T
98%
5. Siswa yang antusias dalam mengikuti proses 18 20 20
pembelajaran
T T
6. Siswa aktif mencatat materi pelajaran 17 19 20 96%

7. Siswa aktif bertanya dan menjawab 18 19 20


pertanyaan dalam proses pembelajaran E 97%
E
98%
8. Siswa yang mengerjakan tugas di berikan 18 20 20
oleh guru

9. Siswa yang tepat waktu mengumpulkan tugas 15 18 19 S 92%


S
96%
10. Siswa yang mengerjakan tugas sesuai dengan 18 19 19
petunjuk

11. Siswa yang pulang tepat waktu T 18 20 20 T 98%


LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS

Pertemuan :I

Hari/Tanggal : 27 Juli 2019

No. Indikator Ya Tidak Deskrisi

1 Guru mengecek kehadiran siswa  Terlaksana sesuai dengan


RPP

2 Guru menyiapkan fisik dan  Memberikan pengarahan


psikis anak dalam mengawali kepada siswa bahwa
kegiatan pembelajaran serta dalam mengingat
menyapa anak pengalaman yang kita
miliki membutuhkan
suasana yang tenang

3 Menyampaikan tujuan  Terlaksana dengan baik


pembelajaran sesuai dengan RPP

4 Guru menjelaskan materi  Menjelaskan materi


pembelajaran menggunakan peta pembelajaran tentang
konsep pecahan dengan peta
konsep dan
memerintahkan siswa
untuk mencatat apa yang
disampaikan oleh guru

5 Memberikan siswa kesempatan  Guru memberikan


untuk betanya mengenai materi kesempatan kepada siswa
yang telah diberikan untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah
diberikan

6 Guru membagikan LKS kepada  Sudah terlaksana dengan


masing masing siswa baik dan siswa
mengerjakan LKS
dengan tenang

7 Guru membimbing siswa dalam  Tidak membimbing


mengerjakan LKS siswa dalam menjelaskan
soal yang diberikan
8 Siswa mempresentasikan hasil  Membacakan hasil
kerjanya kerjanya di depan siswa
lainnya

9 Siswa dan guru bersama-sama  Guru tidak membahas hal


membahas materi yang belum yang belum tuntas
tuntas terhadap materi pelajaran

10 Guru mengadakan evaluasi  Guru telah mengadakan


evaluasi dengan
memberikan pertanyaan
yang behubungan dengan
pecahan dan tidak keluar
dari materi pelajaran.
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS

Pertemuan :2

Hari/Tanggal : 29 Juli 2019

No. Indikator Ya Tidak Deskripsi

1 Guru mengecek kehadiran siswa  Terlaksana sesuai dengan


RPP

2 Guru menyiapkan fisik dan  Memberikan pengarahan


psikis anak dalam mengawali kepada siswa bahwa
kegiatan pembelajaran serta dalam mengingat
menyapa anak pengalaman yang kita
miliki membutuhkan
suasana yang tenang

3 Menyampaikan tujuan  Terlaksana dengan baik


pembelajaran sesuai dengan RPP

4 Guru menjelaskan materi  Menjelaskan materi


pembelajaran menggunakan peta pembelajaran tentang
konsep pecahan dengan peta
konsep dan
memerintahkan siswa
untuk mencatat apa yang
disampaikan oleh guru

5 Memberikan siswa kesempatan  Guru memberikan


untuk betanya mengenai materi kesempatan kepada siswa
yang telah diberikan untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah
diberikan

6 Guru membagikan LKS kepada  Sudah terlaksana dengan


masing masing siswa baik dan siswa
mengerjakan LKS
dengan tenang

7 Guru membimbing siswa dalam  Tidak membimbing


mengerjakan LKS siswa dalam menjelaskan
soal yang diberikan
8 Siswa mempresentasikan hasil  Membacakan hasil
kerjanya kerjanya di depan siswa
lainnya

9 Siswa dan guru bersama-sama  Guru tidak membahas hal


membahas materi yang belum yang belum tuntas
tuntas terhadap materi pelajaran

10 Guru mengadakan evaluasi  Guru telah mengadakan


evaluasi dengan
memberikan pertanyaan
yang behubungan dengan
pecahan dan tidak keluar
dari materi pelajaran.
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS

Pertemuan :3

Hari/Tanggal : 3 Agustus 2019

No. Indikator Ya Tidak Deskrisi

1 Guru mengecek kehadiran siswa  Terlaksana sesuai dengan


RPP

2 Guru menyiapkan fisik dan  Memberikan pengarahan


psikis anak dalam mengawali kepada siswa bahwa
kegiatan pembelajaran serta dalam mengingat
menyapa anak pengalaman yang kita
miliki membutuhkan
suasana yang tenang

3 Menyampaikan tujuan  Terlaksana dengan baik


pembelajaran sesuai dengan RPP

4 Guru menjelaskan materi  Menjelaskan materi


pembelajaran menggunakan peta pembelajaran tentang
konsep pecahan dengan peta
konsep dan
memerintahkan siswa
untuk mencatat apa yang
disampaikan oleh guru

5 Memberikan siswa kesempatan  Guru memberikan


untuk betanya mengenai materi kesempatan kepada siswa
yang telah diberikan untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah
diberikan

6 Guru membagikan LKS kepada  Sudah terlaksana dengan


masing masing siswa baik dan siswa
mengerjakan LKS
dengan tenang

7 Guru membimbing siswa dalam  Tidak membimbing


mengerjakan LKS siswa dalam menjelaskan
soal yang diberikan
8 Siswa mempresentasikan hasil  Membacakan hasil
kerjanya kerjanya di depan siswa
lainnya

9 Siswa dan guru bersama-sama  Guru tidak membahas hal


membahas materi yang belum yang belum tuntas
tuntas terhadap materi pelajaran

10 Guru mengadakan evaluasi  Guru telah mengadakan


evaluasi dengan
memberikan pertanyaan
yang behubungan dengan
pecahan dan tidak keluar
dari materi pelajaran.
LAMPIRAN : 5

Soal Pretest

1. − =....

a.

b.

c. 2

d. 1

2. − =....

a.

b.

c.

d.

3. + =....

a.

b.

c.

d.
4. + =....

a.

b.

c.

d.

5. − + =....

a.

b.

c.

d.

6. Buatlah gambar sesuai dengan nilai


dan

a. Dan

b. Dan

c. Dan
d. Dan

7. Tentukanlah nilai pecahan pada gambar berikut!

Dan

a. dan

b. dan

c. dan

d. dan

8. Ibu akan membuat berbagai macam kue untuk ulang tahun Ifa. Ibu

memiliki telur kg. Telur yang di perlukan ternyata masih kurang. Ibu

meminta Ifa membeli telur kg. Banyak telur yang dimiliki ibu .....

a.

b.

c.

d.
9. Eka mempunyai pita sepanjang m. Kemudian, ia membagikan pada

teman-temannya m. Panjang pita eka sekarang adalah .....

a.

b.

c.

d.

10. Ibu memiliki liter minyak goreng. Sebanyak


liter digunakan untuk

menggoreng. Berapa liter minyak yang masih dimiliki ibu?

a.

b.

c.

d.
Soal Posttest

1. − + =....

a.

b.

c.

d.

2. + =....

a.

b.

c.

d.

3. + =....

a. 2

b.

c. 1

d. 2
4. − =....

a.

b.

c.

d.

5. Pak Beni mempunyai lahan seluas ha. Sebanyak ha dari lahannya

ditanami kedelai, ha ditanami ketela, dan sisanya ditanami jagung. Lahan

Pak Beni yang ditanami jagung seluas....

a.

b.

c.

d.

6. Ayah membeli jeruk kg. Kemudian, ayah membel lagi kg jeruk.

Sebanyak kg diberikan kepada paman. Sisa jeruk yang dimiliki ayah.....

a. 3

b. 3

c. 3

d. 3
7. Ibu mempunyai kg tepung. Ibu memberikan tepung kepada Bu Ita kg.

Kemudian Bu Ade memberikan tepung kepada Ibu sebanyak kg. Berapa

kg tepung yang dimiliki Ibu?

a.

b.

c.

d.

8. Pilihlah gambar berikut sesuai dengan nilai pecahan dan

a.

b.

c.

d. dan
9. Pilihlah gambar yang sesuai dengan nilai pecahan dan

a. dan

b. dan

c. dan

d. dan

10. Eka mempunyai pita sepanjang m. Kemudian, ia membagikan pada

teman-temannya m. Panjang pita eka sekarang adalah .....

a.

b.

c.

d.
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST

1. a

2. b

3. c

4. b

5. a

6. d

7. c

8. b

9. a

10. b
KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST

1. b

2. c

3. b

4. d

5. d

6. a

7. a

8. d

9. c

10. d
LAMPIRAN : 6

Skor Nilai Pretest

No Nama Siswa Nilai Pretest

1. Rahmat Hidayat 55

2. Maryam 50

3. Safira Putri Natasia 65

4. 60
Syamsul Zuhair
5. Sitti Yulia Qur’ani 50

6. Muh. Rifki Syahid 60

7. Muh. Ghaisan Sayaddad 55

8. Muh.Aksa Arif 45

9. Muh. Ghaly Khairan 60

10. Zaki Zaenal Muttaqin 45

11. Ariqah Fatinah Asrul 65

12. Putri Humairah 50

13. Fausan Alfarisi Derman 55

14. Fadly Ahmad Baharuddin 60

15. Azizah Aulia Sulaiman 65

16. Noura Aini Aqila 60

17. Safwa Ainun Najla 65

18. Fakhirah Nuramalia 60


19. St. Khumairah 60

20. Nuraidah Sakinah 65

Skor Nilai Posttest

No Nama Siswa Nilai Pretest

1. Rahmat Hidayat 85

2. Maryam 85

3. Safira Putri Natasia 95

4. 95
Syamsul Zuhair
5. Sitti Yulia Qur’ani 80

6. Muh. Rifki Syahid 100

7. Muh. Ghaisan Sayaddad 85

8. Muh.Aksa Arif 80

9. Muh. Ghaly Khairan 85

10. Zaki Zaenal Muttaqin 85

11. Ariqah Fatinah Asrul 90

12. Putri Humairah 95

13. Fausan Alfarisi Derman 80

14. Fadly Ahmad Baharuddin 90

15. Azizah Aulia Sulaiman 90

16. Noura Aini Aqila 90

17. Safwa Ainun Najla 100


18. Fakhirah Nuramalia 85

19. St. Khumairah 85

20. Nuraidah Sakinah 90


LAMPIRAN : 1
DAFTAR HADIR MURID SDN NO 44 MANONGKOKI II

PertemuanKe-
No. Nama L/P I II III IV V
Pretest Postest
1. Rahmat Hidayat L √ √ √ √ √

2. Maryam P √ √ √ √ √

3. Safira Putri Natasia P √ √ √ √ √

4. L √ √ √ √ √
Syamsul Zuhair
5. Sitti Yulia Qur’ani P √ a √ √ √
6. Muh. Rifki Syahid L √ √ √ √ √
7. Muh. Ghaisan Sayaddad L √ √ √ √ √
8. Muh.Aksa Arif L √ √ √ √ √
9. Muh. Ghaly Khairan L √ √ √ √ √
10. Zaki Zaenal Muttaqin L √ √ √ √ √
11. Ariqah Fatinah Asrul P √ √ √ √ √
12. Putri Humairah P √ √ √ √ √
13. Fausan Alfarisi Derman L √ a √ √ √
14. Fadly Ahmad Baharuddin L √ √ √ √ √
15. Azizah Aulia Sulaiman P √ √ √ √ √
16. Noura Aini Aqila P √ √ √ √ √
17. Safwa Ainun Najla P √ √ √ √ √
18. Fakhirah Nuramalia P √ √ √ √ √
19. St. Khumairah P √ √ √ √ √
20. Nuraidah Sakinah P √ √ √ √ √
Keterangan:
√ = Hadir
a = Alpa
s = Sakit
i = Izin
LAMPIRAN : 3

Tabel Sumber data FromSPSS 24.0 for windows


Nama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ariqah F 1 5,0 5,0 5,0

Azizah A 1 5,0 5,0 10,0

Fadly Ah 1 5,0 5,0 15,0

Fakhirah 1 5,0 5,0 20,0

Fausan A 1 5,0 5,0 25,0

Maryam 1 5,0 5,0 30,0

Muh. Gha 2 10,0 10,0 40,0

Muh. Rif 1 5,0 5,0 45,0

Muh.Aksa 1 5,0 5,0 50,0

Noura Ai 1 5,0 5,0 55,0

Nuraidah 1 5,0 5,0 60,0

Putri Hu 1 5,0 5,0 65,0

Rahmat H 1 5,0 5,0 70,0

Safwa Ai 1 5,0 5,0 75,0

Sitti Yu 1 5,0 5,0 80,0

St. Khum 1 5,0 5,0 85,0

Syamsul 1 5,0 5,0 90,0

Zafira P 1 5,0 5,0 95,0

Zaki Zae 1 5,0 5,0 100,0


47
Total 20 100,0 100,0
Tabel Sumber data FromSPSS 24.0 for windows

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid L 9 45,0 45,0 45,0
P 11 55,0 55,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Tabel Sumber data FromSPSS 24.0 for windows

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 15 75,0 75,0 75,0
9 5 25,0 25,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Tabel Sumber data FromSPSS 24.0 for windows

Statistics
Nama Jenis Kelamin Umur
N Valid 20 20 20
Missing 0 0 0
a. Hasil Nilai Asli sebelum dilaksanakan Pretest

Tabel Sumber data FromSPSS 24.0 for windows

Nilai

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 50 2 10,0 10,0 10,0

55 3 15,0 15,0 25,0


60 10 50,0 50,0 75,0
65 5 25,0 25,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Tabel Sumber data FromSPSS 24.0 for windows

Nilai

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 45 2 10,0 10,0 10,0

50 3 15,0 15,0 25,0

55 3 15,0 15,0 40,0

60 7 35,0 35,0 75,0

65 5 25,0 25,0 100,0

Total 20 100,0 100,0


b. Hasil Belajar (Postest) Setelah Menggunakan Pendekatan Pembelajaran

Realistic Mathematic Education Terhadap Hasil Belajar Matematika

Murid SDN NO 44 Manongkoki II Kab. Takalar

Nilai

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 2 10,0 10,0 10,0

80 3 15,0 15,0 25,0


85 4 20,0 20,0 45,0
90 7 35,0 35,0 80,0
95 4 20,0 20,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

c. Pengaruh Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

Terhadap hasil Belajar murid kelas V SDN NO 44 Manongkoki II

Kabupaten Takalar

Pretest

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 50 2 10,0 10,0 10,0

55 3 15,0 15,0 25,0


60 10 50,0 50,0 75,0
65 5 25,0 25,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 100 2 10,0 10,0 10,0
80 3 15,0 15,0 25,0
85 4 20,0 20,0 45,0
90 7 35,0 35,0 80,0
95 4 20,0 20,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
LAMPIRAN : 7
\DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pelaksanaan Pretest

Gambar 3. Proses Pembelajaran I


Gambar 4. Proses Pembelajaran II

Gambar 5. Proses Pembelajaran III


Gambar 5. Pelaksanaan Posttest
RIWAYAT HIDUP

Musfirah dilahirkan di Manongkoki pada tanggal 15 Mei


1997, dari pasangan ayahanda H. Amirullah S.Pd dan Ibunda
Hj.Sohoda S.Pd. Penulis masuk Sekolah Dasar tahun 2003 di
SDN. Inp. No.109 Panrannuangku dan tamat tahun 2009.
Tamat di MTs Manongkoki tahun 2012, dan di Madrasah
Aliyah Manongkoki tahun 2015. Pada tahun yang sama
(2015), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata
Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2019.
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS

No. Indikator Ya Tidak Deskrisi

1 Guru mengecek kehadiran siswa Terlaksana sesuai dengan


RPP

2 Guru menyiapkan fisik dan Memberikan pengarahan


psikis anak dalam mengawali kepada siswa bahwa dalam
kegiatan pembelajaran serta mengingat pengalaman
menyapa anak yang kita miliki
membutuhkan suasana
yang tenang

3 Menyampaikan tujuan Terlaksana dengan baik


pembelajaran sesuai dengan RPP

4 Guru menjelaskan materi Menjelaskan materi


pembelajaran menggunakan peta pembelajaran tentang
konsep pecahan dengan peta
konsep dan
memerintahkan siswa
untuk mencatat apa yang
disampaikan oleh guru

5 Memberikan siswa kesempatan Guru memberikan


untuk betanya mengenai materi kesempatan kepada siswa
yang telah diberikan untuk bertanya tentang
pelajaran yang telah
diberikan

6 Guru membagikan LKS kepada Sudah terlaksana dengan


masing masing siswa baik dan siswa
mengerjakan LKS dengan
tenang

7 Guru membimbing siswa dalam Tidak membimbing siswa


mengerjakan LKS dalam menjelaskan soal
yang diberikan

8 Siswa mempresentasikan hasil Membacakan hasil


kerjanya kerjanya di depan siswa
lainnya

9 Siswa dan guru bersama-sama Guru tidak membahas hal


membahas materi yang belum yang belum tuntas
tuntas terhadap materi pelajaran

10 Guru mengadakan evaluasi Guru telah mengadakan


evaluasi dengan
memberikan pertanyaan
yang behubungan dengan
pecahan dan tidak keluar
dari materi pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai